Es Balok

Netra berusaha menenangkan dirinya dan menghilangkan bekas air matanya. Ia hanya berharap saat ini matanya tidak bengkak karena tangisan itu. Saat keluar dari toilet tiba-tiba ia menubruk seseorang di depannya.

*****

BRUK!!

"Ah maaf-maaf saya tidak melihat ada orang." Netra menundukan kepalanya meminta maaf.

"Tidak apa," kata orang itu. Netra mendongakan kepalanya.

"Cantik sekali" gumam Netra.

"Sekali lagi maaf ya. Kenalkan aku Netra dari kelas VIII B." Netra menjulurkan tangannya dengan maksud berkenalan.

"Putri."

Putri Apriliani adalah pasangan yang pas untuk Sandy. Seperti namanya, ia dijuluki seorang Putri Es karena sikapnya yang sangat dingin kepada orang lain.

"Aku permisi ke kelas dulu ya. Senang berkenalan denganmu." Netra segera pergi karena tidak tahan dengan dinginnya sikap Putri.

"Putri ini cocok sekali dengan Sandy. Ah tapi kenapa aku jadi kepikiran Sandy si Pangeran Es itu sih," gumam Netra sambil berjalan ke kelas

"Hayo..Kau sedang melamunkan apa?" Tiba-tiba seseorang datang menghampirinya dari arah belakang.

"Umm.. ti tidak, aku hanya ingin ke kelas dari toilet. Aku tidak memikirkan apapun." Netra terlihat gugup.

"Ah tadi aku belum sempat berkenalan denganmu karna si es balok itu. Kenalkan aku Raditya Permana dari kelas VIII A. Aku memang sudah berteman cukup lama dengan Sandy. Dia memang kepribadiannya seperti es sangat dingin. Tapi aku mengerti kenapa dia seperti itu." Radit mengiringi jalan Netra.

"Es balok? Haha lucu juga panggilannya," pikir Netra. Bukannya menjawab, Netra malah sedikit tersenyum yang membuat bingung Radit.

"Ah maaf Radit. Senang berkenalan denganmu. Umm ngomong-ngomong sekarang dimana Sandy? Kenapa kalian ga pergi bareng?" jawab Netra yang tersadar kalau Radit menatapnya daritadi.

"Sandy tadi udah ke kelas sih. Aku tadi pergi sebenetar ke toilet setelah dari kantin, eh ketemu kamu di jalan jadi sekalian nyapa dan kenalan aja kebetulan tadi kan kita belom sempat berkenalan."

"Kalau dipikir-pikir, kepribadian Sandy dan Radit ini sangat bertolak belakang. Kira- kira Sandy begitu kenapa ya?" Netra berjalan sambil melamunkan hal itu.

"Kamu ini memang hobi melamun ya. Haha." Netra yang mendengar hal itu justru jadi malu dan kebetulan sudah sampai di depan kelasnya jadi Netra langsung berpamitan ke Radit.

"Radit aku duluan ke kelas ya." Netra langsung masuk ke kelas karena malu dengan kata-kata Radit.

Netra masuk ke kelas dan sudah melupakan omongan temannya yang tadi. Ia segera duduk di belakang Sandy. Ia memikirkan topik apa yang pas agar bisa mengobrol dengan Sandy. Tapi sepertinya ia harus mengurungkan niatnya karena Sandy terlihat sibuk dengan pelajaran selanjutnya.

"Ah iya itu saja. Aku kan ga tau pelajaran setelah ini apa. Aku bisa tanya Sandy." Netra tersenyum karena ia sudah mendapatkan topik yang akan ia bicarakan.

"Sandy, umm aku mau tanya setelah ini pelajarannya apa ya? Aku belum tau jadwal pelajaran di kelas ini." Netra mencoba berbicara walau terlihat gugup sambil menepuk pundak Sandy yang sedang fokus membaca.

Tidak ada jawaban dari Sandy. Ia hanya memberikan kertas yang berisi jadwal pelajaran di kelas ini.

"Hah?" Netra mengernyitkan alisnya. Kaget dengan sikap Sandy yang benar-benar dingin.

"Ah terima kasih banyak. Aku akan mengembalikannya nanti setelah menyalinnya." Netra masih tetap mencoba agar Sandy mau bicara dengannya. Namun, yang ia dapatkan hanya anggukan kepala Sandy.

"Ugh kesal. Memang cocok panggilan es balok itu buat dia." Netra menggerutu sambil menyalin jadwal pelajaran Sandy.

"Kalo dilihat-lihat, tulisan Sandy bagus banget deh. Rapih juga. Kalo dibandingin dengan tulisanku sih. Ahh jauh banget. Dasar tulisan ceker ayam," pikir Netra.

Teng Teng Teng. Bel tanda masuk sudah berbunyi. Banyak siswa yang buru-buru masuk ke kelas. Di antaranya Netra melihat ada seorang yang sepertinya ia kenal.

"Wah ternyata aku sekelas dengan Putri. Mungkin dia bisa jadi temanku," pikir Netra.

Guru IPA sudah masuk ke kelas dan pelajaran dimulai. Di sela-sela pelajaran, tiba-tiba

PLETAK! Sebuah spidol melayang dari tangan Bu Meri.

"Aww."

"Berani-beraninya kamu tidur saat jam pelajaran saya. Keluar kamu sekarang juga." Bu Meri terlihat marah.

"Umm baik bu."

Terpopuler

Comments

Senja Cewen

Senja Cewen

Hai awal yang bagus. Masih nyimak...

Suami Pusaka (Darkness hear)

2021-04-02

1

Olan

Olan

hai thor, aku bawa like kecerita bagus mu😊 mampir juga kekarya aku ya Hate But Love😍😍

2021-03-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!