episode 2

Keesokan harinya aku dan mas Hasan sudah terbangun untuk menjalankan kewajiban sebagai umat muslim mengerjakan shalat subuh.

setelah selesai solat aku membereskan kamar terlebih dahulu sebelum mengerjakan tugas yang lainnya,sengaja aku mengurus rumah hanya sendiri tidak menggunakan asisten rumah tangga,bukanya tidak manpu untuk menggaji tapi aku ingin saja merasakan sensasi nya menjadi istri sungguhan,melayani suami tanpa bantuan orang lain.

jujur saja aku sangat beruntung sekali mendapatkan suami yang sangat mencintaiku dengan tulus, jadi jika di suatu saat ada yang menghinaku,memakiku dan membullyku seperti kejadian kemarin ada mas hasan yang selalu ada untuk membelaku.

dulu saat kami menikah keluarga dari pihak suamiku tidak ada yang merestui kecuali ayah heri,alasanya hanya karena aku terlahir dari keluarga rendahan alias miskin,terus rupaku yang tidak cantik lah,wanita cupu lah,dan banyak sekali alasan.

padahal kalo aku mau merias wajahku aku pasti akan terlihat cantik kok malahan cantik banget wkwkwk,orang tua ku adalah orang terkaya nomor 1 di beberapa kota, Alhamdulillah allah memberi rezeki lebih pada keluarga kami,aku merubah penampilan ku hanya karena masalalu yang selalu membuatku sakit hati,sehingga penampilan ini yang membuatku nyaman untuk sementara waktu,keluargaku untuk sementara ini tinggal di luar negeri karena pekerjaan.

sebelum menikah aku di Indonesia hanya tinggal sendirian di rumah utama bersama pelayan-pelayan kepercayaan ku, dulu di saat mas Hasan dan ayah mertuaku mau melamar ku,aku mengajak mereka ke rumah bude dan padeku di rumah yang sangat sederhana,ku kenalkan bude dan padeku sebagai waliku tentu saja itu atas restu dari orang tua kandungku,aku hanya ingin menguji ketulusan mas Hasan apa mereka mencintaiku dengan tulus atau akan sama seperti mantan mantan kaparatku dulu mencintai karena harta,dannn ternyata mas hasan berbeda dari yang lain.

"sayang kalo sudah selesai ayo kita turun untuk sarapan"ajak mas hasan padaku,aku hanya menggaguk dan tersenyum.

Aku dan mas hasan turun menuju meja makan,tak lama mertuaku dan Yesi pun ikut turun mengahampiri kami,aku hanya diam dan menunduk saja,bukan aku takut dengan siksaan yang akan di berikan mertuaku tapi aku hanya akan takut hilang kendali kalo harus melawan mereka,buktinya kemarin aku menginjak kaki nya saja mereka sampai teriak histeris dan lihat hasilnya berjalan pun langsung pincang.

"dimana ini makanannya?"tanya mama menatapku dan mas hasan sinis.

"Belum ada,sebaiknya kamu sekarang masak Yes,buatkan kami sarapan"pinta mas Hasan pada adiknya, mendengar itu yesi langsung menganga.

"Ta tapi kenapa bukan si jalang aja yang masak"ucap Yesi menatapku,mas Hasan langsung menatap Yesi dengan tajam.

"Kalo bicara yang sopan yes,dia itu Kaka iparmu istri ku, namanya Anita jadi panggil dia mbak Nita bukan jalang"tegas mas Hasan,ku usap-usap tangan mas hasan berusaha untuk menenangkannya,kalo di tanya tersinggung atau tidak jelas saja iya aku sangat tersinggung.

"Mmmm ya maaf "ucap Yesi ketus dia langsung menghentakan kakinya menuju dapur,kulirik mertuaku yang sedang menatapku tajam, ntah apa yang ada di pikirannya itu aku tidak tahu dan tidak peduli.

setelah beberapa menit yesi datang membawa makanan yang baru ia pasak,masakannya cukup enak wajar saja keluarga suamiku semuanya bisa masak karena ayah mertuaku yang selalu mengajarkan anak anaknya belajar masak.

tuba tiba terdengar suara ponsel yang berdering ternyata itu milik suamiku,aku hanya memperhatikan mas hasan saat mengobrol ntah dengan siapa, setelah mematikan telepon nya mas hasan langsung menatapku.

"Sayang mas pergi ke kantor dulu ya,ada Masalah di sana bos rangga menyuruhku untuk segera datang sekarang juga"ucap mas hasan pamit,aku hanya mengangguk saja,tak lupa juga mas hasan mengecup keningku.

"Aku antar ke depan ya mas"tawarku

"Tidak usah lanjut kan saja makanya,kasian Dede bayi pasti dia lapar iyakan"ucap mas Hasan mengelus perutku yang sedikit membuncit,aku hanya tersenyum senang, alangkah bahagianya kalo anak ini sudah lahir maka kami akan menjadi keluarga kecil yang sempurna dan bahagia.

"Kalo ada apa apa telepon mas ya, assalamualaikum"pamit mas hasan,aku memandang kepergiannya di meja makan, di saat aku mau melanjutkan makan tiba tiba piring ku di tarik dan langsung di lempar oleh mertuaku ke sembarang arah.

Praaanng

"Berani beraninya kamu mengahasut anak saya,untuk membenciku dasar wanita jalang,wanita miskin,wanita jelek,kau pikir kamu siapa hahhhh"maki mertua ku,sambil memegang rahang ku dengan keras ,aku hanya meringis.

"Ampun mah,Nita gak pernah menghasut mas Hasan untuk membenci mamah atau siapapun"ucap ku masih menahan sakit,Yesi langsung berjalan kehadapan ku dan menjambak rambutku

*Gara gara kau aku di marahi oleh Kaka ku sendiri,bahkan ka Hasan tega menyuruhku memasak untuk mu,memangnya aku pembantu mu,hahhhh*teriak Yesi dan mendorong ke palaku hingga terkena benturan keras, aku hanya bisa meringis tak mau melawan bukan karena tak ada alasan,jangankan untuk melawan tenagaku saja seperti hilang mendadak. Mertuaku dan adik iparku tertawa puas saat kepalaku berlumuran darah, aku berusaha untuk bangkit dari kursi untuk pergi ke kamar,tapi yesi keburu menarikku.

"Mau kemana kamu jalang"ucap Yesi berteriak.

"Ke kamar,tolong lepaskan tanganku"pintaku masih berusaha untuk sabar.

"Enak aja emang kau nyonya,bereskan semua piring kotor dan bersihkan rumah ini sekarang juga,awas kalo kau berani melapor pada anakku Hasan"ucap mertua ku,aku hanya mengangguk dan memulai membereskan rumah,mertua dan Yesi hanya tersenyum mengejek melihatku layaknya seperti seorang pembantu.

"Kamu ini sangat pantas seperti ini jalang,jangan belaga kaya nyonya di rumah ini karena ini rumah anakku"ejek mertuaku,aku hanya acuh tak mau menjawab ucapan nya.

"cih padahal ini rumahku sendiri,kalo bukan karena aku mana mungkin mas Hasan bisa membiayai hidup manusia bedebah seperti kalian"batin ku jengkel.

"Bunda seandainya bunda tidak mengajarkan ku menjadi orang sabar, menghormati orang tua,mungkin Hari ini aku sudah merebus setan berbentuk manusia ini"batin ku,aku masih setia mengepel lantai.tiba tiba Yesi dan mertuaku mendorong ku hingga perutku menabrak meja dengan keras.

Bughhhh

"Awwww sakiiiitttt"teriakku tak terasa air mata ini mengalir begitu saja, sekali lagi Yesi menjambakku dengan keras dan langsung mendorong ku ke tembok hingga kepalaku terbentur keras,rasanya puyeng sakit di kepala dan perutku,saat aku melihat kebawah ada darah segar yang mengalir,sontak aku histeris dan tak sadarkan diri.

*****************

Wah bagaimana nasib Anita ya??

Sungguh mertua dan sodara ipar yang kejam ish ish ish??siapa yang akan menolong Anita ya??

Kenapa Anita tidak melawan??kenapa di pasrah aja??

Jadi Anita kan jauh dari kedua orang tua nya,nah dia tuh merindukan sosok seorang ibu,karena Anita di lahiran jadi anak kedua,dia merasa kurang mendapatkan kasih sayang dari bundanya,padahal orang tuanya tidak membeda-bedakan sama sekali,tapi kan pendapat orang beda beda mau bagaimana lagi,jadi rencananya Anita tuh ingin meluluhkan hati mertuanya,siapa tau kan mertuanya akan memberikan kasih sayang yang lebih padanya,kalo Anita melawan dia takut di Katai menantu tidak tahu diri lah atau apa lah,trus dulu bundanya pernah mengajarkan Anita untuk menghormati orang yang lebih tua dan arti kesabaran.

Eh bukannya mendapat kasih sayang malah sebaliknya.

Lanjut gak nih???kalo mau lanjut kasih komentar yang banyak ya hihi.

Atau mampir ke noveltoon yuk,kayaknya aku akan sering up di sana deh.

Terpopuler

Comments

Bunga Syakila

Bunga Syakila

semangat

2021-06-07

0

ririn

ririn

lanjut thor

2021-05-26

0

Bidadarinya Sajum Esbelfik

Bidadarinya Sajum Esbelfik

hadeeeeeh.. serreeem.

2021-05-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!