"Oh iya tadi siapa nama anak yang bersama Rara? Radit dan Sandy ya?" tanya Nek Sari.
"Iya nek, benar. Dan besok Rara akan pergi ke sekolah bersama mereka. Nenek gausah khawatir lagi ya sama Rara," kata Netra sambil pergi ke kamarnya.
"Aku harus bertemu mereka. Pasti mereka telah tau sesuatu."
*****
Keesokan harinya, Radit menghampiri rumah Netra karena ia sudah berjanji akan menemani Netra pergi ke sekolah bersama Sandy juga. Kebetulan Netra memang sudah siap sehingga Radit tidak perlu menunggu waktu lama dan mereka berdua langsung berpamitan dengan Nek Sari. Tidak lupa juga Radit memperkenalkan dirinya dengan sopan di depan Nek Sari.
"Permisi nek, perkenalkan saya Radit temannya Netra, saya izin untuk menemani Netra pergi ke sekolah ya nek untuk mencegah kejadian kemarin terjadi lagi." Radit memperkenalkan diri sambil membungkuk dan mencium tangan Nek Sari.
"Oh temannya Rara ya, saya titip Rara baik-baik ya," kata Nek Sari. "Saya tau kamu tau sesuatu." Nek Sari mengucapkannya sambil membisikkan ke telinga Radit.
"Baik nek," ucap Radit yang mengerti perkataan Nek Sari.
"Rara berangkat sekolah dulu ya nek," ujar Netra sambil mencium tangan Nek Sari. Mereka berdua akhirnya pergi berangkat ke sekolah.
"Hmm, sepertinya bukan anak itu."
Di perjalanan, seperti biasa mereka berdua mengobrol sambil menuju ke rumah Sandy.
"Oh jadi nama panggilanmu Rara ya?" Tanya Radit.
"Umm tidak sih, biasanya aku hanya dipanggil Rara oleh nenek. Kalo sama orang lain memang biasanya dipanggil Netra," jawab Netra.
"Aku boleh panggil kamu Rara?" Radit bertanya sambil memandang Netra.
"Hmm boleh saja sih," jawab Netra dengan gugup karena sadar bahwa daritadi Radit memandanginya.
Mereka sampai di rumah Sandy. Saat Radit ingin memencet bel rumah Sandy, Pangeran Es tersebut sudah keluar dari pagar rumahnya.
"Seperti biasa kau ini selalu mengagetkanku. Mengapa selalu pas seperti ini sih?" Radit kaget saat melihat Sandy.
"Kau saja yang selalu kaget melihatku." Sandy menatapku dengan dingin
"Hihi lucu juga ya mereka,"pikir Netra sambil tersenyum kecil.
"Sudah-sudah ayo pergi nanti kita telat," kata Sandy mendahului kami.
"Hey, dasar kebiasaan, setidaknya jalan bareng dengan kita dong. Ayo Ra." Radit menggenggam tangan Netra sambil menghampiri Sandy.
Netra kaget karena tiba-tiba Radit menggenggam tangannya, berusaha mengendalikan perasaannya. Ia tidak boleh terbawa perasaan karena ia baru saja mengenal mereka berdua.
Sesampainya di sekolah, lagi-lagi mereka ditatap di sepanjang koridor sekolah. Netra tidak terbiasa dengan hal ini karena ia tidak pernah bertahan di sekolahnya lebih dari setahun. Dan Netra selalunya menjadu seorang siswi yang biasa-biasa saja. Walaupun ia cantik, tapi kebanyakan orang jarang mendekatinya.
"Mungkin besok atau nanti saat istirahat aku pergi sendiri saja. Umm aku tidak terbiasa dengan semua tatapan ini. Seperti mereka ingin membunuhku. Haha." Netra bicara ke Radit dan Sandy.
"Berarti mulai sekarang kamu harus membiasakan diri Ra karna aku dan Sandy akan selalu menemanimu." Lagi-lagi tatapan Radit membuat suasana di sekitar mereka menjadi canggung. Tanpa menjawab pertanyaan Radit, ia langsung pergi duluan ke kelas.
"Bersikap biasa saja, kalau begitu terus dia bisa terbawa perasaan. Kamu tau kan kita begini karna apa." Sandy merasa risih dengan perlakuan Radit ke Netra.
"Hey, ada apa ini? Sandy si Pangeran Es yang dingin tiba-tiba peduli dengan perasaan seorang wanita? Apa Sandyku sedang jatuh cinta?" Radit menggoda Sandy.
"Hah, sudahlah." Sandy meninggalkan Radit sendirian dan pergi ke kelasnya.
Radit mencoba mengingat kejadian kemarin saat mereka bertiga dihadang oleh preman.
Falshback
"Sandyy..." Netra berteriak ketika tangan Sandy tergores pisau si preman. Seketika tatapan Netra seperti orang yang tidak dikenali oleh Sandy maupun Radit. Netra mengamuk dan hampir membunuh para preman tersebut. Kalau saja Sandy dan Radit tidak menghentikannya, mungkin saja para preman tersebut sudah mati.
Netra pingsan ketika mereka berdua mencoba menghentikannya dan para preman itu langsung lari kocar kacir ketakutan. Radit dan Sandy langsung membawa Netra pergi dari tempat itu.
"Sekarang kita kemana?" tanya Radit dengan sedikit takut.
"Ke rumahku. Rumahku lebih dekat dan lagipula di rumah ada keluargamu. Tidak mungkin kita membawa Netra ke sana," jawab Sandy.
"Baik. biar aku yang gendong Netra." Radit langsung menggendong tubuh Netra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Yoo_Rachel
Hadir Thor☝️4 Like Mendarat 🚀 Semangat selalu Yah..💪 Ditunggu kedatangannya di karya aku..
📗MENIKAHI MUSUH KERAJAANKU
📘THE POWER OF FIRST LOVE
See You In The Comment...🙏
2021-03-28
3