Operasi tuan muda Antoni Yuandara telah selesai dan berjalan lancar. Dokter Callysta dan dokter Zika keluar dari ruang operasi menuju ke luar, dimana kedua orang tua Antoni menunggu.
"Bagaimana keadaan putra ku dokter?" Tanya wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di usianya yang tidak lagi muda.
Terlihat wajahnya yang cemas dan sisa air mata yang membasahi pipi nyonya besar Yuandara. Nyonya yang biasa akrab di panggil nyonya besar Yoona Yuandara.
"Tuan muda baik baik saja, masa kritisnya sudah berlalu. Hanya menunggu beliau sadar kembali, nyonya besar." Jawab Callysta sopan dan ramah dengan senyum yang mengembang di wajahnya.
"Terima kasih dokter, anda telah menyelamatkan nyawa Antoni." Jawab nyonya Yoona memegang kedua telapak tangan Callysta.
Nampak kelegaan di wajah nyonya Yoona mendengar jawaban dari dokter Callysta.
"Itu sudah tugas kami sebagai dokter, nyonya." Jawab Callysta tersenyum ramah.
"Anda bisa tenang nyonya Yoona...dokter Callysta adalah salah satu dokter bedah umum terbaik yang di miliki oleh rumah sakit ini." Ucap dokter kepala dengan bangga memperkenalkan Callysta.
Tuan Mario, nyonya Yoona dan asisten Leo melihat ke arah dokter kepala dan dokter Callysta secara bergantian.
"Itu bagus sekali...aku senang rumah sakit ini memiliki banyak dokter dokter terbaik." Balas Mario tersenyum senang. Rumah sakit Trina Yuan yang dia miliki adalah rumah sakit terbaik di kota A.
"Tentu saja tuan Mario, dokter Callysta tidak hanya dokter terbaik di rumah sakit ini, tetapi dia juga adalah dokter bedah muda terbaik di kota A. Selama 10 tahun ini, dokter Callysta lah yang memegang gelar dokter muda 'si jenius Angel'. Apa tuan pernah mendengar nama tersebut?" Tanya dokter kepala.
Callysta Angelina adalah dokter muda jenius yang memegang gelar dokternya dari umur yang terbilang sangat muda yaitu 19 tahun. Otaknya yang jenius di atas rata-rata, menjadikan dia dokter muda yang terkenal pandai meracik obat kimia maupun herbal. Rekan sesama dokternya dan masyarakat kota A yang mengenal dokter Callysta Angelina, sering menyebutnya dengan panggilan dokter muda si 'Jenius Angel'.
Hanya saja, tidak ada yang tahu tentang siapa dokter Callysta yang sebenarnya? Dia juga pandai meracik racun beserta penawarnya untuk di jual di pasar gelap agar menambah penghasilannya. Itu perintah paksaan dari sang ayah angkat, yang merupakan salah satu ketua anggota mafia terkejam di dunia.
Itu adalah satu rahasia terbesar Callysta yang dia sembunyikan. Hanya anggota dari mafia sang ayah angkat yang tahu akan rahasia Callysta dan siapa Callysta yang sebenarnya?
Sebutan si 'Jenius Angel' di berikan karena dokter Callysta yang memang jenius, muda ,cantik, baik hati dan suka menolong orang yang tidak mampu untuk berobat secara cuma cuma.
Bahkan dia rela untuk membayar semua biaya rumah sakit para pasien yang tidak mampu. Callysta membayar biaya rumah sakit untuk mereka dengan tulus, agar mereka mendapatkan pengobatan yang layak.
Sehingga banyak masyarakat yang melihat dokter Callysta sebagai sosok penyelamat sesama tanpa pamrih. Si cantik yang baik hati adalah panggilan yang sangat cocok dengan namanya, Callysta Angelina yang artinya 'kecantikan yang luar biasa penyampai pesan Tuhan', si 'Jenius Angel'.
"Tentu aku pernah mendengarnya. Ternyata ini orangnya, si Jenius Angel. Senang bertemu dengan mu dokter Callysta." Ucap Mario menepuk lembut sebelah pundak Callysta dan menjabat tangan kanannya.
"Senang bertemu dengan anda juga tuan Mario. Saya tidak sebaik itu tuan Mario. Dokter kepala terlalu memuji saya. Saya hanya dokter biasa yang hanya bisa menolong mengobati pasien sampai mereka sembuh." Balas Callysta merendah dan membalas jabatan tangan Mario.
"Dokter terlalu merendah, tapi aku suka dengan sikap mu yang tidak sombong, rendah hati dan suka menolong sesama. Aku bangga rumah sakit ku memiliki dokter hebat dan terkenal seperti anda." Ucap Mario tersenyum senang dan bangga kepada sosok dokter Callysta.
"Anda terlalu memuji saya tuan, terima kasih." Balas Callysta sembari melepaskan jabatan tangan mereka.
"Baiklah dokter Callysta, aku ingin kamu yang merawat dan menjadi dokter dari putra kami sampai dia sembuh." Ucap Mario tersenyum.
Callysta yang mendengar permintaan sekaligus perintah tuan Mario. Seketika teringat akan larangan asisten Leo yang mengatakan, bahwa tubuh tuan muda Antoni tidak boleh di sentuh oleh seorang wanita. Callysta melirik ke arah asisten Leo yang berdiri di belakang tuan Mario dan nyonya Yoona.
"Tapi tuan. Maaf, bagaimana dengan larangan tuan muda yang tubuhnya tidak boleh di sentuh oleh seorang wanita?" Tanya Callysta melihat ke arah Mario dan asisten Leo secara bergantian.
Callysta tidak ingin mencari masalah dengan orang-orang yang berkuasa dan kaya raya seperti mereka di kota ini. Callysta hanya ingin hidup aman seperti biasanya.
"Biar aku yang bicara padanya setelah dia siuman, kamu hanya perlu mengikuti apa yang saya minta dan perintahkan."
"Baik tuan, tentu saja."
"Tuan muda sebentar lagi akan di pindahkan di dalam kamar perawatan yang sudah di siapkan, dan saya mohon undur diri ingin melakukan pengecekan kembali akan kondisinya."
"Silahkan!" Balas tuan Mario setuju.
Setelah dokter Callysta dan dokter Zika menundukkan sedikit kepalanya tanda hormat, merekapun berlalu masuk kembali ke ruang operasi. Mereka melakukan pengecekan kembali kondisi tuan muda Antoni, yang akan siap di pindahkan ke kamar VVIP khusus untuk keluarga Yuandara.
......................
Di pagi hari, Callysta terbangun karena mendengar dering ponselnya. Dia baru saja tertidur selama 3 jam, matanya yang masih merah dan mengantuk dipaksakan untuk terbuka. Telapak tangannya menutup mulutnya yang menguap, karena rasa kantuk yang kurang mendapatkan jam tidur.
Callysta menerima sambungan ponsel nya dengan malas. Seraya masih mencoba membuka matanya yang berat, dia memaksakan diri untuk tersadar.
"Hallo...!" sapa Callysta malas, lagi lagi sambil menguap.
"Dokter cepat...pasien VVIP tuan Antoni Yuandara sudah mulai siuman." Jawab si penelpon.
"Iya aku segera kesana." Balasnya yang langsung mematikan sambungan telpon itu.
Callysta segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membasuh wajah dan menggosok giginya agar terlihat segar. Tidak sempat untuk mandi dulu, karena dia harus cepat dan tidak ingin memiliki masalah dengan keluarga Yuandara.
Callysta hanya mengganti pakaian dan jas putih dokternya dengan yang bersih. Tidak lupa dia sedikit membubuhkan pelembab wajah, lipstik berwarna pink muda dan sedikit menyemprotkan parfum di tubuhnya agar tetap wangi dan beraroma segar. Sedangkan rambutnya yang panjang hanya di ikat kuncir kuda dengan ikat rambut biasa.
Callysta tampak sederhana, tetapi tetap dengan aura kecantikan alami yang kuat terpancar dari tubuh dan wajahnya. Cukup kuat membuat para kaum Adam dan semua pria yang melihatnya, ingin mendapatkan dan memiliki seorang Callysta Angelina.
Callysta masuk ke ruang perawatan VVIP tuan muda Antoni dengan di temani oleh dokter Zika dan perawat Jesy. Perawat Jesy adalah perawat khusus yang berjaga di area kamar perawatan VVIP.
"Selamat pagi tuan Mario, nyonya Yoona !" Sapa Callysta tersenyum ramah, yang di ikuti juga oleh dokter Zika dan perawat Jesy.
"Selamat pagi dokter." Balas singkat tuan Mario dan nyonya Yoona.
"Mohon ijin, maaf kami akan memeriksa kondisi tuan muda saat ini." Kata Callysta meminta ijin.
"Silahkan, dia baru saja siuaman dan sedikit meringis kesakitan." Jawab Yoona dengan mimik wajah cemasnya, melihat sang putra yang terbaring lemah di ranjang perawatannya.
"Itu biasa nyonya, karena pengaruh obat bius yang mulai menghilang. Jadi tuan muda akan mulai merasakan perih atau sakit di luka operasinya." Jawab Callysta menjelaskan agar sedikit mengurangi rasa cemas sang nyonya.
"Apa putra ku akan terus merasakan kesakitan dokter?" Tanya Yoona yang berdiri di samping Callysta.
Callysta berdiri di samping ranjang perawatan Antoni yang mulai sadar, tetapi masih menutup rapat matanya karena pengaruh sisa obat bius pasca operasi.
"Nanti kami akan menyuntikkan obat pereda nyeri. Agar tuan muda tidak terlalu merasa kesakitan, nyonya." Jawab Callysta melihat ke arah Yoona.
"Terima kasih dokter." Balas Yoona denga mimik wajah leganya.
Callysta pun mulai memeriksa keseluruhan kondisi tuan muda Antoni. Callysta memerintahkan kepada perawat Jesy, untuk menyuntikkan obat penghilang rasa nyeri ke selang infus sang tuan muda.
Setelah selesai melakukan pemeriksaan dan memberikan semua obat kepada Antoni yang masih setia menutup matanya. Mereka semua berlalu keluar dari ruangan itu, agar pasien dapat beristirahat sepenuhnya.
...****************...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bersambung ke episode selanjutnya…
...Sekian dan terima kasih 🙏🙏🙏 mohon saran dan komennya ya....
Jangan lupa vote dan like nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
senja
19thn udah jadi dokter bedah, jenius bat, btw kl selama 10thn megang predikat, berarti usianya brp?
2021-12-14
2
Dhina ♑
keren kalau yang namanya Angel genius
2021-04-21
1
Dinda Natalisa
Hai author aku mampir nih kasih like jangan lupa mampir di novel ku "menyimpan perasaan" mari saling mendukung.
2021-03-10
1