Love Your Daddy.

Love Your Daddy.

Kecelakaan. HOSPITAL.

Suara langkah kaki Tuan Exel terdengar sangat jelas, saat pria itu mulai berlari melintasi tiap lorong-lorong rumah sakit yang pada sore itu nampak begitu ramai. Ekspresi yang terlihat penuh kekhawatiran dan rasa takut tergambar jelas menghiasi wajah tampan pria berusia 34 tahun tersebut, saat ia mulai mengedarkan pandangannya, menyapu seluruh sudut ruangan dengan matanya yang nampak terlihat berkaca, untuk mencari sosok yang sejak tadi belum di lihatnya sama sekali, bahkan ia sudah memasuki tiap ruangan UGD, namun hasilnya nihil, tetap saja ia tidak melihat sosok yang ia cari di sana.

"Arrgghh.. Di mana kalian.. " Teriak Tuan Exel yang terdengar prustasi sambil mengusap kasar wajahnya.

Bahkan mata pria itu sudah nampak memerah menahan air matanya. Dengan kasar ia menarik dasinya yang masih terpasang di kerah kemeja putihnya, dan kembali mengecek ponselnya, memeriksa panggilan telepon yang ia terima 45 menit yang lalu saat ia masih di ruangan meeting, dan kembali menghubungi nomor asing tampa nama tersebut. Bahkan tidak mebutuhkan waktu lama, sang pemilik nomor langsung menjawab panggilan Tuan Exel dengan nada terbata.

📞 "Halo.. "

📞 "Ha.. jalo Tu.. Tuan.. "

Jawab sang pemilik nomor dengan suara pelan dan Terdengar serak.

📞 "Saya sudah berada di rumah sakit sekarang. Tapi saya tidak menemukan istri dan anak saya, apa anda sedang berniat mengerjai saya sekarang?"

📞 "Ti.. tidak sama sekali Tuan, saya sekarang..

"Daddy... Huuuaaa... Daddy..... "

Suara teriakan seorang anak kecil terdengar jelas di telinga Tuan Exel yang seketika itu juga langsung membalikkan tubuhnya dan mendapati sosok anak kecil yang tengah menangis dengan baju yang masih berlumuran darah juga beberapa luka di pelipis dan sikunya yang sudah terbalut perban. Bahkan dengan tidak sadar Tuan Exel menjatuhkan ponselnya saat melihat kondisi anak laki-laki tersebut yang semakin terisak.

"Cleon.. "

Seru Tuan Exel yang langsung berlari menghampiri anak laki-laki tersebut yang tidak lain adalah putranya sendiri.

"Cleo.. Anak daddy, apa Cleo baik-baik saja?" Tanya Tuan Exel yang langsung meraih tubuh putranya dari pangkuan seorang gadis yang masih terdiam ketakutan dengan wajah pucat dan kepala yang juga terbungkus perban.

"Cleo.. Jawab daddy, apa ada yang sakit, di mana? Katakan pada Daddy, dan berhentilah menangis.." Tanya Tuan Exel sambil memeriksa beberapa luka di pelipis dan tubuh putranya. Bahkan Tuan Exel terlihat semakin khawatir saat melihat putranya yang sejak tadi masih terus menangis.

"Mommy... Huuuaaa.. Eon ingin melihat Mommy.. " Ucap Cleon di sela tangisnya yang sontak membuat Tuan Exel seketika panik, sebab sejak tadi ia belum juga melihat istrinya, bahkan rasa takut mulai menggerogoti pikirannya saat ia mengalihkan obsidiannya pada sosok gadis yang sejak tadi duduk di sebuah kursi depan ruangan pasien yang tiba-tiba terisak dengan tubuh yang semakin bergetar, bahkan ponsel yang sejak tadi berada di dalam genggamannya sampai terjatuh tampa ia sadari.

"Siapa anda? Kenapa anda bisa bersama anak saya?" Tanya Tuan Exel menatap gadis itu dengan tatapan tajamnya, hingga membuat gadis itu semakin terisak.

"Ma.. Maaf.. Saya yang tadi menghubungi Tuan.. Saya.. "

"Jadi anda.. Di mana istri saya? Apa yang terjadi dengan istri saya?" Tanya Tuan Exel dengan wajah yang terlihat panik.

"Maaf.. Istri anda..

"Selamat sore Tuan Exel,"

Kalimat gadis itu terhenti seketika saat seorang Dokter menghampiri mereka dengan ekspresi wajah yang terlihat sangat tegang.

"Dokter.. Apa benar Lovexia yang menjadi korban kecelakaan satu jam lalu? Apa benar dia..."

Bahkan tampa mendengar jawaban dari pertanyaannya pun Tuan Exel sudah bisa mengetahui jawabannya, sebab dari sorot mata Dokter tersebut sangat terlihat jelas jika ia membenarkan pertanyaan Tuan Exel, di tambah lagi dengan anggukan kecil yang ia lihat sudah menjelaskan jika semua pertanyaan yang ia lontarkan itu benar. Bahkan pikirannya semakin kacau saat ia merasakan Dokter Reagan memegangi pundaknya yang sudah bergetar sejak tadi.

"Maaf Tuan Exel Aleron, kami tidak bisa menyelamatkan nyawa istri anda, kami sangat menyesal,"  Ucap Dokter Reagan yang seketika itu juga membuat Tuan Exel membeku, tubuhnya bergetar bersamaan dengan air matanya yang mengalir bebas dari pelupuk matanya.

Dan bukan hanya Tuan Exel yang merasa syok saat mendengar pernyataan Dokter Reagan, tetapi juga gadis yang sejak tadi tengah duduk tidak jauh dari tempat Tuan Exel berdiri juga nampak terlihat syok dengan wajah yang memucat.

"Tidak mungkin.. Tidak mungkin Dokter, Lovexia tidak akan mungkin meninggalkanku dan Cleon.. Tidak.. Dokter mungkin anda salah.. Mungkin dia bukan Lovexia.. Tolong periksa sekali lagi.." Balas Tuan Exel yang langsung memeluk tubuh putranya erat yang juga ikut menangis, saat melihat Ayahnya mengeluarkan air mata.

"Tenanglah Tuan Exel,"

"Bagaimana anda bisa menyuruh saya untuk tenang sekarang? Di mana istri saya? Di mana dia?" Tanya Tuan Exel sambil mencengkram lengan Dokter Reagan dengan keras.

"Silahkan ikut saya Tuan Exel, tapi sebelum itu, saya mohon. Tenangkan diri anda dulu." Balas Dokter Reagan yang hanya di balas anggukan oleh Tuan Exel yang masih menggendong putranya.

Untuk sesaat pandangan Tuan Exel tertuju pada gadis yang masih tertunduk dengan darah yang sudah mengering di kedua telapak tangannya. Namun tatapan itu tidak berlangsung lama, sebab langkah lebarnya semakin jauh meninggalkan gadis tersebut dan langsung memasuki kamar ICU bersama putranya.

Langkah Tuan Exel bergetar saat mendekati ranjang pasian yang di atasnya terbujur kaku sosok wanita yang di seluruh tubuhnya sudah di tutupi oleh kain kafan. Dan meskipun Tuan Exel tidak membuka kain putih yang menutupi wajah sosok yang terbaring di sana, namun Tuan Exel sudah meyakini, jika sosok yang terbaring di sana adalah Lovexia istrinya, dan itu terlihat jelas dari cincin yang masih melingkar di jari manis dari sosok yang tangannya terulur ke bawah, tangan yang di penuhi darah.

"Vexia.. "

Gumam Tuan Exel dengan bibir yang bergetar, dan berusaha untuk setegar mungkin, dan semakin erat memeluk tubuh putranya yang terus menangis.

"Apa itu Mommy?"  Tanya Cleon dalam isaknya.

"Cleo.. Tenanglah.. "

"Cleo mau melihat Mommy.. Apa itu Mommy?" Tanya Cleon lagi yang  semakin berontak, memohon agar diturunkan dari gendongan Ayahnya yang semakin erat memeluknya.

"Mommy... Huuuaaaaa... Cleo mau bertemu Mommy.... Itu Mommy.. Turunkan Cleo Daddy.. Cleo mau melihat Mommy huuaaa.... Mommy.." Raung Cleon sambil terus memukuli punggung Ayahnya.

"Cleo.. Kita harus mengikhlaskan Mommy, Mommy sudah pergi dan bahagia di sana, Mommy sudah tidak akan merasakan sakit lagi." Ucap Tuan Exel perlahan dengan suaranya yang terdengan bergetar.

Dengan semua kekuatan dan ketegaran hatinya, Tuan Exel berusaha untuk menenangkan perasaan putranya, bahkan Tuan Exel berusaha untuk tidak mengeluarkan air mata setitik pun di hadapan putranya, meskipun di dalam hatinya saat ini tengah merasakan sakit yang nyaris membuat nafasnya terhenti.

"Tapi kenapa Mommy harus pergi.. Cleo tidak ingin jauh dari Mommy.. Bisakah Daddy meminta Mommy untuk tidak pergi? Daddy.. Bangunkan Mommy? Cleo tidak ingin Mommy pergi.. " Jerit Cleon sembari mengulurkan tangannya ke arah tubuh yang terbaring di sana.

"Cleo.. Apa Cleo menyayangi Mommy?" Tanya Tuan Exel seketika yang langsung membuat putranya mengangguk cepat.

"Tentu saja Daddy, Cleo sangat menyayangi Mommy.. "

"Jika Cleo menyayangi Mommy, bisakah Cleo membiarkan Mommy untuk tidur dengan tenang?" Tanya Tuan Exel dengan suaranya yang semakin bergetar seraya mengusap air mata putranya yang terus mengalir.

"Tapi kenapa?"

"sebab Mommy akan terus merasakan sakit."

"Apa sakit Mommy akan hilang jika Mommy tidur?" Tanya Cleon sesegukan.

"Iya sayang, dan Mommy tidak akan merasakan sakit lagi," Jawab Tuan Exel kembali memeluk putranya dengan perasaan yang sakit.

"Apakah itu akan lama? bisakah Cleo menunggu di sini sampai Mommy terbangun?"

"Cleo.. "

"Cleo janji tidak akan nakal, biarkan Cleo menemani Mommy di sini, kasian Mommy sendirian, bagaimana jika Mommy terbangun dan tidak melihat Daddy dan Cleo di sini, Mommy pasti akan ketakutan."

"Cleo.. Daddy mohon, biar Daddy yang menjaga Mommy di sini, Cleo ikut Paman Dean dulu ya?" Bujuk Tuan Exel.

"Tapi Cleo mau sama Mommy.. "

"Cleo.. Dengarkan perkataan Daddy," Ucap Tuan Exel seraya mengusap rambut putranya.

"Baik Daddy.. " Jawab Cleon menurut dan langsung mengangguk, sementara Tuan Exel langsung menghubungi Asistennya Dean Narain untuk membawa putranya kembali ke Mansion.

Hingga tidak butuh waktu lama, hanya dalam waktu 15 menit saja, Dean sudah berdiri di samping Tuan Exel dan langsung meraih tubuh Cleon untuk di gendongnya.

"Daddy.. Tolong jaga Mommy.. " Ucap Cleon saat sudah berada di dalam gendongan Dean.

"Tuan Exel, saya turut berduka cita." Ucap Dean perlahan sebelum ia meninggalkan kamar tersebut, menyisahkan Tuan Exel yang masih terpaku di depan mayat Lovexia istrinya.

Tuan Exel tiba-tiba merasakan lemas di seluruh tubuhnya. Ia melangkah perlahan menghampiri tubuh istrinya yang sudah tidak bernyawa lagi, membuka kain yang menutupi wajah itu, dan dengan lembut menciumi dahi istrinya, seraya merapikan rambut Istrinya yang nampak berantakan.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Kau bahkan meninggalkanku sebelum aku siap untuk kehilanganmu, aku tidak bisa tampa dirimu Vexia, tapi kenapa kau pergi begitu cepat," Ucap Tuan Exel sambil mengusap air matanya yang menitik dan mengenai wajah pucat istrinya.

"Cleon masih sangat membutuhkanmu, apa yang harus aku katakan pada Cleon, apa yang harus aku katakan pada putra kita, aku mohon.. Aku belum belum siap kehilanganmu.. Aku benar-benar belum siap sayang.. " 

Isakan Tuan Exel yang sejak tadi di tahannya akhirnya terdengar, tubuhnya bergetar saat memeluk tubuh istrinya yang bahkan masih terasa hangat.

"Maafkan aku jika aku bersikap egois. Maaf, jika aku kembali menangis di hadapanmu, maaf jika sudah mengingkari janjiku, Vexia.. Beristirahat lah dengan tenang, aku yakin kau akan lebih bahagia di atas sana, aku akan belajar untuk mengikhlaskanmu, meskipun aku tidak bisa berjanji untuk itu," Ucap Tuan Exel dengan perlahan seraya mengusap air mata yang sejak tadi membasahi wajahnya.

"Aku mencintaimu Lovexia Lowandy Deska, sangat mencintaimu."  Ucap Tuan Exel yang kembali mengecup dahi istrinya, menatap wajah itu sesaat, wajah yang masih terlihat sangat cantik di mata Tuan Exel, wajah yang akan selalu ia rindukan seumur hidupnya, dan wajah yang sebentar lagi tidak akan pernah ia lihat dan sentuh secara langsung lagi. Dan dengan air mata yang kembali menitik Tuan Exel meraih kain putih dan langsung menutupi wajah istrinya. Dengan perlahan ia mengangkat tubuh istrinya dan menggendongnya keluar dari ruangan tersebut.

"Tuan Deska, kami bisa membantu Anda untuk... "

"Tidak perlu, biar saya sendiri yang membawa istri saya," Ucap Tuan Exel kepada Dokter Reagan, bahkan ia terus melangkah menuju keluar, melewati beberapa perawat dan pasien yang menatap dengan penuh tanya saat melihatnya menggendong tubuh yang terbungkus kain putih. Bahkan gadis yang sejak tadi masih duduk di kursi tersebut ikut berdiri, meski kedua kakinya masih bergetar, saat melihat Tuan Exel yang tengah melangkah dan melewatinya.

Maafkan saya... Saya tidak sengaja melakukannya.. Maaf.. Saya tidak sengaja membunuh istri Anda..

...* * * * *...

Bersambung...

Terpopuler

Comments

andre🐻

andre🐻

😭😭😭

2021-07-30

1

andre🐻

andre🐻

😭

2021-07-30

1

Tri Dikman

Tri Dikman

Mulai baca

2021-07-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!