Chapter 5: Sadarlah

Daniel ke luar dari rumahnya, untuk berlari sore. Ditatapnya rumah tetangga barunya di hadapannya. Nampaknya sejak sepulang sekolah, ia belum melihat Betty keluar dari rumah. Gadis itu memang jarang keluar dari rumahnya, tapi biasanya dia selalu berlari di sore hari.

Daniel segera berlari, menelusuri rute yang biasanya ia lewati saat berlari sore. Ia sempat berhenti sejenak dan menatap sekelilingnya. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Betty.

"Mungkin saja sore ini ia sedang tidak mood untuk berlari," pikir Daniel. Ia lalu meneruskan larinya.

....

Betty membuat cookies sepulang sekolah, untuk diberikan kepada keluarga McKnight. Ia melakukannya sebagai ucapan terima kasih karena sudah di undang makan malam di rumah mereka kemarin.

Betty selalu membuat cookies dan beberapa kue lain, bersama ibunya setiap liburan natal. Sehingga ia sudah sangat mahir membuatnya. Rasanya sudah pasti terjamin enak. Betty memasukkan cookies-cookies buatannya ke dalam toples dan menutupnya.

Sekarang Betty sudah berdiri di depan rumah keluarga McKnight. Sambil mendekap setoples penuh cookies di tangannya. Ia hendak menekan bel rumah Daniel, tapi ia masih ragu. Apakah setoples cookies cukup untuk membalas kebaikan mereka, atas undangan makan malam kemarin?

Satu tangan Betty menggantung di udara, tepat di depan bel rumah keluarga McKnight. Tiba-tiba sebuah tangan muncul dari belakangnya. Memegang gagang pintu rumah Daniel, dan membukanya.

....

Daniel baru saja kembali dari lari sorenya, saat ia melihat Betty berdiri di depan rumahnya. Gadis itu tampak ragu untuk menekan bel rumahnya. Daniel tersenyum kecil, ia lalu segera berjalan menuju rumahnya.

Betty yang tampaknya sibuk dengan pikirannya sendiri, tidak sadar bahwa Daniel sudah berdiri di belakangnya. Dari jarak yang sedekat ini, Daniel dapat mencium aroma manis adonan kue yang di panggang, yang menyeruak dari tubuh Betty. Nampaknya gadis itu baru saja selesai memanggang kue. Daniel sempat terpaku sebentar karena baunya yang enak.

"Astaga, apa yang baru saja kau pikirkan, Daniel," batin Daniel setelah ia tersadar dari lamunannya.

Ia lalu menjulurkan tangannya ke gagang pintu rumahnya dari belakang tubuh Betty. Betty tersentak kaget. Ia refleks memutar tubuhnya dan melangkah mundur ke arah pintu yang sudah terbuka.

Betty menatap ke arah Daniel yang sekarang sudah berdiri di hadapannya. Tubuhnya di penuhi keringat. Sepertinya ia baru saja selesai melakukan lari sore. Daniel meletakkan satu tangannya di bagian atas pintu rumahnya yang sekarang sudah terbuka. Hal itu membuat kaos yang menempel di tubuhnya, sedikit tersingkap di bagian bawah. Menampakkan sedikit perutnya yang rata dan berotot.

"Aku tadi bertanya-tanya mengapa kau tidak berlari sore ini. Ternyata kau sibuk membuat kue tampaknya," perkataan Daniel membuat Betty tersadar dari keterpakuannya.

Ia mengalihkan pandangannya dari perut Daniel yang mengintip. "Astaga, Beth. Kau baru saja melototin perut cowok yang baru kau kenal beberapa hari! Apa yang ada di pikiranmu? Sadarlah, Beth!" batin betty dalam hati. Wajahnya sudah merona karena malu pada dirinya sendiri.

"Apa cookies-cookies itu untuk kami?" tanya Daniel, menyadarkan Betty dari konflik batin yang sedang terjadi pada dirinya.

"Ya, aku hendak memberikannya sebagai ucapan terima kasih karena sudah mengundangku untuk makan malam di rumahmu," kata Betty buru-buru sambil meyerahkan setoples cookies ke tangan Daniel.

"Bisakah kau memberiku jalan? Aku ingin pulang," kata Betty kepada Daniel yang masih berdiri di ambang pintu.

"Mengapa kau buru-buru sekali? Kau bisa makan malam di sini lagi. Kurasa ibumu—"

"Aku bisa mengurus diriku sendiri," Betty memotong ucapan Daniel.

"Baiklah, kalau begitu." Daniel menganggukkan kepala, lalu melangkah mundur, memberikan jalan untuk Betty lewat.

Belum sempat Betty melewati ambang pintu, terdengar suara wanita dari dalam rumah Daniel, "aku mendengar suara tamu," Mira muncul dari dalam rumah.

"Oh, Beth ternyata kamu. Masuklah. Aku sedang menyiapkan makan malam. Kau bisa bergabung untuk makan malam bersama kami," sapa Miranda McKnight, ramah.

"Maafkan aku Mira, sepertinya aku tidak—"

"Mom, Betty brought us a jar of cookies (Bu, Betty membawakan setoples cookies untuk kita)," Daniel memotong kalimat yang hendak dilontarkan Betty, sambil menyerahkan setoples cookies ke ibunya.

"Oh, girl. How kind you are. I really like cookies (Oh, betapa baiknya kamu. Aku benar-benar menyukai cookies)," kata Mira sambil menatap setoples cookies di tangannya.

"Ayo, masuklah. Jangan hanya berdiri di depan pintu," Mira menggiring Betty untuk mengikutinya ke dalam rumah.

"Kau bisa melihat-lihat rumahku atau mengobrol bersama Daniel, kalian satu sekolah bukan? Aku hendak menyiapkan makan malam dahulu," kata Mira ketika mereka berada di ruang tamu.

"Aku akan membantumu—"

"Tidak, aku tidak butuh bantuan. Lagipula aku sudah hampir selesai," Mira memotong ucapan Betty. Ia lalu meninggalkan Betty dan Daniel berdua , dan pergi menuju dapur.

"Aku harus membersihkan diriku dulu, apa kamu tidak masalah jika aku meninggalkanmu sendiri?" tanya Daniel ragu-ragu.

Betty menganggukkan kepalanya. "Aku baik-baik saja. Pergilah," kata Betty.

....

Betty menatap foto-foto yang terpajang rapi di ruang tamu. Terdapat foto Daniel kecil hingga sekarang, begitu juga dengan Darren. Mereka berdua memiliki garis wajah yang sama. Hanya saja mata Darren berwarna coklat dan Daniel berwarna biru. Mata Darren berwarna seperti tanah sedangkan mata Daniel berwarna seperti langit.

"Hai, Beth. Kau tampaknya bosan. Apa kau ingin ikut denganku? Aku hendak menoton spongebob." Darren tiba-tiba muncul dari balik pintu.

Betty menoleh ke arah sumber suara. Ia berpikir sejenak lalu mengangguk dan berkata, "aku akan ikut denganmu,"

....

Daniel yang sudah menyelesaikan mandinya segera pergi menuju ruang makan. Ibunya sedang sibuk menyiapkan meja makan untuk makan malam.

"Butuh bantuan, bu?" tanya Daniel kepada ibunya.

"Tidak, ini sudah hampir selesai. Panggilkan saja Darren dan Betty," kata Mira tanpa menatap ke arah anaknya, ia sibuk menata piring-piringnya.

"Dimana mereka? Aku tidak melihatnya," tanya Daniel sambil menatap ke sekitar.

"Mereka sedang berada di kamar Darren,"

Daniel lalu segera pergi menuju kamar Darren. Saat ia membuka pintu kamar Darren, nampak Betty dan Darren sedang asik tertawa melihat layar di hadapan mereka. Hingga mereka tak menyadari kehadiran Daniel.

Daniel baru kali ini melihat Betty tertawa lepas. Biasanya ia hanya tersenyum singkat. Senyumnya bahkan tak pernah sampai ke matanya.

Daniel mendekat dan melihat apa sebenarnya yang sedang mereka berdua saksikan. Ternyata mereka berdua tengah asik menonton tayangan spongebob.

"Apakah spongebob semenarik itu, hingga membuat kalian berdua tak menyadari kehadiranku?" tanya Daniel dari belakang Darren dan Betty.

Betty menghentikan tawanya dan menoleh ke arah Daniel.

"Ada apa?" tanyanya.

Daniel mengangkat bahu, "ibu menyuruhku memanggil kalian berdua untuk turun ke bawah, karena makan malam sudah siap."

"Benarkah? Aku sudah sangat lapar," kata Darren sambil berlari keluar kamarnya.

"Aku suka melihatmu tertawa," kata Daniel terus terang kepada Betty.

"Hah?" jantung Betty berdegub kencang. "Apa-apaan ini?" pikirnya.

Terpopuler

Comments

Elkuna

Elkuna

si betty emang jelmaannya cera 🤣. ketahuan sama2 nonton spongebob

2021-03-20

1

⁹⁹𝒮COKLAT🍫

⁹⁹𝒮COKLAT🍫

aku kasih like sayang untukmu😘

2021-02-18

1

TK

TK

😉😉👍

2021-02-17

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Baiklah, Mari Berteman
2 Chapter 2: Tetangga Baru
3 Chapter 3: Cowok Hot di Sekolah
4 Chapter 4: Cowok Hot di Sekolah [2]
5 Chapter 5: Sadarlah
6 Chapter 6: Alicia
7 Chapter 7: Skors
8 Chapter 8: Rencana Inez
9 Chapter 9: Perjalanan Malam
10 Chapter 10: Taruhan
11 Chapter 11: Pantai Myrtle
12 Chapter 12: Ramalan Kartu Tarot
13 Chapter 13: Cuma Pengenalan Karakter
14 Chapter 14: Snickerdoodle Cookies
15 Chapter 15: Berteman?
16 Chapter 16: Tipe Idealku
17 Chapter 17: Mimpi
18 Chapter 18: Hari ke Dua Skors
19 Chapter 19: Memasak Makan Malam
20 Chapter 20: Daniel dan Betty
21 Chapter 21: Perkelahian Malam
22 Chapter 22: Kembali Bersekolah
23 Chapter 23: Lucas William
24 Chapter 24: Kembalikan Ketenanganku!
25 Chapter 25: Jangan Mengangguku!
26 Chapter 26: Perihal Nomor Telepon
27 Chapter 27: Kecelakaan Mobil
28 Chapter 28: Kejadian di Rumah Sakit
29 Chapter 29: Gosip
30 Chapter 30: Perasaan
31 Chapter 31: Curhat
32 Chapter 32: Perihal Pesan dan Perasaan
33 Chapter 33: Mengakhiri Taruhan
34 Chapter 34: Hari Pertandingan
35 Chapter 35: Salah Paham
36 Chapter 36: Persiapan Pergi ke Pesta
37 Chapter 37: Shit Party
38 Chapter 38: Mabuk
39 Chapter 39: Mengurus Betty
40 Chapter 40: Aku Membencimu
41 Chapter 41: Half Naked Photo
42 Chapter 42: Heartbreak Girl
43 Chapter 43: Penembusan Dosa
44 Chapter 44: Gosip Tentang Inez
45 Chapter 45: Merasa Bersalah
46 Chapter 46: Maafkan Aku
47 Chapter 47: Pelan-pelan Saja
48 Chapter 48: Memberi Axel Pelajaran
49 Chapter 49: Saling Cemburu
50 Final Chapter: Tiga Kali Kencan
51 Info
52 Promosi Karya Baru!
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Chapter 1: Baiklah, Mari Berteman
2
Chapter 2: Tetangga Baru
3
Chapter 3: Cowok Hot di Sekolah
4
Chapter 4: Cowok Hot di Sekolah [2]
5
Chapter 5: Sadarlah
6
Chapter 6: Alicia
7
Chapter 7: Skors
8
Chapter 8: Rencana Inez
9
Chapter 9: Perjalanan Malam
10
Chapter 10: Taruhan
11
Chapter 11: Pantai Myrtle
12
Chapter 12: Ramalan Kartu Tarot
13
Chapter 13: Cuma Pengenalan Karakter
14
Chapter 14: Snickerdoodle Cookies
15
Chapter 15: Berteman?
16
Chapter 16: Tipe Idealku
17
Chapter 17: Mimpi
18
Chapter 18: Hari ke Dua Skors
19
Chapter 19: Memasak Makan Malam
20
Chapter 20: Daniel dan Betty
21
Chapter 21: Perkelahian Malam
22
Chapter 22: Kembali Bersekolah
23
Chapter 23: Lucas William
24
Chapter 24: Kembalikan Ketenanganku!
25
Chapter 25: Jangan Mengangguku!
26
Chapter 26: Perihal Nomor Telepon
27
Chapter 27: Kecelakaan Mobil
28
Chapter 28: Kejadian di Rumah Sakit
29
Chapter 29: Gosip
30
Chapter 30: Perasaan
31
Chapter 31: Curhat
32
Chapter 32: Perihal Pesan dan Perasaan
33
Chapter 33: Mengakhiri Taruhan
34
Chapter 34: Hari Pertandingan
35
Chapter 35: Salah Paham
36
Chapter 36: Persiapan Pergi ke Pesta
37
Chapter 37: Shit Party
38
Chapter 38: Mabuk
39
Chapter 39: Mengurus Betty
40
Chapter 40: Aku Membencimu
41
Chapter 41: Half Naked Photo
42
Chapter 42: Heartbreak Girl
43
Chapter 43: Penembusan Dosa
44
Chapter 44: Gosip Tentang Inez
45
Chapter 45: Merasa Bersalah
46
Chapter 46: Maafkan Aku
47
Chapter 47: Pelan-pelan Saja
48
Chapter 48: Memberi Axel Pelajaran
49
Chapter 49: Saling Cemburu
50
Final Chapter: Tiga Kali Kencan
51
Info
52
Promosi Karya Baru!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!