Bab 3 Club' Malam

Tanpa terasa dua tahun sudah berlalu. Baik Malik maupun Susan masih terus menjalin komunikasi meski status keduanya belum jelas, alias masih tergantung kayak jemuran entah kapan bakal kering kalau musim hujan terus datang.

"Tuan! Kenapa kita ke club malam? Nggak takut apa kalau nona Audrey marah?" tanya Malik masih di belakang kemudi menatap gedung berlantai lima dengan tulisan Club Malam.

"Tentu saja aku takut! Kamu tahu 'kan kalau dia marah udah kayak beruang ngamuk," jawab Ravin. "Tapi mau bagaimana lagi, klien ini benar-benar mengesalkan, dia mau bertemu tapi di sini," gerutu Ravin.

Malik hanya mendesah kasar, ia tahu jika tuannya itu tidak pernah pergi ke klub malam. Terlebih lagi sekarang dia sudah memiliki bayi di rumah.

"Sudahlah ayo turun! Cepat bertemu cepat selesai!" pikir Ravin.

Seharian bekerja tentu saja ia ingin segera pulang, bagaimanapun sekarang ada dua makhluk cantik yang menantinya di rumah.

Malik mengekor pada Ravin, mereka menuju ruangan private yang sudah dipesan oleh klien Ravin. Setelah bertemu dan membahas masalah kerjasama, klien Ravin yang umurnya ternyata tak lebih tua darinya itu mengajak minum. Namun, karena dia memiliki bayi yang akan ia temui setelah ini, tentu saja membuat pria itu menolak. Malik yang tahu tentang cara kerja bisnis para petinggi perusahaan itu pun menawarkan diri untuk menghabiskan minuman milik Ravin sebagai tanda menghormati.

"Maaf, tuan saya sedang tidak minum karena masalah kesehatan, maka saya yang akan menghabiskan minuman ini untuk memberikan rasa hormat tuan saya pada Anda," jelas Malik menawarkan diri.

"Boleh boleh, wah asistenmu sungguh pengertian," puji klien Ravin.

Dua gelas tandas sekali minum, satu gelas milik Ravin dan satu gelas milik Malik sendiri. Merasa terlalu banyak minum, Malik izin ke kamar kecil sebelum mereka pulang.

"Jangan lama-lama, Mal! Aku pengen buru-buru pulang," ucap Ravin pada Malik yang langsung berlalu ke kamar mandi.

Malik bergegas ke kamar kecil. Setelah selesai, ia membasuh wajahnya agar lebih segar karena kelopak matanya mulai berat, mungkin karena banyak minum. "Sial! Kalau bukan demi kelancran bisnis tuan, aku tidak akan minum sebanyak ini," gerutunya.

Setelah merasa sedikit segar, Malik keluar dari kamar mandi. Berjalan menyusuri lorong menuju ke lift, Malik terkejut melihat siapa yang melintas dari arah lain. Ia sedikit berlari untuk mengejar gadis yang ia kenal.

"San!" Malik meraih lengan Susan.

"Eh ... Mama! Kenapa kamu di sini?" tanya Susan duluan.

"Seharusnya aku yang nanya, kenapa anak gadis pergi ke Club malam?" tanya Malik dengan ekspresi wajah tidak senang.

"Aku hanya-." Belum juga menyelesaikan ucapannya, tangan Susan sudah ditarik Malik untuk pergi dari sana.

Malik menarik begitu saja tangan Susan tanpa mendengarkan dulu penjelasan gadis itu. Bukan tanpa alasan Malik tidak suka. Pertama, tempat itu diperuntukan orang dewasa. Kedua, Susan memakai pakaian sedikit minim, membuat Malik merasa curiga dan sedikit khawatir.

"Ma, dengerin dulu!" bujuk Susan ketika mereka sudah sampai di lantai satu.

"Denger apa? Kalau kamu butuh uang, aku bisa kasih! Sekarang kamu pulang!" perintah Malik dengan wajah geram.

Susan sedikit curiga dengan Malik, ia bisa mencium bau alkohol dari napas pemuda itu. "Ma, kamu mabuk?" tanya Susan.

"Jangan mengalihkan pembicaraan," bantah Malik tidak mau menjawab pertanyaan Susan.

Susan menghentikan langkahnya dengan sedikit menarik tangan Malik yang memegang pergelangan tangannya, membuat pemuda itu tertarik dan membentur tubuh Susan.

Susan yang tubuhnya lebih kecil dari Malik tentu saja hampir terjerambab karena terbentur tubuh kekar pemuda itu. Namun, sebelum itu terjadi, Malik dengan sigap sudah menangkap tubuh Susan, kini kedua tangannya merengkuh pinggang ramping gadis itu.

Kedua mata mereka saling bersirobok, sejenak mereka terdiam saling tatap. Ada rasa ingin untuk melakukan hal lebih, melewati status lampu kuning yang terstempel di hati mereka.

Malik mendekatkan bibirnya, napas yang bercampur dengan aroma alkohol tercium jelas di hidung mancung Susan. Jantung keduanya berdebar dengan cepat, kini rongga dada mereka seakan ada ribuan kuda yang berlari membuat suara bergemuruh yang tidak terkendali.

Menjalin hubungan dengan status lampu kuning, membuat mereka mengerti posisi masing-masing. Baik Malik maupun Susan tidak pernah melewati batas hubungan mereka, hanya sesekali bergandengan tangan atau berjalan bersama saja setiap bertemu. Untuk kiss, No! Malik tidak mau disebut pedofil karena berpikir mesum kepada gadis di bawah umur.

Namun, untuk malam ini sepertinya sedikit berbeda. Mungkin karena pengaruh alkohol membuat Malik menatap Susan dengan pandangan yang berbeda, malam itu Malik merasa jika Susan terlihat begitu cantik dan menarik. Melihat bibir ranum gadis itu begitu dekat membuat jantungnya berdebar tak terkendali.

Baru akan bersentuhan, mereka dikejutkan dengan suara ponsel Malik yang terus berdering. Keduanya membulatkan bola mata lebar, sadar dengan hal yang tidak seharusnya atau belum seharusnya mereka lakukan.

Malik melepas pelukannya pada Susan, ia langsung menjawab panggilan itu. Tentu saja suara memekik dari seberang panggilan hampir merusak gendang telinga pemuda itu. Malik sampai sedikit menjauhkan ponselnya dari telinga ketika mendengar Ravin marah-marah karena merasa menunggu Malik ke kamar mandi sangat lama.

"Mal! kamu ke kamar mandi apa ke Mars!" teriak Ravin dari seberang panggilan.

"Iya, bentar! Saya sedang jalan ke sana, Tuan!" dustanya.

Susan yang melihat Malik kena maki pun menahan tawanya, ia bisa melihat ekspresi lucu dari wajah Malik yang sedikit memerah.

"Aku harus pulang, kamu berhutang penjelasan padaku! Pulang! Kalau tidak pulang aku akan datang ke sini untuk membawamu pergi!" ancam Malik pada Susan.

Susan hanya menggut-manggut dengan senyum kecil, mengerti tentang perintah pemuda itu. Akhirnya dengan berat hati, Malik meninggalkan Susan. Jika bukan karena Ravin, tentu saja Malik sudah kebablasan mencium Susan dengan status lampu kuning, belum hijau karena belum resmi jadian.

_

_

_

_

Jangan lupa like, komen masukin Favorite ya ... tencuuu😘😘

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Berarti sekarang Susan berumur sudah 17 tahun ya?

2023-08-06

0

Riska Wulandari

Riska Wulandari

lucu..seruuu

2022-07-20

0

Erika Darma Yunita

Erika Darma Yunita

aku kok suka denger malik dipanggil mama... lucu gitu... jadi kayak nama panggilan sayang... klo tau Jakmania ceritanya langsung ngeh... mama itu malik....
klo gatau pasti ngiranya kok cowok di panggil mama😄😄😄

2021-09-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Tarif
2 Bab 2 Aku suka kamu
3 Bab 3 Club' Malam
4 Bab 4 Tujuh belas tahun
5 Bab 5 Abu-Abu
6 Bab 6 Mau nikah?
7 Bab 7 Dua ratus persen
8 Bab 8 Peka
9 Bab 9 Ban kempes
10 Bab 10 Aku pacarnya
11 Bab 11 Resmi
12 Bab 12 Harta dan Kasta
13 Bab 13 Pelakor
14 Bab 14 Apartemen Baru
15 Bab 15 Delapan tahun silam
16 Bab 16 Rumah masa depan
17 Bab 17 Cinta dua pria
18 Bab 18 Pertemuan
19 Bab 19 Waktu tidak pas
20 Bab 20 Hancur
21 Bab 21 Belum bisa menerima
22 Bab 22 Daun muda
23 Bab 23 Apa aku salah?
24 Bab 24 Jalan Hidup
25 Bab 25 Masa lalu dan masa depan
26 Bab 26 Virus
27 Bab 27 Ngakalin
28 Bab 28 Pacaran
29 Bab 29: Memperebutkan
30 Bab 30: Maaf
31 Bab 31 Boston
32 Bab 32 Aishiteru
33 Bab 33 Tamu
34 Bab 34 jalan jalan
35 Bab 35 Kepalang tanggung
36 Bab 36 Gadis
37 Bab 37 Lingerie
38 Bab 38 Suasana canggung
39 Bab 39 Janji ya janji
40 Bab 40 Makan siang
41 Bab 41 Malam romantis
42 Bab 42 Melamar secara resmi
43 Bab 43 Bawa banyak barang
44 Bab 44 Minta restu
45 Bab 45 Prosesi pernikahan
46 Bab 46 Izin masuk
47 Bab 47 Rencana bulan madu
48 Bab 48 Honeymoon
49 Bab 49 Banyuwangi
50 Bab 50 Syahdunya
51 Bab 51 Pantai
52 Bab 52 Pulang
53 Bab 53 Bayi
54 Bab 54 Percaya
55 Bab 55 Traveling
56 Bab 56 Dibawa Mamah
57 Bab 57 Rica Ayam
58 Bab 58 Makin Sayang
59 Bab 59 Ibu Bagas
60 Bab 60 Alasan Della
61 Bab 61 Akhirnya
62 Mencelakai
63 Melakukan yang terbaik
64 Tidak akan percaya
65 Wanita simpanan
66 Pria suruhan
67 Big Baby
68 Psikopat
69 Berbohong
70 Pembodohan cinta
71 Burung berkicau
72 Apartemen tua
73 Menghina!
74 Menghukum mu
75 Side story: Uji coba
76 Dua garis
77 Ending
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1 Tarif
2
Bab 2 Aku suka kamu
3
Bab 3 Club' Malam
4
Bab 4 Tujuh belas tahun
5
Bab 5 Abu-Abu
6
Bab 6 Mau nikah?
7
Bab 7 Dua ratus persen
8
Bab 8 Peka
9
Bab 9 Ban kempes
10
Bab 10 Aku pacarnya
11
Bab 11 Resmi
12
Bab 12 Harta dan Kasta
13
Bab 13 Pelakor
14
Bab 14 Apartemen Baru
15
Bab 15 Delapan tahun silam
16
Bab 16 Rumah masa depan
17
Bab 17 Cinta dua pria
18
Bab 18 Pertemuan
19
Bab 19 Waktu tidak pas
20
Bab 20 Hancur
21
Bab 21 Belum bisa menerima
22
Bab 22 Daun muda
23
Bab 23 Apa aku salah?
24
Bab 24 Jalan Hidup
25
Bab 25 Masa lalu dan masa depan
26
Bab 26 Virus
27
Bab 27 Ngakalin
28
Bab 28 Pacaran
29
Bab 29: Memperebutkan
30
Bab 30: Maaf
31
Bab 31 Boston
32
Bab 32 Aishiteru
33
Bab 33 Tamu
34
Bab 34 jalan jalan
35
Bab 35 Kepalang tanggung
36
Bab 36 Gadis
37
Bab 37 Lingerie
38
Bab 38 Suasana canggung
39
Bab 39 Janji ya janji
40
Bab 40 Makan siang
41
Bab 41 Malam romantis
42
Bab 42 Melamar secara resmi
43
Bab 43 Bawa banyak barang
44
Bab 44 Minta restu
45
Bab 45 Prosesi pernikahan
46
Bab 46 Izin masuk
47
Bab 47 Rencana bulan madu
48
Bab 48 Honeymoon
49
Bab 49 Banyuwangi
50
Bab 50 Syahdunya
51
Bab 51 Pantai
52
Bab 52 Pulang
53
Bab 53 Bayi
54
Bab 54 Percaya
55
Bab 55 Traveling
56
Bab 56 Dibawa Mamah
57
Bab 57 Rica Ayam
58
Bab 58 Makin Sayang
59
Bab 59 Ibu Bagas
60
Bab 60 Alasan Della
61
Bab 61 Akhirnya
62
Mencelakai
63
Melakukan yang terbaik
64
Tidak akan percaya
65
Wanita simpanan
66
Pria suruhan
67
Big Baby
68
Psikopat
69
Berbohong
70
Pembodohan cinta
71
Burung berkicau
72
Apartemen tua
73
Menghina!
74
Menghukum mu
75
Side story: Uji coba
76
Dua garis
77
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!