Sementara Sanosuru dan Daichiru...
“Aku merasa seperti mengenali wajah-wajah pria yang kita hajar tadi” ujar Sanosuru sambil berlari disamping Daichiru.
“Mengenali mereka?” tanya Daichiru bingung, “Benar... mereka tidak menyebutkan nama mereka, tapi kalau dilihat dari semua kejadian ini... mereka sama seperti monster yang ada di depan Toko Bunga milik Nito-san” jawab Sanosuru membuat Daichiru semakin bingung.
Karena hal itu, Daichiru menghentikan langkahnya. Sanosuru yang bingung, tentu saja ikut berhenti, “Dousta Daichiru?” tanya Sanosuru bingung.
“Apa kau ingat pesan terakhir yang Akari-sensei katakan beberapa hari lalu?” tanya Daichiru. Ingatan Daichiru sangat kuat, sama seperti Daisuke kecil. Daichiru mampu mengingat apa yang sudah lampau dan dapat mengulang kembali ingatan itu.
“Aku mau kalian menyelidiki disekitar Akademi secara diam-diam, perhatikan teman kalian dan jangan mudah lengah dengan sikap lembutnya” Sanosuru akhirnya mengingat pesan terakhir yang Akari berikan.
“Tentu saja, lalu hubungannya apa?” tanya Sanosuru, “Aku merasa kalau apa yang kau katakan tentang pria tadi ada hubungannya dengan ini... bisa jadi mereka merupakan orang-orang yang juga bagian dari eksperimen” jelas Daichiru membuat Sanosuru paham dan pikiran mereka terus bekerja.
“Ahh iya, kau ingat pria yang dihajar telak oleh Yonezo tadi... dia sempat batuk darah namun darahnya bisa membakar bagian tangan bajunya” ujar Sanosuru mengingat kembali apa yang dia lihat.
Daichiru sejenak mengingat kembali. Dan dia mengangguk tanda setuju bahwa benar pria yang kalah telak dengan Yonezo itu mengeluarkan batuk darah yang aneh.
“Dia sepertinya termasuk eksperimen” jawab Daichiru. Sanosuru mengangguk tanda setuju.
Sementara Yamato dan Aonara...
“Bagaimana cara kita mencari mereka sekarang?” tanya Yamato pada Aonara. Aonara tidak bisa mendengarkan Yamato, karena ia selalu menggunakan headset kecil di telinganya itu.
Kebiasaan ini dia dapatkan dari Aojin, yang suka sekali mendengarkan musik klasik ciptaan Lily— yang kini menjadi istri Tsubaki.
Yamato yang merasa kesal, menarik sebelah headset Aonara agar Aonara mendengarkan dirinya yang sedang berbicara saat itu.
“Mo, apa yang lakukan?” tanya Aonara bingung, “Dengarkanlah dulu aku baru kau kembali menikmati musikmu itu saat bertarung dengan lawan nanti” jawab Yamato.
Aonara melepas headset sebelahnya dan mematikan musiknya itu. Dia juga membuka tudung jaket berwarna putih berlengan gantung itu, “Bagaimana cara kita mencari tahu keberadaan mereka?” tanya Aonara, “Itulah yang tadi aku tanyakan padamu... seharusnya kau yang menjawab pertanyaanku ini” jawab Yamato terkekeh.
“Ahh aku ada ide” ujar Aonara teringat sesuatu. Dia ingat, kemampuan ibu Yamato yaitu Nito. Nito bisa mengubah seseorang menjadi batu dengan cara menebar pesonanya.
Itu karena dia mendapatkan kemampuan itu melalui buah iblisnya. Karena hal itu, Yamato mewarisi pesona ibunya itu.
Aonara juga ingat, kalau Yamato merupakan klan Anata. Hanya saja, Yamaguci yang merupakan ayah Yamato, belum pernah memperlihatkan dirinya menggunakan mata Haname khas klan Anata pada semua orang.
“Kau pasti bisa menggunakan mata Haname bukan?” tanya Aonara penasaran, “Aku belum membangkitkan itu sama sekali... jadi kita akan tetap kesulitan saat ini jika bergantung pada itu” jawab Yamato dengan bijak.
Mendengar itu, Aonara mengingat kemampuan turunan Nito pada Yamato. Dia pernah melihat Yamato berlatih bersama dengan ibunya dengan sebuah teknik yang dia anggap sulit.
“Bagaimana dengan teknik pelacak?” tanya Aonara membuat Yamato terkejut. Yamato masih mempelajari teknik yang satu itu. Dan walau sudah mulai menguasainya, Yamato masih harus berlatih lebih keras lagi.
“Aku memang sudah mulai menguasainya, tapi masih sedikit” jawab Yamato dengan wajah sedikit khawatir.
“Apa yang membuatmu sedikit khawatir?” tanya Aonara penasaran, “Teknik ini membutuhkan jenis energi keluasan wilayah... energiku masih sangat terbatas” jawab Yamato dengan wajah serius.
Aonara yang kreatif mengingat sesuatu yang pernah diajarkan Kuuja padanya. Dia mengambil kunai penanda miliknya.
Kunai itu diberikan oleh Akari saat Akari berkunjung ke rumahnya dan melatih dirinya. Setiap calon ninja di desa diberikan Akari sebuah kunai kenang-kenangannya.
Aonara melemparkan itu ke beberapa tembok, “Apa yang kau lakukan?” tanya Yamato bingung, “Hahaoe pernah mengatakan kalau kunai yang Akari-sensei berikan ini bukan kunai biasa, saat kita menyentuh kunai ini maka energi kita akan tertinggal disana... jadi ini sebenarnya kunai penanda sekaligus penanda energi, kau bisa membantumu menggunakan teknik pelacak itu dengan menyalurkan energiku pada”
“Karena teknik ini membutuhkan keluasan sebuah energi, jadi aku bisa mengalirkan sedikit energiku jika energimu mulai habis... sama seperti gambaran hidup milik Daichiru, hanya saja ini senjata” jelas Aonara dengan bijak. Karena kecerdasan Kuuja menurun pada Aonara, otomatis Aonara cepat berpikir.
“Jadi itu cara kerjanya baiklah kita mulai” jawab Yamato paham sambil tersenyum.
Sementara Yonezo dan Mayumi...
“Dia disana” ujar Yonezo berhenti di depan sebuah ruangan. Mayumi meninju pintu itu hingga lepas dari bautnya.
Tenaga besar itu dia dapat dari Misae yang mempunyai kemampuan pengaliran energi yang sangat sempurna.
Ibunya itu kini menjadi kepala ninja medis didesa, karena Misae sangat menyukai bidang medis dan merupakan murid Kizarhi.
“Kalian lagi” gumam pria yang di dalam itu dengan wajah tersenyum kesal, “Kau—” ucapan Nakanori terputus ketika melihat wajah Yonezo dan Mayumi yang menggunakan mata Hoshime dan Haname.
“Kenapa kau tiba-tiba memucat begitu?” tanya Mayumi sambil mencekik Nakanori, “Jadi kau Mayumi yang sebenarnya?!” gumam pria itu pelan. Mayumi tidak mendengarnya tapi Yonezo bisa mendengarnya.
“Matte, Mayumi” ujar Yonezo menahan Mayumi. Mayumi menurunkan pria itu, “Siapa yang menyuruhmu?” tanya Yonezo pada Nakanori yang lemas.
“Kau tidak perlu tahu, tapi misi kami ialah menghancurkan setiap gadis yang mendekati dirimu” jawab Nakanori terengah-engah.
“Bukankah kau bisa mencari tahu siapa orang itu melalui pikirannya?” tanya Akainori bingung melihat Yonezo, “Dia bukan manusia asli” jawab Yonezo membuat kedua temannya itu terkejut ketika mendengar jawaban Yonezo.
“Sebaiknya kau pergi, dan katakan bahwa misi telah selesai” ujar Yonezo berbalik lalu menarik kedua tangan temannya itu.
Mereka semakin di bingungkan dengan sikap Yonezo yang aneh. Mereka meninggalkan Nakanori begitu saja.
Namun ketika sudah sedikit jauh, dari ruangan tempat Akainori dan Nakanori ditahan, ruangan itu meledak.
“Itu yang aku maksud” ujar Yonezo sambil melepas genggamannya, “Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Akainori bingung, “Kalian pernah mendengar bukan dengan istilah sentuhan sensitif?” tanya Yonezo memulai penjelasannya.
Mayumi dan Akainori mengangguk tanda mereka pernah mendengar hal itu, “Pria itu merupakan eksperimen dengan tubuh yang mudah meledak” jelas Yonezo membuat mereka terkejut, “Meledak?”, “Benar”
“Karena Mayumi baru saja menggunakan elemen api... itu masih akan bersisa ditubuh pengguna, jadi tanganmu tadi masih terasa panas dan badan pria itu mengandung zat yang sangat anti dengan api”
“Dia termasuk eksperimen itu, aku bisa melihat aliran energinya... sehingga untuk membuat kita seolah-olah tidak mau repot, aku menarik kalian karena tubuh akan meledak” jelas Yonezo membuat mereka takjub.
Menurut mereka, sosok Yonezo ialah anak yang jenius dan juga tenang. Dia mampu memanipulasi segala sesuatu dengan mudah dan sangat teliti.
“Lalu dalang dari semua ini siapa?” tanya Akainori penasaran. Sejenak Yonezo terdiam lalu, “Ketua kelas” jawab Yonezo membuat mereka terkejut.
“Dia benar-benar merasa tersaingi, aku bingung kenapa dia bisa begitu tertariknya padaku” ujar Yonezo sambil tertawa. Namun tawa Yonezo itu tidak membuatnya menunjukkan rasa senang atau bahagia.
Kenyataannya dia menganggap itu hal menyakitkan, karena bisa saja akibat perbuatan ini dia bisa saja kehilangan teman-temannya terutama anak perempuan.
“Kalian pergilah lebih dulu melapor pada kepala sekolah, aku akan menyelesaikan ini sendirian” perintah Yonezo. Mayumi dan Akainori yang merasa khawatir, hanya bisa menurut lalu pergi.
“Gomen minna, aku telah membuat kalian dalam bahaya” batin Yonezo lalu berlari. Tanpa dia sadar, Daichiru sudah memperhatikannya.
Daichiru secara diam-diam mengikuti Yonezo. Karena Daichiru berasal dari klan Reomato, dia tidak bisa di deteksi dengan mudah.
Kemampuan ini diajarkan Asahi pada Daichiru. Biasa disebut teknik "Ruang Rahasia". Menggunakan apapun, teknik ini tidak dapat di hancurkan jika tidak klan Reomato saja yang bisa menghancurkannya.
Sebelumnya...
“Apa kau yakin, dengan hal ini?” tanya Tsunari sepupu Daichiru yang satu kelas dengan Daichiru. Tsunari ialah gadis yang tidak banyak bicara, namun kemampuannya tidak bisa dipungkiri atau diremehkan. Dia memiliki kepribadian yang menyenangkan.
Wajahnya lebih mirip ke Tsuzori, dan sifatnya sedikit tomboy. Dia juga sering sekali dilatih oleh kakeknya, Asahi sama seperti Daichiru.
Walau berasal dari keluarga utama, kemampuan Daichiru bisa menyaingi Tsunari, “Kita tidak bisa membiarkan manusia yang satu itu menghadapi masalah ini sendiri... dia itu sedikit keras kepala” jawab Daichiru membuat mereka memaklumi sifat buruk yang kadang Yonezo lakukan.
“Ini mungkin akan merepotkan, tapi ini satu-satunya jalan agar dia bisa sadar... bahwa dia terkadang harus merepotkan orang lain” ujar Daichiru. Mereka akhirnya setuju.
“Aonara, kau pergi cari Akari-sensei... Yamato kaulah satu-satunya dari kita yang mampu mengalirkan energi dengan baik, jadi tolong alirkan energi pada Tsunari ketika dia melacak keberadaan kami”
“Sanosuru, tolong gunakan bayanganmu nanti untuk menahan Yonezo” jelas Daichiru sambil membuat rencana, “Jika kau lebih dulu kesana... bagaimana bisa aku menyusulmu?” tanya Sanosuru bingung.
“Mayumi adalah ahli buka tutup sebuah portal teleportasi” jawab Daichiru membuat mereka bingung, “Bukankah itu membutuhkan tenaga yang besar dan dia bisa mendapatkan luka besar?” tanya Akainori khawatir, “Itulah kenapa kau cocok dalam hal ini... Akainori gunakan kemampuan energi medis, jadi dia tidak akan mendapatkan efek apapun atau luka besar apapun” jawab Daichiru membuat mereka paham berkat penjelasan itu.
“Mari kita mulai” gumam Daichiru sambil tersenyum penuh semangat.
Di tempat lain...
“Dia kekiri... lalu belok lagi kekanan” ujar Tsunari melalui batin pada Daichiru, “Mayumi buka portal itu sekarang... Sanosuru, bersiaplah” perintah Daichiru.
Portal akhirnya terbuka. Dan beruntung, Tsunari memberi tahu posisi yang tepat pada Mayumi untuk menempatkan portal nya itu. Jadi Sanosuru mendarat di ruangan tepat berada di belakang Yonezo.
Sanosuru tidak akan bisa dilacak, karena Sanosuru sudah diberi segel oleh Daichiru. Akhirnya Yonezo berhenti.
Daichiru melihat sebuah portal berwarna ungu. Akhirnya Daichiru keluar dari persembunyiannya, “Yonezo” panggil Daichiru.
Yonezo berbalik kearah suara itu, “Daichiru, bagaimana bisa kau sampai kesini?” tanya Yonezo bingung.
“Jangan bodoh, kita seharusnya bisa melakukan ini semua bersama-sama” ujar Daichiru, “Ini terjadi karena aku, jadi jangan ikut campur” jawab Yonezo dengan wajah serius.
Akhirnya Yonezo tersadar, dia sudah terjebak dalam bayangan milik Sanosuru.
“Bagaimana bisa?!” gumam Yonezo terkejut, “Aku memberimu kesempatan untuk melihat kebelakang” jawab Sanosuru menggerakkan tubuhnya. Yonezo terkejut ketika melihat Sanosuru berhasil berdiri di dinding.
Dia melakukan itu agar suara langkah jatuh tidak terdengar. Tangan kanan Yonezo mulai bergerak perlahan. Melihat hal itu Daichiru sadar, “LEPAS SANOSURU” teriak Daichiru.
Beruntung, Sanosuru melepas lebih dulu bayangannya sebelum tombak air keluar dari telapak tangan kanan Sanosuru.
“Nami” gumam Yonezo menyemburkan gelombang air besar melalui mulutnya kearah Sanosuru dan Daichiru, “Inazuma no hirogari” gumam Yonezo menambahkan petir.
Tangan Daichiru dengan cepat melukis sebuah Angsa raksasa. Lalu dia menarik Sanosuru untuk menaikki Angsa itu.
“Mayumi”, “Hai” . Kumonaru memiliki 2 elemen yaitu Angin dan Petir. Tapi yang Sanosuru wariskan ialah elemen angin.
Gelombang air besar yang dikendalikan oleh Yonezo terus mengejar mereka. Sanosuru mengambil gulungan senjata yang selalu ia kantungi, lalu mengambil sebuah kipas raksasa mirip punya Kumonaru.
Sebuah portal terbuka dan itu berasal dari Mayumi, “Sekarang Sano”, “Hai... KAZE SUIRYOKU” teriak Sanosuru mendorong gelombang itu masuk kedalam portal.
Yonezo terkejut melihat hal itu, “Baiklah... bermain dengan sesama angin” gumam Yonezo mengambil gulungan senjata miliknya lalu mengeluarkan kipas yang berukuran sama namun dengan motif yang berbeda.
Milik Yonezo bermotif bulan sabit, sedangkan Sanosuru berbentuk bunga matahari. Yonezo mengibaskan kipasnya begitu kuat namun, “Hogo suru” gumam Daichiru mengeluarkan perisai berwarna hijau.
Perisai itu dapat menahan serangan apapun baik lemah maupun kuat. Yonezo terkejut melihat kemampuan itu.
“Kage” gumam Yonezo mengeluarkan sebuah bayangan mirip dirinya, “Dia sudah sejauh itu?!” ujar Sanosuru terkejut.
Yonezo dengan bayangannya itu membentuk sebuah bola spiral, perlahan bola itu semakin besar. Setelah sebesar bola basket, Yonezo hendak melemparkan itu ke mereka.
Yonezo juga sudah mengunci pergerakan mereka membuat kedua temannya itu tidak bisa bergerak. Ketika dia hampir sampai dan akan melemparkan bola itu, mata Kurome Daichiru bangkit.
Mata itu menyerap serangan Yonezo tanpa disadari oleh Daichiru. Yonezo bahkan terkejut ketika serangannya tiba-tiba terserap masuk kedalam mata Daichiru.
“Daichiru matamu” ujar Sanosuru. Daichiru mengambil pecahan cermin disebelahnya yang terbelah akibat serangan mereka tadi. Betapa terkejutnya dia ketika melihat mata putih dengan pupil hitam besar ada diwajahnya. Mata ini ialah mata khas klan Reomato, dan untuk membangkitkan mata ini mamakan waktu yang lama.
Namun mata ini memakan banyak sekali energi, dan bagi yang belum tahu kemampuan mata ini biasanya mudah kelelahan.
“Bagaimana bisa kau membangkitkan mata itu?” gumam Yonezo memberi pertanyaan sambil menggunakan mata Hoshimenya.
Dia melihat aliran energi hijau yang besar keluar dari tubuh Daichiru, “Ahhh.. apa yang terjadi?!” tanya Daichiru merasa mata kanannya terasa sedikit sakit.
Yonezo yang khawatir mendekati Daichiru dan secara refleks, Daichiru dan Yonezo merasa badan mereka seperti terserap.
“DAICHIRU YONEZO” teriak Sanosuru ketika melihat kedua temannya itu terserap dan hilang dalam sekejap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments