Viceroy menatap lurus ke arah wanita yang sedang menikmati makan malam di sebuah restoran mewah. Wanita itu berkulit indah dengan rambut tembaga panjang yang berkilau, tubuhnya tinggi dan ramping yang selalu dibalut dalam gaun-gaun indah yang mengundang decak kagum siapapun yang melihatnya.
Wanita itu sudah dekat dengannya dua tahun terakhir. Wanita yang menjadi rekan bisnisnya lantaran terlibat dalam proyek yang sama. Selain cantik, wanita cerdas ini juga berprofesi sebagai arsitek. Terlebih bagi Viceroy yang beberapa tahun terakhir sedang mengembangkan bisnis di bidang properti, kehadiran wanita itu sungguh sangat membantunya. Wanita berusia dua puluh tujuh tahun yang bisa membuat seorang Viceroy terkesan. Bagi Viceroy, wanita cantik itu banyak, namun wanita yang cantik, cerdas, dan menarik hanya wanita di hadapannya ini saja.
"Roy, ada hal penting yang harus kusampaikan padamu," kata wanita itu sambil mengulas senyum tipis.
"Ya, aku juga ada hal penting yang harus kukatakan padamu, Regina," kata Viceroy.
"Baiklah, mari dengarkan apa hal penting yang ingin kau sampaikan," sahut Regina.
"Regina, kau pasti tahu aku adalah orang yang tidak suka berbasa-basi," kata Viceroy dengan pandangan yang tak luput dari wanita memesona itu.
"Kita sudah dekat selama dua tahun ini sebaiknya kita menikah saja," lanjut pria itu.
Regina meletakkan garpunya di sisi piring. Ia tersentak mendengar perkataan pria di hadapannya.
"Roy, apa maksudmu?" tanya Regina tak mengerti.
"Aku sudah merasa nyaman bersamamu, lebih baik kita menikah saja," jawab Viceroy.
Regina mengulum senyumnya, pria di hadapannya ini memang benar-benar selalu penuh kejutan.
"Roy, kita bahkan tidak berkencan, bagaimana kita bisa menikah?" tanya Regina.
"Kalau begitu, kita berkencan saja setelah menikah," jawab Viceroy sambil mengunyah daging steaknya.
"Roy, nampaknya kau salah mengartikan kedekatan kita," kata Regina, seraya tertawa.
"Kedekatan kita murni karena bisnis, lagipula aku tidak tertarik pada pernikahan. Aku masih begitu muda dan masih banyak yang harus kulakukan. Masih banyak impian yang belum kuraih, pada intinya, aku tidak siap berkomitmen!" jawab Regina diplomatis.
Viceroy masih menatap ke arah Regina dengan perasaan kecewa yang harus ditutupinya dengan baik.
"Jadi, apa hal penting yang akan kau sampaikan?" tanya Viceroy mengalihkan topik pembicaraan mereka.
"Aku akan kembali melanjutkan sekolahku, aku harus memperbanyak pengalamanku," jawab Regina.
"Berapa lama aku harus menunggumu kembali, Regina?" tanya Viceroy.
"Kau tidak usah menungguku," kata Regina. "Lagipula, jujur saja, selama ini aku tidak pernah merasa tertarik padamu sebagai seorang pria, bagiku kau adalah rekan bisnis yang baik," Regina melanjutkan.
Regina bisa melihat kekecewaan yang terpancar dari sorot mata Viceroy. Namun, Regina menyadari bahwa perkataan yang ia lontarkan adalah sebuah kebenaran. Ia masih berusia dua puluh tujuh tahun, ia masih terlalu muda, dan memang tidak mau berkomitmen. Jika pria itu salah mengartikan kedekatan mereka, itu salah Viceroy sendiri. Regina memang dekat dengan semua pria, karena ia memang sangat senang dikagumi, apalagi hasil kerjanya. Sebagai seorang yang begitu perfeksionis, tentu saja ia begitu haus akan kesempurnaan. Lagipula bagi Regina, Viceroy tentu tidak pantas untuknya. Seorang pria yang baru saja merintis usaha dan masih begitu jauh dari tolak ukur kesuksesan seorang pria bagi Regina.
"Terima kasih atas makan malamnya, Viceroy, aku akan berangkat sekarang, semoga kita bisa bekerja sama kembali di lain waktu," kata Regina sambil menjabat tangan Viceroy.
"Ya, semoga semua impianmu tercapai," kata Viceroy.
"Kalau kau mau menikah, menikah saja. Kudoakan kebahagiaan untukmu Viceroy," Regina berpamitan.
Regina segera memasuki taksi yang dipesannya, ia tidak ingin Viceroy mengantarnya ke bandara. Regina menyadari bahwa ia tidak pernah mau memanfaatkan kebaikan orang lain demi kepentingan pribadinya. Ia benar-benar tak habis pikir bahwa Viceroy salah mengartikan kedekatan mereka selama ini. Pria itu bahkan terbawa perasaan dan mengajaknya untuk menikah. Tidak ada pernikahan dalam kamus Regina dan Viceroy sungguh melakukan kesalahan karena sudah melamarnya.
Viceroy merasa sangat kecewa, ia tak menyangka bahwa lamarannya berujung pada penolakan yang begitu tegas. Padahal ia sudah mempersiapkan dirinya dalam rangka meminang Regina. Mereka memang tidak berkencan karena memang mereka dekat lantaran kepentingan bisnis. Benar apa yang dikatakan Regina, Viceroy salah mengartikan kedekatan mereka. Viceroy memang tidak pernah mengencani wanita manapun secara resmi. Ia tidak punya waktu untuk berkencan karena begitu sibuk mengurus pekerjaannya.
Ponselnya bergetar, ia menatap malas nama yang tertera di layar datar itu.
"Ya," jawabnya dingin.
"Jadi, kapan kau akan menikah?" tanya peneleponnya.
"Aku akan menikah, secepatnya," jawab Viceroy.
"Jangan lupa, kau harus menyerahkan lahan itu padaku kalau kau tidak menikah," sahut lawan bicara Viceroy.
"Aku adalah pria yang pantang menarik perkataanku, dan kau bersiaplah menyerahkan perusahaanmu untukku," Viceroy mengakhiri pembicaraannya.
Viceroy menghela nafas berat, ia mengeluarkan sebuah kotak hitam mungil dari dalam saku celananya. Menatap nanar sebuah cincin berlian yang harusnya menjadi milik Regina, jika wanita itu menerima lamarannya.
Viceroy benar-benar merasa sangat konyol dan harga dirinya begitu terluka. Ternyata selama ini Regina hanya menganggapnya tak lebih dari sekedar rekan bisnis.
Andai ia tidak membuat sebuah kesepakatan konyol dengan orang yang meneleponnya tadi, ia tentu tak harus sebingung ini. Ia harus menemukan seseorang yang bersedia menikahinya dalam waktu dekat. Jika tidak, ia akan kehilangan lahan pribadi yang sudah susah payah dimilikinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
🇮🇩A Firdaus🇰🇷
baru mampir seperti nya bagus ceritanya
2023-08-28
0
Amelia
awas regina,jgn sampe tar balek ketanah air lihat usaha Roy,maju dan dia dah jd pengusaha yg sukses dan sudah menikah km jadi pelakor
2022-12-10
0
Alfian Rosyadi
namanya viceroy, sebaiknya roy aja dalam cerita ini, viceroy terlalu namanya kaku bagi orang non kebaratan.
2022-02-06
0