Ling Ro Bai pernah membaca beberapa tingkatan kultivasi yang umum di dunia ini, setelah ranah fana selanjutnya ada ranah immortal. Dimana ranah ini adalah ranah yang merujuk pada keabadian.
Bisa dibilang seperti itu, karena jika seseorang telah memasuki ranah immortal, maka akan memiliki umur yang lebih panjang daripada manusia pada umumnya.
Banyak dari mereka yang memasuki ranah ini bisa mencapai umur 500 tahun bahkan lebih. Dan juga, yang memasuki ranah ini bisa dipastikan dapat meregenerasi luka-luka kecil walaupun sedikit lambat.
Ranah immortal terdiri dari 5 tingkat.
- Immortal Birth
- Immortal Earth
- Immortal Sky
- Immortal Crest
- Immortal Heaven
Itulah beberapa list di ranah immortal. untuk tingkatannya tetap sama dengan ranah fana. Immortall Birth tingkat awal (1-2), Immortall Birth tingkat akhir (3-4), Immortal Birth tingkat bumi (5-6), Immortal Birth tingkat langit (7-8) dan seterusnya.
Ling Ro Bai sendiri sudah berada di ranah immortal, tepatnya di ranah Immortal Earth tingkat bumi. Sungguh pencapaian yang di luar akal sehat manusia.
Ling Ro Bai hanya tinggal menyerap esensi milik lawan, sehingga dapat membuatnya naik ke tingkat kultivasi selanjutnya. Itulah salah satu kelebihan yang tak mungkin dimiliki oleh orang lain.
*****
(Taman belakang di kamar Ling Ro Bai)
Ling Ro Bai saat ini sedang duduk di gazebo bernuansa putih. Semua kamar hingga bangunan serta lantai yang ada di tempatnya adalah warna putih. Berbeda sekali dengan di luar.
Ling Ro Bai sedang duduk sembari asik memberi makan ikan miliknya. Ikan peliharaan Ling Ro Bai mirip dengan ikan hiu, namun yang membedakan adalah ukuran serta dua tanduk di dahi masing-masing ikan.
Terdapat dua ikan berwarna putih di dalam kolam, yang diberi nama So Lei dan So Lui. Ikan tersebut adalah hewan sihir, yang mana akan terus berkembang seiring dengan bertambahnya usia.
Jika sudah memenuhi kriteria, dua ikan tersebut dapat berubah menjadi manusia ikan.
Daging-daging berkualitas yang dapat digunakan untuk berkultivasi terus di sebar ke dalam kolam ikan, yang mana memiliki besar mencapai 8 kali 9 meter. Sedangkan ukuran ikan sendiri baru mencapai 1 meter.
"Hah, membosankan. Semua buku sudah selesai aku baca, mau bereksperimen bahannya tidak ada. Lalu mau berkultivasi juga malas, benar-benar hari yang membosankan", gerutu Ling Ro Bai sembari memberi makan kedua hewan peliharaannya.
"Seandainya diriku punya teman, pasti bakal asik. Bisa main kejar-kejaran, bisa bergulat, bisa bercanda tawa. Kata orang, jadi kaya raya itu enak. Lah ini, aku bahkan tak merasa bahagia sedikit pun", Ling Ro Bai memandang langit cerah di sore hari.
"Kata paman, ayah dan ibuku sudah meninggal saat aku lahir. Mereka meninggal karena berperang dengan hewan buas, demi mempertahankan kota. Tapi pada akhirnya, semua tetap dibantai habis oleh hewan-hewan sialan itu", sedih Ling Ro Bai saat memikirkan perkataan pamannya.
Shen Goldy memang tidak memberitahu yang sebenarnya, agar tuan kecilnya tidak merasa bersalah. Shen Goldy sudah siap dengan konsekuensi yang akan diterima, jikalau semua terbongkar.
Ketika melamun, Ling Ro Bai ingat dengan dua benda peninggalan ayah dan ibunya. Sehingga dengan cepat ia berdiri lalu masuk ke kamar.
Sesampainya di kamar, dia mencari dua benda tersebut. Ia mencari di dalam almari dimana telah terbungkus dengan kotak berwarna putih.
Ia mengambil benda tersebut, lalu membukanya setelah duduk di tepi kasur. Walaupun sedikit kesusahan, akhirnya dia bisa membuka kotak tersebut.
Terdapat 1 buku berwarna hitam dan kalung dengan lambang naga yang juga berwarna hitam legam. Dia mengambil kalung tersebut dan menimangnya sebentar.
"Bagus juga kalungnya", ia memakai kalung dengan simbol naga di lehernya, menambah kesan menggemaskan. Ling Ro Bai kemudian beralih ke kitab lusuh yang ternyata adalah kitab beladiri milik klan Ling yang tersohor.
Ling Ro Bai mengambil buku tersebut, kemudian dia berdiri dan berjalan ke arah tempat kesukaannya untuk membaca. Setelah duduk dia membuka kitab peninggalan sang ayah.
Setelah membaca beberapa menit, ia telah mengetahui beberapa jurus yang tertera pada kitab tersebut.
Dia mengetahui bahwa, yang ada di kitab hitam adalah jurus pedang tingkat dewa serta beberapa teknik penyegelan atau teknik formasi.
Jurus pedang sendiri sangat umum di kalangan manusia atau yang lainnya. Sedangkan teknik formasi adalah teknik terlangka dan tersusah di dunia ini.
Bahkan Shen Glody yang sudah mencapai ranah dewa surga saja hanya menghafal beberapa teknik saja.
Ling Ro Bai sangat antusias dengan peninggalan ayah dan ibunya. Tanpa basa-basi, dia membaca lagi, membuka tiap halaman dengan hati-hati, takut ada yang terlewat.
*****
(Malam Hari di kamar Ling Ro Bai)
Tok...tok....tok.....
Ketukan pintu membuat Ling Ro Bai yang sedang asyik membaca terpaksa menghentikan aktivitasnya.
"Tuan Muda, saya diperintah oleh baginda untuk memanggil anda, bahwa makan malam telah siap, tuan muda juga telah ditunggu oleh baginda", ucap pelayan dari balik pintu.
"Baik, aku akan segera datang ke ruang makan", jawabnya. Ling Ro Bai kemudian beranjak dari tempatnya lalu masuk ke kamar mandi.
10 menit kemudian Ling Ro Bai telah siap dengan pakaian khasnya. Baju putih bersih seleranya, lalu di balut dengan jubah hangat dari kulit singa salju dimana memiliki warna putih ke abu-abuan.
Ling Ro Bai memiliki rambut berwarna putih dengan mata lentik hitam pekat. Hidung sedikit mancung, memiliki tinggi badan 130 centimeter.
Rambut yang di buat style acak-acakan menambah kesan menggemaskan. Apalagi dengan balutan jubah berbulu, membuat dirinya sangat disukai oleh kalangan perempuan.
Ketika Ling Ro Bai sudah sampai, ia langsung duduk berhadapan dengan pengikut sekaligus pamannya.
"Makanlah Yang Mulia", ajak Shen Goldy. Ling Ro Bai hanya mengangguk pelan.
Mereka berdua makan dengan tenang tanpa suara, menimbulkan suasana hening di meja makan.
Akhirnya setelah beberapa saat, mereka selesai dengan makanan masing-masing.
"Paman, ada yang ingin aku sampaikan kepadamu", ucap Ling Ro Bai.
"Ohhh, apakah gerangan itu, Yang Mulia?", tanyanya lalu menenggak arak di meja.
"Aku ingin pergi ke gunung goldy milik paman", ujar Ling Ro Bai.
"Hmm, menurut pengamatan saya. Anda memang sudah waktunya untuk pergi ke gunung itu, untuk meningkatkan kultivasi anda. Karena jika hanya mengandalkan pasokan kultivasi seperti biasa, akan sangat lama. Baiklah, saya menyetujui permintaan anda", jelasnya dengan gamblang.
"Terimakasih paman, aku sangat berhutang budi sangat banyak kepadamu", kata Ling Ro Bai dengan senyum tulus.
"Sama-sama Yang Mulia. Ini sudah menjadi tugas hamba untuk melindungi serta melatih anda", jawabnya.
"Aku memiliki satu permintaan lagi, paman. Tolong jangan panggil aku yang mulia. Meskipun aku tidak mengerti dan tidak ingin mengerti alasan paman memanggilku seperti itu, namun setidaknya, panggil aku dengan tuan muda. Seperti itu lebih baik dan tak memiliki kesan sombong", pintanya.
Shen Goldy hanya menghela nafas berat. Sangat berat memang untuk memanggil rajanya dengan sebutan tuan muda. Namun demi kebahagian rajanya, dia akan melakukan apapun, meski nyawa taruhannya.
"Baik Tuan Muda", hormat Shen Goldy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Lanjutkan
2023-10-23
0
Valiant
suka
2021-05-09
2