Daniel ke luar dari rumahnya, untuk berlari sore. Ditatapnya rumah tetangga barunya di hadapannya. Nampaknya sejak sepulang sekolah, ia belum melihat Betty keluar dari rumah. Gadis itu memang jarang keluar dari rumahnya, tapi biasanya dia selalu berlari di sore hari.
Daniel segera berlari, menelusuri rute yang biasanya ia lewati saat berlari sore. Ia sempat berhenti sejenak dan menatap sekelilingnya. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Betty.
"Mungkin saja sore ini ia sedang tidak mood untuk berlari," pikir Daniel. Ia lalu meneruskan larinya.
....
Betty membuat cookies sepulang sekolah, untuk diberikan kepada keluarga McKnight. Ia melakukannya sebagai ucapan terima kasih karena sudah di undang makan malam di rumah mereka kemarin.
Betty selalu membuat cookies dan beberapa kue lain, bersama ibunya setiap liburan natal. Sehingga ia sudah sangat mahir membuatnya. Rasanya sudah pasti terjamin enak. Betty memasukkan cookies-cookies buatannya ke dalam toples dan menutupnya.
Sekarang Betty sudah berdiri di depan rumah keluarga McKnight. Sambil mendekap setoples penuh cookies di tangannya. Ia hendak menekan bel rumah Daniel, tapi ia masih ragu. Apakah setoples cookies cukup untuk membalas kebaikan mereka, atas undangan makan malam kemarin?
Satu tangan Betty menggantung di udara, tepat di depan bel rumah keluarga McKnight. Tiba-tiba sebuah tangan muncul dari belakangnya. Memegang gagang pintu rumah Daniel, dan membukanya.
....
Daniel baru saja kembali dari lari sorenya, saat ia melihat Betty berdiri di depan rumahnya. Gadis itu tampak ragu untuk menekan bel rumahnya. Daniel tersenyum kecil, ia lalu segera berjalan menuju rumahnya.
Betty yang tampaknya sibuk dengan pikirannya sendiri, tidak sadar bahwa Daniel sudah berdiri di belakangnya. Dari jarak yang sedekat ini, Daniel dapat mencium aroma manis adonan kue yang di panggang, yang menyeruak dari tubuh Betty. Nampaknya gadis itu baru saja selesai memanggang kue. Daniel sempat terpaku sebentar karena baunya yang enak.
"Astaga, apa yang baru saja kau pikirkan, Daniel," batin Daniel setelah ia tersadar dari lamunannya.
Ia lalu menjulurkan tangannya ke gagang pintu rumahnya dari belakang tubuh Betty. Betty tersentak kaget. Ia refleks memutar tubuhnya dan melangkah mundur ke arah pintu yang sudah terbuka.
Betty menatap ke arah Daniel yang sekarang sudah berdiri di hadapannya. Tubuhnya di penuhi keringat. Sepertinya ia baru saja selesai melakukan lari sore. Daniel meletakkan satu tangannya di bagian atas pintu rumahnya yang sekarang sudah terbuka. Hal itu membuat kaos yang menempel di tubuhnya, sedikit tersingkap di bagian bawah. Menampakkan sedikit perutnya yang rata dan berotot.
"Aku tadi bertanya-tanya mengapa kau tidak berlari sore ini. Ternyata kau sibuk membuat kue tampaknya," perkataan Daniel membuat Betty tersadar dari keterpakuannya.
Ia mengalihkan pandangannya dari perut Daniel yang mengintip. "Astaga, Beth. Kau baru saja melototin perut cowok yang baru kau kenal beberapa hari! Apa yang ada di pikiranmu? Sadarlah, Beth!" batin betty dalam hati. Wajahnya sudah merona karena malu pada dirinya sendiri.
"Apa cookies-cookies itu untuk kami?" tanya Daniel, menyadarkan Betty dari konflik batin yang sedang terjadi pada dirinya.
"Ya, aku hendak memberikannya sebagai ucapan terima kasih karena sudah mengundangku untuk makan malam di rumahmu," kata Betty buru-buru sambil meyerahkan setoples cookies ke tangan Daniel.
"Bisakah kau memberiku jalan? Aku ingin pulang," kata Betty kepada Daniel yang masih berdiri di ambang pintu.
"Mengapa kau buru-buru sekali? Kau bisa makan malam di sini lagi. Kurasa ibumu—"
"Aku bisa mengurus diriku sendiri," Betty memotong ucapan Daniel.
"Baiklah, kalau begitu." Daniel menganggukkan kepala, lalu melangkah mundur, memberikan jalan untuk Betty lewat.
Belum sempat Betty melewati ambang pintu, terdengar suara wanita dari dalam rumah Daniel, "aku mendengar suara tamu," Mira muncul dari dalam rumah.
"Oh, Beth ternyata kamu. Masuklah. Aku sedang menyiapkan makan malam. Kau bisa bergabung untuk makan malam bersama kami," sapa Miranda McKnight, ramah.
"Maafkan aku Mira, sepertinya aku tidak—"
"Mom, Betty brought us a jar of cookies (Bu, Betty membawakan setoples cookies untuk kita)," Daniel memotong kalimat yang hendak dilontarkan Betty, sambil menyerahkan setoples cookies ke ibunya.
"Oh, girl. How kind you are. I really like cookies (Oh, betapa baiknya kamu. Aku benar-benar menyukai cookies)," kata Mira sambil menatap setoples cookies di tangannya.
"Ayo, masuklah. Jangan hanya berdiri di depan pintu," Mira menggiring Betty untuk mengikutinya ke dalam rumah.
"Kau bisa melihat-lihat rumahku atau mengobrol bersama Daniel, kalian satu sekolah bukan? Aku hendak menyiapkan makan malam dahulu," kata Mira ketika mereka berada di ruang tamu.
"Aku akan membantumu—"
"Tidak, aku tidak butuh bantuan. Lagipula aku sudah hampir selesai," Mira memotong ucapan Betty. Ia lalu meninggalkan Betty dan Daniel berdua , dan pergi menuju dapur.
"Aku harus membersihkan diriku dulu, apa kamu tidak masalah jika aku meninggalkanmu sendiri?" tanya Daniel ragu-ragu.
Betty menganggukkan kepalanya. "Aku baik-baik saja. Pergilah," kata Betty.
....
Betty menatap foto-foto yang terpajang rapi di ruang tamu. Terdapat foto Daniel kecil hingga sekarang, begitu juga dengan Darren. Mereka berdua memiliki garis wajah yang sama. Hanya saja mata Darren berwarna coklat dan Daniel berwarna biru. Mata Darren berwarna seperti tanah sedangkan mata Daniel berwarna seperti langit.
"Hai, Beth. Kau tampaknya bosan. Apa kau ingin ikut denganku? Aku hendak menoton spongebob." Darren tiba-tiba muncul dari balik pintu.
Betty menoleh ke arah sumber suara. Ia berpikir sejenak lalu mengangguk dan berkata, "aku akan ikut denganmu,"
....
Daniel yang sudah menyelesaikan mandinya segera pergi menuju ruang makan. Ibunya sedang sibuk menyiapkan meja makan untuk makan malam.
"Butuh bantuan, bu?" tanya Daniel kepada ibunya.
"Tidak, ini sudah hampir selesai. Panggilkan saja Darren dan Betty," kata Mira tanpa menatap ke arah anaknya, ia sibuk menata piring-piringnya.
"Dimana mereka? Aku tidak melihatnya," tanya Daniel sambil menatap ke sekitar.
"Mereka sedang berada di kamar Darren,"
Daniel lalu segera pergi menuju kamar Darren. Saat ia membuka pintu kamar Darren, nampak Betty dan Darren sedang asik tertawa melihat layar di hadapan mereka. Hingga mereka tak menyadari kehadiran Daniel.
Daniel baru kali ini melihat Betty tertawa lepas. Biasanya ia hanya tersenyum singkat. Senyumnya bahkan tak pernah sampai ke matanya.
Daniel mendekat dan melihat apa sebenarnya yang sedang mereka berdua saksikan. Ternyata mereka berdua tengah asik menonton tayangan spongebob.
"Apakah spongebob semenarik itu, hingga membuat kalian berdua tak menyadari kehadiranku?" tanya Daniel dari belakang Darren dan Betty.
Betty menghentikan tawanya dan menoleh ke arah Daniel.
"Ada apa?" tanyanya.
Daniel mengangkat bahu, "ibu menyuruhku memanggil kalian berdua untuk turun ke bawah, karena makan malam sudah siap."
"Benarkah? Aku sudah sangat lapar," kata Darren sambil berlari keluar kamarnya.
"Aku suka melihatmu tertawa," kata Daniel terus terang kepada Betty.
"Hah?" jantung Betty berdegub kencang. "Apa-apaan ini?" pikirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Elkuna
si betty emang jelmaannya cera 🤣. ketahuan sama2 nonton spongebob
2021-03-20
1
⁹⁹𝒮COKLAT🍫
aku kasih like sayang untukmu😘
2021-02-18
1
TK
😉😉👍
2021-02-17
1