Chapter 02 ~ Tiga Cowok Aneh

...

...

11:14

"Jadi nggak nih ke lapangan basketnya?" tanya Safira pada Ava yang tengah menelungkupkan kepala.

"Nggak ah. Tiba-tiba niatnya hilang, di sini aja rebahan enak." jawab Ava malas.

Nggak ada niat, ya, nggak berangkat.

Grusak

Grusuk

Tiba-tiba seluruh siswa perempuan yang ada di kelas mereka langsung keluar. Entah ada apa? Tapi yang pasti Ava hanya ingin rebahan, sedangkan Safira tak mau tahu.

"Va! Ava i-itu ..." ucap Lia ngos-ngosan. Teman mereka yang berambut sebahu tiba-tiba datang dan menggebrak meja Safira.

"Kaget, ya, Tuhan, gue!" umpat Safira mengelus-elus dadanya.

Ava mengangkat kepalanya yang terasa amat beray menahan kantuk. "Apaan, sih? Lo ngomong yang jelas dong ..."

Lia mengatur deru nafasnya, lalu duduk di depan Safira. "Ada bidadara dunia datang nyariin lo di depan!" teriaknya antusias.

Ava dan Safira saling tatap, lalu kembali menatap Lia. "Bidadara dunia apaan, sih? Jangan ngaco, deh!"

Lia menghela nafas, memutar bola matanya malas. "Duh, lo kok kudet, sih? Udah samperin sana!"

Penasaran, Ava dan Safira bangkit lalu pergi keluar kelas. Betapa terkejutnya mereka saat ada banyak siswi cewe yang berkerumun di depan kelas. Di sana juga ada Agnes dan Ana yang langsung menyambut Ava dengan tabokan-tabokan dari tangan kotor mereka.

"Sakit tahu, main tabok-tabok aja?" cerca Ava. Agnes, dan Ana hanya menaikan kedua alisnya sambil tersenyum. Seolah tengah meledek.

"Ada apaan, nih?" tanya Ava kebingungan menatap siswi-siswi yang ada disana.

Tiba-tiba kerumunan itu terpecah belah, dan menampakkan tiga orang laki laki yang sangat tampan bak Dewa Yunani sama seperti apa yang dikatakan Lia tadi.

Ava membulatkan matanya sempurna, ketiga cowok itu memang sangat menggoda. Gila ganteng banget, ciptaanmu, yaa, Tuhan.

Ava mengamati satu persatu ke tiga cowok itu. Pertama, cowok yang ada di sebelah kiri sepertinya dia tipe cowok yang pecicilan dan playboy, terbukti dengan adanya cowok itu yang tengah merayu salah satu siswi di belakangnya. Kedua, cowok manis dengan rambut ikalnya, terlihat seperti tipe cowok yang kalem, juga terbukti dengan cowok itu yang tengah mengobrol santai dengan beberapa siswi di sampingnya. Ketiga, cowok yang ada di tengah, cowok yang berhasil menarik perhatian Ava, beuh jangan di tanya gimana rupanya. Perfect.

"Lo Ava, 'kan?" tanya cowok yang ada di tengah tadi. Cowok yang paling ganteng dan hampir sempurna dari ketiganya. Bagaimana tidak sempurna saat wajahnya saja sangat tampan, hidungnya mancung, alis tebal seperti ular, rambutnya yang acak-acakan membuat kesan manly, bentuk bibir yang indah, mata yang tajam serta tubuh yang proposional.

Seakan mampu menghipnotis kaum hawa yang melihatnya.

Ava tersenyum canggung. "I-iya ..." jawab nya malu. Entah kenapa di depan cowok itu keberanian Ava hilang.

Cowok itu tersenyum lalu mengulurkan tangannya ke Ava. "Gue Aras Saputra Dewa. Biasa di panggil Aras,"

Ava meraih tangan Aras ragu. "Gue Ava Angelia Putri," jawabnya lalu melepaskan tangan Aras.

Seluruh siswa tadi menjerit dikala Ava membalas uluran tangan Aras.

Oh tuhan jantung ini tak bisa dikendalikan!

"Gue cuma mau ngomong, nanti pulang sekolah lo jangan pulang dulu, gue tunggu di depan kelas lo. Gue mau ngomong bentar ..." Mengedipkan sebelah matanya. "... cabut." ajak Aras pada kedua temannya yang tengah asik bermain dengan beberapa siswi.

Aras tersenyum ke arah Ava lalu pergi dengan dua cowok temannya, di barengi dengan segerombol siswi-siswi yang mengekor di belakang ketiga cowok itu. Menyisakan Safira, Ava, Agnes, dan Ana.

"Wah, wah! Kayaknya ada yang bakal jadian, nih?" sindir Safira menyenggol lengan Ava.

"Pertanyaannya, itu tiga cowok siapa? Tiba-tiba nyamperin gue?" tanya Ava dengan pandangan ke depan.

Agnes dan Ana membulatkan matanya. "Jadi, lo nggak tahu mereka siapa? Kudet banget lo, Ava?!" teriak Agnes dan Ana bersamaan.

Ava dan Safira menutup telinganya. "Ya ... nggak tahu lah, makanya gue tanya." jawab Ava ngegas.

***

"Apa?" teriak Ava kaget. Ketika Agnes mengatakan bahwa ketiga cowok itu adalah most wanted di sekolah ini.

Saat ini mereka ada di kelas Ava, membahas tentang cowok-cowok gans tadi.

"Lo atau gue nih yang jelasin?" tanya Ana pada Agnes.

"Lo aja ah. Gue malas."

Ava, Safira, dan Agnes mulai mendengarkan penjelasan yang akan di lontarkan Ana.

"Nih yaa ... gue kasih tahu yang sedetail-detailnya kalau lo berdua sama sekali nggak tahu. Yang pertama, mereka itu ngebentuk geng yang tersebar di seluruh SMA se-Jakarta, namanya Molyvdos. Dan ketuanya itu kak Aras yang ganteng parah tadi!"

...

...

...[Aras Saputra Dewa]...

"Kedua, lo liat, 'kan, tadi yang rambutnya ikal terus manisnya kebangetan? Itu namanya kak Gilang Rayhan Utama, biasa di panggil Gilang, wakil ketua Molyvdos. Liat dia yang kalem gitu bikin cewek-cewek perawan gila tahu nggak! Apalagi kalau senyum, beuh auto diabetes!"

...

...

...[Gilang Rayhan Utama]...

"Ketiga, cowo yang playboy yang agak gesrek tadi tapi tetap ganteng, namanya kak Marzuki Syariffudin, biasa di panggil Uki. Katanya sih biar nggak terlalu kuno namanya, si penyusun strategi Molyvdos keren banget astaga!"

...

...

...[Marzuki Syariffudin]...

"Keempat, mereka bertiga itu orang yang paling tajir di sekolah ini. Bokap lo, bokap lo, bokap lo, dan bokap gue aja kalah tahu nggak!" Ana menunjuk Ava, Safira, Agnes lalu dirinya sendiri.

"Kelima, mereka itu satu kelas dari kelas dua SMP sampai sekarang kelas XII Ips 2. Dan yang terakhir berita paling bagus, mereka itu jomblo!"

"Jadi pasti ada lah kesempatan buat kita. Tapi Fir, lo nggak ada kesempatan, udah pas tiga orang soalnya," kata Ana mulai berandai-andai.

"Nggak minat sama sekali, pentingan juga makan,"

Sontak jawaban itu mendapat hadiah tonyoran dari Agnes. "Makan mulu lo, Fir."

Safira meringis. "Lagian itu kalau mereka mau sama kalian bertiga? Kalau enggak?" lanjut Safira meremehkan sambil mengusap dahinya.

"Yaa jelas mau lah, kita cantik, famous, ramah, mudah begaul pula. Nggak ada yang nggak mau sama kita," Ana menyombongkan diri, mengangkat kerah seragamnya.

Ava terkekeh pelan, sedangkan Safira dan Agnes menatap datar. Pengen gue tabok lo, An!

"Terutama lo, Ava. Kayaknya kak Aras suka sama lo pada pandangan pertama." kata Ana sangat yakin, Ava hanya mengangguk mengiyakan.

Tapi kayaknya ada yang kurang?

***

15:15

Ava membereskan barang-barangnya, hanya tinggal dirinya dan beberapa siswa lainnya di dalam kelas. Safira sudah pulang duluan tadi. Ava mengintip di luar kelas sesuai janji Aras dan teman-temannya menunggu Ava di depan pintu.

Ava keluar dengan gugup, jantungnya berdebar-debar. "Kak Aras,"

Beberapa detik mata mereka saling menatap, tapi detik berikutnya tatapan mereka beralih ke arah Agnes dan Ana yang baru datang.

"Hai," sapa mereka berdua pada Ava.

"Kenalin yang ini namanya Agnes dan yang ini namanya Ana, mereka sahabat gue," kata Ava bergantian memperkenalkan Agnes dan Ana.

Sedangkan yang diperkenalkan membalas dengan senyuman dan anggukan pelan.

"Iya, kita tahu kok," kata Aras tersenyum menatap Ava.

"Siapa yang nggak tahu kalian? Secara, kalian, 'kan, lagi di bicarain satu sekolah," sambung Uki sok keren sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam saku.

Dino keluar dari dalam kelas. "Lo bikin gue sakit hati, Va." ucap Dino dramatis. Berdiri di depan Ava sambil memegangi dadanya, lalu melenggang pergi.

Mereka semua menatap kepergian Dino bingung. Dan beberapa detik berikutnya Revan keluar dari kelas dengan wajah melasnya. "Lo bikin hati gue hancur, Va." ujar Revan lalu pergi. Mahluk sejenis Dino.

...

...

...[Revan Revalio]...

"Mereka siapa? Pacar lo?" tanya Aras to the point.

"Eeh enggak kok, biasa lah mereka suka gitu," jawab Ava cepat. Agnes dan Ana saling menatap lalu detik berikutnya tersenyum.

"Pinjam hp kalian dong," pinta Aras mewakili teman-temannya. Sedangkan Ava, Agnes, dan Ana menautkan alis nya. Bingung dan untuk apa?

"Udah siniin aja," pinta Gilang lagi.

Ketiga gadis itu langsung memberikan hp mereka kepada tiga cowok itu.

Gilang memegang hp Agnes. Aras memegang hp Ava. Dan uki memegang hp Ana. Masing-masing menambahkan nomor mereka ke hp gadis-gadis itu.

Ketiga cowok itu mengembalikan hpnya pada sang pemilik. "Nih, kita udah save nomor kita masing-masing di hp kalian. Nggak lengkap kalau cewe famous nggak punya nomor cowok famous." kata para cowo itu bersamaan, tersenyum sekilas lalu melenggang pergi.

Dasar cowok-cowok aneh.

Ava, Agnes, dan Ana menatap kepergian cowok-cowok itu. Dan detik berikutnya secara bersamaan ketiga cowok itu juga menoleh ke belakang menatap Ava, Agnes, dan Ana, tersenyum lalu mengedipkan sebelah mata. Setelah itu berbalik dan kembali berjalan seperti biasa.

Ava, Agnes, dan Ana, saling menatap dan detik berikutnya mereka tertawa bersama.

...***...

...Ditulis tanggal 06 April 2020...

...Dipublish tanggal 13 Februari 2021...

...***...

...Jangan lupa tinggalkan jejak untuk menghargai karya Author, supaya Authornya juga senang dan semangat nulisnya. Nanti kalau kalian nemu ada yang copas cerita Aku atau apa tolong banget kasih tahu Aku, ya! Tapi ngasih tahunya jangan komen, langsung aja chat Aku. Thank you and happy reading....

Terpopuler

Comments

Zulfa

Zulfa

Salken kak, JIKA mampir membawa like nih. Mari saling dukung kakak😍

2021-04-17

0

Miss haluu🌹

Miss haluu🌹

ABG internasional semua...😌

2021-03-30

0

Yura

Yura

Emang ya, cowok-cowok tuh suka bikin anak orang baper

2021-02-20

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 01 ~ Berangan-angan
3 Chapter 02 ~ Tiga Cowok Aneh
4 Chapter 03 - Penasaran
5 Chapter 04 ~ Bertemu
6 Chapter 05 ~ Kemah
7 Chapter 06 ~ Malam Yang Menyenangkan (A)
8 Chapter 07 ~ Malam Yang Menyenangkan (B)
9 Chapter 08 ~ Nggak Sengaja
10 Chapter 09 ~ Malu-maluin
11 Chapter 10 ~ Makan Berdua
12 Chapter 11 ~ Dinner
13 Chapter 12 ~ Dia Cemburu?
14 Chapter 13 ~ Hareudang
15 Chapter 14 ~ Pasal Asusila Di Tempat Umum
16 Chapter 15 ~ Persyaratan
17 Chapter 16 ~ Nggak Enak
18 Chapter 17 ~ Ban Kempes
19 Chapter 18 ~ Menyerah
20 Chapter 19 ~ Pasar Malam
21 Chapter 20 ~ Flashback
22 Chapter 21 ~ Restaurant Di Tengah Taman
23 Chapter 22 ~ Danau
24 Chapter 23 ~ Dikerjai Ana
25 Chapter 24 ~ Beli Novel (Lagi)
26 Chapter 25 ~ Dia Tahu Semuanya?
27 Chapter 26 ~ Insiden
28 Chapter 27 ~ Harus Berbuat Apa?
29 Chapter 28 ~ Sebuah Alasan
30 Chapter 29 ~ Mengutarakan
31 Chapter 30 ~ Hari Yang Ditunggu
32 Chapter 31 ~ Pengakuan Panjang
33 Chapter 32 ~ Jawaban Memuaskan
34 Chapter 33 ~ Ngambek
35 Chapter 34 ~ Kentut
36 Chapter 35 ~ Kancing Copot
37 Chapter 36 ~ Dia Milikku
38 Chapter 37 ~ Drama Di Sore Hari
39 Chapter 38 ~ Sedikit Berlebihan
40 Chapter 39 ~ Salah Paham
41 Chapter 40 ~ Permintaan Maaf
42 Chapter 41 ~ First Kiss
43 Chapter 42 ~ Tatapan Itu Lagi
44 Chapter 43 ~ Ketika 'Dia' Bercerita
45 Me
46 Chapter 44 ~ Lebih Baik Seperti Itu
47 Chapter 45 ~ Bermunculan
48 Chapter 46 ~ Nomor Tidak Dikenal
49 Chapter 47 ~ Jumpscare
50 Chapter 48 ~ Gara-gara Natalie
51 Chapter 49 ~ Baik-baik Saja
52 Chapter 50 ~ Kesal
53 Chapter 51 ~ Sedikit Lebih Tenang
54 Chapter 52 ~ Ada Keraguan?
55 Chapter 53 ~ Gadis Itu Sudah Gila!
56 Chapter 54 ~ Kesalahan Yang Terpendam (A)
57 Chapter 55 ~ Kesalahan Yang Terpendam (B)
58 Chapter 56 ~ Dasar Cowok
59 Chapter 57 ~ Tak Terduga
60 Chapter 58 ~ Cafè Istimewa
61 Chapter 59 ~ Sedikit Perubahan
62 Chapter 60 ~ Tertawa
63 Chapter 61 ~ Sabar
64 Chapter 62 ~ Rasa Sakit
65 Chapter 63 ~ Salah Satu Sumber Kebahagiaan
66 Chapter 64 ~ Apa, Mulai Goyah?
67 Chapter 65 ~ Dia Kalah?
68 Chapter 66 ~ Di Tengah Lapangan
69 Chapter 67 ~ Bukan Waktu Yang Tepat
70 Chapter 68 ~ Nggak Kuat
71 Chapter 69 ~ Kesal
72 Chapter 70 ~ Mulai Percaya Lagi
73 Chapter 71 ~ Sekarang Giliran Gue
74 Chapter 72 ~ Mungkin Lain Waktu
75 Chapter 73 ~ Kesempatan Menguntungkan
76 Chapter 74 ~ Pertemuan Yang Lengkap
77 Chapter 75 ~ Khusus Untukmu
78 Chapter 76 ~ Sakit
79 Chapter 77 ~ Belajar Menghargai
80 Chapter 78 ~ Bingung dan Takut
81 Chapter 79 ~ My Best Friend
82 Chapter 80 ~ Sebuah Titik
83 Chapter 81 ~ Akan Kuingat
84 Chapter 82 ~ Terbongkar
85 Chapter 83 ~ Perjanjian Dan Rahasia
86 Chapter 84 ~ Menerka-nerka
87 Chapter 85 ~ Malam Yang Panjang
88 Chapter 86 ~ Ngelabrak
89 Chapter 87 ~ Kepikiran
90 Chapter 88 ~ Something
91 Chapter 89 ~ Pasukan Part (A)
92 Chapter 90 ~ Pasukan Part (B)
93 Chapter 91 ~ Hati Yang Baik
94 Chapter 92 ~ Berusaha dan Belajar
95 Chapter 93 ~ Difitnah
96 Chapter 94 ~ Apa Salahnya Mencoba?
97 Chapter 95 ~ Everything Is Change
98 Chapter 96 ~ Alasan Alan
99 Chapter 97 ~ Masalah Selesai
100 Chapter 98 ~ Belajar Hal Baru
101 Chapter 99 ~ Welcome Back
102 Chapter 100 ~ Hari Semakin Berlalu
103 Chapter 101 ~ Untukku Atau Untuknya?
104 Chapter 102 ~ Prom Night
105 Chapter 103 ~ Berubah Dalam Sekejap
106 Chapter 104 ~ Melaksanakan Misi
107 Chapter 105 ~ Masih Berjalan
108 Chapter 106 ~ Tawaran Menggiurkan
109 Chapter 107 ~ Bukan Akhir
110 Chapter 108 ~ Kaya Mendadak
111 Chapter 109 ~ Everything
112 110 ~ Sudah Biasa-biasa Saja
113 Chapter 111 ~ Menyebalkan!
114 Chapter 112 ~ Menyenangkan!
115 Chapter 113 ~ Surat (Fin)
116 Epilog
117 Mohon Pengertiannya
118 Penjelasan dan Alasan
119 Pertanyaan
120 Thanks For Everything
121 Promosi 1
122 Promosi 2
123 Promosi 3
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 01 ~ Berangan-angan
3
Chapter 02 ~ Tiga Cowok Aneh
4
Chapter 03 - Penasaran
5
Chapter 04 ~ Bertemu
6
Chapter 05 ~ Kemah
7
Chapter 06 ~ Malam Yang Menyenangkan (A)
8
Chapter 07 ~ Malam Yang Menyenangkan (B)
9
Chapter 08 ~ Nggak Sengaja
10
Chapter 09 ~ Malu-maluin
11
Chapter 10 ~ Makan Berdua
12
Chapter 11 ~ Dinner
13
Chapter 12 ~ Dia Cemburu?
14
Chapter 13 ~ Hareudang
15
Chapter 14 ~ Pasal Asusila Di Tempat Umum
16
Chapter 15 ~ Persyaratan
17
Chapter 16 ~ Nggak Enak
18
Chapter 17 ~ Ban Kempes
19
Chapter 18 ~ Menyerah
20
Chapter 19 ~ Pasar Malam
21
Chapter 20 ~ Flashback
22
Chapter 21 ~ Restaurant Di Tengah Taman
23
Chapter 22 ~ Danau
24
Chapter 23 ~ Dikerjai Ana
25
Chapter 24 ~ Beli Novel (Lagi)
26
Chapter 25 ~ Dia Tahu Semuanya?
27
Chapter 26 ~ Insiden
28
Chapter 27 ~ Harus Berbuat Apa?
29
Chapter 28 ~ Sebuah Alasan
30
Chapter 29 ~ Mengutarakan
31
Chapter 30 ~ Hari Yang Ditunggu
32
Chapter 31 ~ Pengakuan Panjang
33
Chapter 32 ~ Jawaban Memuaskan
34
Chapter 33 ~ Ngambek
35
Chapter 34 ~ Kentut
36
Chapter 35 ~ Kancing Copot
37
Chapter 36 ~ Dia Milikku
38
Chapter 37 ~ Drama Di Sore Hari
39
Chapter 38 ~ Sedikit Berlebihan
40
Chapter 39 ~ Salah Paham
41
Chapter 40 ~ Permintaan Maaf
42
Chapter 41 ~ First Kiss
43
Chapter 42 ~ Tatapan Itu Lagi
44
Chapter 43 ~ Ketika 'Dia' Bercerita
45
Me
46
Chapter 44 ~ Lebih Baik Seperti Itu
47
Chapter 45 ~ Bermunculan
48
Chapter 46 ~ Nomor Tidak Dikenal
49
Chapter 47 ~ Jumpscare
50
Chapter 48 ~ Gara-gara Natalie
51
Chapter 49 ~ Baik-baik Saja
52
Chapter 50 ~ Kesal
53
Chapter 51 ~ Sedikit Lebih Tenang
54
Chapter 52 ~ Ada Keraguan?
55
Chapter 53 ~ Gadis Itu Sudah Gila!
56
Chapter 54 ~ Kesalahan Yang Terpendam (A)
57
Chapter 55 ~ Kesalahan Yang Terpendam (B)
58
Chapter 56 ~ Dasar Cowok
59
Chapter 57 ~ Tak Terduga
60
Chapter 58 ~ Cafè Istimewa
61
Chapter 59 ~ Sedikit Perubahan
62
Chapter 60 ~ Tertawa
63
Chapter 61 ~ Sabar
64
Chapter 62 ~ Rasa Sakit
65
Chapter 63 ~ Salah Satu Sumber Kebahagiaan
66
Chapter 64 ~ Apa, Mulai Goyah?
67
Chapter 65 ~ Dia Kalah?
68
Chapter 66 ~ Di Tengah Lapangan
69
Chapter 67 ~ Bukan Waktu Yang Tepat
70
Chapter 68 ~ Nggak Kuat
71
Chapter 69 ~ Kesal
72
Chapter 70 ~ Mulai Percaya Lagi
73
Chapter 71 ~ Sekarang Giliran Gue
74
Chapter 72 ~ Mungkin Lain Waktu
75
Chapter 73 ~ Kesempatan Menguntungkan
76
Chapter 74 ~ Pertemuan Yang Lengkap
77
Chapter 75 ~ Khusus Untukmu
78
Chapter 76 ~ Sakit
79
Chapter 77 ~ Belajar Menghargai
80
Chapter 78 ~ Bingung dan Takut
81
Chapter 79 ~ My Best Friend
82
Chapter 80 ~ Sebuah Titik
83
Chapter 81 ~ Akan Kuingat
84
Chapter 82 ~ Terbongkar
85
Chapter 83 ~ Perjanjian Dan Rahasia
86
Chapter 84 ~ Menerka-nerka
87
Chapter 85 ~ Malam Yang Panjang
88
Chapter 86 ~ Ngelabrak
89
Chapter 87 ~ Kepikiran
90
Chapter 88 ~ Something
91
Chapter 89 ~ Pasukan Part (A)
92
Chapter 90 ~ Pasukan Part (B)
93
Chapter 91 ~ Hati Yang Baik
94
Chapter 92 ~ Berusaha dan Belajar
95
Chapter 93 ~ Difitnah
96
Chapter 94 ~ Apa Salahnya Mencoba?
97
Chapter 95 ~ Everything Is Change
98
Chapter 96 ~ Alasan Alan
99
Chapter 97 ~ Masalah Selesai
100
Chapter 98 ~ Belajar Hal Baru
101
Chapter 99 ~ Welcome Back
102
Chapter 100 ~ Hari Semakin Berlalu
103
Chapter 101 ~ Untukku Atau Untuknya?
104
Chapter 102 ~ Prom Night
105
Chapter 103 ~ Berubah Dalam Sekejap
106
Chapter 104 ~ Melaksanakan Misi
107
Chapter 105 ~ Masih Berjalan
108
Chapter 106 ~ Tawaran Menggiurkan
109
Chapter 107 ~ Bukan Akhir
110
Chapter 108 ~ Kaya Mendadak
111
Chapter 109 ~ Everything
112
110 ~ Sudah Biasa-biasa Saja
113
Chapter 111 ~ Menyebalkan!
114
Chapter 112 ~ Menyenangkan!
115
Chapter 113 ~ Surat (Fin)
116
Epilog
117
Mohon Pengertiannya
118
Penjelasan dan Alasan
119
Pertanyaan
120
Thanks For Everything
121
Promosi 1
122
Promosi 2
123
Promosi 3

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!