Karena khawatir, Sanosuru berlari kembali ke tempat teman-teman nya.
Setelah sampai, dia melaporkan hal itu pada mereka dan Tsunari sangat terkejut. Melihat ekspresi Tsunari yang tidak biasa, tentu saja teman-temannya penasaran.
“Dousta Tsunari?” tanya Akainori, “Mata itu ialah Kurome, mata putih dengan pupil hitam besar ditengah mata itu... itulah kenapa disebut sebagai Kurome”
“Ini bangkit akibat bentrokan energi yang terlalu besar di keluarkan oleh Daichiru dan Yonezo membuat mata itu bangkit” jelas Tsunari membuat mereka semakin bingung.
“Lalu apa hubungannya?” tanya Sanosuru, “Mata ini akan menguras banyak energi... peristiwa yang kamu katakan tadi ada hubungannya dengan ketua kelas kita” jawab Tsunari. Yamato sedikit paham dengan apa yang Tsunari maksud.
“Aku tidak mengerti sama sekali” ujar Mayumi, “Aku paham” jawab Yamato membuat mereka heran, “Aku pernah melihat ketua kelas memiliki sebuah tato berbentuk daun di telapak tangan kanannya”
“Saat aku membaca sebuah buku tentang kemampuan khusus klan yang ada didunia, aku menemukan tato yang sama... penjelasan buku itu mengatakan tato itu sumber pembukaan portal” jelas Yamato, “Itu artinya teknik yang sama dengan Haname?” tanya Akainori mulai paham.
“Tidak, portal milik Mayumi ialah portal sebatas lokasi di dimensi kita... portal yang aku maksud ialah portal dunia lain, hanya klan Kaminare yang memiliki tato ini... pengguna dapat membuka portal dengan menargetkan lawannya yang memiliki energi beraura hijau” jawab Yamato membuat mereka akhirnya paham, “Benar... tato milik ketua kelas juga dapat mengendalikan orang-orang agar bersikap aneh” ujar Tsunari setuju.
“Siapa yang bisa kita andalkan dalam hal ini?!” tanya Mayumi bingung, “Kami tahu” jawab seseorang dari belakang mereka.
Aonara dan Kaizen- wakil ketua kelas mereka, ada disana. Mereka bingung dengan apa yang mereka maksud.
Ternyata Akari ikut dengan mereka, “AKARI-SENSEI” teriak mereka senang.
Sementara Daichiru dan Yonezo...
“Itta-ta, kita ada dimana?” tanya Yonezo sambil mengelus kepalanya yang sakit akibat terjatuh dari langit, “Aku juga tidak tahu” jawab Daichiru sambil bangkit berdiri.
Dia menolong Yonezo lalu, “Gomenasai.. aku tadi terlalu berlebihan menanggapi sikap baik kalian” ujar Yonezo sambil menerima tawaran untuk bangkit dari Daichiru.
“Baka” jawab Daichiru tertawa, “Jadi kalian ada disini ternyata?” tanya suara seorang wanita. Mereka berdua bingung dengan keberadaan suara itu yang tidak diketahui dari mana.
Akhirnya pemilik suara menunjukkan dirinya. Dan itu ialah Hanori— gadis dengan berambut merah yang lurus diatas dan bergelombang di bawah sepanjang pinggang. Dia adalah ketua kelas yang sudah jatuh hati pada Yonezo sejak sebelum masuk Akademi.
Dia mengagumi Yonezo, karena kebaikan hati Yonezo saat menghiburnya ketika menangis ditaman. Hanori terkejut, ternyata orang yang masuk bukan Tsunari atau yang lain melainkan Daichiru dan pria yang begitu dia taksir.
“Y-Yonezo-kun” ujar Hanori gelagapan, “Berhentilah bersikap manis... kau sudah membuat banyak sekali masalah!!!” jawab Daichiru dengan wajah marah.
Mendengar hal itu, Hanori begitu terkejut. Ia pikir rencananya tidak akan gagal, “Tunggu Daichiru” ujar Yonezo sambil menahan temannya itu yang sudah emosi.
“Yonezo bagaimana bisa kau masih bersikap lembut pada gadis seperti dia?... dia sudah melakukan banyak kesalahan” tanya Daichiru menatap Yonezo dengan wajah kesal.
“Aku tidak bisa mempercayai kalau dia berniat melakukan hal itu... dia pasti punya dendam lain” jawab Yonezo. Daichiru heran dengan sikap aneh temannya itu.
“Apa kau sedang dihipnotis, Yonezo Suyhifang?” tanya Daichiru dengan nada kesal sambil menyebutkan nama lengkap temannya itu, “Aku tidak dihipnotis Daichiru Reomato” jawab Yonezo membalas perkataan Daichiru.
“Kenapa kau melakukan ini?, ketua” tanya Yonezo. Dia tidak bisa mempercayai kalau Hanori hendak membunuh anak-anak perempuan yang dekat dengannya.
Dia sudah melihat itu dengan mata kepalanya sendiri, bagaimana perlakuan Hanori pada teman-temannya. Terlebih lagi Hanori ialah ketua kelas.
“I-itu karena, itu karena aku menyukaimu... jadi aku membenci gadis-gadis yang dekat denganmu” jawab Hanori tebata-bata.
“Kau sangat pandai berlagak bohong” ujar Yonezo membuat Hanori terkejut, “Aku tahu... kau hanya pura-pura menyukaiku, sebenarnya kau pasti punya dendam dengan beberapa klan... tidak hanya Mayumi dan Akainori saja dekat denganku, masih ada Aonara dan juga beberapa gadis lainnya” tambah Yonezo membuat Daichiru semakin paham.
Dia ingat dengan masa lalu kelam klan Kaminare. Dimana Kaminare menentang klan Anata atas keserakahan mereka dalam perebutan wilayah kekuasaan.
“Cihh aku sudah tidak tahan” gumam Daichiru mendorong tubuh Yonezo kebelakang, dia berlari kearah Hanori dan mulai memberi serangan pada Hanori.
Hanori memiliki elemen air dan teknik klan Kaminare lainnya yang bisa dikuasai oleh Hanori, “Hentikan!!” perintah Yonezo namun itu tidak didengarkan kedua temannya.
Yonezo akhirnya terpaksa menahan mereka ketika mereka hendak saling menebas satu sama lain menggunakan tombak alam dari elemen masing-masing.
Akhirnya Yonezo menahan mereka menggunakan 2 kunai spesialnya sekaligus, “Yonezo-kun” gumam Hanori, “BERHENTILAH SALING MENYERANG” teriak Yonezo melepas serangan mereka lalu meninju tanah.
Kehancuran serangan Yonezo membuat batang pohon raksasa retak seketika. Mereka berdua menghindari serangan besar itu.
Debu yang keluar mulai menghilang, dan memperlihatkan Yonezo dengan mata biru muda ber pupil gelombang air.
“Mata itu—” gumam Daichiru terkejut, “Jika kalian benar-benar ingin saling menyerang, biar aku layani” ujar Yonezo kemudian bergerak dengan cepat.
“SENPU” teriak Yonezo mengibaskan kipas raksasanya, “ELAK” teriak Daichiru mengelak serangan besar itu.
Namun serangan selanjutnya sudah datang dan mengarah pada Hanori, “AWAS DAICHIRU!!!” teriak Hanori berusaha melindungi Daichiru, “Ohh... astaga” gumam Daichiru terdiam.
Ketika serangan itu mengenai mereka, seseorang berhasil menahan serangan itu, “Akari-neesan” gumam Yonezo akhirnya pingsan. Tapi Akari yang asli berada dibelakangnya dan menangkap tubuhnya yang hampir jatuh.
“Kenapa Akari-sensei ada dua?” tanya Daichiru bingung, “Nanti saja kamu tanyakan itu nak... sebaiknya kita pergi dari sini, ini sudah mulai roboh dan hancur” ujar Akira yang melindungi Daichiru.
Benar saja tempat disekitar sana sudah mulai hancur. Akhirnya mereka berhasil menyelamatkan diri melalui portal dimensi milik Akira.
Sesampainya...
“Yokatta” ujar teman-teman mereka berhamburan memeluk Hanori. Hanori terkejut dengan perlakuan teman-teman sekelas mereka, karena hal itu dia menangis dan membalas pelukan mereka sambil meminta maaf atas apa yang dia lakukan.
“Apa Yonezo akan baik-baik saja?” tanya Yamato khawatir, “Tenang saja... dia akan baik-baik saja” jawab Akira membuat mereka kembali terpana pada Akira.
“Ada apa?” tanya Akari sambil terkekeh ketika melihat anak-anak menatap wajahnya dan Akira, “Aku tidak tahu Akari-sensei mempunyai kembaran yang sama wajahnya... dia siapa?” tanya Akainori dengan polos.
Akari dan Akira saling menatap dan terkekeh, “Aku Akira Suyhifang... aku percobaan Suyhifang yang berada di tubuh Akari” jawab Akira membuat mereka paham.
“Daichiru segera beritahu Asahi-sama tentang matamu... aku juga harus mengurus Yonezo nantinya ke Kerajaan Hamashio” ujar Akari tahu tentang semua yang terjadi.
“Hai, Akari-sensei” jawab Daichiru. Akhirnya mereka semua pulang kerumah karena hari sudah sore, tapi Hanori harus berurusan dengan Sanosuke dan Surinato nantinya.
Banyak ninja polisi yang datang ke sana untuk mengecek. Yonezo juga dibawa kerumah sakit untuk diperiksa mengenai kesehatan dirinya.
Akira kembali masuk kedalam tubuh Akari. Dan Akari menunggu Yonezo sampai sadar diruang rawat Yonezo.
Setelah beberapa saat menunggu, Yonezo akhirnya siuman. Dia terbangun dan melihat Akari tidur dimeja sebelah tempat tidurnya, “Akari-neesan” gumam Yonezo terkejut. Biarpun suara Yonezo pelan, namun itu membangunkan Akari.
“Ahh kau sudah siuman ternyata” ujar Akari merasa lega, “Kita ada dimana sekarang?” tanya Yonezo penasaran.
“Aku takut kepalamu terbentur, jadi kita sekarang berada dirumah sakit” jawab Akari, “Astaga bagaimana dengan yang lainnya?” tanya Yonezo mengingat kembali teman-temannya yang sudah pulang.
“Mereka semua baik-baik saja, jadi tenang saja mereka semua sudah pulang” jawab Akari membuat Yonezo akhirnya tenang.
Dokter mengatakan bahwa Yonezo sudah boleh pulang, jadi dia pulang dan akan diantar oleh Akari. Sepanjang jalan Yonezo menatap bibinya itu mengingat apa yang diceritakan oleh Daisuke beberapa hari lalu.
“Sedari tadi kau melihat diriku dengan serius seperti itu, apa ada masalah?” tanya Akari sambil terkekeh dan menatap balik keponakannya itu yang sedari tadi menatap nya dengan wajah serius.
Akhirnya mereka singgah di sebuah pohon, “Jadi kau penasaran kenapa aku begitu sibuk?” tanya Akari menyimpulkan apa yang membuat Yonezo penasaran.
Yonezo mengangguk, “Dulu aku adalah yang termuda diantara yang lain, dan aku merupakan generasi terakhir saat itu... karena aku bukan keluarga utama atau cabang, aku harus mendapat tugas terberat diantara yang lain” jawab Akari dengan wajah serius.
“Tapi neesan bukankah yang paling hebat diantara yang lain?” tanya Yonezo berbinar, “Aku tidak tahu aku yang terhebat atau bukan” jawab Akari sambil tertawa membuat Yonezo ikut tertawa mendengar itu.
“Tapi neesan aku ingin bertanya” ujar Yonezo membuat Akari menatap Yonezo, “Apa itu Kerajaan Hamashio?” tanya Yonezo membuat Akari sedikit terkejut.
Sekalipun dia tidak pernah memberitahu apapun mengenai klan Hamashio, “Kamu tahu itu dari mana?” tanya Akari bingung, “Toosan” jawab Yonezo.
“Kerjaan Hamashio ialah kerjaan yang dilindungi pemerintah dunia, dan kita salah satu keluarga Kerajaan” jawab Akari. Ia merasa sudah saatnya memberitahu Yonezo mengenai hal ini, karena Ryuji sudah ia beritahu.
“Itu artinya kita berasal dari kalangan bangsawan?” tanya Yonezo polos, “Benar... kamu tahu segel yang di jidatmu itu bukan?” tanya Akari sambil melepas ikat kepalanya dan memperlihatkan perban dikepalanya.
“Benar... ibu bilang jangan sampai orang lain tahu” jawab Yonezo sambil memegangi jidatnya, “Benar... ini adalah segel yang hanya diturunkan pada kita keluarga cabang” jelas Akari membuat Yonezo bingung.
“Cabang?” tanya Yonezo penasaran, “Benar... tugas kita keluarga cabang ini melindungi keluarga utama yang merupakan penerus kerajaan selanjutnya” jawab Akari membuat Yonezo paham.
“3 hari lagi kita akan ke sana untuk latih tanding” ujar Akari memberi kode agar Yonezo banyak berlatih supaya bisa Yonezo bisa menunjukkan kemampuannya.
Tsubaki dan Lily sudah menikah, dan saat ini mereka menjabat sebagai Raja dan Ratu Kerajaan itu. Mereka memiliki 3 anak laki-laki sekarang dan usia mereka setara Yonezo dan Ryuji juga Kaichira.
Anak pertama bernama Yonichi dan anak kedua Haiko serta anak ketiga Hachimura. Yonezo mengangguk tanda mengerti. Dia memutuskan untuk 3 hari sebelum latih tanding dimulai dia akan berlatih keras, agar tidak mempermalukan ayahnya.
Akhirnya mereka pulang ke rumah masing-masing. Sesampainya dirumah, Kaichira sudah menunggu Yonezo. Dia memeluk kakaknya itu.
Akhirnya Yonezo mandi untuk membersihkan tubuhnya, setelah itu dia makan malam bersama keluarganya dan belajar sejenak.
Malamnya Yonezo menggunakan baju latihannya, dia berlatih beladiri dan pengendalian elemen yang baik.
Kaichira yang melihat kakaknya sedang berlatih datang dan menghampiri kakaknya.
“Niisan aku juga ingin berlatih” ujar Kaichira. Yonezo tersenyum tanda memperbolehkan adiknya itu ikut berlatih.
Dia mulai berlatih bersama adiknya itu pada malam hari. Kaichira memberi serangan yang ia ketahui kepada kakaknya itu.
Kaito mengawasi anak-anaknya itu dari lantai 2 rumah mereka. Dia tersenyum melihat hal itu, “Putra putriku sudah berkembang” batin Kaito merasa bangga pada anak-anaknya.
3 hari kemudian...
Hari ini ialah hari libur, jadi Yonezo, keluarganya, keluarga Ryuji, dan bibinya Akari segera menuju kerajaan Hamashio untuk melakukan reuni dan rapat sebentar.
Sesampainya disana...
“Itukah para pangeran?” tanya Yonezo, “Benar... kudengar mereka mempunyai kemampuan yang tidak bisa diremehkan” jawab Ryuji paham.
“Sungguh menegangkan” ujar Kaichira membuat mereka semua tertawa.
Mereka keluar dari kereta dan disambut oleh pengawal kerajaan, “Selamat datang semua... Tsubaki-sama dan Lily-sama sudah menunggu kalian di Istana” ujar Ichiyoru menyambut mereka disana.
Usia Ichiyoru saat ini 52 tahun dan dia masih memiliki wajah seperti anak muda. Setelah sampai di Istana, Tsubaki dan Lily berserta anak-anak mereka sudah menunggu.
“Lama tidak bertemu Akari-chan” ujar Tsubaki memeluk adik sepupunya itu, “Yamete Tsubaki-niisan” ujar Akari dengan wajah mengeluh. Anak-anak mereka yang mendengar nama Akari itu terkejut.
“Oyashi” panggil Yonichi anak pertama mereka, “Dousta Yonichi?” tanya Tsubaki sambil melepas pelukannya.
“Apa ini Akari-sama yang kalian maksud?” tanya Yonichi dengan wajah serius, “Benar... dia adalah bibi kalian, satu-satunya keturunan Hamari yang memiliki 9 elemen alam” jawab Tsubaki membuat anak-anak yang ada disana terkejut mendengar hal itu. Mereka menatap Akari dengan perasaan tidak yakin, namun Akari membalas itu dengan senyuman hangat.
“Lalu dimana yang bernama Ryuji?” tanya Yonichi lagi, “Aku Ryuji... salam kenal Yonichi-sama” jawab Ryuji menunduk menggunakan nada yang sopan.
“Itu artinya kau lawanku nanti” ujar Yonichi tersenyum, “Benar” jawab Ryuji kembali tegap. Akhirnya Ryuji dan Yonichi menuju lapangan latih tanding.
“Jangan segan padaku, Yonichi-sama” ujar Ryuji menggunakan kuda-kudanya, “Baiklah” Yonichi mulai menyerang dengan cepat. Ryuji mampu mengelaknya dengan mudah.
“Putra dari Tsubaki-sama memang hebat” puji seorang pengawal, “Benar... putra dari Yamamoto-sama juga tidak kalah hebat” jawab pengawal lain.
Dalam waktu singkat, Ryuji mengeluarkan kipas raksasanya itu. Dia mengibaskan kipasnya membuat Yonichi harus mengelak.
“Dia mampu membaca pergerakanku dengan mudah, pantas saja Oyashi mengatakan bahwa dia anak yang jenius” batin Yonichi.
“Tochi no yama” gumam Ryuji mengeluarkan gunung tanah yang bergerak cepat kearah Yonichi, “Aku baru tahu kalau Ryuji-niisan punya elemen tanah” ujar Yonezo terkesan.
“Fire Kick” gumam Yonichi menendang gunung itu hingga hancur. Namun setelah dia menendang gunung itu, Ryuji berada diatas kakinya dan hampir berhasil memukul Yonichi. Namun beruntung Yonichi mampu mengelak.
Pukulan keras itu membuat tanah dibawah mereka retak cukup parah, “Bagaimana bisa di muncul diatas kaki secepat itu” batin Yonichi terkejut. Akhirnya dia balik menyerang Ryuji lagi dengan cepat.
Ryuji menggenggam tangannya itu dan, “AKAIKEN” teriak Ryuji mulai meninju Yonichi dengan cepat tanpa ada celah.
Yonichi berusaha menahan serangan itu, dan pada titik akhirnya Yonichi hampir berhasil menendang Ryuji, “Cukup” ujar Akari.
“Hasilnya seri... baiklah mari kita lanjutkan, selanjutnya Kaichira dan Hachimura-sama” mendengar itu mereka terkejut, “Kenapa aku diberi giliran terakhir?” tanya Haiko bingung, “Saya ingin anda mempersiapkan diri” jawab Akari dengan wajah serius.
Akhirnya Kaichira turun kesana dan berhadapan dengan Hachimura.
“MULAI” teriak Akari. Orang yang lebih dulu memberi serangan ialah Hachimura. Dia mulai memberi pukulan ataupun tendangan.
Kaichira memiliki kelebihan yaitu penglihatan yang tajam serta pendengaran yang sangat baik. Jadi dia mampu membaca serangan itu dengan mudah ditambah dia juga mampu menggunakan Hoshime miliknya.
Akhirnya Kaichira mengeluarkan kipas raksasanya itu, “INAZUMA NO SENPU” teriak Kaichira menggabungkan 2 elemen sekaligus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments