Bab 5 Abu-Abu

Ravin langsung turun dari mobil begitu sampai di garasi, langkahnya terhenti ketika merasa jika Malik tidak turun dari mobil. Pria itu menoleh dan melihat Malik masih di belakang kemudi belum ada tanda-tanda mau turun.

"Mal! Kamu mau tidur di dalam mobil?" tanya Ravin yang tentu saja hanya meledek.

"Nggaklah Tuan! Kepalaku saja pusing gara-gara tadi minum, habis ini saya masuk," jawab Malik yang tidak ingin Ravin tahu apa yang ia lakukan.

"Aku kirain!" timpalnya.

Ravin langsung masuk begitu mendengar jawaban Malik. Sedangkan pemuda itu terlihat menekan tombol dial dari ponselnya, ia menghubungi Susan untuk memastikan jika gadis itu sudah pergi dari club malam.

"Halo!" suara Susan terdengar dari seberang panggilan.

"Kamu di mana?" tanya Malik begitu mendengar suara Susan.

"Perjalanan pulang, katanya suruh pulang."

Malik bernapas lega karena Susan menuruti apa yang ia katakan, tapi ia kembali berpikir apa benar Susan pulang, dia 'kan tidak lihat, siapa tahu bohong.

"Beneran nggak bohong?" tanya Malik memastikan. Tangan satunya memegangi kunci mobil, seakan siap menyalakan kembali mesin mobil itu jika Susan tidak jujur.

"Iya, Ma-ma! Aku udah naik taksi," dustanya. Sopir pribadi Susan mengernyitkan dahi mendengar nonanya itu mengatakan kalau naik taksi, melirik dari kaca spion, Susan hanya memberi isyarat dengan jari telunjuk yang ia sentuhkan di permukaan bibirnya agar sopirnya itu diam. "Mau ngomong sama sopirnya?" Tawar Susan iseng, ia tahu jika Malik tidak akan sampai melakukannya.

Malik tersenyum, ia sampai memegang dadanya karena merasa lega. "Ya sudah, anak gadis memang tidak baik keluyuran di malam hari apalagi ke klub malam," tandasnya. "Kamu ngapain tadi di sana?" tanya Malik menyelidik.

Susan hampir terperanjat ketika ingat hal itu, ia sampai memutar otak untuk menjawab pertanyaan Malik agar pemuda itu tidak curiga. "I-itu, tadi ngantar info buat orang. Pas ketemu kamu, aku baru ketemu orangnya." Dustanya kedua kali.

Malik menghela napas, ia tahu pekerjaan Susan sebagai Hacker, tapi tidak menyangka jika harus bertamu klien saja di klub malam seperti itu. "Ya sudah, lain kali mungkin kamu bisa menawar kalau bertemu jangan di klub malam. Bagaimana jika orang lain menilaimu jelek karena keluar masuk klub malam." Malik memberi nasehat.

Susan menghela napas lega, senang rasanya karena Malik percaya dengan alasannya. Setelah mendapat jawaban 'iya' dari Susan, serta ucapan selamat malam, Malik memutus panggilan itu kemudian keluar dari mobil untuk pergi menuju kamarnya.

-

-

Susan senyum-senyum sendiri ketika panggilan itu sudah terputus, gadis itu tidak menyangka jika bisa menjalin hubungan dengan pemuda yang jelas-jelas umurnya lebih tua darinya, bahkan lebih tua dari kakaknya. Ia menyukai sifat Malik yang tidak pernah mengekang apa yang ia lakukan selama itu baik, tidak seperti kebanyakan pemuda yang mendekatinya. Susan merasa risih jika ini-itu sudah di atur apalagi jika dituntut lebih, terlebih jika sampai dijauhkan dari komputer dan peralatan yang sudah menjadi separuh jiwanya. Selama ini Malik memang tidak pernah menuntut apapun, jika Susan bilang tidak ya Malik tidak akan memaksa. Dua tahun mereka menjalin hubungan dalam zona abu-abu, pergi besama berdua hanya bisa dihitung dengan jari, selebihnya mereka lakukan lewat chat.

"Non! Kenapa bilang naik taksi? Memangnya Non lagi bohong sama siapa?" tanya sopir Susan yang penasaran kenapa gadis itu harus sampai berbohong, terlebih saat dia senyum-senyum sendiri setelah mendapat panggilan itu.

"Teman Pak! Ihh ... Pak Ucup kepo juga!" kelakar gadis itu.

"Penasaran Non! Biasanya gadis seumuran Nona ini pasti akan pamer ketika bicara dengan temannya. Lah ... Non malah aneh, kenapa malah bohong?" Pak ucup yang nama sebenarnya Yusuf, itu pun keheranan.

"Karena dia beda, Pak!" Susan terlihat malu-malu bicara dengan sopirnya.

"Beda gimana? Bukankah temannya Non Susan semuanya dari kalangan atas?" tanya pak Ucup menyelidik.

"Pokoknya beda Pak, dia nggak pernah nanya aku miskin atau kaya. Rumah aku dimana, orangtua kerja apa? Dia nerima kondisi aku apa adanya, karena itu aku bilang dia beda," jelas Susan jujur.

Susan memang selalu jujur dengan sopirnya itu, pak Ucup sudah menemani dan mengantar-jemputnya sejak dia sekolah dasar, karena itu terkadang Susan lebih terbuka dengan sopirnya itu.

"Haduh Non! Kalau ngomongin temennya, kayak lagi ngomongin calon suami. Hahahaha." Pak Ucup tertawa mendengar penjelasan Susan.

"Ih ... Pak Ucup! Bisa aja!" Susan jadi malu-malu sendiri karena sopirnya sampai bicara seperti.

Susan menghela napas pelan, ia kembali menatap jalanan yang gelap diterangi lampu jalan yang temaram. Membicarakan masalah calon suami sepertinya masih jadi agenda ke seratus sekian, menjalin hubungan saja masih abu-abu tak jelas, ibarat lampu lalu lintas saja masih warna kuning belum ada tanda ke hijau. Namun, yang jelas Susan merasa nyaman dengan hubungannya dengan Malik sekarang. Tidak ada pemaksaan hubungan atau pembatasan pergaulan, Susan masih bisa berkumpul atau menemui teman-temannya tanpa mendapat larangan. Hal yang paling ia takuti jika menjalin hubungan yang serius adalah jika diposesifin, Susan paling benci hal itu.

_

_

_

_

Jangan lupa bantu like komen ya, terima kasih 🙏

Terpopuler

Comments

Nyayu Nadiah

Nyayu Nadiah

masih abu-abu.....

2021-09-01

0

🍎Acihlicious 🍓

🍎Acihlicious 🍓

lima.tahun baru jadi kekasihnya belum seratus pacarnya berapa lama ...semoga sjh jangan smpi putus tengah jalan malikul haki😊😊😊

2021-08-03

0

Hany Hutagalung

Hany Hutagalung

lanjut Thor
5tahun kemudian 🤭🤭😀😀😀

2021-05-19

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Tarif
2 Bab 2 Aku suka kamu
3 Bab 3 Club' Malam
4 Bab 4 Tujuh belas tahun
5 Bab 5 Abu-Abu
6 Bab 6 Mau nikah?
7 Bab 7 Dua ratus persen
8 Bab 8 Peka
9 Bab 9 Ban kempes
10 Bab 10 Aku pacarnya
11 Bab 11 Resmi
12 Bab 12 Harta dan Kasta
13 Bab 13 Pelakor
14 Bab 14 Apartemen Baru
15 Bab 15 Delapan tahun silam
16 Bab 16 Rumah masa depan
17 Bab 17 Cinta dua pria
18 Bab 18 Pertemuan
19 Bab 19 Waktu tidak pas
20 Bab 20 Hancur
21 Bab 21 Belum bisa menerima
22 Bab 22 Daun muda
23 Bab 23 Apa aku salah?
24 Bab 24 Jalan Hidup
25 Bab 25 Masa lalu dan masa depan
26 Bab 26 Virus
27 Bab 27 Ngakalin
28 Bab 28 Pacaran
29 Bab 29: Memperebutkan
30 Bab 30: Maaf
31 Bab 31 Boston
32 Bab 32 Aishiteru
33 Bab 33 Tamu
34 Bab 34 jalan jalan
35 Bab 35 Kepalang tanggung
36 Bab 36 Gadis
37 Bab 37 Lingerie
38 Bab 38 Suasana canggung
39 Bab 39 Janji ya janji
40 Bab 40 Makan siang
41 Bab 41 Malam romantis
42 Bab 42 Melamar secara resmi
43 Bab 43 Bawa banyak barang
44 Bab 44 Minta restu
45 Bab 45 Prosesi pernikahan
46 Bab 46 Izin masuk
47 Bab 47 Rencana bulan madu
48 Bab 48 Honeymoon
49 Bab 49 Banyuwangi
50 Bab 50 Syahdunya
51 Bab 51 Pantai
52 Bab 52 Pulang
53 Bab 53 Bayi
54 Bab 54 Percaya
55 Bab 55 Traveling
56 Bab 56 Dibawa Mamah
57 Bab 57 Rica Ayam
58 Bab 58 Makin Sayang
59 Bab 59 Ibu Bagas
60 Bab 60 Alasan Della
61 Bab 61 Akhirnya
62 Mencelakai
63 Melakukan yang terbaik
64 Tidak akan percaya
65 Wanita simpanan
66 Pria suruhan
67 Big Baby
68 Psikopat
69 Berbohong
70 Pembodohan cinta
71 Burung berkicau
72 Apartemen tua
73 Menghina!
74 Menghukum mu
75 Side story: Uji coba
76 Dua garis
77 Ending
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1 Tarif
2
Bab 2 Aku suka kamu
3
Bab 3 Club' Malam
4
Bab 4 Tujuh belas tahun
5
Bab 5 Abu-Abu
6
Bab 6 Mau nikah?
7
Bab 7 Dua ratus persen
8
Bab 8 Peka
9
Bab 9 Ban kempes
10
Bab 10 Aku pacarnya
11
Bab 11 Resmi
12
Bab 12 Harta dan Kasta
13
Bab 13 Pelakor
14
Bab 14 Apartemen Baru
15
Bab 15 Delapan tahun silam
16
Bab 16 Rumah masa depan
17
Bab 17 Cinta dua pria
18
Bab 18 Pertemuan
19
Bab 19 Waktu tidak pas
20
Bab 20 Hancur
21
Bab 21 Belum bisa menerima
22
Bab 22 Daun muda
23
Bab 23 Apa aku salah?
24
Bab 24 Jalan Hidup
25
Bab 25 Masa lalu dan masa depan
26
Bab 26 Virus
27
Bab 27 Ngakalin
28
Bab 28 Pacaran
29
Bab 29: Memperebutkan
30
Bab 30: Maaf
31
Bab 31 Boston
32
Bab 32 Aishiteru
33
Bab 33 Tamu
34
Bab 34 jalan jalan
35
Bab 35 Kepalang tanggung
36
Bab 36 Gadis
37
Bab 37 Lingerie
38
Bab 38 Suasana canggung
39
Bab 39 Janji ya janji
40
Bab 40 Makan siang
41
Bab 41 Malam romantis
42
Bab 42 Melamar secara resmi
43
Bab 43 Bawa banyak barang
44
Bab 44 Minta restu
45
Bab 45 Prosesi pernikahan
46
Bab 46 Izin masuk
47
Bab 47 Rencana bulan madu
48
Bab 48 Honeymoon
49
Bab 49 Banyuwangi
50
Bab 50 Syahdunya
51
Bab 51 Pantai
52
Bab 52 Pulang
53
Bab 53 Bayi
54
Bab 54 Percaya
55
Bab 55 Traveling
56
Bab 56 Dibawa Mamah
57
Bab 57 Rica Ayam
58
Bab 58 Makin Sayang
59
Bab 59 Ibu Bagas
60
Bab 60 Alasan Della
61
Bab 61 Akhirnya
62
Mencelakai
63
Melakukan yang terbaik
64
Tidak akan percaya
65
Wanita simpanan
66
Pria suruhan
67
Big Baby
68
Psikopat
69
Berbohong
70
Pembodohan cinta
71
Burung berkicau
72
Apartemen tua
73
Menghina!
74
Menghukum mu
75
Side story: Uji coba
76
Dua garis
77
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!