Chapter 04 ~ Bertemu

...

...

13:40

Kali ini Ava tengah berada di sebuah supermarket terdekat di rumahnya. Memilih berbagai macam camilan dan minuman yang sudah tersedia, memasukkan satu persatu logistik yang ia pilih.

...

...

Tadi jam sebelas mereka sudah masuk ke dalam grup kelompok sembilan, nama pembinanya kak Risa Dwi Feby biasa di panggil, Kak Risa. Dia anak kelas XI Ipa 5 dan entah bagaimana rupa kak Risa karena Ava belum pernah melihatnya.

Setiap kelompok jumlahnya ada tiga puluh lima anak, lima belas perempuan dan dua puluh anak laki-laki. Serta di bagi tiga orang anak menyandang satu tugas, entah kebetulan atau di sengaja Ava, Ana, dan Agnes kebagian tugas membawa logistik, dan nanti uangnya akan di ganti dengan cara patungan.

Tapi Ava menolaknya dengan alasan, 'Nggak papa biar saya aja, saya, 'kan, holkay'.

What the hell?

Demi Tuhan, yang baca pesan itu pasti kesal, dan ingin sekali menabok wajah rupawan Ava. Dan yang bikin lebih geregetan lagi, Ava tidak sadar akan dirinya yang kelewat sombong.

Holkay mah bebas.

Ana dan Agnes tidak mau ikut belanja karena katanya mager. Ava menyetujui untuk belanja sendiri tapi dengan syarat Ana dan Agnes mempersiapkan keperluan kemahnya tanpa ada yang tertinggal, dan setelah Ava pulang harus sudah siap.

Setelah selesai Ava menuju kasir untuk membayar barang belanjaannya.

"Mas, saya mau belanja lagi. Saya balik harus selesai, yaa." tuntut gadis itu.

"Iya, silahkan." jawab Penjaga kasir itu ramah.

Ava memilih-milih varian rasa ice cream. Ava mengambil tiga ice cream rasa alpukat, dua rasa melon, dan dua lagi rasa vanila.

Brukk

Saat Ava berbalik, ia tak sengaja menabrak seseorang.

Untung saja ice cream miliknya tidak jatuh. Gadis itu bernafas lega dan melihat siapa orang itu.

Alan.

Ya. itu Alan yang tengah berdiri dengan kedua tangannya di depan dada untuk menengahi, agar dirinya tidak menabrak dada cewek itu. Gawat kalau kena.

"Sorry, nggak kena kok ..." jelasnya dengan wajah canggung.

"Apanya yang nggak kena?" tanya Ava memancing.

"Dada, lo,"

Ava tersenyum simpul. "Kena juga nggak papa. Awokawokawok ..." Alan terkekeh pelan, "... yaudah yaa, gue balik dulu," pamit Ava berjalan melalui Alan.

Ava berhenti sejenak, berbalik dan menatap Alan dari bawah ke atas yang juga tengah melihat ke arahnya, hoodie merah dan celana selutut membuat kesan casual di diri Alan. "Lo, ngapain di sini?"

"Gue dapat tugas dari kak Risa, disuruh beli hadiah buat nanti pas malam pertunjukan," jawab Alan santai.

"Owwh." kata Ava lalu berbalik menuju kasir. Alan tersenyum sekilas menatap kepergian Ava.

"Nih mas sekalian," Ava memberikan tujuh ice cream yang ia pilih tadi.

"Totalnya tiga ratus ribu." kata Penjaga kasir. Ava memberikan tiga lembar uang berwarna merah.

Ternyata belanjaannya ada tiga plastik besar dan satu plastik kecil berisi ice cream. Ava memasukkan belanjaannya kedalam mobil di bagian belakang. Ava membawa mobil mewah berwarna hitam hadiah kelulusan tahun lalu yang di berikan Ayah nya, 'kan, tidak mungkin membawa barang belanjaan sebanyak ini dengan motor.

Menjalankan mobilnya dengan kecepatan standar. Ava tidak berani membawa mobil jauh-jauh, karena ia belum cukup umur untuk membawa mobil. Lagi pula Ava belum terlalu handal dalam mengandarainya.

Ada yang tidak beres?

Ava menepikan mobilnya karena ia merasa mobilnya akan mati. Ava keluar dari mobil mengitari seluruh badan mobil.

"Gimana, nih? Mana tahu gue kalo soal ginian?" Menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu melipat tangan di depan dada, "... pake acara mogok segala lagi? Laper dah nih gue,"

Sebuah motor sport hitam mendekat ke arah Ava. Tidak terlihat wajahnya karena orang itu memakai helm full face yang warnanya senada dengan motor sang pemilik.

Dia turun dari motor dan membuka helm.

Dia ....

Aras.

"Astaga jantung gue nggak terkontrol."

Aras terlihat sangat cool dengan rambutnya yang basah, rahangnya yang tegas, dan wajah rupawan miliknya.

Cowo itu mendekati Ava. "Mobil lo kenapa, Va?" tanya Aras bergantian menatap Ava dan mobilnya.

"Mogok nih. Bantuin dong Kak, gue nggak tahu masalah ginian ..." jelas Ava memohon.

"Yaudah. Gue cek dulu," Aras mengitari mobil dan masuk kedalamnya.

Mencoba menstater tapi tak bisa menyala, sudah berkali-kali Aras melakukannya. Cowok itu menyadari sesuatu lalu melihat ke arah speedometer. Bensinnya abis ternyata!

Aras keluar dari mobil sambil tertawa, mendekat ke arah Ava. "Ini mah bukan mogok namanya, tapi bensinnya habis," Ava tersenyum malu. Ternyata ia lupa mengisi bensin.

"Yaudah. Lo tunggu di sini, gue beliin bensin dulu." tutur Aras manaiki motor lalu memakai helm.

"Iya." jawab Ava malu. Aras melajukan motornya meninggalkan Ava.

"Gila, malu banget, gue."

***

14:05

"Mana sih, lama banget? Berak dulu kali, yaa?"

Ava kini duduk mengemper di depan toko yang sudah tutup. Memandangi mobil mewah hitam miliknya yang sama sekali tidak bergerak

"Duhh laper banget lagi, di sini juga kenapa nggak ada yang jualan apa gitu? Sepi banget kayak hati gue." gerutu Ava menendang kerikil kecil di depan nya.

Sebuah motor matic mendekati Ava. Dan parkir di depannya.

"Kayak ngga ada tempat parkir aja? Kalau gini kan kesannya gue kayak gelandangan."

Orang itu membuka helmnya.

Dia ....

Alan.

"Ava, lo ngapain di sini? Kok, nggak pulang?" tanya Alan datar dengan wajah datar.

Ava menghembuskan nafas kasar. "Bensin abis, terus nungguin kak Aras beli bensin. Lama banget lagi," jelas Ava kesal bibirnya perlahan lahan mulai maju ke depan.

"Kalau lo, ngapai di sini?" Giliraan Ava yang bertanya.

"Tadi gue lewat, terus nggak sengaja liat lo ngemper di sini,"

"Oowh gitu."

Kruk

Kruk

Tiba-tiba saja perut Ava berbunyi. Memang, yaa, cacing di dalam perutnya ini tidak tahu diri, dan untuk kedua kalinya belum genap setengah hari Ava sudah membuat dirinya di tertawakan.

Alan terkekeh pelan. "Lo, lapar?" tanya Alan.

Ava mengangguk. "Hehe. Iya ..."

Alan memakai helm nya. "Yaudah yuk kita makan dulu, daripada lo di sini lontang-lantung nggak ada kerjaan." ajak Alan menawarkan ajakan yang sangat menggiurkan.

Ava berpikir sebentar, kalau nanti Aras kembali dan Ava tidak ada bagaimana?

"Alah tinggal chat aja gue lagi makan."

Ava mengambil hp nya mencari nomor Aras dan mengirimkan pesan pada cowok itu.

^^^Ava^^^

^^^Kak Aras gue mau makan dulu, nanti kalau udah nyampe chat atau telpon aja.^^^

Ava bangkit. "Yaudah, yuk!"

Akhir nya Ava menyetujui ajakan cowok itu. Ava duduk di belakang dan berpegangan pada hoodie maroon Alan.

Alan tersenyum di balik kaca helmnya.

"Rejeki anak sholeh."

***

Ava dan Alan kini ada di sebuah cafè yang menurut Ava minimalis tapi keren dengan ada nya mural mural bertema kehidupan dan sindiran.

Tema dan suasananya anak muda banget.

...

...

Mereka berdua sudah menghabiskan sepiring black pepper sauce spaghetti, dan tentunya kalau Ava memesan jus alpukat, sedangkan Alan hanya memesan air mineral.

...

...

"Eeh, Lan, lo tadi beli kado apa?" tanya Ava sambil meminum jus miliknya.

"Lo liat aja nanti. Yang pasti berguna banget buat, kak Risa," jawab nya sambil tersenyum manis.

Idih senyum nya bikin gue diabetes!

"Kok, lo tau nama gue, Va?" kini giliran Alan yang bertanya.

"Ooh kata Agnes kemarin. Katanya lo orangnya cuek," jelas Ava terus terang tanpa ada beban.

Alan mengernyitkan dahinya. "Cuek?"

Ava mengangguk pelan. "Iya, tapi kayaknya dia bohong deh, lo nggak cuek kayaknya?"

"Giliran gue, kok lo tau nama, gue?"

Alan menghela nafas pelan. "Lo tau alasan nya, Va."

Ava mengangguk sambil tersenyum sombong. Famous.

Hp Ava berbunyi dan ternyata ada pesan masuk dari Aras.

Aras

Gue udah di sini, Lo buruan balik.

"Alan, balik yuk! Kak Aras udah di sana." Mereka berjalan menuju kasir.

Alan yang membayarnya karena sebelum masuk ke dalam cafè tadi. Ava lupa kalau dompetnya tertinggal di mobil.

Setelah membayar mereka segera menjalankan motornya menyusul Aras.

***

Terlihat di sana sudah ada Aras yang duduk di atas motor dengan gagahnya. Ava turun dari motor dan menghampiri Aras  sedangkan Alan masih setia duduk di motornya, sambil melihat interaksi kedua orang itu.

"Maaf yaa, Kak, tadi gue makan dulu sama, Alan," Ava menunjuk ke arah Alan. "Jadi nggak enak nih udah bikin cogan nunggu." lanjutnya dalam hati.

"Iya, nggak papa kok. Gue juga maaf udah buat lo nunggu lama sampai kelaperan," balas Aras menatap Alan sekilas.

"Gue yang bantuin beliin bensin, malah dia yang yang jalan berdua terus gue di tinggalin. "

...***...

...Ditulis tanggal 10 April 2020...

...Dipublish tanggal 14 Februari 2021...

...***...

...Jangan lupa tinggalkan jejak untuk menghargai karya Author, supaya Authornya juga senang dan semangat nulisnya. Nanti kalau kalian nemu ada yang copas cerita Aku atau apa tolong banget kasih tahu Aku, ya! Tapi ngasih tahunya jangan komen, langsung aja chat Aku. Thank you and happy reading....

Terpopuler

Comments

Little Peony

Little Peony

Like like like

2021-07-28

0

Miss haluu🌹

Miss haluu🌹

Serasa jd anak SMA lg akuh...😆


Remaja-remaja keceh...😂😂

2021-03-30

0

Yura

Yura

Pilih yang mana tuh, Ava? Si ketua geng, apa yang belesung pipit?

2021-02-20

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 01 ~ Berangan-angan
3 Chapter 02 ~ Tiga Cowok Aneh
4 Chapter 03 - Penasaran
5 Chapter 04 ~ Bertemu
6 Chapter 05 ~ Kemah
7 Chapter 06 ~ Malam Yang Menyenangkan (A)
8 Chapter 07 ~ Malam Yang Menyenangkan (B)
9 Chapter 08 ~ Nggak Sengaja
10 Chapter 09 ~ Malu-maluin
11 Chapter 10 ~ Makan Berdua
12 Chapter 11 ~ Dinner
13 Chapter 12 ~ Dia Cemburu?
14 Chapter 13 ~ Hareudang
15 Chapter 14 ~ Pasal Asusila Di Tempat Umum
16 Chapter 15 ~ Persyaratan
17 Chapter 16 ~ Nggak Enak
18 Chapter 17 ~ Ban Kempes
19 Chapter 18 ~ Menyerah
20 Chapter 19 ~ Pasar Malam
21 Chapter 20 ~ Flashback
22 Chapter 21 ~ Restaurant Di Tengah Taman
23 Chapter 22 ~ Danau
24 Chapter 23 ~ Dikerjai Ana
25 Chapter 24 ~ Beli Novel (Lagi)
26 Chapter 25 ~ Dia Tahu Semuanya?
27 Chapter 26 ~ Insiden
28 Chapter 27 ~ Harus Berbuat Apa?
29 Chapter 28 ~ Sebuah Alasan
30 Chapter 29 ~ Mengutarakan
31 Chapter 30 ~ Hari Yang Ditunggu
32 Chapter 31 ~ Pengakuan Panjang
33 Chapter 32 ~ Jawaban Memuaskan
34 Chapter 33 ~ Ngambek
35 Chapter 34 ~ Kentut
36 Chapter 35 ~ Kancing Copot
37 Chapter 36 ~ Dia Milikku
38 Chapter 37 ~ Drama Di Sore Hari
39 Chapter 38 ~ Sedikit Berlebihan
40 Chapter 39 ~ Salah Paham
41 Chapter 40 ~ Permintaan Maaf
42 Chapter 41 ~ First Kiss
43 Chapter 42 ~ Tatapan Itu Lagi
44 Chapter 43 ~ Ketika 'Dia' Bercerita
45 Me
46 Chapter 44 ~ Lebih Baik Seperti Itu
47 Chapter 45 ~ Bermunculan
48 Chapter 46 ~ Nomor Tidak Dikenal
49 Chapter 47 ~ Jumpscare
50 Chapter 48 ~ Gara-gara Natalie
51 Chapter 49 ~ Baik-baik Saja
52 Chapter 50 ~ Kesal
53 Chapter 51 ~ Sedikit Lebih Tenang
54 Chapter 52 ~ Ada Keraguan?
55 Chapter 53 ~ Gadis Itu Sudah Gila!
56 Chapter 54 ~ Kesalahan Yang Terpendam (A)
57 Chapter 55 ~ Kesalahan Yang Terpendam (B)
58 Chapter 56 ~ Dasar Cowok
59 Chapter 57 ~ Tak Terduga
60 Chapter 58 ~ Cafè Istimewa
61 Chapter 59 ~ Sedikit Perubahan
62 Chapter 60 ~ Tertawa
63 Chapter 61 ~ Sabar
64 Chapter 62 ~ Rasa Sakit
65 Chapter 63 ~ Salah Satu Sumber Kebahagiaan
66 Chapter 64 ~ Apa, Mulai Goyah?
67 Chapter 65 ~ Dia Kalah?
68 Chapter 66 ~ Di Tengah Lapangan
69 Chapter 67 ~ Bukan Waktu Yang Tepat
70 Chapter 68 ~ Nggak Kuat
71 Chapter 69 ~ Kesal
72 Chapter 70 ~ Mulai Percaya Lagi
73 Chapter 71 ~ Sekarang Giliran Gue
74 Chapter 72 ~ Mungkin Lain Waktu
75 Chapter 73 ~ Kesempatan Menguntungkan
76 Chapter 74 ~ Pertemuan Yang Lengkap
77 Chapter 75 ~ Khusus Untukmu
78 Chapter 76 ~ Sakit
79 Chapter 77 ~ Belajar Menghargai
80 Chapter 78 ~ Bingung dan Takut
81 Chapter 79 ~ My Best Friend
82 Chapter 80 ~ Sebuah Titik
83 Chapter 81 ~ Akan Kuingat
84 Chapter 82 ~ Terbongkar
85 Chapter 83 ~ Perjanjian Dan Rahasia
86 Chapter 84 ~ Menerka-nerka
87 Chapter 85 ~ Malam Yang Panjang
88 Chapter 86 ~ Ngelabrak
89 Chapter 87 ~ Kepikiran
90 Chapter 88 ~ Something
91 Chapter 89 ~ Pasukan Part (A)
92 Chapter 90 ~ Pasukan Part (B)
93 Chapter 91 ~ Hati Yang Baik
94 Chapter 92 ~ Berusaha dan Belajar
95 Chapter 93 ~ Difitnah
96 Chapter 94 ~ Apa Salahnya Mencoba?
97 Chapter 95 ~ Everything Is Change
98 Chapter 96 ~ Alasan Alan
99 Chapter 97 ~ Masalah Selesai
100 Chapter 98 ~ Belajar Hal Baru
101 Chapter 99 ~ Welcome Back
102 Chapter 100 ~ Hari Semakin Berlalu
103 Chapter 101 ~ Untukku Atau Untuknya?
104 Chapter 102 ~ Prom Night
105 Chapter 103 ~ Berubah Dalam Sekejap
106 Chapter 104 ~ Melaksanakan Misi
107 Chapter 105 ~ Masih Berjalan
108 Chapter 106 ~ Tawaran Menggiurkan
109 Chapter 107 ~ Bukan Akhir
110 Chapter 108 ~ Kaya Mendadak
111 Chapter 109 ~ Everything
112 110 ~ Sudah Biasa-biasa Saja
113 Chapter 111 ~ Menyebalkan!
114 Chapter 112 ~ Menyenangkan!
115 Chapter 113 ~ Surat (Fin)
116 Epilog
117 Mohon Pengertiannya
118 Penjelasan dan Alasan
119 Pertanyaan
120 Thanks For Everything
121 Promosi 1
122 Promosi 2
123 Promosi 3
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 01 ~ Berangan-angan
3
Chapter 02 ~ Tiga Cowok Aneh
4
Chapter 03 - Penasaran
5
Chapter 04 ~ Bertemu
6
Chapter 05 ~ Kemah
7
Chapter 06 ~ Malam Yang Menyenangkan (A)
8
Chapter 07 ~ Malam Yang Menyenangkan (B)
9
Chapter 08 ~ Nggak Sengaja
10
Chapter 09 ~ Malu-maluin
11
Chapter 10 ~ Makan Berdua
12
Chapter 11 ~ Dinner
13
Chapter 12 ~ Dia Cemburu?
14
Chapter 13 ~ Hareudang
15
Chapter 14 ~ Pasal Asusila Di Tempat Umum
16
Chapter 15 ~ Persyaratan
17
Chapter 16 ~ Nggak Enak
18
Chapter 17 ~ Ban Kempes
19
Chapter 18 ~ Menyerah
20
Chapter 19 ~ Pasar Malam
21
Chapter 20 ~ Flashback
22
Chapter 21 ~ Restaurant Di Tengah Taman
23
Chapter 22 ~ Danau
24
Chapter 23 ~ Dikerjai Ana
25
Chapter 24 ~ Beli Novel (Lagi)
26
Chapter 25 ~ Dia Tahu Semuanya?
27
Chapter 26 ~ Insiden
28
Chapter 27 ~ Harus Berbuat Apa?
29
Chapter 28 ~ Sebuah Alasan
30
Chapter 29 ~ Mengutarakan
31
Chapter 30 ~ Hari Yang Ditunggu
32
Chapter 31 ~ Pengakuan Panjang
33
Chapter 32 ~ Jawaban Memuaskan
34
Chapter 33 ~ Ngambek
35
Chapter 34 ~ Kentut
36
Chapter 35 ~ Kancing Copot
37
Chapter 36 ~ Dia Milikku
38
Chapter 37 ~ Drama Di Sore Hari
39
Chapter 38 ~ Sedikit Berlebihan
40
Chapter 39 ~ Salah Paham
41
Chapter 40 ~ Permintaan Maaf
42
Chapter 41 ~ First Kiss
43
Chapter 42 ~ Tatapan Itu Lagi
44
Chapter 43 ~ Ketika 'Dia' Bercerita
45
Me
46
Chapter 44 ~ Lebih Baik Seperti Itu
47
Chapter 45 ~ Bermunculan
48
Chapter 46 ~ Nomor Tidak Dikenal
49
Chapter 47 ~ Jumpscare
50
Chapter 48 ~ Gara-gara Natalie
51
Chapter 49 ~ Baik-baik Saja
52
Chapter 50 ~ Kesal
53
Chapter 51 ~ Sedikit Lebih Tenang
54
Chapter 52 ~ Ada Keraguan?
55
Chapter 53 ~ Gadis Itu Sudah Gila!
56
Chapter 54 ~ Kesalahan Yang Terpendam (A)
57
Chapter 55 ~ Kesalahan Yang Terpendam (B)
58
Chapter 56 ~ Dasar Cowok
59
Chapter 57 ~ Tak Terduga
60
Chapter 58 ~ Cafè Istimewa
61
Chapter 59 ~ Sedikit Perubahan
62
Chapter 60 ~ Tertawa
63
Chapter 61 ~ Sabar
64
Chapter 62 ~ Rasa Sakit
65
Chapter 63 ~ Salah Satu Sumber Kebahagiaan
66
Chapter 64 ~ Apa, Mulai Goyah?
67
Chapter 65 ~ Dia Kalah?
68
Chapter 66 ~ Di Tengah Lapangan
69
Chapter 67 ~ Bukan Waktu Yang Tepat
70
Chapter 68 ~ Nggak Kuat
71
Chapter 69 ~ Kesal
72
Chapter 70 ~ Mulai Percaya Lagi
73
Chapter 71 ~ Sekarang Giliran Gue
74
Chapter 72 ~ Mungkin Lain Waktu
75
Chapter 73 ~ Kesempatan Menguntungkan
76
Chapter 74 ~ Pertemuan Yang Lengkap
77
Chapter 75 ~ Khusus Untukmu
78
Chapter 76 ~ Sakit
79
Chapter 77 ~ Belajar Menghargai
80
Chapter 78 ~ Bingung dan Takut
81
Chapter 79 ~ My Best Friend
82
Chapter 80 ~ Sebuah Titik
83
Chapter 81 ~ Akan Kuingat
84
Chapter 82 ~ Terbongkar
85
Chapter 83 ~ Perjanjian Dan Rahasia
86
Chapter 84 ~ Menerka-nerka
87
Chapter 85 ~ Malam Yang Panjang
88
Chapter 86 ~ Ngelabrak
89
Chapter 87 ~ Kepikiran
90
Chapter 88 ~ Something
91
Chapter 89 ~ Pasukan Part (A)
92
Chapter 90 ~ Pasukan Part (B)
93
Chapter 91 ~ Hati Yang Baik
94
Chapter 92 ~ Berusaha dan Belajar
95
Chapter 93 ~ Difitnah
96
Chapter 94 ~ Apa Salahnya Mencoba?
97
Chapter 95 ~ Everything Is Change
98
Chapter 96 ~ Alasan Alan
99
Chapter 97 ~ Masalah Selesai
100
Chapter 98 ~ Belajar Hal Baru
101
Chapter 99 ~ Welcome Back
102
Chapter 100 ~ Hari Semakin Berlalu
103
Chapter 101 ~ Untukku Atau Untuknya?
104
Chapter 102 ~ Prom Night
105
Chapter 103 ~ Berubah Dalam Sekejap
106
Chapter 104 ~ Melaksanakan Misi
107
Chapter 105 ~ Masih Berjalan
108
Chapter 106 ~ Tawaran Menggiurkan
109
Chapter 107 ~ Bukan Akhir
110
Chapter 108 ~ Kaya Mendadak
111
Chapter 109 ~ Everything
112
110 ~ Sudah Biasa-biasa Saja
113
Chapter 111 ~ Menyebalkan!
114
Chapter 112 ~ Menyenangkan!
115
Chapter 113 ~ Surat (Fin)
116
Epilog
117
Mohon Pengertiannya
118
Penjelasan dan Alasan
119
Pertanyaan
120
Thanks For Everything
121
Promosi 1
122
Promosi 2
123
Promosi 3

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!