...
...
11:14
"Jadi nggak nih ke lapangan basketnya?" tanya Safira pada Ava yang tengah menelungkupkan kepala.
"Nggak ah. Tiba-tiba niatnya hilang, di sini aja rebahan enak." jawab Ava malas.
Nggak ada niat, ya, nggak berangkat.
Grusak
Grusuk
Tiba-tiba seluruh siswa perempuan yang ada di kelas mereka langsung keluar. Entah ada apa? Tapi yang pasti Ava hanya ingin rebahan, sedangkan Safira tak mau tahu.
"Va! Ava i-itu ..." ucap Lia ngos-ngosan. Teman mereka yang berambut sebahu tiba-tiba datang dan menggebrak meja Safira.
"Kaget, ya, Tuhan, gue!" umpat Safira mengelus-elus dadanya.
Ava mengangkat kepalanya yang terasa amat beray menahan kantuk. "Apaan, sih? Lo ngomong yang jelas dong ..."
Lia mengatur deru nafasnya, lalu duduk di depan Safira. "Ada bidadara dunia datang nyariin lo di depan!" teriaknya antusias.
Ava dan Safira saling tatap, lalu kembali menatap Lia. "Bidadara dunia apaan, sih? Jangan ngaco, deh!"
Lia menghela nafas, memutar bola matanya malas. "Duh, lo kok kudet, sih? Udah samperin sana!"
Penasaran, Ava dan Safira bangkit lalu pergi keluar kelas. Betapa terkejutnya mereka saat ada banyak siswi cewe yang berkerumun di depan kelas. Di sana juga ada Agnes dan Ana yang langsung menyambut Ava dengan tabokan-tabokan dari tangan kotor mereka.
"Sakit tahu, main tabok-tabok aja?" cerca Ava. Agnes, dan Ana hanya menaikan kedua alisnya sambil tersenyum. Seolah tengah meledek.
"Ada apaan, nih?" tanya Ava kebingungan menatap siswi-siswi yang ada disana.
Tiba-tiba kerumunan itu terpecah belah, dan menampakkan tiga orang laki laki yang sangat tampan bak Dewa Yunani sama seperti apa yang dikatakan Lia tadi.
Ava membulatkan matanya sempurna, ketiga cowok itu memang sangat menggoda. Gila ganteng banget, ciptaanmu, yaa, Tuhan.
Ava mengamati satu persatu ke tiga cowok itu. Pertama, cowok yang ada di sebelah kiri sepertinya dia tipe cowok yang pecicilan dan playboy, terbukti dengan adanya cowok itu yang tengah merayu salah satu siswi di belakangnya. Kedua, cowok manis dengan rambut ikalnya, terlihat seperti tipe cowok yang kalem, juga terbukti dengan cowok itu yang tengah mengobrol santai dengan beberapa siswi di sampingnya. Ketiga, cowok yang ada di tengah, cowok yang berhasil menarik perhatian Ava, beuh jangan di tanya gimana rupanya. Perfect.
"Lo Ava, 'kan?" tanya cowok yang ada di tengah tadi. Cowok yang paling ganteng dan hampir sempurna dari ketiganya. Bagaimana tidak sempurna saat wajahnya saja sangat tampan, hidungnya mancung, alis tebal seperti ular, rambutnya yang acak-acakan membuat kesan manly, bentuk bibir yang indah, mata yang tajam serta tubuh yang proposional.
Seakan mampu menghipnotis kaum hawa yang melihatnya.
Ava tersenyum canggung. "I-iya ..." jawab nya malu. Entah kenapa di depan cowok itu keberanian Ava hilang.
Cowok itu tersenyum lalu mengulurkan tangannya ke Ava. "Gue Aras Saputra Dewa. Biasa di panggil Aras,"
Ava meraih tangan Aras ragu. "Gue Ava Angelia Putri," jawabnya lalu melepaskan tangan Aras.
Seluruh siswa tadi menjerit dikala Ava membalas uluran tangan Aras.
Oh tuhan jantung ini tak bisa dikendalikan!
"Gue cuma mau ngomong, nanti pulang sekolah lo jangan pulang dulu, gue tunggu di depan kelas lo. Gue mau ngomong bentar ..." Mengedipkan sebelah matanya. "... cabut." ajak Aras pada kedua temannya yang tengah asik bermain dengan beberapa siswi.
Aras tersenyum ke arah Ava lalu pergi dengan dua cowok temannya, di barengi dengan segerombol siswi-siswi yang mengekor di belakang ketiga cowok itu. Menyisakan Safira, Ava, Agnes, dan Ana.
"Wah, wah! Kayaknya ada yang bakal jadian, nih?" sindir Safira menyenggol lengan Ava.
"Pertanyaannya, itu tiga cowok siapa? Tiba-tiba nyamperin gue?" tanya Ava dengan pandangan ke depan.
Agnes dan Ana membulatkan matanya. "Jadi, lo nggak tahu mereka siapa? Kudet banget lo, Ava?!" teriak Agnes dan Ana bersamaan.
Ava dan Safira menutup telinganya. "Ya ... nggak tahu lah, makanya gue tanya." jawab Ava ngegas.
***
"Apa?" teriak Ava kaget. Ketika Agnes mengatakan bahwa ketiga cowok itu adalah most wanted di sekolah ini.
Saat ini mereka ada di kelas Ava, membahas tentang cowok-cowok gans tadi.
"Lo atau gue nih yang jelasin?" tanya Ana pada Agnes.
"Lo aja ah. Gue malas."
Ava, Safira, dan Agnes mulai mendengarkan penjelasan yang akan di lontarkan Ana.
"Nih yaa ... gue kasih tahu yang sedetail-detailnya kalau lo berdua sama sekali nggak tahu. Yang pertama, mereka itu ngebentuk geng yang tersebar di seluruh SMA se-Jakarta, namanya Molyvdos. Dan ketuanya itu kak Aras yang ganteng parah tadi!"
...
...
...[Aras Saputra Dewa]...
"Kedua, lo liat, 'kan, tadi yang rambutnya ikal terus manisnya kebangetan? Itu namanya kak Gilang Rayhan Utama, biasa di panggil Gilang, wakil ketua Molyvdos. Liat dia yang kalem gitu bikin cewek-cewek perawan gila tahu nggak! Apalagi kalau senyum, beuh auto diabetes!"
...
...
...[Gilang Rayhan Utama]...
"Ketiga, cowo yang playboy yang agak gesrek tadi tapi tetap ganteng, namanya kak Marzuki Syariffudin, biasa di panggil Uki. Katanya sih biar nggak terlalu kuno namanya, si penyusun strategi Molyvdos keren banget astaga!"
...
...
...[Marzuki Syariffudin]...
"Keempat, mereka bertiga itu orang yang paling tajir di sekolah ini. Bokap lo, bokap lo, bokap lo, dan bokap gue aja kalah tahu nggak!" Ana menunjuk Ava, Safira, Agnes lalu dirinya sendiri.
"Kelima, mereka itu satu kelas dari kelas dua SMP sampai sekarang kelas XII Ips 2. Dan yang terakhir berita paling bagus, mereka itu jomblo!"
"Jadi pasti ada lah kesempatan buat kita. Tapi Fir, lo nggak ada kesempatan, udah pas tiga orang soalnya," kata Ana mulai berandai-andai.
"Nggak minat sama sekali, pentingan juga makan,"
Sontak jawaban itu mendapat hadiah tonyoran dari Agnes. "Makan mulu lo, Fir."
Safira meringis. "Lagian itu kalau mereka mau sama kalian bertiga? Kalau enggak?" lanjut Safira meremehkan sambil mengusap dahinya.
"Yaa jelas mau lah, kita cantik, famous, ramah, mudah begaul pula. Nggak ada yang nggak mau sama kita," Ana menyombongkan diri, mengangkat kerah seragamnya.
Ava terkekeh pelan, sedangkan Safira dan Agnes menatap datar. Pengen gue tabok lo, An!
"Terutama lo, Ava. Kayaknya kak Aras suka sama lo pada pandangan pertama." kata Ana sangat yakin, Ava hanya mengangguk mengiyakan.
Tapi kayaknya ada yang kurang?
***
15:15
Ava membereskan barang-barangnya, hanya tinggal dirinya dan beberapa siswa lainnya di dalam kelas. Safira sudah pulang duluan tadi. Ava mengintip di luar kelas sesuai janji Aras dan teman-temannya menunggu Ava di depan pintu.
Ava keluar dengan gugup, jantungnya berdebar-debar. "Kak Aras,"
Beberapa detik mata mereka saling menatap, tapi detik berikutnya tatapan mereka beralih ke arah Agnes dan Ana yang baru datang.
"Hai," sapa mereka berdua pada Ava.
"Kenalin yang ini namanya Agnes dan yang ini namanya Ana, mereka sahabat gue," kata Ava bergantian memperkenalkan Agnes dan Ana.
Sedangkan yang diperkenalkan membalas dengan senyuman dan anggukan pelan.
"Iya, kita tahu kok," kata Aras tersenyum menatap Ava.
"Siapa yang nggak tahu kalian? Secara, kalian, 'kan, lagi di bicarain satu sekolah," sambung Uki sok keren sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam saku.
Dino keluar dari dalam kelas. "Lo bikin gue sakit hati, Va." ucap Dino dramatis. Berdiri di depan Ava sambil memegangi dadanya, lalu melenggang pergi.
Mereka semua menatap kepergian Dino bingung. Dan beberapa detik berikutnya Revan keluar dari kelas dengan wajah melasnya. "Lo bikin hati gue hancur, Va." ujar Revan lalu pergi. Mahluk sejenis Dino.
...
...
...[Revan Revalio]...
"Mereka siapa? Pacar lo?" tanya Aras to the point.
"Eeh enggak kok, biasa lah mereka suka gitu," jawab Ava cepat. Agnes dan Ana saling menatap lalu detik berikutnya tersenyum.
"Pinjam hp kalian dong," pinta Aras mewakili teman-temannya. Sedangkan Ava, Agnes, dan Ana menautkan alis nya. Bingung dan untuk apa?
"Udah siniin aja," pinta Gilang lagi.
Ketiga gadis itu langsung memberikan hp mereka kepada tiga cowok itu.
Gilang memegang hp Agnes. Aras memegang hp Ava. Dan uki memegang hp Ana. Masing-masing menambahkan nomor mereka ke hp gadis-gadis itu.
Ketiga cowok itu mengembalikan hpnya pada sang pemilik. "Nih, kita udah save nomor kita masing-masing di hp kalian. Nggak lengkap kalau cewe famous nggak punya nomor cowok famous." kata para cowo itu bersamaan, tersenyum sekilas lalu melenggang pergi.
Dasar cowok-cowok aneh.
Ava, Agnes, dan Ana menatap kepergian cowok-cowok itu. Dan detik berikutnya secara bersamaan ketiga cowok itu juga menoleh ke belakang menatap Ava, Agnes, dan Ana, tersenyum lalu mengedipkan sebelah mata. Setelah itu berbalik dan kembali berjalan seperti biasa.
Ava, Agnes, dan Ana, saling menatap dan detik berikutnya mereka tertawa bersama.
...***...
...Ditulis tanggal 06 April 2020...
...Dipublish tanggal 13 Februari 2021...
...***...
...Jangan lupa tinggalkan jejak untuk menghargai karya Author, supaya Authornya juga senang dan semangat nulisnya. Nanti kalau kalian nemu ada yang copas cerita Aku atau apa tolong banget kasih tahu Aku, ya! Tapi ngasih tahunya jangan komen, langsung aja chat Aku. Thank you and happy reading....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Zulfa
Salken kak, JIKA mampir membawa like nih. Mari saling dukung kakak😍
2021-04-17
0
Miss haluu🌹
ABG internasional semua...😌
2021-03-30
0
Yura
Emang ya, cowok-cowok tuh suka bikin anak orang baper
2021-02-20
2