Bad Boy I Love You
Hujan lebat tengah mengguyur kota besar yang berada di pinggiran negara yang terdapat patung Singa nya itu di kala sore hari ini.
Beruntung seorang gadis sempat membawa payung ketika ia keluar tadi, ia langsung membuka payung nya seketika tapi kunci yang ia pegang tak sengaja terjatuh ke dalam lubang selokan pembuangan air.
"Bagaimana ini," Ucapnya dengan panik pada diri sendiri.
Tiba-tiba datang seorang pria yang berjalan mendekat saat melihat gadis yang sedang duduk berjongkok di bawah payung yang tidak terlalu lebar itu lalu mulai bertanya.
"Ada apa nona, apa kau sedang kehilangan sesuatu di dalam sana..?" Tanya si lelaki itu yang melihat raut kebingungan gadis itu.
"I-iyaa, kunciku terjatuh ke dalam lubang ini." Jawabnya dengan sedikit rasa takut, wajahnya bahkan sedikit ia tutupi menggunakan payungnya.
"Boleh aku bantu, permisi tolong kau mundur sedikit aku akan mengangkat besi ini." Seru sang pria itu lagi.
Setelah mengangkat besi kecil trotoar itu ia langsung mengambil kunci itu dengan menggunakan tangannya tanpa ada rasa jijik, lalu menyerahkan benda besi kecil itu yang mempunyai gantungan menyerupai beruang kecil kepada sang gadis tadi.
"Terima kasih banyak" Ucap si gadis sambil sedikit menundukkan kepalanya.
"Sama-sama," Dan di balas si pria sambil berdiri walaupun sempat melirik wajah gadis itu sejenak.
Gadis itu masih berdiri di bawah payungnya dia diam sambil melihat bayangan pria itu pergi dengan tubuh yang basah kuyup, lalu ia pun bergegas juga untuk segera pulang ke rumahnya.
Sekilas dia melihat wajah laki laki tadi, di bawah payung miliknya, mengingat kembali siapa yang menolongnya barusan.
Benar dia mahasiswa pembuat onar di kampus.
Batinnya sambil berjalan seorang diri di bawah rintiknya hujan yang masih setia mengguyur Ibukota.
Dia pun pulang dengan berlari cepat, membuka kunci pintu rumah dan masuk dengan tergesa-gesa, berjalan ke arah kamarnya, namun sesaat ia memutar tubuh kembali diam sebentar melihat ke arah pintu utama.
Di depan sana ada suara seseorang yang seperti ingin membuka pintu tersebut dengan memutar kuncinya dari arah luar. Nafasnya seakan terasa tercekat.
ctikk,,ctikk,,
Seseorang masuk dan ternyata itu adalah Ibu nya yang baru saja pulang dari bekerja.
"Ada apa Yura, tadi ibu lihat di bawah kau berjalan sangat tergesa-gesa, begitu? Apa ada yang mengganggumu lagi?" Tanya sang Ibu khawatir.
Dia adalah Han Yura Fei, gadis pendiam dan tidak suka pada makhluk berjenis laki-laki, dan selalu ia jauhi sebisa mungkin.
"Tidak ada apa-apa Bu, hanya saja tadi aku bertemu seseorang di minimarket depan sana." jawab Yura.
"Siapa? Apa dia menganggumu juga?" Tanya Ibunya lagi yang terlihat panik.
"Tidak Bu, hanya saja dia punya nama jelek di kampusku, hanya membantu mengambilkan kunciku yang terjatuh masuk ke dalam selokan tadi." Jawabnya sambil berbalik kembali membuka handle pintu dan masuk ke dalam kamarnya..
Sang Ibu pun tak lagi bertanya saat putri satu satunya sudah hilang di balik pintu kamarnya. Wanita paruh baya itu pun juga ikut masuk ke dalam kamarnya sendiri yang letaknya tak jauh dari dapur.
🌷
Mentari yang sangat cerah hari ini serasa menyambut pagi ini dengan senyuman, dimana hari pertama para mahasiswa kembali masuk kuliahnya, setelah liburan panjang pergantian semester.
Beberapa mahasiswa terlihat melihat sebuah papan besar di dekat pintu masuk gedung, dengan begitu banyak kertas-kertas yang menempel di situ.
Tak lama terdengar ada suara deru motor besar yang baru memasuki gerbang tinggi menjulang Universitas, beberapa orang menatap ke arah sumber suara tersebut,
Bruuumm bruum brumm...
Motor itu berhenti tepat di depan papan pengumuman, padahal area itu di larang keras parkir sembarangan, dan terlihat seorang pria turun dari motor besar tersebut, banyak yang memandang takjub juga saling berteriak dari kalangan gadis-gadis tentunya yang super heboh,
Alrick Alexander dia adalah berandal terkenal di kampus itu, dan juga dia adalah Pangeran paling tampan di antara semua laki-laki. Mahasiswa pembuat onar yang empat kali tidak lulus semester.
Seorang teman menepuk bahu AL keras. "Hey tidak usah di lihat, kau sudah pasti masih satu kelas lagi denganku", Ucap Davin dengan percaya diri sambil merangkul bahu Al mengajaknya untuk naik ke dalam kelas.
Sementara Al langsung melempar kunci motornya ke arah seorang pria yang biasa ia minta tolongi untuk memarkirkan kuda besinya ke tempat yang lebih aman, tanpa ada gangguan dari para dosen tentunya.
Di bawah tangga meraka sudah akan naik, tapi terhenti sesaat saat tiba-tiba ada seorang wanita yang sedang membungkuk mengikat tali sepatunya di depan mereka, dengan memakai rok mini yang ia perlihatkan kaki jenjangnya yang sexy itu.
"Waaww siapa gadis itu, cantik sekali kakinya, tapi sepertinya aku sangat mengenal kaki ini.." Ucap AL sambil mengingat dan melihat gadis yang mulai menoleh memandang ke arah bawah, membuat Al menepuk jidatnya malas.
"Alrick,,heii kebetulan sekali kita satu kelas lagi yaa..apa ada benang yang mengikat kita." Ucap si gadis sambil menggandeng terus lengan AL yang nampak risih sebenarnya.
AL ingat pada gadis itu, dia adalah Prita salah satu gadis yang pernah berkencan dengannya entah kapan itu ia tidak ingat, mendapati rangkulan tidak suka ia pun mencoba melepaskan tangan gadis itu namun sedikit kesulitan. Al sama sekali tidak ingin menggubrisnya.
*
Memasuki ruang kelas
"AL duduk di sebelahku ya, kenapa kau diam saja?" Rengek Prita tidak ingin melepaskan lengan AL.
"Tidak aku duduk di situ saja hanya ada dua kursi untukku, ayo Davin kau saja yang disitu," Al menarik paksa Davin untuk mengikutinya.
AL duduk di bangku paling tengah, dan Davin duduk di belakangnya, yang ternyata di sebelah kirinya ada Yura yang sudah duduk di situ, gadis itu langsung menundukkan kepalanya setelah melihat siapa yang berada tepat di sebelahnya saat ini.
Dan dengan cepat tangannya merapikan kembali barang barang yang ada di atas meja yang sempat ia keluarkan tadi dan segera mungkin pindah ke bangku lain pikirnya.
Segera Yura ingin bangun dari kursi duduknya, tapi terlambat Dosen mereka sudah masuk ke dalam kelas, akan memulai pelajaran pertama mereka. terpaksa Yura urungkan niatnya dan duduk kembali.
Untuk hari ini saja, besok harus pindah ke belakang.
"Ini hari pertama masuk, silahkan absen dulu." Ucap sang Dosen yang bernama Pak Tio itu.
AL melihat sekitarnya dan baru menyadari orang di sebelahnya itu adalah seorang gadis yang pernah ia tolong waktu itu, dia pun langsung melihat ke wajah gadis itu.
"Heii, bukannya kau gadis yang dulu kehilangan sebuah kunci, benar itu kau kan, kau tidak ingat padaku? Aku yang mengambilkan kunci untukmu , hei cantik siapa namamu,?" Dengan logat AL yang sangat genitnya.
Jari-jari AL mulai mengetuk ngetuk kecil pada pucuk kepala Yura yang sedari tadi hanya diam menunduk membisu tak ingin menjawab pertanyaan-pertanyaan konyol darinya.
Giliran nama Yura di panggil," Han Yura Fei." Panggil Dosen itu kembali untuk kedua kalinya baru di sahuti oleh Yura yang langsung terkejut ternyata namanya di panggil panggil sedari tadi, tapi karena ada gangguan dari pria sableng si sampingnya ia pun tidak mendengarnya, dan di lanjutkan absennya pada yang lain.
"Heii,, Han Yura Fei bagus sekali namamu. " Ucap AL yang tak ada habisnya menggodanya.
Kini giliran Alrick sekarang di panggil namun tidak di sahuti olehnya malah proa itu justru terus menggoda Yura ,seolah dia telah menemukan mainan baru baginya.
Dosen itu terlihat geram memanggil Al tapi tidak di sahuti juga olehnya, Pak Tio langsung melemparkan penghapus papan tulis itu ke arah AL.
Dan di saat bersamaan AL yang saat itu mendongak ke depan saat mendengar teriakan dari dosennya, seperti mengerti akan mendapatkan serangan dadakan kepalanya langsung menunduk menghindar dan
Ctaakk,,,!!!
Penghapus papan itu pun meluncur sempurna dan mengenai kepala sahabatnya Davin yang memang duduk tepat di belakangnya.
Sang Dosen pun meringis melihat itu, sebab lemparannya salah sasaran, " Sorry Davin."
Tak terasa kelaspun usai,
"Kenapa Pak Tio selalu seperti itu di kelas yaa?" Tanya AL pada sahabatnya itu yang tengah membersihkan sisa warna putih pada rambut juga wajahnya.
"Sudah kukatakan jangan terlalu genit pada semua gadis gadis di kelas, kau bisa tidak lulus lagi, jangan ganggu Yura." Seru Davin menatap tidak suka pada AL.
"Bagaimana kalian bisa saling kenal,?" Tanya AL yang justru mulai curiga, tidak seperti Davin biasanya yang terlalu cuek pada gadis gadis yang ia kencani selama ini.
"Dia teman sekelasku waktu di SMA dulu, makanya aku tahu, dia itu sangat aneh, selalu menghindari laki laki, jangan kau mendekatinya!!." Peringatan tajam itu tertuju pada AL dengan begitu seriusnya.
"Kenapa begitu, maksudnya dia tidak suka pada lawan jenis begitu,,Heii.!! Mana ada gadis seperti itu." Ucap AL tidak percaya, karna memang selama ini banyak gadis gadis yang mengantri untuk sekedar berkencan dengannya.
"Sepertinya dia takut pada laki-laki, makanya dia selalu menghindar, terutama pada laki-laki seperimu, kau ini kan PK (Penjahat Kelam*n). Lebih baik jangan mengganggunya." Ucap Davin lagi sambil masuk ke dalam kelas lain.
"Heiii bukan aku, tapi gadis gadis itu yang tidak mau." Jawab AL sambil tertawa ria tidak menyadari keberandalannya selama ini.
Kini di ruang kelas bahasa inggris,
Yura di tunjuk oleh dosennya untuk membacakan arti pelajaran tadi, ia pun berdiri memulai membacakan pelajaran, tapi karna suaranya yang kecil hampir tidak ada suara yang keluar dari bibir mungilnya. membuat semua temannya pun berteriak menyuruh dosennya untuk mengganti pada orang lain saja.
Lalu dosen itu menghampiri tempat duduk Yura dan sengaja menekan sedikit bahu gadis itu, lalu menyuruh mahasiswa lain untuk membacakannya, AL yang duduk berada agak di belakang sana pun melihat perbuatan yang menurutnya janggal yang di lakukan oleh Dosen itu, dengan raut wajah lain.
Jam istirahat di mulai di dalam kantin yang sudah dipadati para mahasiswa, Davin yang berjalan ke depan untuk memesan dua piring nasi goreng untuknya dan juga AL.
Sedangkan AL berjalan ke meja kantin mendapati Yura yang tengah duduk sendirian melahap makan siangnya, gadis itu mematung saat melihat AL mendekat lalu menarik kursi tepat di depannya.
"Heii teman, kenapa kau makan sendirian?" Goda AL padanya, Yura yang masih menikmati makanannya tetep diam tidak ingin menjawab pertanyaan konyol dari AL.
"Kenapa kau diam saja tidak menjawab pertanyaanku, apa kau mau aku membuka mulutmu itu dengan li*ahku," Goda AL memancing.
Wajah Yura seketika memerah bukan karena malu tapi terdengar ji**k ucapan yang keluar dari mulut AL. Yura lalu mengangkat wajahnya melihat AL yang tengah duduk di depannya menatap dengan tidak sukanya.
"Aku hanya ingin sendirian, jadi pergilah!" Jawabnya menatap Al sekilas lalu kembali diam menikmati makannya.
mendengar itu AL tersenyum geli.
"Suaramu terdengar begitu merdu ternyata." AL mulai melancarkan rayuan mautnya, tapi Yura nampak bergeming.
"Heiii, kau mulai diam lagi, kau benar-benar ingin aku membuka mulutmu dengan li*ahku yaa," AL mulai gemas sekali.
Tak ingin menjawabnya Yura pun beranjak pergi dari kantin sembari membawa nampan padahal makanannya masih tersisa banyak, namun selera makannya langsung meredup gara gara pria berandalan itu.
Davin yang melihat Yura pergi, karena merasa terusik oleh teman berandalnya itu pun ikut kesal.
"Kenapa kau selalu mengganggu gadis-gadis yang terlihat manis." Geram Davin ikut merasa jengkel kepada sahabatnya itu.
.......
.tbc
Terima kasih untuk yang sudah mampir membaca di novel keduaku ini. jangan lupa kasih jempolnya ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Helena Nifertete da Graca
kayak serial Mars deh baru baca awal sih kayak deja vu gt ama serial mars
2021-11-17
1