Perasaan Kenzie.

MANSION EXEL ALERON DESKA.

Sejak pulang dari Columbarium, Cleon langsung melangkah masuk menuju kamarnya, tanpa berbicara satu katapun. Cleon yang masih merasakan kesedihan hanya bisa terdiam di dalam kamarnya, duduk diam di sebuah sofa sambil terus memandang foto almarhumah Ibunya. Hingga ia mendengar suara langkah kaki yang tengah menuju kamarnya.

"Paman Keeeenn...." Seru Cleon

Dengan wajah yang berbinar bahagia, Cleon langsung beranjak dari duduknya dan berlari menghampiri Kenzie yang sudah mengulurkan tangannya untuk menyambut Cleon dan langsung menggendongnya.

"Cleo pikir Paman Ken tidak akan datang, Cleo sudah lama menunggu Paman."

"Benarkah? mana mungkin Paman tidak datang, kan sebelumnya Paman sudah janji, jika akan menemui Cleo di musim ini. Jadi....."

"Jadi?"

"Kita akan main game sepuasnya.. " Seru Kenzie dan Cleon secara bersamaan.

Hingga dalam waktu beberapa menit saja, kegaduhan sudah terdengar di Mansion tersebut, suara anak yang berumur tujuh tahun dan seorang pria dewasa yang berumur 22 tahun, namun sangat sulit untuk di bedakan jika mereka sudah bertemu. Bahkan Kenzie akan berubah menjadi seorang bocah jika sudah bersama dengan kemenakannya Cleon.

"Pantas saja suasana Mansion jadi gaduh, ternyata ada seorang tamu,"

Tegur Tuan Exel yang baru saja datang dan langsung melangkah mendekati Kenzie dan Cleon yang tengah bermain game.

"Kak Exel.. Apa kabar," Tanya Kenzie yang masih memegang stiek PlayStationnya, bahkan pandangannya tidak bergeser sedikitpun dari layar TV LCD di depannya, hingga membuat Tuan Exel sedikit jengah.

"Bisakah kau berbicara sambil menatap mata lawan bicaramu?" Jawab Tuan Exel balik bertanya.

"Baiklah... Astaga, kenapa kakak jadi cerewet se..... "

Kalimat Kenzie terhenti dengan tubuh yang tiba-tiba mematung saat melihat kedua sosok yang tengah berdiri di belakang Tuan Exel.

"Selamat sore Tuan muda Kenzie."

Sapa Dean dengan sedikit membungkuk. Begitupula dengan Sekretaris Tuan Exel, Launa yang ikut membungkuk untuk memberi hormat kepada adik Presdirnya. Sedang Kenzie yang baru menyadari penampilannya yang hanya mengenakan sebuah celana pendek sepaha dan kaos longgar tampa lengan langsung beranjak dan berlari menuju kamarnya tampa menjawab sapaan Dean dan Launa terlebih dahulu.

"Selamat sore Cleo." Sapa Launa lembut dan langsung menghampiri Cleon yang masih terpaku di atas sofa dengan ekspresinya yang seperti biasa, Datar.

"Sore Bibi Launa," Balas Cleon dengan senyum tipisnya. Bahkan anak tersebut terlihat sedang menahan rasa ketidak sukaannya kepada sosok yang kini tengah mengusap pucuk kepalanya lembut.

Saat menyadari ekspresi putranya yang seketika berubah, Tuan Exel langsung meraih tubuh Putranya untuk di gendongnya.

"Daddy dan Paman Dean juga Bibi Launa akan menghadiri acara penting Perusahaan. Dan Daddy sengaja pulang lebih awal untuk menjemput Cleo."

"Jemput? Untuk apa Daddy?" Tanya Cleon yang seolah belum mengerti dengan maksud perkataan Ayahnya.

"Daddy akan membawa Cleo di acara Perusahaan malam ini, bersama Paman Dean dan Bibi Launa."

"Tapi.. "

Cleo tidak ingin pergi bersama Bibi Launa. Cleo hanya ingin pergi bersama Daddy dan Paman Dean juga Paman Ken, Bisakah Bibi Launa tidak ikut?

"Ada apa Nak?"

"Cleo masih ingin bermain bersama Paman Kenzie, maaf Daddy." Ucap Cleon yang sebenarnya tengah mencari alasan untuk tidak ikut ke acara tersebut.

"Kita bisa mengajak Paman Ken," Balas Tuan Exel yang membuat Cleon kehabisan alasan.

"Tapi.. Bisakah Daddy tidak pergi saja?"

"Sebenarnya Daddy juga sangat lelah dan ingin beristirahat saja di rumah bersama Cleo. Tapi, ini acara yang sangat penting, dan mau tidak mau Daddy harus hadir. Kita tidak akan lama di sana."

"Baiklah Daddy." Dengan ekspresi pasrah,Cleon menundukkan kepalanya dan langsung menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Tuan Exel yang langsung mengusap punggungnya.

Hingga 30 berlalu, waktunya keluarga Deska menghadiri acara penting di sebuah Hotel di Kota ini, Hotel ternama yang saham terbesarnya di pegang oleh keluarga Deska. Bahkan sejak awal kehadiran keluarga Deska di Hotel tersebut, mereka sudah menjadi pusat perhatian banyak tamu dan juga keluarga besar lainnya, seperti keluarga Costela dan juga Reagan yang tidak lain adalah keluarga Launa, Sekretaris Tuan Exel. Dan juga Costela, keluarga Felix sahabat Kenzie. Tiga keluarga besar yang memiliki kekuasaan besar di Kota ini.

Penampilan Keluarga Deska yang tidak biasa sungguh menjadi pemandangan yang menyenangkan bagi kebanyakan tamu di sana, bagaimana tidak. Visual yang di miliki Tuan Exel Aleron Deska dan juga adiknya Kenzie Ayres Deska seolah menjadi sebuah magnet yang menarik banyak perhatian para wanita dan gadis dari keluarga berada. Bahkan Avniel Cleon Deska yang masih menginjak usia tujuh tahun saja sudah memiliki Visual yang tidak kalah dengan Ayah dan juga pamannya, meskipun usia masing-masing di antara mereka terlampau jauh.

"Selamat malam Tuan Aleron." sapa seorang pria paru baya yang langsung menghampiri Tuan Exel yang masih menggenggam tangan putranya.

"Selamat malam Tuan Davano," Balas Tuan Exel yang langsung menjabat tangan Tuan Davano yang terulur.

"Bagaimana? Apa Sekretaris anda tidak bawel seperti biasa?" Tanya Tuan Davano yang langsung mengalihkan pandangannya ke arah putrinya Launa yang langsung tersipu.

"Sudahlah Ayah, jangan membuatku malu di depan Tuan Exel."

"Hahahaha.. Maaf.. Maaf... Ayah hanya ingin tahu, bagaimana putri Ayah bersikap didepan atasannya." Goda Tuan Davano yang hanya di sambut senyum tipis oleh Tuan Exel. Sedang Cleon yang sejak tadi terus memperhatikan Ayahnya hanya bisa menarik nafas dalam dan langsung mengalihkan pandangannya ke arah Kenzie yang tengah mengobrol dengan Dean Asisten Ayahnya. Seolah ingin mencari pemandangan yang bisa membuat hatinya tenang.

"Daddy.. " Panggil Cleon setengah berbisik ke pada Tuan Exel yang langsung menunduk dan menatap putranya.

"Ada apa Nak?" Tanya Tuan Exel.

"Bisakah Cleo bersama Paman Ken?"

"Paman Ken?" Tanya Tuan Exel yang langsung memandang adiknya Kenzie yang masih asik mengobrol dengan Dean.

"Baiklah.. Daddy akan mengantar Cleo ke tempat Paman Ken."

"Tidak perlu Daddy, Cleo bisa sendiri. Daddy di sini saja." Tolak Cleon yang sedikit mengerti jika malam ini Ayahnya memiliki banyak relasi bisnis dan Ayahnya sedikit membutuhkan ruang untuk mengobrol dengan mereka.

"Tidak, Daddy akan mengantar Cleo," Balas Tuan Exel yang langsung melangkah menuju ke tempat Kenzie dan Dean sebelum berpamitan dengan Tuan Devano juga rekan bisnisnya yang lain. Sedang Launa masih menunggu di samping Ayahnya dengan senyuman manis saat Tuan Exel memberikan isyrat jika ia harus menunggu sebentar.

"Paman Ken.. "

"Hei, apa Cleo mulai bosan?" Tanya Kenzie saat melihat Cleon yang tengah menuju kearahnya.

"Ken, tolong jaga Cleon." Ucap Tuan Exel yang langsung melepaskan tangan Cleon.

"Baiklah.. " Balas Kenzie mengangguk.

"Cleo, Daddy tidak akan lama, Cleo bisa menghampiri Daddy jika Cleo merasa bosan dan ingin pulang." Ucap Tuan Exel sambil mengusap pucuk kepala putranya.

"Iya Daddy," Jawab Cleo mengangguk patuh sambil terus menatap punggung Ayahnya yang perlahan menghilang dari pandangannya.

"Paman Dean.. " Panggil Cleon perlahan.

"Iya Tuan muda Cleo, ada apa?"

"Bisakah Paman menemani Daddy di sana?" Tanya Cleon yang langsung mengalihkan pandangannya ke arah Tuan Exel yang tengah berbincang dengan beberapa rekan bisnisnya, meski tidak ada yang salah dengan obrolan Tuan Exel di sana, namun yang mengganggu pikiran Cleon saat ini adalah, ada sosok Launa yang tengah berdiri di samping Tuan Exel. Bahkan terlalu dekat hingga membuat Cleon semakin gelisah.

"Baiklah.. Paman Dean akan kesana." Balas Dean yang sebenarnya sudah tahu dengan perasaan Cleon.

Sedang Kenzie sendiri masih terpaku dengan tatapan matanya yang terus tertuju kepada sosok wanita yang sudah lama di kaguminya, wanita sempurna yang malam ini terlihat begitu anggun dan cantik di mata Kenzie.

"Paman Ken.. " Seru Cleon yang seketika mengejutkan Kenzie yang tengah larut dalam lamunannya.

"Ada apa?"

"Paman melamun?"

"Hm, tidak.. "

"Tapi yang Cleo lihat, Paman Ken nampak sedang melamun, sebenarnya apa yang Paman Ken pikirkan?"

"Paman Ken sedang memikirkan seorang mahluk Tuhan yang paling seksi." Bisik Kenzie yang membuat anak seumur Cleon melongo sambil berusaha keras mencerna perkataan Kenzie.

"Seperti apa mahluk Tuhan yang paling seksi itu?" Tanya Cleon dengan wajah polosnya yang membuat Kenzie bingung harus menjawab apa.

"Cleo.. Dari pada membuang waktu, bagaimana kalau kita ke tempat Paman Felix." Jawab Kenzie saat melihat sosok Felix yang nampaknya baru saja datang.

"Apa di tempat Paman Felix ada mahluk Tuhan yang paling seksi?" Tanya Cleon sekali lagi yang membuat Kenzie hanya bisa tertunduk lesu dan langsung melangkah sambil menggenggam tangan Cleon yang masih terus berfikir.

"Lihatlah... Pria tampan yang satu ini, dan... Halo Cleon, apa kabar?" Sapa Felix yang langsung mengusap pucuk kepala Cleon.

"Baik Paman Felix," Balas Cleon sedikit membungkuk dengan senyumnya.

"Bukankah kau tidak pulang? lalu kenapa tiba-tiba berada di sini?" Tanya Kenzie sambil meraih segelas red Wine.

"Ayah memintaku untuk pulang kali ini, entahlah apalagi yang di rencanakan."

"Menurutmu apalagi, selain menyuruhmu masuk dalam Perusahaan keluargamu," Jawab Kenzie santai sambil meneguk Winenya.

"Apa menurutmu begitu?"

"Hm, tentu saja, bahkan aku sendiri sudah memiliki firasat sepertimu, dan tidak lama lagi pasti Kakak akan menyuruhku untuk masuk ke dalam Perusahaan."

"Kenapa kau tidak menerimanya,?"

"Apa kau pikir aku kurang pekerjaan?"

"Memang kau sesibuk apa? di kampus kau hanya tidur, dan di luar kampus sibuk balapan liar, bahkan kau sering...."

"Jaga ucapannmu," Sela Kenzie yang langsung membekap mulut Felix dan kembali melirik Cleon.

"Apa benar di kampus Paman Ken hanya tidur?" Tanya Cleon yang membuat Felix tersenyum sambil menatap Kenzie.

"Awas kau" Ucap Kenzie tampa suara yang hanya di balas tawa renyah oleh Felix.

"Tidak, kadang saja, jika Pamanmu tengah kelelahan jika usai balapan.... "

"Yaakk... " Seru Kenzie hilang kesabaran. Dan nyaris saja melayangkan satu pukulan ke arah Felix jika saja ia tidak mengingat jika saat ini mereka tengah menjadi pusat perhatian banyak orang.

"Telinga dan otak kemenakanku bahkan lebih tajam darimu, jadi jaga ucapanmu." Bisik Kenzie perlahan yang hanya di balas anggukan oleh Felix.

"Lalu?"

"Apanya?"

"Soal tawaran Paman Exel,"

"Yang jelas aku masih menolaknya, sebenarnya aku bisa saja menerima tawaran kakak, jika saja...."

Wanita itu mau meresponku.

Pandangan Kenzie kembali tertuju kepada sosok wanita yang saat tengah berdiri di antara Kakaknya dan Dean. Wanita yang sudah lama menjadi Sekretaris Kakanya. Siapa lagi kalau bukan Launa Reagan, Putri tunggal dari Tuan Davano.

"Ken.. Jangan bilang jika dia wanita yang..." Kalimat Felix terhenti saat melihat Kenzie yang masih terus menatap Launa dari jarak jauh, bahkan Kenzie seolah masuk dalam dunianya sendiri tampa memperdulikan pertanyaan Felix.

"Yaaak.... Mau sampai kapan kau akan terus memandangnya?" Tanya Felix lagi yang membuat Kenzie tersadar.

"Apa dugaanku benar?"

"Apa?" Tanya Kenzie dengan tatapan malas.

"Wanita itu,"

"Tidak, kau salah."

"Benarkah? Apa kita perlu membuktikannya jika dugaanku salah?" Tanya Felix yang membuat Kenzie tiba-tiba merasa gugup.

"Mamangnya apa yang akan kau lakukan?"

"Bagaimana jika kita menghampirinya."

"Apa? kau gila? Tidak." Tolak Kenzie yang semakin gugup, bahkan tampa ia sadari jika sikapnya semakin memperkuat dugaan Felix, dan membuat pria itu semakin yakin jika Launa adalah wanita yang di sukai oleh Kenzie.

"Kenapa tidak?"

"Diamlah.."

"Baiklah.. Aku juga sudah tahu jawabannya," Balas Felix tersenyum renyah.

"Jawaban apa?"

"Aku tahu dari sikap dan gerak-gerikmu Ken, kau akan mulai gugup jika tengah berbohong. Sudahlah... Sebaiknya kau jujur."

"Aisshh sialan.. " Umpat Kenzie kesal.

"Bahkan wanita itu lebih tua darimu, bukankah dia terlihat lebih cocok dengan Paman Exel?"

"Siapa?" Tanya Cleon yang langsung menangkap perkataan Felix yang membuat Kenzie langsung memejam kesal.

"Tidak ada, Paman Felix hanya berbicara omong kosong, dan itu adalah salah satu bakat Paman Felix." Jawab Kenzie yang langsung menggendong Cleon.

"Paman Ken, Bawah Cleo ke tempat Daddy." Pinta Cleon yang langsung di turuti oleh Kenzie.

"Baiklah. Felix sepertinya aku harus ke sana."

"Baiklah.. Tapi ingat."

"Apa!"

"Kontrol perasaanmu, bahkan sekarang aku bisa mendengar debaran jantungmu." Goda Felix yang membuat Kenzie seketika memerah. Bahkan sebelum tangannya melayang ke arah Felix, pria itu sudah melangkah pergi menjauhi Kenzie dengan senyuman tengilnya.

"Apa Paman Ken sedang menyukai seseorang?" Tanya Cleon saat mereka tengah berjalan menuju ketempat Tuan Exel, Dean juga Launa.

"Ha? Tidak... Itu tidak benar," Sangkal Kenzie, sungguh bertolak belakang dengan gerakan tubuhnya yang mulai merasa gugup saat mereka sudah sampai ke tempat Tuan Exel yang langsung menyambut Cleon. Bahkan Kenzie semakin tidak berkutik saat Launa tersenyum ke arahnya.

"Daddy, apa Daddy masih sibuk?" Tanya Cleon perlahan.

"Tidak Nak, ada apa?"

"Bisakah kita pulang sekarang?" Tanya Cleon lagi.

"Tentu saja Nak, kita akan pulang sekarang jika Cleo merasa bosan."

"Tidak Daddy, Cleo tidak merasa bosan, hanya saja Cleo sedikit mengantuk." Balas Cleon sambil menyandarkan kepalanya di bahu lebar sang Ayah.

"Baiklah.. Kita pulang sekarang." Ucap Tuan Exel yang langsung pamit untuk pulang kepada beberapa rekan bisnisnya.

"Apakah Bibi Launa akan ikut di Mobil kita lagi?" Tanya Cleon saat melihat Launa yang juga ikut melangkah mengikuti mereka. Bahkan Launa yang mendengar pertanyaan Cleon hanya tersenyum tipis.

"Ada apa?"

"Bukankah Ayah Bibi Launa ada di sana? kenapa Bibi tidak ikut Ayahnya saja untuk pulang?" Tanya Cleon yang sontak menghentikan langkah kaki Launa yang langsung merespon perkataan Cleon.

"Tuan Exel, biar saya pulang bersama Ayah saja," Ucap Launa.

"Ah, Baiklah.. Salam untuk Ayahmu." Jawab Tuan Exel yang langsung melangkah pergi meninggalkan Launa dan langsung berjalan menuju mobil yang sudah terparkir di depan pintu masuk Hotel tersebut. Hanya ada senyum tipis di sudut bibir Tuan Exel saat melewati beberapa tamu yang menyapanya.

Sedang di dalam perjalanan menuju Mansion, Kenzie masih berusaha mengatur perasaannya.

"Tuan muda Ken.."

"Iya, ada apa Dean?" Jawab Kenzie yang tengah mengamankan tubuhnya di kursi samping kemudi.

"Apa anda sedang sakit?" Tanya Dean lagi.

"Ha? Tidak, memang ada apa?" Tanya Kenzie balik bertanya.

"Wajah anda terlihat memerah," Jawab Dean yang membuat Kenzie semakin gugup.

"Aku tidak apa-apa."

"Tapi Tuan.... "

"Sssttt... Kau bisa membangunkan Cleon." Balas Kenzie sambil melirik Cleon yang tengah tidur pulas di dalam pelukan sang Ayah.

...* * * * *...

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Bintang Desember

Bintang Desember

like... like...

2021-03-30

1

H.F. RAJAK

H.F. RAJAK

Rumit rumit

2021-03-25

4

Senja Cewen

Senja Cewen

Like Like Likeeeeee so muchhhh... Lanjut dek..


The Bride's of Alves...

2021-03-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!