Legenda Pendekar
Di sebuah Realm ada sebuah kota yang bernama Kota Ling. Orang-orang serta warga kota, memberikan julukkan kepada kota dengan sebutan Whitely Ling.
Nama yang tersemat bukan tanpa alasan, penguasa tunggal kota dengan julukan Whitely Ling ini adalah Klan Ling yang paling terkenal dan disegani.
Kenapa terdapat julukkan Whitely yang tersemat, itu dikarenakan semua nuansa Klan tersebut serba putih bersih. Bahkan atap rumah dari setiap anggota klan sendiri berwarna putih.
Bukan hanya itu saja, semua cat tembok bahkan lantai juga kebanyakan berwarna putih bersih. Klan tersebut juga memiliki julukkan lain yaitu Istana Putih.
Namun jangan terlena dengan kebersihan dari warna putih, karena manusia di dalam Klan Ling sangat haus akan darah manusia. Seekor burung bahkan enggan untuk memasuki wilayah Klan Ling.
Di kota Ling juga terdapat yang namanya beast kontrak. Namun bagi penduduk lokal dan pendatang, akan sulit mendapatkan izin membawa beast kontrak untuk dibawa berkeliaran di dalam kota.
Bagi mereka yang benar-benar ingin membawa beast kontrak, harus melewati beberapa pemeriksaan terlebih dahulu sebelum diizinkan.
Beda halnya dengan pendatang dan penduduk lokal, semua anggota Klan Ling bisa dengan mudah berkeliaran membawa beast kontrak mereka dengan dalih keamanan.
Semua anggota Klan Ling juga mudah dikenali, dimana setiap anggota memakai pakaian serba putih dengan beast kontrak yang juga berwarna putih.
Tidak ada satupun beast kontrak milik keluarga Ling yang berwarna selain warna putih. Entah itu serigala putih, harimau putih, ataupun beast lainnya. Yang pasti semua serba putih.
Namun sayang, semua itu tinggal cerita. Tragedi itu terjadi kala malam bulan purnama merah muncul. Ditemani bintang-bintang yang berkerlip merah, menyala dengan indah.
Ketika kemunculan bulan purnama merah. Di kediaman Klan Ling, permaisuri sedang melahirkan seorang anak yang akan menjadi pemimpin selanjutnya.
Permaisuri berusaha sekuat tenaga untuk melahirkan sang putra, yang telah berada di dalam kandungan selama lebih dari 3 tahun lamanya.
Walaupun merasa aneh, sebagai seorang ibu sang permaisuri terus berusaha untuk melahirkan sang putra, meski nyawa taruhannya.
Prosesi melahirkan hampir memakan waktu 6 jam lamanya. Bulan purnama merah tak kunjung beranjak dari langit seperti menunggu sosok yang selama ini ditunggu.
Patriark Klan Ling selaku suami permaisuri, khawatir dan tegang dengan keadaan yang menimpa sang istri. Bukan hanya patriark saja, namun semua anggota Klan Ling juga merasakannya.
Sebenarnya, banyak yang merasa aneh dengan fenomena bulan purnama merah malam ini. Namun semua hal tersebut tidak di abaikan oleh anggota Klan Ling. Sampai akhirnya, sebuah suara yang sangat keras menggema.
OOOOOEEEEE.....!!!!
OOOOOEEEEE......!!!!
OOOOOEEEEE.....!!!!
Suara tangisan bayi begitu keras terdengar, hingga semua wilayah kota ling mendengar. Banyak yang terkejut dengan suara tersebut. Seolah sang bayi memiliki pengeras suara di mulut mungilnya.
Anggota klan Ling terkejut bukan main, termasuk Patriark dan permaisuri yang melahirkan. Namun setelah 3 kali bersuara, keadaan kembali normal. Orang-orang lalu menstabilkan diri masing-masing.
Sang bayi langsung dibersihkan oleh sang tabib. Anggota klan Ling yang melihat itu langsung bersorak bahagia. Mereka mengabarkan pada para penduduk bahwa tuan muda mereka telah lahir.
Malam itu juga, pesta besar-besaran diadakan untuk merayakan kelahiran tuan muda Ling. Lampion-lampion diterbangkan, musik-musik dimainkan, para penari berlenggak lenggok menghibur penduduk dan anggota klan Ling.
Di tengah alun-alun, terdapat sebuah panggung yang mana dikhususkan untuk melihat dan memperkenalkan sang bayi. Dengan keras Patriark klan Ling memperkenalkan anaknya.
"Selamat malam wargaku, walaupun hari ini cukup aneh, dimana peristiwa bulan purnama merah tak kunjung menghilang. Tapi tidak menyurutkan kesenangan di klan kami terutama saya sendiri. Sekarang di sekitar kami, telah lahir tuan muda yang di tunggu-tunggu. Aku selaku ayah serta patriark klan Ling akan memperkenalkan kepada kalian semua nama dari putraku sekaligus pemimpin masa depan. Dia bernama Ling Ro Bai!".
Patriak memperlihatkan tubuh mungil putranya dengan bangga. Mengangkat tinggi-tinggi, agar,anggota klan dan penduduk dapat melihatnya.
"Hidup Patriark Ling Chen..!!!"
"Hidup Permaisuri She Luminaire...!!"
"Hidup Tuan Muda Ling Ro Bai...!!"
"Hidup Klan Ling..!!"
Tidak ada yang tahu siapa yang memulai teriakan tersebut. Namun yang pasti, mereka ikut bahagia dengan apa yang terjadi di dalam klan Ling.
Klan Ling memang terkenal sangat haus akan darah musuh-musuhnya. Namun jika dengan rakyatnya sendiri, mereka begitu menyayanginya. Bahkan Kota Ling dinobatkan menjadi satu-satunya kota yang tidak memiliki pengemis serta diskriminasi sosial. Semua warga menjadi keluarga tanpa terkecuali.
Maka dari itu, Kota Ling menjadi kota yang paling disegani dan ditakuti karena rasa persaudaraan yang begitu erat.
Setelah pengumuman nama tuan muda Ling, pesta dilanjutkan hingga pagi. Namun yang membuat mereka merasa aneh adalah peristiwa bulan purnama merah yang tidak kunjung reda.
Waktu siang ataupun pagi tidak muncul karena peristiwa ini. Mereka semua tahu bahwa pesta yang digelar sudah hampir satu hari penuh.
Malam selanjutnya pun datang, namun tetap saja bulan purnama merah belum menghilang. Setelah pesta berakhir, penduduk mulai khawatir dengan situasi yang terjadi. Patriark Ling Chen selaku pemimpin menenangkan mereka. Memberitahu bahwa itu hanyalah fenomena biasa dan tidak menimbulkan riak yang mengkhawatirkan.
Setelah keadaan terkendali, warga kembali ke rumahnya masing-masing untuk beristirahat. Begitu pula dengan anggota klan ling. Namun bedanya, mereka membersihkan tempat pesta terlebih dahulu.
Sedangkan patriark dan permaisuri serta tuan muda Ling telah kembali ke kediaman Klan Ling yang bernuansa serba putih.
Bulan purnama merah telah terjadi selama dua hari dan sekarang memasuki hari ketiga. Merasa khawatir patriark mengumpulkan para tetua untuk mendiskusikannya.
Kesepakatan yang telah diambil yaitu dengan memperkuat array pelindung di kota. Sehingga rasa khawatir dan cemas dapat sedikit terobati.
Namun sayangnya, mereka semua tidak tahu bahwa malam ketiga bulan purnama merah akan menjadi malam dari hilangnya kejayaan kota Ling.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Mohon dukungan serta saran dari pembaca ya. Guna memperbaiki karya author, sehingga menjadi karya yang baik dan mudah dipahami.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Derajat
Cukup menarik makanya coba mampir
2023-10-23
0
Evano Yoshi Saputra
up
2021-06-08
2
Valiant
good
2021-05-09
4