2. Malam Berdarah

Hari ketiga di malam bulan purnama merah, tiba-tiba suasana serta udara yang berhembus menjadi lebih dingin dan mencekam. Namun suasana yang terjadi hanya dirasakan oleh beberapa orang saja. Yaitu anggota Klan Ling yang sedang melakukan patroli. Ada juga beberapa penduduk yang masih terjaga.

Melihat situasi yang seperti ini, di ruang santai klan Ling terdapat Patriark dan tetua Klan Ling yang berkumpul. Mereka ikut berjaga jika ada suatu kejadian yang tidak terduga. Mereka sekarang sedang berbincang kecil sambil minum teh hangat.

"Patriark, lebih baik anda beristirahat terlebih dahulu. Menemani permaisuri dan tuan muda Ling", ucap tetua Ho lalu meminum tehnya.

"Melihat situasi seperti ini, bagaimana mungkin aku bisa beristirahat tetua Ho?. Haihh...sungguh suasana yang sangat mencekam. Jika boleh jujur, aku memiliki firasat buruk tentang malam ini", jelas patriark Ling Chen.

"Ternyata bukan hanya kami saja yang merasakannya, Patriark pun juga merasakan hal yang sama", balas salah satu tetua yang ikut berjaga.

"Meski begitu, kita tidak perlu cemas. Dengan adanya array pelindung yang terpasang, semoga semuanya aman terkendali", ujar patriark Ling Chen.

"Kalau begitu, aku pamit undur diri terlebih dahulu. Aku ingin memeriksa keadaan istri dan putraku", pamit patriark Ling Chen sambil menghabiskan teh yang tersisa.

"Silahkan Patriark, semoga anak anda diberkati." ucap tetua Ho sembari menangkup kedua tangannya di depan dada.

Ucapan tetua Ho yang mendoakan putra patriark seketika itu langsung diikuti oleh tetua yang lain. Setelah mendengar doa dari para tetua. Patriark pergi meninggalkan ruang santai. Ia berjalan menuju kamar dimana sang istri dan putranya berada.

Tak butuh waktu lama hingga untuk patriark sampai di kamar. Ketika masuk ke dalam, ia mendapati permaisuri sedang mengelus kepala jagoan kecilnya, untuk menambah rasa nyaman saat tidur.

"Selamat malam istriku, selamat malam putraku", dengan senyum penuh kebahagiaan, patriark mencium kening permaisuri, lalu berpindah ke kening sang putra.

"Selamat malam sayang. Lihatlah, dia sangat tampan sepertimu", ujar permaisuri She Luminaire penuh puji.

"Ya, dia memang sangat tampan seperti diriku", Permaisuri yang mendengar celoteh dari sang suami tertawa kecil.

Tidak banyak yang tahu akan sifat narsis dari patriark yang satu ini. Hanya orang tertentu saja yang mengetahuinya dan salah satunya adalah permaisuri. Istri sah dari patriark.

"Kau tidak berubah sayang", kekehnya menutupi mulut.

"Sifatku yang satu ini benar-benar susah dihilangkan. Semoga saja, kelak anakku tidak mewarisi ke narsis-an ku ini", mereka berdua tertawa kecil agar tak mengganggu si bayi.

Setelah bersenda gurau sejenak, patriark beranjak dari kasur. Ia berjalan menuju ke arah bilik yang berisi beberapa buku kesukaannya. Ia membersihkan debu yang menempel lalu berbalik lagi menghadap ke arah sang istri. Wajah yang tadi penuh dengan kehangatan kini berubah menjadi serius kala memandang permaisuri.

"Sayang, entah kenapa firasatku mengatakan bahwa malam ini akan terjadi sesuatu yang sangat buruk. Bukan hanya buruk saja namun sangat sangat buruk. Aku tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Engkau yang paling tahu bahwa aku adalah salah satu orang dengan insting serta intuisi tajam", jelas patriark Ling Chen kepada sang istri.

She Luminiare terkejut kala mendengar perkataan suaminya. Ia juga merasakan hal yang sama persis. Namun, She Luminiare memilih untuk menahan diri agar tidak berbicara. Ia menunggu serta memberi kesempatan sang suami untuk menjelaskan maksud dan keinginannya.

"Sebenarnya, aku ingin segera memasang segel klan Ling pada anak kita. Untuk prosesnya sendiri, tidak memakan banyak waktu. Mungkin hanya butuh beberapa menit saja sampai segel klan Ling terpasang", dengan sabar patriark Ling Chen menjelaskan maksud dan tujuannya.

She Luminaire sangat paham dengan keinginan patriark. Jadi tanpa menyanggah ataupun menunda, ia berdiri sambil menggendong buah hati ke arah patriark.

Tidak banyak yang tahu mengenai segel klan Ling, karena memang segel ini adalah segel turun temurun, yang hanya akan diberitahukan kepada patriark selanjutnya.

Patriark mengetuk bilik berisi buku tersebut hingga tiga kali ketukan. Setelah ketukan ketiga, suara deritan seperti pintu terbuka terdengar.

Kriit!

Mereka bertiga masuk ke dalam ruang bawah tanah atau ruang rahasia. Ruangan ini sendiri hanya diketahui oleh para patriark-patriark sebelumnya, serta beberapa orang yang memang diijinkan untuk mengetahui. Salah satunya adalah She Luminaire.

She Luminaire sendiri sudah mendapatkan izin dari patriark. Di maksudkan untuk mengetahui silsilah klan Ling dari mulai berdirinya klan hingga masa kejayaannya sekarang.

Dari yang She Luminaire ketahui, segel klan Ling adalah segel untuk menandai penerus yang telah ditetapkan. Mereka yang memiliki segel ini akan menjadi pemimpin selanjutnya.

Para penerima segel telah dibebankan sejak dini agar memiliki tanggung jawab dalam menjaga keutuhan serta keamanan klan tempat dirinya lahir.

Begitu juga dengan Ling Ro Bai, meski waktu yang di ambil sedikit terburu-buru. Namun karena kondisi serta firasat yang tidak mengenakkan dalam hati, patriark memilih menanggulanginya secepat mungkin. Tanda bahwa dirinya seorang pemimpin selanjutnya adalah tato mata tertutup di telapak tangan kiri.

Suami Istri tersebut terus menuruni tangga. Mereka membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit untuk sampai. Setelah berjalan agak lama, akhirnya sepasang suami istri ini sampai di sebuah altar berwarna putih terang.

She Luminiare yang sudah paham tentang tata cara melakukan ritual, tanpa basa basi menaruh putranya di sebuah batu yang berada di tengah-tengah formasi. Formasi yang terlihat berbentuk lingkaran, didalam lingkaran terdapat pola bintang lalu di tengahnya ada sebuah gambar mata yang sedang terpejam.

Mereka ingin melakukan ritual darah terlebih dahulu. Suami istri tersebut kemudian menggores tangannya masing-masing sehingga darah mengucur dari tangan yang telah tergores. Darah yang mengucur lalu membasahi lantai formasi.

Darah yang keluar mengalir ke dalam formasi. Dengan sangat ganas formasi tersebut menyerap darah keduanya hingga menimbulkan cahaya merah terang.

She Luminaire tiba-tiba melemparkan sebuah kalung berwarna hitam dengan simbol naga kearah sang putra. Begitu juga dengan patriark Ling Chen. Namun bedanya, ia melemparkan sebuah kitab dengan warna hitam pekat.

Tanpa disadari keduanya, darah yang sempat mereka alirkan merambat ke arah pusat formasi. Lalu terserap ke dalam tubuh sang bayi. Padahal seharusnya, darah tersebut hanya mengalir ke pusat mata yang tertutup. Lalu membukanya untuk menyelesaikan ritual yang berjalan.

Cahaya merah tiba-tiba muncul memenuhi altar, membuat suami istri itu terkejut. Cahaya merah yang awalnya hanya berdiameter 20 meteran mengitari altar, tiba-tiba meluas memenuhi ruangan bawah tanah.

Patriark Ling Chen dan She Luminaire sangat terkejut dengan kejadian tersebut. Mereka tidak tahu dengan apa yang terjadi saat ini.

"Apa yang terjadi?", tanya keduanya bersamaan.

Setelah beberapa detik, keterkejutan mereka bertambah ketika mendengar jeritan dari empat arah mata angin.

Atas, bawah, samping kanan dan kiri tak luput dari terdengarnya teriakan yang memilukan tersebut. Yang tidak disangka oleh keduanya adalah, dengan hanya beberapa detik saja, cahaya yang tadi memenuhi ruang bawah tanah kini terus meluas hingga mencakup semua kota Ling.

Di atas tanah sendiri, tepatnya kota Ling. Warga, penjaga, bahkan tetua klan Ling sedang merasakan sakit yang tidak tertahankan, membuat mereka semua berteriak kesakitan.

Sebelum teriakan terjadi para penjaga, tetua, dan warga yang belum tidur, dikejutkan dengan adanya cahaya merah yang muncul dengan cepat ke arah langit. Tidak sampai disitu saja, cahaya tersebut terus meluas hingga seluruh kota.

Cahaya yang muncul membentuk sebuah kubah merah mengerikan. Semua itu hanya terjadi dalam 5 detik saja. Setelah kejadian cahaya merah, semua manusia yang berada di kota ling mendadak merasakan sakit di bagian jantung dan kepala.

Tak tahan dengan rasa sakit tersebut, mereka berteriak sekeras mungkin. Tetua klan Ling juga tidak luput untuk tidak berteriak. Mereka melakukan hal yang sama seperti para penduduk, karena memang kultivasi yang selama ini dibangga-banggakan tidak berguna untuk mengurangi rasa sakit yang diderita.

Kejadian yang paling menakutkan mulai terjadi ketika salah satu dari penjaga tiba-tiba saja seperti diremas hingga darah mereka keluar kemana-mana.

Darah membasahi tanah yang berwarna coklat menjadi semerah darah. Hal tersebut terus terjadi hingga semua manusia di kota Ling habis, menyisakan gumpalan daging dan tulang tanpa darah sedikitpun.

Darah yang membasahi kemana-mama, tiba-tiba terserap ke dalam tanah, terus mengalir menuju pusat formasi, dimana ada sesosok bayi mungil yang tertidur lelap di pusat lingkaran formasi.

Patriark dan permaisuri kembali terkejut dengan banyaknya darah yang muncul. Lalu darah-darah tersebut dengan ganas mengalir ke arah sang putra.

"Liiing!, Anakku...!!!", teriakan memilukan keluar dari mulut permaisuri yang dibarengi dengan larinya sepasang suami istri ini ke arah sang putra.

Terpopuler

Comments

Lanjutkan

2023-10-23

0

Intan Maghfiroh

Intan Maghfiroh

minta izin untuk menceritakan ke semua orang lewat Vidio apakah boleh?

2021-06-14

3

Valiant

Valiant

siip

2021-05-09

2

lihat semua
Episodes
1 1. Prologue
2 2. Malam Berdarah
3 3. Sosok Misterius
4 4. Ling Ro Bai
5 5. Peninggalan
6 6. Pelatihan Tertutup
7 7. Penunggu Sungai
8 8. Bos Pegunugan Goldy.
9 9. Beltrand Mati?
10 10. Kesayangan
11 11. Mengganti Nama
12 12. Awal dari Petualangan
13 13. Kehebatan Segel Ling
14 14. Ling Ro Bai ditemukan
15 15. Membeli Baju
16 16. Perayaan
17 17. Kuda Hitam
18 18. Chen si Misterius
19 19. Final
20 20. Ling Ro Bai Memeriahkan Acara
21 21. Pemberian Hadiah
22 22. Bandit
23 23. Masalah Kota Wengsang
24 24. Tuan Muda Sang
25 25. Guild Petualang
26 26. Di Balik Layar
27 27. Peperangan
28 28.Setengah Puncak
29 29. Ling Nue Bergerak
30 30. Hadiah Kaisar Hong (Arc 1 Selesai)
31 31. Perpisahan dan Petualangan
32 32. Wang Gui
33 33. Penguasa Hutan Sotu
34 34. Xin Zhime & Ujian
35 35. Akhir Ujian Pertama
36 Pengumuman
37 36. Ujian Kedua
38 37. Neraka
39 38. Hadiah & Ingatan
40 39. Kitab Kaisar Dewa
41 40. Penurunan dan Kualitas Tulang
42 41. 10 Penguasa Baru
43 42. Teknik Pedang : 99 Kehancuran
44 43. Pil Surgawi
45 44. Perubahan Unsur
46 45. Berlatih Perubahan Unsur
47 46. Kota Qian
48 47. Meng Xia
49 48. Paviliun Bunga
50 49. Panti Asuhan
51 50. Makan Bersama
52 51. Dua sosok
53 52. Liwen Tahu
54 53. Penyesalan
55 54. Choungyi
56 55. Tuan Yein Tewas
57 56. Pergi
58 57. Yein Chi
59 58. Masalah
60 59. Mansion
61 60. Pengaturan
62 61. Menjadi Guru
63 62. Penilaian
64 63. Feng & Cheonin
65 64. Kehebatan Cheonin & Feng
66 65. Final
67 66. Feng vs Mong
68 67. Walikota Lien
69 68. Lien Di & Kesepakatan
70 69. Melanjutkan
71 70. Dan Khi Lose
72 71. Mustika Bulan
73 72. Teman Perjalanan
74 73. Kota Penempa
75 74. Berbagi
76 75. Desa Bristal
77 76. Sekte Satu Mata
78 77. Identitas Pemilik Penginapan
79 78. Rencana Xin
80 79. Ritual
81 80. Bergerak
82 81. Xin vs Iblis Kecil
83 82. Nama Patriark Sekte Satu Mata
84 83. Ling Ro Bai vs Iblis Kecil
85 84. Eksperimen Pertama
86 85. Alasan Shinlin
87 86. Alasan Shinlin II
88 87. Hukuman Mati
89 88. Tugas untuk Lan Xi
90 89. Bertukar Pikiran
91 90. Bertukar Pikiran II
92 91. Sedikit Halangan
Episodes

Updated 92 Episodes

1
1. Prologue
2
2. Malam Berdarah
3
3. Sosok Misterius
4
4. Ling Ro Bai
5
5. Peninggalan
6
6. Pelatihan Tertutup
7
7. Penunggu Sungai
8
8. Bos Pegunugan Goldy.
9
9. Beltrand Mati?
10
10. Kesayangan
11
11. Mengganti Nama
12
12. Awal dari Petualangan
13
13. Kehebatan Segel Ling
14
14. Ling Ro Bai ditemukan
15
15. Membeli Baju
16
16. Perayaan
17
17. Kuda Hitam
18
18. Chen si Misterius
19
19. Final
20
20. Ling Ro Bai Memeriahkan Acara
21
21. Pemberian Hadiah
22
22. Bandit
23
23. Masalah Kota Wengsang
24
24. Tuan Muda Sang
25
25. Guild Petualang
26
26. Di Balik Layar
27
27. Peperangan
28
28.Setengah Puncak
29
29. Ling Nue Bergerak
30
30. Hadiah Kaisar Hong (Arc 1 Selesai)
31
31. Perpisahan dan Petualangan
32
32. Wang Gui
33
33. Penguasa Hutan Sotu
34
34. Xin Zhime & Ujian
35
35. Akhir Ujian Pertama
36
Pengumuman
37
36. Ujian Kedua
38
37. Neraka
39
38. Hadiah & Ingatan
40
39. Kitab Kaisar Dewa
41
40. Penurunan dan Kualitas Tulang
42
41. 10 Penguasa Baru
43
42. Teknik Pedang : 99 Kehancuran
44
43. Pil Surgawi
45
44. Perubahan Unsur
46
45. Berlatih Perubahan Unsur
47
46. Kota Qian
48
47. Meng Xia
49
48. Paviliun Bunga
50
49. Panti Asuhan
51
50. Makan Bersama
52
51. Dua sosok
53
52. Liwen Tahu
54
53. Penyesalan
55
54. Choungyi
56
55. Tuan Yein Tewas
57
56. Pergi
58
57. Yein Chi
59
58. Masalah
60
59. Mansion
61
60. Pengaturan
62
61. Menjadi Guru
63
62. Penilaian
64
63. Feng & Cheonin
65
64. Kehebatan Cheonin & Feng
66
65. Final
67
66. Feng vs Mong
68
67. Walikota Lien
69
68. Lien Di & Kesepakatan
70
69. Melanjutkan
71
70. Dan Khi Lose
72
71. Mustika Bulan
73
72. Teman Perjalanan
74
73. Kota Penempa
75
74. Berbagi
76
75. Desa Bristal
77
76. Sekte Satu Mata
78
77. Identitas Pemilik Penginapan
79
78. Rencana Xin
80
79. Ritual
81
80. Bergerak
82
81. Xin vs Iblis Kecil
83
82. Nama Patriark Sekte Satu Mata
84
83. Ling Ro Bai vs Iblis Kecil
85
84. Eksperimen Pertama
86
85. Alasan Shinlin
87
86. Alasan Shinlin II
88
87. Hukuman Mati
89
88. Tugas untuk Lan Xi
90
89. Bertukar Pikiran
91
90. Bertukar Pikiran II
92
91. Sedikit Halangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!