Bergabung di klub Basket

Di kelas 11 A

Ketua kelas mendatangi Zia yang duduk di kursi belakang mendengar kan musik di handset, ia ingin mengajak Zia untuk bergabung di ekstrakurikuler yang ada di sekolah.

Ketua kelas mencolek pundaknya, Zia langsung menoleh ke arah belakang.

" Zi, kamu mau gabung ekskul apa di sekolah? kamu kan siswi baru nih, jadi perlu data kamu supaya kelas kita aktif juga kan" tanya ketua kelas dengan santai.

" Ada basket tidak?" ucap nya antusias.

" Ada, mau gabung itu?" tanya ketua kelas dengan heran.

" Iyah, aku gabung itu saja deh, hobi soalnya" ujarnya sambil tersenyum.

*'emang bisa dia main basket, muka nya aja gak meyakinkan gitu', dalam hati ketua, tetap mencatat nama Zia di klub basket sekolah.

" Oiya nama kamu siapa?" sambil mengulurkan tangan ke ketua kelas.

" Aldo, salam kenal yah" jawabnya dengan singkat yang masih menulis namanya dibuku.

" Oiya kamu bisa latihan Minggu depan, nanti ikut dan sekalian aku kenalin sama klub nya langsung kebetulan aku ikut basket juga, biasanya setiap hari Jum'at kita latihan, oiya welcome yah zi" sambut Aldo kepada Zia dengan ramah.

"Oiya satu lagi, nama coach kita pak Arya" timpal Aldo.

"Baiklah, semoga coach dan kalian semua menyukai ku"

Zia mengangguk dan tersenyum. Ia sudah berandai-andai bermain di lapangan basket, karna sudah beberapa minggu tidak bermain.

Tidak lama kemudian ibu Sina guru matematika masuk kelas untuk mengajar, dua jam berlalu dan waktunya pelajaran seni budaya untuk di mulai.

" Bleng banget otak aku, mana xy xy pula, mu pasti bleng juga kan? " keluh gina yang bercerita kepada Zia.

Gina mencoba mendekati nya untuk berbasa-basi supaya saling mengenal. Namun Zia hanya tersenyum dan mengangguk saja membalas pertanyaan Gina. Lalu Gina hanya tersenyum datar dan balik lagi ke kursi nya.

Cuek sekali anak baru itu

Tiba-tiba..

" Woy, jam kosong. Guru rapat lagi." Ray berteriak memberitahu ke semua teman kelas.

*Apa jam kosong

Yeee*

Sontak semua berteriak kegirangan karna jam kosong, padahal sebenarnya mau jam kosong atau pun tidak setiap pelajaran seni budaya juga hanya sedikit saja belajar nya selebihnya terserah ingin melakukan apa di kelas. Pak Deni guru seni budaya yang memang benar-benar mengerti akan kegabutan para siswanya di kelas, makanya banyak yang senang bila pak Deni masuk ke kelas walau itu hanya sekedar bercerita atau mampir saja saat guru lain mengajar.

...****************...

Dirumah sepulang sekolah

🍁🍁🍁

Setelah pulang sekolah Zia menemui Irma yang sedang duduk di ruang kerja, tumpukan kertas kerja yang begitu banyak membuat Irma sangat lelah dan pusing.

" Pergi keluar yuk, ngopi gitu di luar. Biar gak pusing tan, gabut juga nih." ajak Zia semangat.

" Sebentar lagi yah, mau tunggu kan. Tante selesaikan yang penting-penting dulu oke." balas Tante irma supaya tidak mengecewakan Zia.

"Oke tan"

Setelah 15 menit akhirnya Irma mengajak Zia pergi ke luar untuk minum dan ngobrol. Zia bercerita bahwa hari ini ia bergabung di klub basket sekolah, Irma merasa sangat senang karena Zia mulai aktif kembali di sekolah baru nya.

"Bagus-bagus, kamu harus bisa beradaptasi dengan mereka semua"

"Oiya tan, Zia rencana mau hubungi mama buat kirim motor Zia dari Bali gimana menurut Tante?" tanya Zia.

" Hais, beli saja lah disini kenapa harus repot-repot mengirim kasihan mama papa mu." jawab Irma dengan nada keberatan atas kemauan Zia.

".. dan biar Tante aja yang beliin oke, gimana setuju?" sambung nya.

" Ga tau deh tan. Nanti saja deh bahas nya, ya udah balik yuk" ajak Zia untuk segera pulang ke rumah.

*'Apa susah nya sih kan sekarang kalau mau ngirim barang juga mudah' , pikir Irma.

Sepanjang jalan Irma berpikir apakah Zia kecewa dengan ucapan nya tadi, padahal ia hanya menawarkan saja supaya tidak merepotkan orang tua nya dan lagipula motor tidak terlalu penting disini. Karena sedari tadi di mobil Zia tidak bicara apapun kepadanya.

Gerbang terbuka dan mobil pun masuk ke halaman rumah, rumah yang mewah namun sama sekali tidak ada asisten rumah tangga satu pun, semua di lakukan sendiri oleh Irma sebelum kedatangan ponakannya itu. Zia meletakkan tas nya di ruang tamu dan langsung duduk. Merehatkan tubuh nya sejenak karena lelah dengan aktivitas hari ini.

Ting,

Ponsel nya berbunyi. Ada pesan masuk di WhatsApp nya. Zia membacanya sekilas lalu memberitahu Irma.

"Tan, malam Minggu besok musuh aku mau dateng. Ada yang mau di bicarain gitu, tau deh apaan." kata Zia spontan.

"Hah musuh, sejak kapan? masih baru di Bandung udah ada musuh aja." jawab tante heran.

" Bukan musuh juga sih, cuma salah satu nya tu dari awal suka banget usil sama aku." jawab nya menepis.

" Oh begitu, ya sudah. Tante sih welcome saja, toh biar rame juga rumah kan" jawab Irma setuju.

"Oke deh tan, nanti aku kabari ke Ray dan Putu" ujar Zia.

" Ray? " sedikit terkejut mendengar nama itu.

" Iya tan, Ray. Aku ga kenal dekat sih, ga sibuk juga ingin tahu dia siapa." jawab Zia santai.

Irma seperti tidak asing mendengar nama anak laki-laki itu, namun ia lupa dimana pernah dengar namanya.

" Ya sudah lah, istirahat lagi. Tante mau lanjutin kerja juga" Ucap Irma sambil meninggalkan Zia di ruang tamu.

Gadis itu mengangguk setuju, Zia menaiki tangga dan masuk ke dalam kamar, ia memikirkan apa sebenarnya rencana Ray hingga mendadak ingin bertamu di rumah.

'Ada hal yang ingin dibicarakan'

'Apa sebenarnya maksud Ray?, benar-benar mencurigakan, tapi biarlah mungkin mereka hanya ingin berkunjung saja'

Ia tidak mengambil pusing dengan pesan Ray tadi, kembali memainkan ponselnya hingga terlelap tidur.

...****************...

🍁🍁🍁

"Ray, seperti kenal siapa ya. Coba aku cek dulu deh" gumam Irma yang langsung membuka data perusahaan.

Mata nya terbelalak, ketika melihat nama Ray ada di dalam dokumen tersebut.

"Ya ampun kenapa dunia hanya selebar daun kelor sih, ternyata dia satu sekolah dengan ponakan ku" ucap Irma sedikit kaget.

Irma menutup laptopnya dan bersiap untuk tidur.

Ia mencuci wajah nya yang putih dengan pipi kenyal nya itu, tidak lupa memakai skincare favorit yang sudah menjadi rutinitas setiap malam sebelum tidur.

"Baiklah, cuci muka sudah, skincare sudah, sekarang waktunya tidur cantik" Irma menarik selimut dan memejamkan mata indah nya.

"Astaga" Irma tersentak ia berlari keluar menuju kamar Zia.

Klak

Membuka pelan pintu kamarnya, lampu kamar masih menyala.

Ckckck

Sebagai tante yang baik Irma mematikan lampu dan menyelimuti Zia yang masih pulas tertidur.

"Baiklah sekarang aku bisa tidur dengan tenang"

"Ray, Ray, Ray, menarik, sangat menarik"

Beberapa kali menyebut nama nya ia pun tertidur.

Terpopuler

Comments

Makray

Makray

emang sedingin itu ya sifat Zia?

2023-02-15

0

anggita

anggita

ng👍like aja.

2023-01-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!