Jum'at sore tampak mendung, langit terlihat begitu gelap dan angin juga sangat kencang. Pohon di luar sana berdendang seiring kencang nya angin. Jalanan masih terlihat padat, dengan jas hujan di setiap pengendara motor. Raut wajah lelah terpampang jelas karena terpaan rintik hujan. Sama hal nya dengan gadis belia yang sibuk meratapi nasib dengan wajah lesu.
Jgeerr
Zia yang duduk di kursi dekat jendela kaget karna ada petir yang tiba-tiba menyambar. Ia segera menutup jendela dan kembali duduk di kursi. Tidak lama setelah Zia menutup jendela, hujan deras mengguyur dengan hebat.
Buliran air hujan, jatuh tanpa terkira, memori-memori lama muncul kembali. Ia melamun mengingat semua kenangan buruk di kota di Bali.
Masih membekas rasa sakit sampai kini, walau ia sudah berusaha pergi jauh dari sana tapi memori itu masih juga terus mengikuti nya sampai detik ini hingga ke tempat baru.
Ternyata benar kata orang masa lalu tetap akan terkenang bukan terlupakan.
"Harus ngapain lagi sih biar lupa. Aku tu beneran c..capek .." Ia menjambak rambut nya sendiri, menanggis sampai sesenggukan, meluapkan isi hatinya dengan terbata-bata. Menyesali semua kebodohan yang ia perbuat di Bali.
Setiap memejamkan mata, bayangan, ucapan dan wajah nya selalu terngiang-ngiang dalam kepala nya.
Perpisahan tanpa pamit, meningkatkan gejolak api dalam jiwa. Amarah memuncak mengingat segala momen bersama nya.
Kepergian nya merusak rasa percaya pada yang sudah totalitas diberikan tanpa pikir syarat.
Merasa telah merusak segala hal, mulai dari masa depan hingga kepercayaan orang tuanya.
Ego baginya adalah hal prioritas waktu itu, namun kini malah menjadi bumerang yang menyerangnya tanpa batas, mencabik-cabik isi kepala nya dengan luka-luka itu.
Semua itu menyiksa ku perlahan, seharusnya aku tidak perlu merasa kehilangan dan merasa semu berakhir. Semua kasih bisa aku dapat lalu kenapa kau hancurkan harapan ku.
...****************...
🍂🍂🍂
Bali
"Pagi mapa..." salam Zia sambil berjalan menuruni tangga.
Yung dan Sia sudah terlebih dahulu berada di meja makan.
"Mapa?" Sia dan Yung, mereka saling memandang satu sama lain karna heran dengan salam Zia.
"Mama papa loh, hahaha. Ya udah sarapan yuk." ajak Zia kepada orangtuanya.
"Dasar anak jaman sekarang, aneh-aneh aja." Jawab Sia sambil menggelengkan kepala.
"Bahasa gaul ma, biasalah" ucap Zia enteng.
Selesai sarapan Zia berpamitan untuk pergi sekolah, ia menyalami dan mencium pipi sia dan Yung, orang tua nya melambai saat motor Zia perlahan meninggalkan komplek perumahan. Zia merupakan gadis cantik dan juga pintar, kepribadian yang ramah menjadikan ia di sukai banyak orang. Hingga seluruh penghuni komplek ia sapa saking ramah nya dan hal itu membuatnya bahagia.
...****************...
Sekolah
Satu persatu guru pelajaran masuk, memberikan semua murid latihan soal dan juga kerja kelompok. Hingga guru fisika menjadi penutup sebelum waktu pelajaran berakhir.
Kegiatan sekolah yang begitu banyak membuat Zia pusing dan kesal. Ia merasa seperti robot, saat tugas pertama belum selesai tugas-tugas lainnya sudah datang menghampiri dan menghantam semua sel-sel dalam otak nya.
"Huaa, kenapa banyak banget sih, berasa mau botak ni kepala" kata Zia dengan perasaan kesal dengan semua tugas nya.
"Capek yah, sama aku juga" Jawab David sembari memegang kepalanya sendiri.
Zia melirik ke arah David seolah tidak suka dengan jawaban nya itu. Walaupun Zia adalah siswi yang pintar dan berprestasi di sekolah nya tidak membuat ia luput dari rasa kesal dan bosan karna tugas sekolah yang diberikan.
David hanya melengos dan kembali ke kursinya.
Ding...dong...
"Akhirnya, bel sekolah bunyi juga" ujar nya dengan nafas lega.
Jam sekolah telah usai, semua murid berkemas termasuk Zia yang langsung memasukan semua buku kedalam tas nya. Ia beranjak dari kursinya, berjalan keluar dari kelas menuju parkiran motor. Tiba-tiba Zia teringat sesuatu.
"Pria itu seperti apa yah?" tanya Zia pada dirinya, menebak sesosok lelaki yang baru ia kenal dari media sosial.
David yang berjalan di belakang Zia menepuk pundak nya.
"Astaga" sambil memegang dadanya dengan tangan.
"Hey, jalan yuk bosen nih" ajak David
Zia dan David adalah teman dekat dan mereka juga duduk bersama di kelas. David yang berjiwa lembut dan ramah kepada setiap orang, selalu menemani dan menghibur Zia. Sebab itu ia menjadikan nya sebagai teman dekat.
"Ya udah, ayo." balas Zia dengan bersemangat dan langsung mengandeng lengan David dengan erat.
"Tapi aku yang bawa motor yah," pinta David
"Oh no, kamu gak bawa motor hari ini?" tanya Zia sambil melihat sekeliling parkiran.
"Servis, biasalah" jawab David.
"No, no, no biar aku yang setir." kata Zia yang langsung duduk di motor dan menyalakan motornya.
David hanya mengangguk dan pasrah, karna memang itu motor Zia. Mereka pun menuju ke tempat yang di tuju dan membelah jalan raya.
Di jalan Zia mengajak bicara David mengenai hari baru nya.
"Vid, kalau aku misal ni yah, ketemu cowo online gimana menurut mu?" tanya Zia
"Hah, ngomong apa?" David yang tidak mendengar jelas suara Zia karna terbawa angin yang cukup kencang. Dan helm yang menempel cukup menepis suaranya.
Zia pun diam dan kembali fokus ke depan menyetir. Sesampainya di kafe mereka duduk dan langsung memesan minuman. Zia memesan jus jeruk dan David memesan jus alpukat.
...****************...
Kafe Sinar, Meja 10
Kafe sinar adalah tempat favorit mereka berdua, pelayan yang bekerja di sana juga sudah hafal dengan mereka, hingga berfikir mereka menjalin hubungan istimewa. Padahal mereka hanya sebatas teman dekat saja. Karna kedekatan itu orang tua mereka tidak bingung atau khawatir bila mereka pergi bersama sudah sepenuhnya percaya pada putra dan putri nya.
" Mas sama mbak nya pacaran yah, berdua terus?" tanya seorang pelayan.
"Ha ...
"Rencana mas kalau dia mau" Ujar David spontan
"Enggak mas, ngarang aja dia. Otak nya rada-rada" sambil mengesek kening nya dengan telunjuk kecil nya itu.
Pelayan tersebut hanya meringis dan meninggalkan mereka berdua.
David hanya tersenyum mendengar Zia demikian. Padahal ia hanya bercanda tadi, malah membuatnya malu di hadapan pelayan.
"Asal saja mulut mu tadi"
"Becanda doang anj"
"Kalau serius pun ya, dirimu sudah ku anggap seperti saudara ku vid"
"Halah sudah tidak perlu di bahas"
Zia terdiam sesaat dan melanjutkan perkataannya.
" Aku mau cerita nih, tadi pas di motor kamu nya budeg" Zia membuka percakapan.
" Kurang ajar kamu ya, ya sudah gas lah, mau cerita apa?" ucap David mempersilahkan.
"Hehe, jadi begini.....
"Gak jadi ah, nanti di ledekin"
"Heleh, cerita saja. Aku respon baik deh, eem jadi pendengar yang baik budiman deh aku, hahaha"
"Oke, jadi begini..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
semangat kak
2023-01-02
1
Imarin
mina aku mampir baca lagi ya
2022-11-16
1