Pura Pura Gila
"Hasaannnn, kenapa kamu harus membawa wanita kampung ini kesini". teriak ibu mertua ku,setelah aku dan mas Hasan baru saja masuk kedalam rumah.
"Kenapaa sih mah? anita Ini istri Hasan, lagian haasan sangat mencintai nya, apa itu salah?" ucap mas Hasan sinis kapada ibunya.
"Cinta apa yang kamu bilang, lihat wanita kampungan ini kau sebut cinta, iyuuuu pakean apa ini kuno sekali, lihat wajah nya ih tidak ada cantik-cantiknya, perempuan miskin ini sama sekali tidak pantas menjadi istrimu nak". ucap ibu mertua seakan jijik menatap ku, aku hanya menundukkan kepalaku, ada desiran aneh dari hatiku antara sakit dan benci, mataku sudah berkaca kaca menahan rasa sakit yang ada di hati di saat mendengar penghinaan yang di lontar kan mertuaku.
"terserah mamah saja mau berkata apapun, yang jelas hasan sangat mencintai istri Hasan bahkan selamanya akan selalu mencintai nya, kalo pun mamah gak suka pada keputusan hasan silahkan saja tinggalkan rumah ini, karena ini rumah hasan dan anita". ucap mas hasan yang mukanya sudah merah padam menahan amarah, aku terkejut dengan apa yang suamiku ucapkan yang jelas ini pertama kalinya aku melihat mas hasan semarah ini kepadada orang lain apalagi pada mama kandungnya sendiri, bahkan adiknya pun yang sedari tadi terus mengejek ku pun langsung terdiam, apa lagi mamahnya!!.
"Kamu berani mengusir mamah hanya demi wanita yang menjijikan ini". ucap mertua ku yang ikut emosi, dia berjalan ke arahku dan menjambak rambutku dengan sangat kencang.
"Awwww awwww, ampun mah sakit hiks hiks,mas tolongin nita mas ini rasanya sakit sekali". rintihku menahan sakit air mataku mengalir begitu saja.
"Dasar kamu wanita jalang, gara gara kamu anakku sudah berani melawanku bahkan dia juga berani mengusirku ibu kandungnya sendiri, apa yang sudah kau lakukan padanya hah?apa kau sudah mengguna-gunai anakku, hingga ia berubah seperti ini!!". teriak mertuaku yang masih menarik rambutku bahkan jambakkannya semakin kencang saja,aku hanya bisa meringis menahan sakit,tak mungkin aku melawan orang yang lebih tua dariku, apa lagi ini mertuaku?sudah lah akan gagal total mendapat gelar menjadi menantu idaman, sedangkan mas hasan ia hanya mengepalkan tangannya, aku tahu saat ini dia sangat marah terlihat wajahnya yang berubah, tapi aku juga tahu dia sedangnmengontrol emosinya.
"Masssss tolong nita mas". ucap ku yang masih meringis menahan sakit. Sudah seperti kerasukan mertua dan adik iparku malah tertawa kegirangan. "bundaa". batinku memanggil bundaku yang selalu membelaku kapanpun dan dimana pun, tapi sayang bundaku bukan lah ibu peri yang bisa muncul secara tiba-tiba, mau berapa kali pun aku memanggilnya bunda tidak akan pernah ada kecuali aku sudah memintanya untuk pulang.
"CUKUP MAH CUKUP!!! LEPASIN TANGAN MAMAH,APA MAMAH TIDAK MELIHAT KALO ISTRIKU KE SAKITAN". bentak suamiku secara tiba-tiba, mas Hasan sudah berusaha melepaskan tangan mamahmya dari rambutku, aku semakin terisak saja menahan rasa sakit karena rambutku yang sudah di tarik sana tarik sini bahkan kepalaku sudah merasakan pusing sekaligus nyeri, mertuaku yang sudah seperti kesetanan itu tidak kunjung melepaskan rambutku, mas hasan sepertinya menyerah untuk melepaskan tangan mamahnya dari rambutku, ia malah berjalan kehadapan ku.
"anita dengerin ucapan ku, kamu injak kaki mamah, cepat". perintah mas Hasan padaku, aku sudah menganga tak percaya bagaimana bisa seorang anak menyuruh orang lain untuk menyakiti ibunya sendiri, apa dia sudah lupa siapa aku sebenarnya.
"Nita tunggu apa lagi cepat injak kaki mamah ku sekarang juga, apa kau menunggu kepalamu lepas baru kau akan bertindak". ucap kembali mas hasan dengan sedikit meninggikan suaranya, mau tak mau aku mengangguk walaupun merasa ragu, sudahlah lupakan dulu gelar mantu idaman, yang jelas selamatkan dulu kepalamu sebelum putus, sebenarnya aku sangat tidak mau melakukan ini semua selain hilangnya gelar mantu idaman aku pun takut akan melukainya, tapi apa daya kepalaku sekarang sangat kesakitan, mertuaku dan adik iparku ini semakin menjadi jadi saja, dengan keberanian yang baru aku kumpulkan langsung saja aku menginjak dengan kerasa kaki ibu mertua dan adik ipraku, tak sia-sia aku melakukan itu semua rambutku sudah bisa lepas dari genggaman tangan wanita bejat itu, tak ku perdulikan iibu dan anak yang sedang meringis kesakitan, bahkan mukanya sudah merah padam menahan amarah, langsung saja aku bersembunyi di tubuh kekarnya mas hasan.
"Berani sekali kamu menginjak kaki ku jalang dan kamu juga Hasan, anak macam apa kamu berani menyuruh si jalang untuk menginjak kaki ku,aku ini ibumu ibu yang sudah melahirkan mu dan membesarkan mu sampai segede ini, mana rasa hormat mu kepada ku, apa ini balasannya setelah aku melahirkan dan merawat mu, dasar kamu anak durhaka"teriak mertuaku yang sudah di penuhi emosi.
"TERUS AKU HARUS APA MAH, APA AKU HARUS DIAM SAJA KETIKA MELIHAT ISTRI KU DI SAKITI OLEH ORANG LAIN APALAGI OLEH MAMAHKU SENDIRI, MAU BAGAIMANA PUN ANITA INI MENANTU MAMAH SEHARUSNYA MAMAH BISA MENGAKUI DIA SEBAGAI ISTRI HASAN,SEMENJAK HASAN MENIKAH MAMAH TIDAK PERNAH SEKALIPUN MENGANGGAP ANITA SEBAGAI MENANTU MAMAH, SEHARUSNYA MAMAH MENYAYANGINYA BUKAN MALAH MENYIKSANYA, SEKARANG DIA LAGI HAMIL MAH, DI DALAM PERUT NYA ADA ANAK HASAN YANG SEDANG TUMBUH DIA CUCU MAMAH. "bentak mas Hasan". HASAN TAHU KALO MAMAH IBU KANDUNG HASAN IBU YANG SUDAH MELAHIRKAN HASAN BAHKAN MERAWAT HASAN SAMPAI SEPERTI INI,HASAN AKAN INGAT ITU SAMPAI KAPAN PUN,TAPI HASAN JUGA SEKARANG MEMPUNYA ISTRI YANG HARUS HASAN JAGA DAN LINDUNGI". teriak mas Hasan kembali.
" Sekarang kalo mamah mau tinggal di rumah ini,maka bersikap sopan lah kepada sang pemilik rumah, ini bukan rumah mamah yang bisa seenaknya menindas orang lain". ucap kembali mas Hasan, mertuaku langsung terdiam membisu dan tak berani menjawab ucapan mas hasan,apa dia sudah sadar? semoga saja, tapi melihat tatapan tajamnya yang mengarah kepada ku membuatku menepis pikiran positif ku tadi, sudah terlihat dari matanya kalo dia sangat marah padaku seperti ingin memakanku hidup-hidup, aku hanya menunduk dan memegang erat tangan kekar suamiku.
Mas Hasan langsung menoleh padaku dan mengusap sisa-sisa air mata yang tadi sempat menetes ". kamu tidak apa apa kan sayang?maafpin mamahnya mas ya". ucap mas Hasan pelan dia mengecup lembut keningku seakan tidak tahu malu kalo ibu dan adiknya melihat apa yang sudah dia lakukan, aku hanya mengangguk saja dan tersenyum. mas Hasan membawaku ke pergi ke atas untuk istirahat, kebetulan sekarang aku sedang hamil 4 bulan, jadi dokter menyarankan untuk ku supaya tidak stres karena kondisi kandunganku ini sangat lemah.
Sedangkan mertuaku hanya menatap sinis padaku begitu pun dengan adik iparku Yesi. terlihat Yesi yang sedang membisikan sesuatu pada mertuaku, ntah apa yang sedang di bicarakan hanya mereka lah yang tahu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Bunga Syakila
menyimak
2021-06-07
0
letchugo.en–
aku udah mampir~ jangan lupa cek audio aku dan chatstory nya ya~ mari saling mendukung dengan memberi like, rate dan komentar
2021-06-03
1
Nietta Harry
baru baca...dah lgsg darting...😁
2021-04-15
3