Satu minggu telah berlalu dan hari yang bertepatan dimana pernikahan antara Erian-Aurora berlangsung. Permasalahan mereka selesai, Erian menyesali perbuatannya. Beruntung perusahaan pamannya bisa menyelesaikan design cincin tersebut tepat pada waktunya, dan Aurora benar-benar menyesali apa yang telah terjadi.
Pesta pernikahan pun di adakan, dalam pesta tersebut banyak orang besar yang datang, tidak terkecuali Vero Edbert. Pria itu datang dengan menggunakan pakaian yang sangat rapi juga menawan. Banyak para wanita yang memandangnya terpesona.
Malam itu, senyumnya terus terukir. Yah, dia melakukan itu semata-mata demi Eliane, gadis yang dicintainya tiga tahun yang lalu, tidak, bahkan perasaan itu masih ada hingga sekarang. Dia tampil dengan sempurna malam itu karena dia merasa yakin bahwa dirinya bis bertemu dengan gadis kecilnya itu.
Menghampiri Erian beserta Aurora yang tengah mengobrol dengan tamu lainnya, Vero mengucapkan selamat pada keduanya. “Dimana Elia? Apa dia sudah datang?” Vero tersenyum lebar, sedangkan Erian hanya menghela napasnya menanggapi ucapan sahabatnya itu.
Erian maupun Aurora diam tak menjawab. Meski begitu, Vero meluaskan pandangannya dan memperhatikan satu persatu orang yang ada disana. Ketika dia melihat punggung seseorang, matanya seakan berbinar dan senyumnya kembali terukir, lalu langkahnya membawanya untuk menghampiri orang yang seperti dikenalinya.
Vero menepuk bahu wanita tersebut, dan tentu saja sentuhannya itu membuat wanita tersebut membalikkan tubuhnya. Melihat siapa yang berada dihadapannya, senyumnya kembali memudar dan dia segera meminta maaf.
“Dia tidak ada disini, Vero.” Begitulah kata Erian. “Berhentilah memikirkannya. Lupakan Elia dan pergilah untuk mencari penggantinya,” imbuhnya lagi.
“Bagaimana kau bisa memintaku untuk melupakannya? Dan apa-apaan kau ini? Kau bahkan menyuruhku untuk mencari penggantinya? Elia tidak akan tergantikan sampai kapan pun itu, Erian. Aku sangat yakin jika Elia juga pasti akan melakukan hal yang sama. Dia tidak akan melupakanku, dia pergi hanya karena dia membutuhkan waktu untuk menetralkan suasana hatinya, setelah itu dia pasti akan kembali, kembali padaku."
“Kau salah, Vero. Dia, adikku telah melupakan semuanya tentangmu. Dia sangat bahagia dengan kehidupan barunya. Di tempat baru itulah dia memiliki teman yang sangat dia impikan. Jadi, berhenti menyiksa dirimu sendiri.”
“TIDAK~” nada suara Vero mendadak meninggi dan membuat para tamu menoleh ke arahnya. Julian yang memang datang bersama dengannya pun lekas menghampirinya. “Jika kau mengatakan itu hanya supaya aku melepaskannya, kau salah besar Erian.”
“Bodoh. Apa kau ingin membuat keributan disini?” Kent, ayahnya menghampiri putranya yang takut membuat acara tersebut berantakan. Tidak memedulikan mereka, Vero bergegas meninggalkan pesta, sedangkan Julian mengikutinya.
Selama ini, Julian selalu bersamanya, dia takut jika pria itu akan melakukan hal yang tidak masuk akal. Karena setahun pasca di tinggal oleh Eliane, pria itu hampir saja menghabisi dirinya sendiri dengan meminum obat melebihi dosis hingga akhirnya dia harus dilarikan ke UGD, untunglah hal tersebut bisa di atasi.
•••
Seorang wanita telah menunggu diluar ruang operasi dengan wajah yang sangat gelisah. Sudah hampir tiga jam dia menunggu disana dan ketika lampu ruang operasi telah padam, dia segera berdiri tepat dihadapan ruang operasi.
“Bagaimana keadaan Via? Dia... dia baik-baik saja, 'kan?” tampak jelas bahwa wanita itu habis menangis, namun dengan cepat orang dihadapannya tersenyum seraya mengangguk. “Terima kasih, terima kasih banyak Daniel,” wanita itu berhambur ke dalam pelukan pria itu dan Daniel membalas pelukan tersebut dengan mengusap punggung wanita dalam pelukannya.
“Via akan dipindahkan ke ruang rawat. Setelah dia sadar nanti, kau bisa langsung memanggilku, Krista.” Pria itu tersenyum ramah seraya menepuk bahu wanita dihadapannya, sebelum akhirnya dia pun pergi meninggalkan ruang operasi.
“Jadi.. kau yang sudah membuat Daniel berlutut dihadapan pimpinan rumah sakit. Apa kau tahu? Kau membuat harga dirinya turun dan dia bahkan rela gajinya dipotong selama dua bulan demi operasi ini,” celetuk seseorang dengan ketus.
“Dokter Freya? Apa maksudmu?”
“Astaga, kau ini benar-benar tidak tahu atau pura-pura tidak tahu? Bukankah kau yang meminta bantuan Daniel untuk melakukan itu?”
“Aku sama sekali tidak mengerti, aku...”
“... sudahlah percuma membahas itu denganmu. Ku ucapkan selamat karena operasi adikmu berhasil,” imbuhnya yang kemudian berjalan meninggalkan Krista.
Apa yang dikatakan Freya adalah sebuah kebenaran. Daniel yang tahu bahwa kondisi Via semakin gawat dan harus melakukan operasi sesegera mungkin itu pun mencari cara agar gadis kecil tersebut bisa segera mendapat perawatan.
Ditengah rapat yang membahas salah satu pasien untuk di operasi sekaligus menunjuk dokter yang akan menangani operasi, Daniel secara terang-terangan mengajukan operasi untuk Via, pasien yang berada dibawah tanggung jawabnya.
Awalnya beberapa petinggi rumah sakit tidak menyetujui pengajuannya, karena administrasi untuk perawatan yang masih belum mencapai 60%. Tidak menyerah, Daniel memundurkan kursinya dan berlutut di antara peserta rapat.
“Daniel Noam. Apa yang kau lakukan sampai berlutut seperti itu?” pimpinan rumah sakit yang baru saja memasuki ruang rapat terkejut melihat Daniel melakukan hal tersebut.
“Pimpinan Gerald, saya mohon izinkan saya mengoperasi Via Stunt. Kondisinya sudah sangat gawat, dia masih kecil dan...”
“... kau tidak bisa melibatkan perasaanmu di pekerjaan ini dokter Noam. Apa kau akan melakukan ini disetiap pasien yang kau rawat dan kesulitan membayar biaya perawatan?” celetuk Ivan salah satu pemilik saham rumah sakit.
“Apa yang akan kau lakukan jika aku mengizinkanmu untuk mengoperasinya, Daniel?”
“Apa maksud Anda tuan Gerald? Dokter Noam tidak bisa...”
“... aku sedang bertanya padanya.” Pimpinan rumah sakit tersebut menyela ucapan salah satu petinggi rumah sakit.
“Anda boleh memangkas gaji saya selama dua bulan untuk menutupi kekurangan biayanya,” Daniel menatap yakin ke arah pimpinan rumah sakit.
“Bangunlah! Kau bisa melakukan operasinya besok. Bawa Carol sebagai asisten bedahmu,, dan Freya menjadi anestesinya.”
Kode hijau menyala dan panggilan darurat di tujukan pada Daniel. Seorang wanita paruh baya baru memasuki ruang IGD, Daniel yang baru saja melakukan operasi harus kembali menangani pasien lainnya dikarenakan banyak dokter yang sedang bertugas diluar, karena itulah dia juga harus membantu dokter yang tersisa saat ini.
Pasien kehilangan kesadaran, detak jantungnya melemah dan membuat Daniel meminta perawat untuk membawakan defibrillator selagi dia memberikan pertolongan pertama. Setelah alat yang diminta siap, Daniel segera menggunakannya dan beruntung hal tersebut membuat pasien kembali stabil.
“Ambil sampel darahnya dan bawa ke laboraturium. Aku akan memberitahu keluarganya,” tukasnya yang melingkarkan stetoskop dilehernya. Dia keluar, seorang wanita yang umurnya tak jauh darinya tengah memeluk rekannya dan dapat dipastikan bahwa dia adalah keluarga pasien.
Suatu hal lain membuatnya terkejut, bukan, bukan pada wanita sang keluarga korban, namun melihat seseorang yang tengah berada dalam pelukan wanita itu. Tidak hanya Daniel yang terkejut melihat keberadaannya, melainkan orang itu juga membelalakkan kedua matanya melihat siapa yang berada dihadapannya saat ini.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
SRie Rahayu
assik assik....
Elia ❤️ daniel
2021-02-17
1
Ocha Syahreza
Elia pasti tuh
2021-02-17
1
aNdRie_NdAh
elia ktmu danil.akhrny....jdoh sm danil mawon si vero ny kyk lemper.haaa
2021-02-17
3