Eps. 02

Aku sampai di depan kelas dengan jantung berdebar. Bagaimana tidak, gara-gara ribut dengan Kazuma di pinggir sekolah tadi aku hampir saja terlambat masuk kelas. Belum lagi waktuku hilang hanya untuk memandangi seorang pria yang tak kukenal. Akhirnya aku berlari di sepanjang koridor. Untung saja belum ada guru yang masuk kelas. Kelas masih riuh dengan perbincangan dan candaan teman-teman. Aku terselamatkan.

“Agika! Kenapa baru datang?”

“Reiko?”

Perempuan berambut lurus pendek sebahu itu menghampiriku. Wajahnya kelihatan sedikit cemas. Sepertinya ia menungguku datang sejak tadi. Pikiranku baru tersadar saat ia menyentuh lenganku. Aku bahkan lupa menyapa teman-teman sekelas. Sekian detik aku hanya berdiri di depan pintu kelas. Apa pesona pria itu membuatku sampai linglung begini?

“Untung saja aku sudah mencarikanmu tempat duduk di sampingku. Lihat! Aku carikan tempat paling nyaman.”

Reiko menarik lenganku menuju ke sebuah bangku yang ada di barisan kedua dari belakang. Ah benar, ini hari pertama masuk sekolah pasti teman-teman sengaja berangkat awal untuk mencari tempat duduk yang diinginkannya. Aku sudah berencana begitu sejak semalam menelpon Reiko. Kami memang berencana duduk bersebelahan. Tapi ternyata aku malah datang terlambat. Untung saja Reiko sempat mencarikanku tempat duduk.

“Bagaimana?” Reiko menunggu reaksiku atas hasil kerjanya mencarikan tempat duduk.

“Ah di sini juga nyaman. Terima kasih, Reiko.” Kataku sambil tersenyum padanya.

“Duduklah. Aku dengar guru Oshin masih menjadi wali kelas kita.”

“Benarkah?” Aku duduk sembarangan dan memasang wajah penasaran menanggapi ceritanya.

“Katanya sih begitu. Dan aku dengar juga kelas kita akan kedatangan murid baru. Murid pindahan.”

Reiko makin terlihat antusias bercerita. Rasanya bibirnya sudah tak tahan untuk bicara setelah sekian lama tidak bertemu denganku. Kebiasaan menggosip dan up-to-date dengan berita sekolah adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari Reiko. Ia hampir mengetahui semua hal terbaru yang terjadi di sekolah.

“Selamat pagi, anak-anak”

Belum sempat aku menanggapi satu persatu cerita Reiko, guru Oshin sudah berdiri di depan pintu kelas. Suasana kelas menjadi hening. Pria yang masih muda ini melambaikan tangannya pada kami dengan senyum manisnya. Ah kenapa guru semanis ini belum menikah juga? Apa gaji guru begitu kecil? Kami pun memberi hormat pada guru Oshin dengan berdiri dan membungkuk. Jam pertama untuk kegiatan belajar kali ini adalah pembinaan dari wali kelas. Berhubung guru Oshin ada di sini sudah bisa dipastikan ia menjadi wali kelas kami lagi.

“Benarkan kataku.” Reiko melirik ke arahku sambil tersenyum.

Kami duduk setelah guru Oshin menuju meja gurunya. Tapi pandanganku dan teman-teman tertuju pada seseorang yang berjalan mengikuti guru Oshin dari belakang. Aku sedikit terkejut saat melihatnya. Ia adalah pria yang ku perhatikan beberapa menit yang lalu di depan gerbang sekolah. Sudah kubilang, ia sangat menawan. Beberapa temanku di kelas bahkan terpukau padanya, terutama yang perempuan. Tapi ekspresi wajah pria itu masih datar sama seperti tadi pagi. Ia bahkan tidak tersenyum. Apa dia adalah murid baru yang dimaksud Reiko?

“Kalian pasti sudah tahu kalau aku tetap menjadi wali kelas kalian. Sebelum kita mulai kelasnya, aku akan kenalkan kalian dengan seseorang. Ia akan menjadi teman baru kalian di sini.” Kata guru Oshin.

Akhirnya kelas sedikit berisik karena semuanya saling berbisik mendengar pengumuman dari guru Oshin. Yep. Semua berita dari Reiko memang benar. Reiko pantas menjadi ratu berita di sekolah. Semua informasinya selalu akurat. Tapi aku tak menyangka laki-laki bermata biru ini akan menjadi teman sekelasku. Mungkinkah tadi pagi ia sedang memastikan lokasi sekolah lewat handphone-nya?

Pak guru Oshin langsung terlihat berbisik pada laki-laki itu. Ia menyuruhnya berdiri di depan kelas dan memperkenalkan diri. Laki-laki itu diam sejenak hingga membuat suasana menjadi hening.

“Namaku Hideki. Takizawa Hideki.”

Mendengar ia memperkenalkan nama semuanya membatu. Termasuk aku. Selain tubuhnya yang bagus dan wajahnya yang tampan, ia juga memiliki suara yang agak berat. Benar-benar laki-laki sempurna. Tapi ia kelihatan kurang ramah. Ia bahkan tak berbasa-basi dengan menyapa “Hai” “Hallo” ataupun “selamat pagi”. Setelah itu pun ia tak memandang teman-temannya lagi. Mata tajam itu langsung berpaling dari kami. Apa ia malu?

“Ehem, jadi namanya Hideki. Kalian boleh memanggilnya begitu. Agar kalian semakin mengenalnya, apa ada yang ingin kalian tanyakan pada Hideki? Aku persilakan.” Pak guru Oshin berusaha mencairkan suasana.

Jujur saja semuanya hanya memandangi laki-laki di depan kami ini tanpa bicara apa pun. Laki-laki yang sedikit aneh bahkan di awal perkenalan. Tapi setelah pak guru Oshin menyuruh kami menanyakan sesuatu, akhirnya semuanya saling berbisik.

“Hideki, sebelumnya kau sekolah di mana?” Akhirnya ada salah seorang temanku yang mau bertanya padanya.

“Homeschooling.” Jawab Hideki pendek.

“Eh? Berarti kau orang kaya ya?” Sahut teman yang lain.

“Tidak.”

“Kau suka pelajaran apa?” Kini ada teman perempuanku yang mau bertanya.

“Olahraga.”

“Wah, kau juga suka olahraga? Kau senang bermain apa?” Salah seorang teman dari klub ekskul.

“Sepak bola.”

“Hei, kenapa kau pindah ke sekolah ini, Hideki? Apa ayah ibumu baru saja pindah ke kota ini atau bagaimana?”

“Ah, aku...”

Wajah Hideki tiba-tiba terlihat pucat. Ia memalingkan wajahnya lagi dari teman-teman. Aku bisa melihat ia seperti memikirkan sesuatu. Aneh sekali. Laki-laki yang tadinya terlihat baik-baik saja menjawab pertanyaan teman-temannya dengan cepat, pendek dan dingin, tapi kali ini ia kelihatan menutup diri. Mungkin ada alasan yang tidak bisa ia jelaskan. Guru Oshin yang melihat pun langsung berdehem mengalihkan perhatian teman-teman yang masih menunggu jawabannya.

“Ah ku rasa sudah cukup tanya-tanyanya. Kita mulai pembinaan. Kalau kalian ingin bertanya pada Hideki lagi, nanti saja saat jam istirahat. Duduklah di tempat yang kosong itu, Hideki.”

Pak guru Oshin menunjukkan bangku kosong ke arah ku. Ah aku baru sadar kalau di sisi sebelahku yang dekat jendela masih ada tempat duduk yang kosong. Kenapa tadi tidak kelihatan? Hideki berjalan ke arahku. Sesekali ia melirikku dengan mata birunya yang tajam dan bersinar. Aku salah tingkah lagi. Agaknya ia ingat kalau tadi pagi kita sudah bertemu.

Hideki menarik kursi kosong itu setelah meletakkan tasnya di laci. Ia duduk persis di sampingku. Kini aku mencoba memberanikan diri meliriknya. Jika dilihat dari dekat begini ia memang kelihatan sangat tampan. Rambutnya sangat hitam. Matanya biru nan tajam. Aku yakin tak sampai satu bulan ia akan menjadi idola di sekolah ini.

“Hm?”

Hideki tiba-tiba menengok ke arahku. Aku terkejut sampai hampir meloncat dari tempat dudukku. Ia sepertinya mulai sadar kalau ada yang memperhatikannya sejak tadi. Ah apa yang ku lakukan? Aku bahkan sampai memikirkan rambut dan matanya. Wanita macam apa aku ini?

“Hi ... Hideki, perkenalkan. Namaku Shinjio Agika. Kau bisa memanggilku Agika. Salam kenal.”

Aku menyodorkan tanganku dan tersenyum semanis mungkin padanya. Sesungguhnya itu adalah reaksi akibat salah tingkah karena aku sudah ketahuan mencuri-curi pandang. Pasti wajahku sudah memerah seperti tomat. Mungkin juga Hideki juga tahu kalau aku hanya berbasa-basi.

“Ya. Salam kenal.”

Hideki membalas uluran tanganku dan merespon kata-kataku. Aku lega akhirnya bisa menyelamatkan salah tingkahku dengan basa-basi yang sudah basi begini. Ia langsung melepas tangannya dan memalingkan pandangannya ke arah jendela. Tak apa meskipun sikapnya dingin setidaknya ia tidak mengabaikanku. Syukurlah.

***

Terpopuler

Comments

NDRA

NDRA

ga cerpen ga novel, semuanya bagus

2020-10-24

0

Rorien Neville's

Rorien Neville's

sori ya Thor aku baru mampir..& pengen muncul walaupun telat.
dr dialog bagus rapi..jg ga berubah2..
& nama peran cowoknya kayak actor Jepang Hideaki Takizawa..mungkin author inspirasi dr taki ya...siip aku suka..

2020-09-21

2

tini_raharjo

tini_raharjo

keren

2020-09-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!