30 menit kemudian...
Cklek...
"Apa yang terjadi padanya dok?” panik Riko.
"Tenanglah Rik, mari ikut saya. Akan saya jelaskan apa yang telah terjadi selama kamu di Paris" ucap dokter Han s menepuk bahu kanan Riko lalu pergi menuju ruangannya diikuti Riko.
Di ruangan, dokter Hans mulai menceritakan apa yang terjadi pada Ara. Ia menjelaskan semua secara rinci kejadian yang menimpa Ara saat itu. Riko sangat terkejut mendengar semua penjelasan tentang gadisnya.
"Jadi?" Tanya Riko
"Ya, Ara mengalami amnesia akibat kecelakaan 10 tahun lalu. Lebih tepatnya sepulangnya ia dari bandara. Bukankah waktu itu bersamaan denganmu pergi ke Paris Riko. Keadaan Ara kala itu sangat mengenaskan, ia juga harus berjuang melewati masa kritisnya hampir 1 tahun. Ketika ia siuman hanya mendiang Ny. Fiona, mamanya. Selebihnya ia tak ingat termasuk dirimu dan keluarga lainnya. Bahkan pada Fino ia tidak ingat. Sedangkan Ny. Fiona meninggal ditempat kejadian saat itu. Ara sangat terpukul saat mendengar kabar meninggal mamanya hampir 1 tahun. Dan disitulah keharmonisan keluarga itu berubah” jelas dokter Hans
Riko mengusap air matanya kasar. Ia sangat menyesal. Bagaimana bisa ia tidak tau tentang kecelakaan itu? Bagaimana bisa ia tidak ada disamping gadis itu? Disaat gadis itu berjuang melewati masa kritis, dimana ia berjuang antara hidup dan mati. Dan itu semua terjadi karenanya, andai waktu itu ia tidak memaksa Ara untuk mengantarkannya ke bandara semua itu pasti tak akan terjadi. Ia sangat ingat sehari sebelum ia pergi meminta Ara untuk mengantarkannya ke bandara.
‘Rara besok aku akan berangkat ke paris melanjutkan sekolah ku disana’ ucap Riko kala itu berusia 14 tahun dan Ara berusia 8 tahun.
Ara memanyunkan bibirnya mendengar ucapan Riko. Ia akan merasa kesepian jika ditinggal pergi. Riko yang melihat wajah Ara yang menggemaskan. Ia menarik Ara kecil kedalam pelukkannya.
‘Kenapa kak Fano tidak sekolah disini saja bersama Rara?’ Tanya Ara sedih.
Jadi semasa kecil Ara lebih suka memanggil Riko dengan nama belakangnya Zafano atau Fano. Karna menurutnya dengan begitu akan memiliki kakak kembar Fino dan Fano. Dan selama ini Ara tidak tau nama panjang Riko yang ia tau hanya Riko Zafano.
‘Kak Fano harus sekolah disana dan menjadi orang yang sukses agar nanti bisa membahagiakan Rara’ ucap Riko.
‘Kak Fano pasti akan kembalikan?’ Tanya Ara
‘Pasti. Kak Fano pasti kembali pada Rara’ ucap Riko sambil terus memeluk tubuh mungil Ara.
‘Jadi besok Rara harus ikut mengantarkan kan Fano ke bandara. Pokoknya Ara harus ikut. Titik gak pakai koma. Oke’ sambung Riko.
‘Siap kapten’ sahut Ara sambil memberi hormat diselingi tawa kecil mereka berdua.
"Aku kira ia selama ini lupa denganku karna kami sudah lama tak bertemu. Tapi ternyata..." lirih Riko disela sedihnya.
"Semua akan baik-baik saja Riko, lakukan secara perlahan agar ia ingat dirimu kembali. Seperti mengajak ia berkenalan kembali, mengunjungi tempat masa kecil kalian atau hal lain yang pernah kalian lakukan. Itu akan membantu mengingat kembali memori yang hilang" dokter Hans mengulas senyum semangat untuk Riko.
"Baiklah... Terimakasih dokter" ucap Riko beranjak pergi.
...****...
BRUUUAAAKKK!!!
Fino melangkah dengan angkuhnya memasuki ruang kerja papanya. Seorang pria paruh baya menatap kehadirannya dengan senyum manis.
"APA YANG KAU LAKUKAN PADANYA PA!!! DIA ITU PUTRIMU!!!APA KAU SUDAH GILA MELAKUKAN SEMUA ITU PADANYA HAH!!!” bentak Fino geram.
"Aku hanya memberi ia hukuman ringan saja" santai pria paruh baya itu yang tak lain adalah Tn. Felix.
"HUKUMAN RINGAN KATAMU!!! APA KAU MEMANG SUDAH GILA!!! KAU MENCAMBUKNYA BODOH!!! DARI SEGI MANA ITU HUKUMAN RINGAN!!!” geram Fino dengan wajah merah menahan emosi. Ia bahkan sudah lupa bagaimana beretika baik lagi.
"Lalu? Kenapa jika aku mencambuknya? Kau tak tau bagaimana malunya diriku memiliki putri bodoh sepertinya? Itu hanya hukuman ringan untuknya. Bukankah kau masih ingat bahwa dia bukan ADIK KANDUNGMU sekaligus PUTRIKU" ucap Tn. Felix penuh penekan.
"KAUUU!!! Arghhh..."
BRUUUAAAKK... PYAAAARRR...
"BRENGSEK!!!" teriak Fino pergi setelah menghancurkan ruang itu.
Tn. Felix hanya tersenyum sinis melihat tingkah dan sifat putranya yang begitu menyayangi gadis kecil yang telah membuat ia kehilangan orang yang ia cintai untuk selamanya. Karna gadis kecil itu ia harus kehilangan istri tercintanya Fiona Gavriel Alardo.
Ia teringat bagaimana siang itu ia mendapat kabar istrinya kecelakaan dan tewas ditempat kejadian. Wanita yang ia cintai dan sayangi harus pergi begitu cepat. Dunianya seakan runtuh saat itu juga. Bertahun tahun ia memendan kesedihan ini dan melampiaskan segalanya pada putri angkatnya itu.
Setiap melihat wajah Ara, ia teringat akan istrinya. Baginya itu semua salah Ara yang saat itu menangis ingin mengantarkan sahabat putranya ke bandara. Hingga istrinya mengiyakan dan terjadilah kecelakaan itu.
"Sial... " kesal Tn. Felix
...****...
Riko melangkah memasuki ruang rawat Ara. Ia sudah cukup lama pergi meninggalkannya sendiri. Setelah dari ruangan dokter Hans ia pergi ke taman untuk sekedar menenangkan dirinya. Dan sudah hampir 2 jam ia pergi.
Cklek...
Riko melihat Ara yang berusaha bangkit mengambil minum sampai tubuhnya kembali ambruk keranjang.
"Eungghhh... Aarghh..." pekik Ara saat kulit punggungnya terasa perih dan sakit di bagaian tulang yang terasa remuk.
Riko berlari mengambilkan segelas air putih itu, lalu membantu Ara untuk sedikit terduduk agar mudah untuk minum. Ara menerima bantuan Riko padanya. Karena jika tidak, ia bisa saja mati kehausan.
Riko tersenyum saat tidak mendapat penolakan dari Ara. Selesai minum Riko membaringkan Ara dengam hati-hati. Sesekali Ara tampak meringis menahan sakit saat lengan Riko menyentuh area punggungnya.
"Perlu ku panggilkan dokter?" cemas Riko
"Tidak... Kenapa kau masih disini!" ketus Ara.
"Apakah seperti itu cara seorang siswai berbicara pada guru yang sudah membantunya minum?" kesal Riko yang dibuat buat.
"Sudahlah... Pulanglah pak" ucap Ara datar dan mulai memejamkan mata.
Ia masih merasa ngantuk, mungkin karna efek yang bekerja dari obat yang ia konsumsi. Tak lama dengkuran nafas teratur menandakan bahwa ia sudah tertidur. Riko membenarkan selimut sampai sebatas bahu. Kemudian ia duduk di kursi sisi ranjang menggenggam tangan mungil itu. Hingga akhirnya ia pun ikut tertidur disamping ranjang.
...****...
Sudah dua hari Ara tidak masuk kelas, sejak ia pulang lebih dahulu waktu itu. Dan anehnya semua guru yang mengajar dikelas Letha tidak ada yang menanyakan kemana siswinya satu itu. Letha mulai cemas tidak mendapat kabar tentang Ara dua hari terakhir ini. Telponnya tidak pernah diangkat puluhan pesan juga tidak ada satupun yang dibalas.
Hingga ia memberanikan diri untuk bertanya pada salah satu gurunya siang ini sebelum ia pulang, yaitu Bu Lisha setelah pelajaran bahasa selesai.
“Permisi bu Lisha” sapa Letha canggung.
“Iya Letha, ada apa?” Tanya Lisha dengan beberapa buku ditangannya.
“Emm... Begini bu, apa bu Lisha tau kenapa Ara tidak masuk sekolah? Karna sudah dua hari ini Ara tidak masuk. Tapi kenapa setiap ada absen nama Ara tidak diseburkan bahkan dilewatu begitu saja. Apa jangan jangan Ara pindah sekolah bu? Apa benar begitu? Tapi kenapa? Apa dia marah karna saya memaksanya nonton pertandingan waktu itu? Atau jangan jangan Ara pindah kelas karna bosan dengan sikap saya padanya? Apa saya sangat mengganggu ya bu?” Serentetan pertanyaan terlontar begitu saja seperti kereta api berjalan.
Lisha tersenyum menatap siswinya yang terus bertanya tanpa henti. Dan tidak memberikan ia kesempatan menjawab.
‘Lucu sekali dia’ batin Lisha.
Seketika Letha tersadar atas tingkahnya yang terus berbicara tanpa henti. Ia tersenyum kikuk pada Lisha sambil menggaruk leher belakangnya yang tak gatal.
“Maaf bu” Letha menunduk.
“Tidak apa. Saya tau kamu mencemaskan temanmu itukan. Walau dia sedikit menyebalkan” ucap Lisha terkekeh.
“Baiklah karna kamu ingin sekali bertemu dengan Ara. Kamu bisa ikut saya. Karna saya dan pak Fino akan menjenguk Ara. Ayo” lanjut Lisha merangkul pundak siswinya keluar kelas. Letha yang bingung hanya mengikuti langkah gurunya itu.
...****...
.
.
.
.
.
.
Alfino Xelo Alardo❣️Aalisha Darwin Alardo
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Suzieqaisara Nazarudin
Putri angkat nya??? berarti Ara bukan anak kandung tn felix ya???
2022-08-31
1
Si Bungsu
hai kak
5 like dulu ya kak 😅😅
mari saling mendukung sesama author kak 🙏☺️
2021-05-05
6