Energi jahat

" kamu yakin kamu tidak apa-apa Key?" Reza kali ini sangat mengkhawatirkan kondisiku

" enggak Rez cuma pusing sedikit saja" jawabku

Reza kali ini benar-benar mengkhawatirkan keadaanku. Dia melihat wajahku yang sangat pucat sekali. Aku memang merasakan tarikan energi jahat yang hampir saja menguasai tubuhku. Aku ingin sekali berlari dari tempat ini tapi rasanya tidak mungkin tubuhku sangat lemah. Pikiranku sudah mulai dikuasai oleh aura yang sedang menariknya dengan perlahan.

" setttttt" aku merasakan ada yang masuk di dalam tubuhku. Anak kecil itu telah mulai merasukiku. Aku sudah berusaha untuk menguatkan tubuhku dengan berbagai cara. Tapi ternyata anak itu ingin berbicara denganku.

" kenapa kamu masuk dalam tubuhku?" tanyaku pelan

" aku ingin menyampaikan sesuatu aku ingin minta tolong sama Kakak"

"apa yang bisa saya bantu?" tanyaku gugup

" kamu tidak boleh dekat dengan Reza nyawamu dalam bahaya"

" seeetttttt" kemudian anak itu keluar dari dalam tubuhku. Apa maksud dari perkataan anak kecil itu. Kenapa dia melarangku untuk dekat dengan Reza. Aku sudah lama mengenal Reza dan dari semuanya tidak ada yang membuatku ragu dengan dirinya. Sekilas aku mengabaikan omongan anak tersebut. Tapi dalam hatiku aku tidak mengingkari kalau aku sedikit kepikiran olehnya.

" kamu tidak apa-apa Key?" tanya Ranti

" Ran ayo kita pulang" ajakku

" biar aku yang anterin kalian ya" ucap Reza

" ah ehmm gak usah Rez kita masih ada urusan" jawabku

" Loh kenapa Key? bukannya kita sudah kemalaman ya?" tanya Ranti

" sudah nanti aku ceritakan" ucapku

Ranti hanya menganggukkan kepalanya dan langsung saja aku menyeret tangan Ranti. Ranti hanya menurut saja saat itu mungkin dengan kodeku dia sudah mengerti tentang apa yang akan aku katakan. Sesampainya di jalan kita menghentikan taxi dan kita sudah berada di zona yang aman.

" Key kenapa sih kamu tadi? aneh!" ucapnya

" Ran ini kata-kata yang kamu ucapkan kepadaku kesekian kalinya ya? dan aku sudah tidak peduli sama sekali kalau kamu yang ngomong aneh sama aku, aku memang aneh Ran tapi kamu juga harus dengarkan aku sekarang" jelasku

" iya iya apa?" tanya Ranti

" anak kecil itu melarang aku untuk dekat dengan Reza"

" apa? lah kok bisa kan kamu pacarnya?" tanya Ranti heran

" apa hubungannya sama dia?" tanya Ranti lagi

Aku menggelengkan kepalaku aku juga tidak tahu apa maksud dari omongan anak itu. Yang jelas aku juga masih curiga dengan Reza. Reza memang pacarku tapi aku memang masih belum tahu banyak tentang dia. Tentang siapa dia tentang silsilah keluarganya. Itu semua memang masih menjadi pertanyaan dalam hatiku. Kalau aku tanya lebih dalam lagi kepadanya yang ada dia langsung marah. Dia orangnya pemarah dan posesif. Makanya aku masih belum tau banyak hal tentang dia. Takut dia tersinggung saja kalau aku tanya lebih dalam.

tapi masak iya kalau aku tanya-tanya tentang kehidupannya dia bakalan marah.

Aku ini siapanya sih???

kok dia gak pernah cerita tentang kehidupannya padaku

aku ini pacar atau bukan sih

Aku menggerutu sendiri di dalam hati. Aku kan bisa cek di data pribadinya besok di kantor. Dari situ aku bisa tahu lebih banyak tentang siapa dia.

...****************...

Pagi itu aku sudah berada di kantor terlalu pagi. Aku memang berniat untuk mencari tahu siapa sebenarnya Reza. Tentang siapa keluarganya dan asalnya. Aku melihat data yang ada di kantor.

Reza Prima

22 Januari 1990

Jakarta Selatan

Terus saja aku mencari alamat rumahnya. Dia berasal dari kota yang sama hanya saja die pernah tinggal di sebuah alamat yang agak jauh dari rumahnya sekarang. Orang tuanya juga sudah almarhum semua. Ternyata dia anak yatim piatu. Pantas saja dia tinggal sendiri di rumahnya. Aku masih saja mencari dan menelusuri tentang dia. Aku berhenti sejenak dan kuhentikan tanganku aku baru tahu kalau sebenarnya dia mempunyai seorang adik laki-laki. Dan anak itu juga sudah meninggal. Rasanya aneh sekali melihat silsilah keluarga dari Reza. Apa iya keluarganya mengalami kecelakaan dan meninggal semua. Tetapi dari datanya disini mereka meninggal dengan waktu yang tak sama tapi hanya beda beberapa hari saja.

Ahhhhh rasanya pusing sekali kepalaku merasakannya. Aku menghentikan pencarianku kali ini.

" grubbbbrakkkk"

Suara yang sangat keras aku segera menoleh ke arah suara itu. Tak ada satupun yang jatuh. Aku menoleh ke arah satunya tak ada satupun juga yang jatuh. Rasanya tadi aku mendengar suara jatuh dari arah sini. Sekilas aku melihat sosok anak kecil lari ke arah belakang. Aku yakin itu anak yang selalu menerorku. Aku mengikuti langkahnya yang begitu cepat. Anak itu menghilang sangat cepat. Aku memang tidak bisa mengejar langkah anak tersebut. Dia terlalu kuat dan cepat untuk menghilangkan jejaknya. Andai saja kakiku sama sepertimu mungkin aku bisa mengejar langkahmu. Tetapi kita memang beda alam. Kita tak akan pernah sama. Hanya saja kita bisa saling memandang yang tak sepantasnya seperti orang lain. Aku menghentikan langkahku percuma rasanya kalau aku harus mengejar langkahmu. Aku membalikkan badanku

" deg"

langkahku terhenti ketika aku melihat sosok anak itu sudah berada di depan mataku. Aku menarik nafas dalam-dalam dan mencoba menghembuskan perlahan.

" rileks rileks"

aku masih menarik nafasku dalam-dalam

Ya Tuhan sosok itu sudah berada dekat di depanku. Apa yang harus aku lakukan haruskah aku bertanya kepadanya tentang omongannya kemarin malam. Kenapa jantungku berdetak lebih kencang seperti ini. Serasa bibirku tidak bisa berkata apapun. Mataku saja rasanya tidak berkedip melihatnya.

Sosok anak itu berjalan menuju arahku. Dia semakin mendekat rasanya aku ingin berteriak. Tetapi tak ada suara yang keluar dari mulutku. Suaraku tiba-tiba menghilang sekejap. Aku ingin melangkah mundur tetapi kakiku serasa terjerat tali yang sangat kencang. Badanku mulai menggigil ketakutan. Aku takut sekali kenapa tak ada seorangpun yang masuk ke dalam ruanganku.

tolong jangan mendekat ke arahku aku takut aku takut aku takutttttt..

Dia hampir memegang tanganku dia hampir saja meraih jemariku.

jangan jangan jangannnnnnnnn

Keringat dinginku mulai membasahi tubuhku. Aku tak bisa mengendalikan diriku sendiri. Aku terjatuh ke lantai dan tak bisa bergerak. Aku tak mau dia memegang tubuhku. Aku tak mau dia merasuki tubuhku lagi.

tolong jangan mendekat

jangan mendekat

jangannnnnnnnn

Dia semakin menatap wajahku aku memalingkan pandanganku. Aku takut untuk menatap wajahnya. Aku tak sanggup jika aku harus melihat wajahnya. Dia mulai meraih tanganku, tanganku menggigil rasanya aku bersentuhan dengan jari-jari mungil yang menakutkan. Dia mulai menggelayut di tubuhku aku mulai rapuh. Aku tak bisa mengendalikan dirku sendiri. Dia sudah mulai memegang kedua tanganku. Nafasku terasa tersengal-sengal tubuhku terasa sesak..

Aku aku ....aku tak kuat lagi .

Terpopuler

Comments

🔻⭐™❌-hugo bless⭐🔹

🔻⭐™❌-hugo bless⭐🔹

mahluk yg tinggi besar dan hitam waktu key liat d rmh reza,jangan2 itu mas wowo. bisa jd reza ikut pesugihan. dan keluarganya menjadi korban.

2022-05-20

0

Wati Simangunsong

Wati Simangunsong

mngkin reza s org pysikopatt

2022-01-11

0

anggita

anggita

Reza Prima., 1990

2021-05-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!