Namun Hachimura berhasil mengelak serangan Kaichira. Dan dia berhasil memukul leher Kaichira membuat Kaichira gagal.
“Baiklah, pemenangnya ialah Hachimura-sama” ujar Akari. Kaichira yang berusaha bangkit dibantu oleh Hachimura dan, “Arigatou” ujar Kaichira sambil tersenyum polos. Hachimura membalas senyuman sepupunya itu.
Yonezo dan Haiko turun kelapangan, “Mulai” perintah Akari, “Hono no haretsu” gumam Haiko memberi semburan api.
Yonezo yang tenang mulai melakukan gerakan tenang dan, “Nami” gumam Yonezo sambil berputar dengan cepat.
Api milik Haiko padam. Mereka terkejut ketika tahu kalau Yonezo pengguna elemen air, karena jarang anggota Suyhifang memiliki elemen air dan elemen ini biasa bagi mereka sangat langka.
Akhirnya karena sadar serangannya tidak berhasil, Haiko memberi serangan melalui teknik beladiri.
Mata Yonezo yang sudah masuk segel 4 membaca setiap serangan dengan tenang dan mudah, “Kiri” batin Yonezo menemukan celah Haiko yang lengah.
Dia hampir berhasil menyerang celah itu, namun Haiko menangkap tangannya. Giliran Haiko yang akan memukul Yonezo, Yonezo sudah mengelak lebih dulu dan melakukan gerakan meroda dengan cepat.
Dan tangan Yonezo akhirnya terlepas, “Dia mampu membaca setiap seranganku... walau dari keluarga cabang, mereka tidak bisa dianggap remeh sekalipun” batin Haiko sedikit terkejut dengan apa yang terjadi.
Akhirnya Haiko mulai mencari titik buta dari Yonezo. Dan dia berhasil menyerang titik buta Yonezo yang berada di belakang lehernya.
Yonezo sudah mulai terpojok, tapi dia tidak menyerah. Yonezo melemparkan beberapa bom asap kearah Haiko dan dia juga melemparkan beberapa kunai yang sudah diberi bom kertas.
Serangan itu mampu dielak oleh Haiko dan Haiko hendak menyerang lagi titik buta Yonezo. Yonezo akhirnya mengingat bagaimana cara agar menutupi titik buta.
Dia mengalirkan tenaganya ke belakang lehernya dan mampu menutupi titik butanya. Haiko yang terkejut saat memberi pukulan pada belakang leher Yonezo keheranan dan, “Tidak berhasil bukan?” tanya Yonezo membentuk bola spiral ditangan kanannya.
“SHINWA”, “KI” Yonezo mendorong Haiko hingga jauh menggunakan Shinwa elemen angin dan petir miliknya.
Akhirnya Haiko tidak bisa bangkit, “Baiklah pemenangnya ialah Yonezo” ujar Akari. Kaito begitu terkejut karena untuk anak seusia Yonezo, tingkat kekuatannya sudah mampu menyaingi para tingkat tengah bahkan melebihi tingkat tengah.
Dia baru tahu kalau Yonezo bisa menggunakan elemen air dan juga bisa menutupi titik butanya yang mudah terbuka.
“Omedetou” kata Haiko menjulurkan tangannya dengan tulus sambil tersenyum, “Arigatou” jawab Yonezo membalas salaman dari sepupunya itu.
“Yahh, untuk anak seusia kalian berenam... kemampuannya cukup hebat” ujar Akari dengan wajah malas yang lucu, “Kalau begitu kenapa nee-sama tidak mencoba untuk bertarung dengan otoo-sama saja” ujar Hachimura dengan polos.
Mendengar hal itu dia hendak menolaknya namun ketika melihat wajah seram Yamamoto dia berubah pikir dan, “H-HAI” jawab Akari ketakutan dengan wajah pucat.
Tsubaki dan Akari akhirnya akan kembali berlatih lagi, “Inazuma no hirogari” gumam Tsubaki menyebarkan petir kearah Akari.
Mata evolusi akhir Akari muncul dan dalam sekejap Akari berpindah kebelakang Tsubaki, “Sudah kuduga kau akan pindah kesana, KURU FIRE KICK” ujar Tsubaki sambil memberi tendangan pada Akari.
Akari yang terkena tendangan terlempar cukup jauh kebelakang. Tendangan Tsubaki menjadi sekuat itu karena Kuru yang dia miliki.
“Mo...” gumam Akari keluar dari reruntuhan bebatuan yang dia tabrak, “Nante itai” ujar Akari menunjukkan wajah senang bercampur kesalnya, yang kemudian menjadi seram setelah mata putihnya ia perlihatkan. Rambut hitamnya yang panjang ikut terbang.
“Inilah kenapa aku selalu ragu kalau Tsubaki-sama latih tanding dengannya” gumam Ichiyoru terkekeh.
Akari akhirnya bangkit dan mmemberi teknik bela dirinya yang sangat cepat dan mustahil untuk dibaca. Tsubaki terus berusaha membalas serangannya itu.
Akhirnya karena terpojok, Tsubaki mengambil sebuah kunai dan melemparkan beberapa dari kunai itu kearah Akari.
Akari terus menerus membalas lemparan kunai nya itu yang tepat dan tidak pernah meleset, “Sungguh melihat neesan bergerak secepat itu membuatku bingung... yang mana bayangannya yang mana tubuhnya” gumam Ryuji merasa pusing.
“Ichiyoru-san” panggil Yonezo, “Dousta Yonezo-sama?” tanya Ichiyoru yang berdiri disamping Yonezo sedari tadi.
“Bagaimana bisa neesan bergerak secepat itu?” tanya Yonezo penasaran dengan teknik sesungguhnya milik Akari.
“Akari-sama ialah orang yang rajin melakukan latihan fisik, dia bukan tipe gadis yang berdiam diri dirumah dan melakukan hal yang berhubungan dengan rumah tangga... itulah kenapa kemampuan bertarung Akari-sama tidak bisa diremehkan sembarangan, walau dia merupakan anggota keluarga cabang” jawab Ichiyoru sambil menjelaskan.
“Lalu teknik apa yang dia gunakan saat ini?” tanya Kaichira yang ikut penasaran, “Dia hanya menggunakan teknik beladiri biasa, namun dia bisa melakukan itu dengan bantuan Yin Yang yang terkenal sulit” jawab Ichiyoru.
“Dimana 9 elemen yang Oyashi jelaskan tadi?” tanya Yonichi dengan wajah serius dan nada bicaranya yang pelan, “Tunggulah sebentar lagi... disini dia masih belum serius” jawab Ichiyoru mendengar pertanyaan Yonichi.
“KUROKEN”, “Kuru” Tsubaki meninju Akari dengan tinju hitam miliknya, namun Akari berhasil menahan rasa sakit itu dengan menggunakan Kuru sebelum terkena tinjuan.
“Dia juga menguasai kuru?!” gumam Haiko terkejut, “Dia bisa dikatakan termuda yang paling cepat menguasai Kuru dari kelompok Bajak Laut Aokami” jawab Ichiyoru tersenyum.
Sementara Akari yang terkena tinjuan terlempar jauh keatas langit, “Ini kesempatan emas” gumam Akari menutup matanya.
“Hikari” gumam Akari menggerakkan tangannya, “REZARAITOAI” teriak Akari menembakkan laser cahaya mata.
“Cahaya?!” ujar Yonichi terkejut. Cahaya yang keluar dari mata Akari terus mengejar targetnya hingga benar-benar terpojok.
“Ohh ayolah” gumam Tsubaki menyerah. Tapi Akari tidak mengenai cahaya itu ke Tsubaki, bahkan dia melesetkan serangannya ke atas langit. Dan mata Akari kembali seperti semula.
Karena kehilangan kesadaran Akari terjatuh dari atas, dan beruntung Yamamoto berhasil menangkap Akari.
“Daijobu Akari?” tanya Hinari yang khawatir dengan keadaan adik iparnya itu, “Ini akibat jika dia menggunakan energi cahaya” gumam Yara mulai menyalurkan energi medis miliknya ke mata Akari agar akibat yang ditimbulkan tidak terlalu parah.
“Kenapa tidak dikenakan ke target saja tadi?” tanya Tsubaki, “Baka nii-sama, kau tahu akibat dari cahaya itu bisa membakar seluruh tubuhmu dan membuat tubuhmu hancur” jawab Akari sambil tertawa.
“Sungguh, tadi itu cahaya yang baru pertama kali aku lihat... bagaimana bisa neesan mempunyai kemampuan itu?” tanya Ryuji merasa kagum sekaligus penasaran.
“Amaruni-ji-chan ialah seorang pengguna elemen cahaya, angin, dan air... jadi dia pewaris elemen cahaya” jawab Tsubaki membuat mereka semua paham.
“Ahhh aku terlalu banyak pikiran beberapa hari ini, jadi lupa mengendalikan energi yang baik... hahaha” ujar Akari mengubah posisinya menjadi duduk sambil tertawa.
Mereka yang disana ikut tertawa, “Baiklah... kita istirahat dulu, nanti Oji-chan akan datang, lho” ujar Lily sambil membantu Akari berdiri.
“Haroji-san akan kesini?” tanya Akari sedikit terkejut, “Benar... dia kebetulan ingin latih tanding dengan anak-anak” jawab Tsubaki membenarkan perkataan istrinya itu.
Setelah itu...
“Otoo-sama” ujar Lily dan Tsubaki menunduk hormat pada Haroji dan kakak serta adik-adik mereka yang berdiri dibelakang Haroji.
“Akari kalian disini ternyata” ujar Dachiji terkejut dengan kedatangan Akari disana, “Hai... aku kemari untuk menjadi pengawal keluarga Nanadaime Tsukikage” jawab Akari.
“Rambutmu tidak panjang-panjang, tetap segitu saja” ujar Noji penasaran, “Sebenarnya sudah sepanjang tumit kaki... hanya saja aku potong kembali sampai lutut saja” jawab Akari menjelaskan kenapa ia memotong rambutnya.
“Baiklah ayo masuk” ujar Haroji lalu mereka masuk kedalam istana. Disana anak-anak sudah menunggu mereka, “Oji-sama” gumam Yonichi dengan wajah berbinar.
“Oji-sama datang” ujar Haroji lalu berlari memeluk cucu-cucunya, “Wahhh, ternyata aku mempunyai cucu perempuan disini” ujar Haroji sambil mengelus kepala Kaichira.
Kaichira ikut tertawa mendengarkan hal itu, “Lalu kalian ini... Ryuji dan Yonezo bukan?” tanya Haroji sambil melepas pelukannya pada anak-anak Tsubaki dan Lily.
“Hai Oji-sama... aku Ryuji Suyhifang, dan ini adik sepupuku Yonezo Suyhifang” jawab Ryuji sambil memperkenalkan adik sepupunya juga.
“Baiklah... Oji-sama kesini bukan berlatih tanding dengan kalian” ujar Haroji membuat mereka semua terkejut dan keheranan.
“Jadi dengan siapa?” tanya Hachimura dengan wajah polos dan penasaran. Haroji melihat kearah Akari yang hendak pergi secara diam-diam agar tidak ketahuan.
“Mau kemana, adikku tercinta?” tanya Hajiryu ikut menangkap basah Akari, “Anu, disini panas... itulah kenapa aku mundur untuk berteduh” jawab Akari dengan keringat dingin.
“Berteduh atau kabur?” tanya Hanji membuat Akari semakin gelagapan, “Aku ingin latih tanding dengan Akari” ujar Haroji membuat Akari mengubah wajahnya menjadi lesuh.
Dilapangan...
“Mari kita mulai” ujar Haroji menggunakan teknologi miliknya, “Light” gumam Haroji menyatukan jarinya agar membentuk pistol.
“SHOOT” teriak Haroji sambil menembakkan cahayanya dengan cepat kearah Akari. Akari terus mengelak dengan santai sambil melakukan beberapa gerakan akrobatik.
Namun setelah sekian lama mengelak, di lengan kanan Akari terkena sedikit goresa tembakan. Jadi lengan kanannya sedikit terluka, “Sedikit saja tidak terlalu parah bagiku” gumam Akari.
“Jangan lengah nak” ujar Haroji berada diatasnya, “Ojisan yang harusnya tidak legah” jawab Akari berpindah kebelakang Haroji.
“SHIROI KEN” teriak Akari meninju Haroji hingga terjatuh kebawah.
“Tenaga macam apa itu?!” gumam Haiko terkejut, “Bagaimana bisa dia berpindah tanpa menandai seperti itu?!” gumam Yonichi tanpa sadar, “Karena ini evolusi akhir mata milik Akari-sama... dia satu-satunya wanita yang mampu melakukan itu” jawab Ichiyoru membuat Yonichi paham.
“Meleset nak” ledek Haroji ketika dia berhasil menghindari serangan Akari, “Masih belum... Hono no haretsu” gumam Akari menggerakkan jarinya dengan cepat lalu menyemburkan api kearah Haroji.
Dia masih bisa melakukan hal itu dalam keadaan kepala dibawah dan kaki dibagian udara atau langit.
Haroji berhasil melindungi dirinya menggunakan perisai miliknya, “Titik buta alat itu...” batin Akari melihat gelang kuning yang digunakan oleh Haroji.
Gelang itu merupakan teknologi dari Kerajaan Crystal 80. Biasanya ini berasal dari teknologi berupa tabung kecil yang dapat memberi baju pelindung bagi mereka.
“Itu dia..” batin Akari sambil tersenyum ketika berhasil menemukan titik buta teknologi milik Haroji. Titik buta itu terletak dibagian perut.
Akari akhirnya mendarat dengan benar, “Kuru” gumam Akari membaluri kedua tangannya dengan Kuru.
Namun, Akari menggenggam tangannya itu erat-erat dan melapisi kembali menggunakan Aura Putih miliknya.
“Bukankah itu hanya tinju biasa?” tanya Hachimura heran, “Lihat saja apa yang akan dia lakukan” jawab Tsubaki terkesan.
“SHIROI KEN” teriak Akari berlari secepat kilat kearah Haroji, “Ini pertarungan sesungguhnya” ujar Haroji bersemangat.
“HIAAA” teriak Akari meninju kedua telapak tangan Haroji. Karena kekuatan Akari yang besar, angin kencang keluar dari dalam kekuatan itu secara tidak sadar.
“OSU” teriak Akari menekan kekuatan miliknya hingga menembus pertahanan Haroji, “Osu?!!” ujar Kaito terkejut. Mata putih Akari ikut bangkit akibat bentrokan energi itu.
Haroji terlempar kebelakang begitu jauh, “Ohh.. astaga” gumam Noji terkejut. Beruntung Haroji menggunakan teknologi miliknya, karena jika tidak nyawanya bisa saja melayang.
“Mata apa itu?” gumam Yonichi terkejut. Belum pernah dia melihat mata seperti itu sebelumnya. Beberapa saat setelah itu, mata Akari kembali seperti semula.
“Jiisan” ujar Akari tersadar. Dia menghampiri Haroji yang tersungkur berusaha bangkit, “Gomenasai” ujar Akari sambil menyalurkan energi medis ke bagian perut Haroji.
“Bagaimana bisa... dia tidak sadar dalam keadaan seperti itu?” batin Haiko keheranan.
Setelah kejadian itu, sorenya mereka pulang.
Tapi Haiko masih heran dan penasaran.
Karena hal itu, ketika selesai makan malam yang seharusnya digunakan Haiko untuk berlatih sebentar kali ini dia gunakan untuk bertanya pada ayahnya.
“Otoo-sama” panggil Haiko ketika akhirnya berhasil menemukan ayahnya, “Dousta Haiko?” tanya Tsubaki heran.
Beberapa saat setelah itu...
“Dimulai dari mana yahh” gumam Tsubaki tertawa kecil, “Ahh baiklah, kau pasti tahu kalau Akari merupakan keturunan Suyhifang bukan?” tanya Tsubaki pada Haiko.
“Benar... lalu apa hubungannya?” tanya Haiko, “Mereka terkenal sebagai salah satu klan yang banyak menjadi wadah dari sebuah percobaan... salah satunya ialah Akari, dia memiliki Akira didalam tubuhnya... bahkan kalau Akira berada didunia nyata, mungkin kamu bingung membedakan mana Akari dan mana Akira” jawab Tsubaki sambil menjelaskan secara detail.
“Lalu dia mendapatkan mana putih itu darimana?” tanya Haiko. Sejenak Tsubaki terdiam mendapati pertanyaan putra keduanya itu yang menurutnya sedikit menyakitkan.
“Ahiru-san adalah putri kedua Amaruni-ji-sama, dan dia mendapat bagian sebagai penerus keluarga cabang”
“Karena menjadi penerus keluarga cabang, maka dia mewariskan Juubi ditubuh saudara kembar Amaruni-ji-sama yaitu Ameruni-jisan... dan Juubi itu berwujud Singa Putih raksasa dengan 10 ekor” jelas Tsubaki membuat Haiko mulai paham.
“Mata Putih itu, berasal dari kekuatan Juubi dan terkadang memberi dampak bagi penggunya berupa kesadaran” tambah Tsubaki lagi agar Haiko semakin paham.
“Lalu kenapa tidak Ahiru-basan yang terus menjadi wadah Juubi itu?” tanya Haiko, “Beberapa jam setelah dia melahirkan Akari, Ahiru-san tewas... saat itu, ada seorang pria bertopeng misterius yang menyerang desa”
“Dan dia menuju tempat persalinan Ahiru-san yang letaknya sangat rahasia... lalu orang itu mengeluarkan Juubi secara paksa dari tubuh Ahiru-san, dan karena Juubi itu terlepas... maka wadah bisa kehilangan nyawanya”
“Karena hal itu Ahiru-san menyegel sendiri Juubi kedalam tubuh Akari dan menjadikan Akari sebagai pewaris keluarga Cabang selanjutnya... dan saat itu Ahiru-san tewas” jelas Tsubaki membuat Haiko terkejut sekaligus merasa kasihan.
“Tidak hanya menjadi Pewaris selanjutnya, dia juga harus menanggung beban terakhir dari klan Suyhifang... karena selama 7 Generasi sekali, anggota termuda harus menanggung semua beban klan Suyhifang yang merupakan tradisi mereka dari dulu” jelas Tsubaki dan itu membuat Haiko penasaran.
“Apa beban dari anggota termuda itu?” tanya Haiko penasaran, “Dia lebih banyak mendapatkan misi... baik itu pribadi ataupun secara tim, melindungi keluarga utama dan cabang serta yang paling membahayakan nyawanya ialah menjadi Pelindung klan mereka dan itu mereka lakukan dengan seluruh tenaga mereka bahkan bisa saja memberikan nyawa mereka” ujar Tsubaki membuat Haiko khawatir.
“Kenapa dia tidak menolak saja, bukankah itu bisa mereka lakukan?” tanya Haiko pada ayahnya itu, “Mereka yang menolak tidak diterima sebagai anggota klan manapun... dan jika terjadi masalah, klan tidak akan mengurusi dirinya... tapi sebaliknya, karena Akari mau mengikuti perintah itu... dia selalu mendapatkan perhatian khusus dari Kizashi-sama sepanjang masa pertumbuhan Akari” jawab Tsubaki yang akhirnya menjawab semua rasa penasaran anaknya itu.
“Ahh iya otoo-sama, seberapa hebat sebenarnya Akari-san itu?” tanya Haiko dengan wajah berbinar.
“Dia orang yang sangat jenius lho, dulu dia menguasai Kuru diusia 14 tahun hanya dalam. beberapa menit saja... dia juga mampu mengingat segala sesuatu yang sudah lampau, dulu Buronannya diatas punya ayah... punya ayah dulu berjumlah 650 juta, tapi miliknya berjumlah 1,4 Miliyar”
“Dia juga pernah mengalahkan Hanji dalam latih tanding dan itu usianya masih 14 tahun sedangkan Hanji sudah berusia 19 tahun” jelas Tsubaki membuat Haiko kagum terhadap sosok Akari.
“Apa ada yang lain yang membuat dia dianggap hebat?” tanya Haiko, “Saat usianya 13 tahun... dia satu-satunya Ninja muda Hoshigakure yang menjadi pangkat tengah, dan lulus kembali setelah 1 tahun ujian penaikan pangkat dan dia mencetak sejarah... sebagai gadis muda pertama yang masuk Pangkat Atas saat masih berusia 14 tahun”
“Dia sering diutus oleh Godaime untuk melakukan misi-misi pribadi yang berbahaya dan terkenal mengancam nyawa” tambah Tsubaki lagi dan itu benar-benar membuat Haiko terkejut sekaligus kagum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments