Langkah sepasang kaki memecah kesunyian, membelah semak- semak yang menjulang, dengan nafas yang terengah-engah Noah mencoba menjauh dari segerombolan orang yang mencoba mengejarnya. Matanya berair, keringat membasahi sekujur tubuhnya, Ia hanya bisa mengandalkan nalurinya, lagipula daerah ini asing baginya.
Dari jauh Noah masih bisa mendengar derap langkah dibelakangnya, tidak ada pilihan baginya, letih sudah terasa, kakinya sudah mati rasa, pandangannya sedikit kabur.
"disana, aku harus kesana" gumam Noah dalam hati, Ia masih bisa melihat tempat yang tidak disinari cahaya bulan. "aku harus sembunyi disana". langkah Noah terhenti, mencari tempat persembunyian, Ia mendapati beberapa gundukan batu besar. Batu itu ditumbuhi ilalang yang tinggi.
Ia mencoba mencari posisi untuk bisa melihat kelompok orang yang mengejarnya.
Tidak jauh dari tempat Noah bersembunyi, beberapa orang desa sudah berada disana.
"Berpencar, cari Dia sampai dapat, hidup atau mati!" kata salah satu dari mereka.
Mereka mulai berpisah satu-satu, mencoba menjelajahi daerah sekitar mereka. obor ditangan mereka sengaja diarahkan ketempat- tempat gelap agar bisa melihat orang yang mereka cari.
Noah melihat beberapa orang berjalan kearahnya, hatinya berdebar makin kencang, kemana lagi harus berlari, Ia sempat berfikir untuk menyerahkan diri saja, tapi itu sama saja dengan bunuh diri. Tidak mungkin bisa melawan mereka, Ia tidak punya senjata, bahkan tidak punya bekal beladiri sama sekali.
"Disini ada jejaknya!" teriak salah seorang yang berjalan kearah Noah. Dengan segera beberapa orang lain langsung menuju arah teriakan itu. jumlah mereka kini bertambah.
Noah yang melihat hal itu, tidak punya pilihan lain selain harus kembali berlari, Ia mengambil nafas dalam - dalam lalu memaksa kakinya yang sudah keram untuk kembali melangkah, sayangnya baru sekali melangkah Ia tergelincir, tubuhnya hilang keseimbangan dan terjatuh. Tubuhnya yang lemah terguling- guling dan menghantam batang pohon kering. Hal ini tentu membuat posisinya diketahui kelompok yang sedang mengejarnya.
"Disana! dibatu besar itu! Kejar Dia sampai dapat!"
Dengan segera kelompok itu berlari ke arah datangnya bunyi. beberapa dari mereka mencoba melepaskan beberapa anak panah kearah batu itu.
Noah malang mencoba bangkit lagi, kakinya yang keram kini menjadi sakit, ia mencoba melangkah, kini susah untuk berlari, berjalanpun harus terseok-seok. Ia melihat daerah sekitarnya, tidak jauh dari tempatnya ada tanah yang miring, ia memaksa harus kesana, mungkin bisa berguling saja pikirnya demikian. Langkah demi langkah, Noah benar-benar memaksakan kakinya. "Sedikit lagi" pikir Noah dalam hati.
wusss.....!
sebuah tombak mendarat tepat disampingnya, tertancap dengan kokoh, jika saja mengenainya sudah pasti Dia mati seperti teman- temannya yang lain.
"jatuhkan Dia!"
"bunuh! bunuh!"
"Bidik lebih baik lagi!" Suara Orang-orang itu makin menjadi-jadi.
Noah bisa mendengar teriakan mereka, desingan panah begitu terasa ditelinga Noah, Langkahnya terhenti. "ini bukan tanah miring, ini jurang. Aku bahkan tidak bisa melihat dasarnya."
Kaki noah kini tidak bisa digerakan lagi, keram, sakit, lelah seperti itulah rasanya.
"mungkin ini akhirnya, aku akan mati konyol disini, tanpa upacara pemakaman, tanpa ada yang mendoakan, mungkin bangkaiku akan diseret anjing liar. Ayah, Ibu, aku datang." pikiran Noah sudah bercampur. Perasaan takut, perasaan sedih bahkan duka.
Sebuah panah menembus kaki kiri Noah, memaksanya untuk berlutut. kakinya tidak kuat menahan beban tubuhnya lagi.
" Jangan bunuh Dia, tangkap hidup- hidup bawa ke desa!"
rombongan itu berlari menuju Noah, jarak mereka hanya dua puluhan meter lagi.
WUS!!!!! sesuatu menembus bahu kiri Noah, kini Ia menjadi tidak seimbang, tubuh lemahnya jatuh kedalam jurang.
"kenapa kau menembaknya? Harusnya Dia kita bawa hidup-hidup!" Seseorang dengan tubuh kekar memarahi temannya, sepertinya dia pemimpin tim yang mencari Noah. "maaf bukan aku.." belum selesai orang itu berbicara sebuah pedang menyabet lehernya hingga putus.
"Sudah aku bilang, sisahkan satu untuk dibawa, dan diinterogasi!" Orang itu bersuara dengan kencang, matanya membelalak melihat teman- temannya. "Tunggu apalagi? cepat cari jasadnya!" Tanpa berkata apa-apa beberapa orang disitu langsung menuju tempat dimana Noah terjatuh.
"Dia sudah pasti mati" seseorang berkata sambil melihat kedasar jurang.
"Apa kau melihat jasadnya?" Potong si pemimpin, dengan nada yang kasar.
" Ba... Bagaimana mencari jasadnya? jurang ini dalam dan dibawahnya ada sungai besar, Dia sudah pasti tidak selamat" jawab orang itu, Dia sedikit takut, jangan sampai menjadi korban seperti temannya tadi, karena melawan pemimpin tim.
"Aku tanya, Dimana jasadnya?
Haruskah mayatmu yang kugantikan sebagai bukti bahwa Dia telah mati?" Kata pemimpin tim itu.
"cari sampai dapat!" sambungnya lagi.
Rombongan itu mencoba mencari jalan agar bisa turun menuju dasar jurang, mereka melihat-lihat dengan saksama, obor ditangan mereka diarahkan kesana kemari. Mereka mencoba menuruni bukit terjal itu dengan hati-hati.
Belasan menit kemudian tim pencari itu sudah tiba didasar jurang. Sebuah sungai besar membentang didasar jurang itu, ada banyak batu besar menyembul diatasnya, selain itu ada juga banyak batang pohon yang disitu, penuh lumut dan ditumbuhi rumput sungai liar .
Orang-orang itu dengan susah payah mencari kesana kemari, mereka mencoba berpencar agar lebih cepat menjelajahi daerah sekitar sungai itu.
Menit demi menit berlalu, mereka tidak menemukan apa-apa.
"Disini tidak ada tanda-tanda!" sesorang berteriak dengan keras
"Disini juga!"
"Sama!, tidak ada disini!"
mereka saut- menyaut antara satu dengan yang lain, setelah mencari dan tidak menemukan Noah mereka berkumpul.
"Apa yang harus kita sampaikan pada tetua?"
"Bisa-bisa kita di usir dari desa"
"Pemimpin, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya salah seorang dari mereka.
" Jangan hentikan pencarian, jika kita kembali kedesa, artinya kita menyerah. sedikit lagi hari terang, sambil menunggu bantuan, susur sepanjang sungai!" jawab sang pemimpin tim.
Tim itu melanjutkan pencarian mereka, kali ini mereka menyusuri sungai perlahan, mata mereka seperti tidak lelah, melihat kesana- kemari.
"Perhatikan dengan Saksama, Orang itu tidak mungkin bisa melarikan diri. Dia dalam keadaan sekarat!" pimimpin tim itu berusaha menyemangati anggotanya yang lain.
"Itu! coba lihat! ada sesuatu yang mengapung diatas Air!" seseorang berteriak, sambil menunjuk kearah sungai.
"Cepat periksa!" jawab pemimpin tim dengan suara yang bersemangat.
Tiga orang dari mereka langsung mengambil inisiatif berenang mendekati objek yang belum jelas itu.
"Apa yang kalian dapat?" Pemimpin tim mencoba mencari tau keadaan.
"maaf pemimpin, hanya beberapa gulungan mantra, pasti dari orang yang kita kejar." salah satu menjawab sambil berenang ketepi, diikuti dua temannya.
Ia menyerahkan gulungan yang basah itu kepada pemimpin kelompok.
"Orang-orang biadap ini, berani-beraninya mereka mengambil mantra leluhur kita!" pemimpin mereka berkata sambil mengertakan giginya. Ekspresinya penuh kebencian
"untuk orang-orang seperti ini, jangan biarkan lolos, bahkan mayatnya sekalipun! Cari Dia sampai dapat!"
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Widya Chandra
Menarikk, bikin penasaran, ditunggu eps slnjutnya thor👏👏👏
2021-02-22
1