Tanpa terasa dua tahun sudah berlalu. Baik Malik maupun Susan masih terus menjalin komunikasi meski status keduanya belum jelas, alias masih tergantung kayak jemuran entah kapan bakal kering kalau musim hujan terus datang.
"Tuan! Kenapa kita ke club malam? Nggak takut apa kalau nona Audrey marah?" tanya Malik masih di belakang kemudi menatap gedung berlantai lima dengan tulisan Club Malam.
"Tentu saja aku takut! Kamu tahu 'kan kalau dia marah udah kayak beruang ngamuk," jawab Ravin. "Tapi mau bagaimana lagi, klien ini benar-benar mengesalkan, dia mau bertemu tapi di sini," gerutu Ravin.
Malik hanya mendesah kasar, ia tahu jika tuannya itu tidak pernah pergi ke klub malam. Terlebih lagi sekarang dia sudah memiliki bayi di rumah.
"Sudahlah ayo turun! Cepat bertemu cepat selesai!" pikir Ravin.
Seharian bekerja tentu saja ia ingin segera pulang, bagaimanapun sekarang ada dua makhluk cantik yang menantinya di rumah.
Malik mengekor pada Ravin, mereka menuju ruangan private yang sudah dipesan oleh klien Ravin. Setelah bertemu dan membahas masalah kerjasama, klien Ravin yang umurnya ternyata tak lebih tua darinya itu mengajak minum. Namun, karena dia memiliki bayi yang akan ia temui setelah ini, tentu saja membuat pria itu menolak. Malik yang tahu tentang cara kerja bisnis para petinggi perusahaan itu pun menawarkan diri untuk menghabiskan minuman milik Ravin sebagai tanda menghormati.
"Maaf, tuan saya sedang tidak minum karena masalah kesehatan, maka saya yang akan menghabiskan minuman ini untuk memberikan rasa hormat tuan saya pada Anda," jelas Malik menawarkan diri.
"Boleh boleh, wah asistenmu sungguh pengertian," puji klien Ravin.
Dua gelas tandas sekali minum, satu gelas milik Ravin dan satu gelas milik Malik sendiri. Merasa terlalu banyak minum, Malik izin ke kamar kecil sebelum mereka pulang.
"Jangan lama-lama, Mal! Aku pengen buru-buru pulang," ucap Ravin pada Malik yang langsung berlalu ke kamar mandi.
Malik bergegas ke kamar kecil. Setelah selesai, ia membasuh wajahnya agar lebih segar karena kelopak matanya mulai berat, mungkin karena banyak minum. "Sial! Kalau bukan demi kelancran bisnis tuan, aku tidak akan minum sebanyak ini," gerutunya.
Setelah merasa sedikit segar, Malik keluar dari kamar mandi. Berjalan menyusuri lorong menuju ke lift, Malik terkejut melihat siapa yang melintas dari arah lain. Ia sedikit berlari untuk mengejar gadis yang ia kenal.
"San!" Malik meraih lengan Susan.
"Eh ... Mama! Kenapa kamu di sini?" tanya Susan duluan.
"Seharusnya aku yang nanya, kenapa anak gadis pergi ke Club malam?" tanya Malik dengan ekspresi wajah tidak senang.
"Aku hanya-." Belum juga menyelesaikan ucapannya, tangan Susan sudah ditarik Malik untuk pergi dari sana.
Malik menarik begitu saja tangan Susan tanpa mendengarkan dulu penjelasan gadis itu. Bukan tanpa alasan Malik tidak suka. Pertama, tempat itu diperuntukan orang dewasa. Kedua, Susan memakai pakaian sedikit minim, membuat Malik merasa curiga dan sedikit khawatir.
"Ma, dengerin dulu!" bujuk Susan ketika mereka sudah sampai di lantai satu.
"Denger apa? Kalau kamu butuh uang, aku bisa kasih! Sekarang kamu pulang!" perintah Malik dengan wajah geram.
Susan sedikit curiga dengan Malik, ia bisa mencium bau alkohol dari napas pemuda itu. "Ma, kamu mabuk?" tanya Susan.
"Jangan mengalihkan pembicaraan," bantah Malik tidak mau menjawab pertanyaan Susan.
Susan menghentikan langkahnya dengan sedikit menarik tangan Malik yang memegang pergelangan tangannya, membuat pemuda itu tertarik dan membentur tubuh Susan.
Susan yang tubuhnya lebih kecil dari Malik tentu saja hampir terjerambab karena terbentur tubuh kekar pemuda itu. Namun, sebelum itu terjadi, Malik dengan sigap sudah menangkap tubuh Susan, kini kedua tangannya merengkuh pinggang ramping gadis itu.
Kedua mata mereka saling bersirobok, sejenak mereka terdiam saling tatap. Ada rasa ingin untuk melakukan hal lebih, melewati status lampu kuning yang terstempel di hati mereka.
Malik mendekatkan bibirnya, napas yang bercampur dengan aroma alkohol tercium jelas di hidung mancung Susan. Jantung keduanya berdebar dengan cepat, kini rongga dada mereka seakan ada ribuan kuda yang berlari membuat suara bergemuruh yang tidak terkendali.
Menjalin hubungan dengan status lampu kuning, membuat mereka mengerti posisi masing-masing. Baik Malik maupun Susan tidak pernah melewati batas hubungan mereka, hanya sesekali bergandengan tangan atau berjalan bersama saja setiap bertemu. Untuk kiss, No! Malik tidak mau disebut pedofil karena berpikir mesum kepada gadis di bawah umur.
Namun, untuk malam ini sepertinya sedikit berbeda. Mungkin karena pengaruh alkohol membuat Malik menatap Susan dengan pandangan yang berbeda, malam itu Malik merasa jika Susan terlihat begitu cantik dan menarik. Melihat bibir ranum gadis itu begitu dekat membuat jantungnya berdebar tak terkendali.
Baru akan bersentuhan, mereka dikejutkan dengan suara ponsel Malik yang terus berdering. Keduanya membulatkan bola mata lebar, sadar dengan hal yang tidak seharusnya atau belum seharusnya mereka lakukan.
Malik melepas pelukannya pada Susan, ia langsung menjawab panggilan itu. Tentu saja suara memekik dari seberang panggilan hampir merusak gendang telinga pemuda itu. Malik sampai sedikit menjauhkan ponselnya dari telinga ketika mendengar Ravin marah-marah karena merasa menunggu Malik ke kamar mandi sangat lama.
"Mal! kamu ke kamar mandi apa ke Mars!" teriak Ravin dari seberang panggilan.
"Iya, bentar! Saya sedang jalan ke sana, Tuan!" dustanya.
Susan yang melihat Malik kena maki pun menahan tawanya, ia bisa melihat ekspresi lucu dari wajah Malik yang sedikit memerah.
"Aku harus pulang, kamu berhutang penjelasan padaku! Pulang! Kalau tidak pulang aku akan datang ke sini untuk membawamu pergi!" ancam Malik pada Susan.
Susan hanya menggut-manggut dengan senyum kecil, mengerti tentang perintah pemuda itu. Akhirnya dengan berat hati, Malik meninggalkan Susan. Jika bukan karena Ravin, tentu saja Malik sudah kebablasan mencium Susan dengan status lampu kuning, belum hijau karena belum resmi jadian.
_
_
_
_
Jangan lupa like, komen masukin Favorite ya ... tencuuu😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Berarti sekarang Susan berumur sudah 17 tahun ya?
2023-08-06
0
Riska Wulandari
lucu..seruuu
2022-07-20
0
Erika Darma Yunita
aku kok suka denger malik dipanggil mama... lucu gitu... jadi kayak nama panggilan sayang... klo tau Jakmania ceritanya langsung ngeh... mama itu malik....
klo gatau pasti ngiranya kok cowok di panggil mama😄😄😄
2021-09-26
0