Setelah mobil Inez hilang dari pandangan, Betty segera memasuki rumahnya yang berantakkan. Sejak kepindahan mereka beberapa hari lalu, Betty dan ibunya belum sempat merapikan barang-barang mereka. Kardus-kardus masih bertumpuk di ruang tamu. Masih terlakban dan belum di buka.
Betty menatap ruangan di hadapannya. Ibunya belum pulang sejak semalam.
"Mungkin ia akan pulang nanti malam," pikir Betty.
Betty masuk ke kamarnya lalu melemparkan tasnya ke atas kasur, dan berbaring di sampingnya. Ia menatap langit-langit kamarnya sejenak, lalu memejamkan matanya.
Betty membuka matanya lagi, lalu bangkit dari kasurnya.
"Aku harus membersihkan rumahku," pikirnya.
Betty mengambil satu kardus pertama, saat bel rumahnya berbunyi. Ia berjalan ke arah pintu dengan malas dan membukannya perlahan.
"Hai, aku tetangga depan rumahmu," kata cowok di depan Betty dengan canggung. Aksen inggrisnya membuatnya tidak terdengar seperti orang amerika.
Betty menganggukkan kepala dengan sopan. "Ada yang bisa kubantu?"
"Ibuku ingin tau, apakah kau dan ibumu bisa makan malam di rumahku malam ini. Semacam sambutan tetangga baru. Kami belum sempat menyambut kalian semenjak kalian pindah."
"Maaf ibuku mungkin akan pulang larut malam hari ini. Jadi, mungkin kami tidak bisa menerima undangan kalian malam ini," kata Betty menolak dengan sopan.
"Dengar. Aku tak ingin memaksa, tapi jika kau sendirian malam ini, lebih baik kau makan malam di rumahku."
"Akan kupertimbangkan," kata Betty singkat.
"Baiklah, tapi aku berharap kau datang malam ini, agar kita bisa saling mengenal. You know, like a real neighbor (Seperti tetangga sungguhan)." Cowok itu membalikkan badannya dan hendak pergi, tapi kembali lagi saat Betty hendak menutup pintu rumahnya.
"Wait! I'm Daniel McKnight (Tunggu! Aku Daniel McKnight)." Ia mengulurkan tangannya ke arah Betty.
"Betty Thompson," ujar Betty singkat.
....
Setelah satu jam lebih berkutat dengan kardus-kardus di rumahnya, Betty akhirnya bangkit dan mengganti pakaiannya dengan celana olahraga dan tanktop. Ia berpikir untuk melakukan lari sore ini.
Ia memasang earphone di telinganya dan mulai berlari sepanjang komplek rumahnya. Betty sudah berlari cukup jauh saat seseorang melepas earphone di telinganya. Ia memperlambat larinya dan menoleh ke arah cowok di sampingnya.
"Hai, Beth," sapa Daniel sambil tersenyum lebar, menampakkan giginya yang putih.
"Kau mengikutiku?" tanya Betty curiga.
"Woah, Calm down. I'm not stalker (Tenang saja, aku bukan penguntit)." Daniel menghentikan larinya dan menatap Betty. "Hanya sekedar informasi, agar kau tak salah paham, aku memang sering berlari sore," imbuhnya.
Betty mengangguk singkat lalu kembali melanjutkan larinya.
"Bagaimana dengan makan malam di rumahku, apa kau akan hadir?" Daniel menyamakan kecepatan larinya dengan Betty.
"Masih kupertimbangkan," kata Betty tanpa menoleh.
Betty menghentikan larinya dan membuka botol yang dibawanya. Ia butuh minum. Saat mulut botol menyentuh bibirnya, ia tak merasakan air mengalir sedikitpun.
"Shit," batinnya. Airnya habis.
"Kau bisa meminum airku." Daniel menyodorkan botolnya ke arah Betty.
Betty hanya menatap botol di tangan Daniel. "Ayolah, aku tak memasukkan racun di dalamnya."
Betty menatap sejenak botol di tangan Daniel. "Aku tak punya pilihan lain, karena aku sangat haus," batinnya. Betty lalu mengambil botol di tangan Daniel.
"Tapi, aku meludah di sana," kata Daniel sambil menatap botol yang sudah menempel di bibir Betty.
Betty sontak memuncratkan air di mulutnya ke arah Daniel.
"Aku hanya bercanda," kata Daniel sambil menatap bajunya yang basah.
"Maaf, salahmu sendiri," kata Betty tak merasa menyesal. Ia lalu meminum lagi air dari botol Daniel.
"Thank you (Terima kasih)," kata Betty sambil mengembalikan botol air minum milik Daniel.
....
Betty menatap langit-langit kamarnya. Ibunya belum pulang, ia memutuskan untuk tidak makan malam, malam ini.
Bel rumah Betty berbunyi. Saat Betty membuka pintu, Daniel sudah berdiri di depan pintu.
"Ada yang bisa kubantu?" Betty berusaha tetap ramah.
"Kurasa ibumu belum pulang. Jadi, aku hanya ingin memastikan apakah kau sudah makan malam atau belum?"
"Tenang saja, aku sudah makan malam," perut Betty berbunyi cukup nyaring. Betty mengigit bibirnya dan memejamkan matanyanya sejenak.
"I don't think so (Aku tidak berpikir demikian)," Daniel mengangakat alisnya dan menatap Betty yang sekarang sedang memegang perutnya yang tidak bisa di ajak kompromi tersebut.
"Okay, I'll go with you (Baiklah, aku akan pergi denganmu)," kata Betty menyerah.
....
"Hi Ms. Thompson, I'm Miranda McKnight (Halo nona Thompson, aku Miranda McKnight). Aku meminta Daniel menjemputmu untuk makan malam, karena kupikir kamu akan melewatkan makan malam karena ibumu belum pulang," sambut nyonya McKnight ramah saat Betty mengikuti Daniel untuk masuk ke rumahnya.
"Just call me Betty, Mrs. McKnight (Panggil saja aku Betty, nyonya McKnight)," kata Betty kepada nyonya McKnight sambil tersenyum sopan.
"Okay, Beth. Just call me Mira (Oke Beth. Panggil saja aku Mira). Masuklah aku sudah memasak makan malam banyak untukmu," kata ibu Daniel ramah sambil mengajak Betty masuk ke ruang makan.
"He is my husband, Abraham. You can call him Abe (Itu suamiku Abraham. Kamu bisa memanggilnya Abe)," Mira menunjuk laki-laki paruh baya yang sedang duduk di depan meja makan yang di penuhi oleh berbagai macam hidangan.
"Hai Beth, duduklah dan nikmati hidangan yang luar biasa lezat ini," kata Abe sambil tersenyum ramah dan mempersilahkan Betty duduk.
"Mom, I'm really hungry! (Bu, aku benar-benar lapar!)." Seorang anak laki-laki yang berusia sekitar delapan tahun, muncul memasuki ruang makan.
"This is Daniel brother, Darren (Ini adik laki-laki Daniel, Darren)," kata Mira kepada Betty. Darren menghentikan langkahnya menatap ke arah Betty.
"Darren, this is our new neighbor, Betty (Darren, kenalkan, ini tetangga baru kita, Betty)," kata Abe kepada Darren.
"Hai, Beth. Apa kau orang yang baru pindah kemarin? Ibuku terus membicarakanmu, karena rumahmu selalu terlihat kosong," kata Darren kepada Betty.
Betty tersenyum kecil. "Ibuku memang jarang pulang ke rumah, dan aku jarang keluar rumah," jelas Betty.
"Kemana ibumu pergi? Kenapa dia jarang pulang?" tanya Darren polos.
"Ah, ibuku bekerja sebagai dokter. Ia selalu sibuk setiap saat," kata Betty menanggapi pertanyaan Darren.
"Darren, hentikan wawancaranya, dan ayo kita mulai makan malamnya. Kau bilang, kau tadi sudah sangat lapar," tegur Mira kepada Darren. "Maafkan Darren, Beth. Ia selalu ingin banyak tau," imbuh Mira .
"Tidak apa-apa. Aku tidak terganggu sama sekali," kata Betty sopan.
"Cukup bincang-bincangnya. Ayo kita makan saja, aku sudah sangat lapar," kata Abe.
"Ngomong-ngomong ke mana Daniel?" Mira bertanya sambil mengedarkan pandangannya ke sekitar.
"Aku di sini, Bu." Daniel muncul memasuki ruang makan dan duduk di samping Betty.
Tercium aroma sabun dari tubuhnya. "Sepertinya ia baru saja selesai mandi," pikir Betty.
"Ayo, kita mulai makan malamnya," kata Darren bersemangat.
....
"Terima kasih untuk makan malamnya. Aku sangat menikmati hidangan yang di masak ibumu," kata Betty sambil tersenyum sopan kepada Daniel yang mengantarkannya sampai ke depan pintu.
"Tak usah sungkan, kau bisa makan malam setiap hari di sini," kata Daniel sambil tersenyum lebar.
"Dia suka sekali tersenyum," pikir Betty.
"Baiklah, selamat tinggal." Betty tersenyum singkat, lalu berbalik pergi menuju rumahnya.
"Sampai jumpa," balas Daniel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
zien
hadir💐💐
2021-05-18
0
Reo Hiatus
Kami datang membawa LIKE dan mengucap LANJUT .terimakasih🐘🐘🐘🐇🐇🐇🐿🐿🐿🦃🦃🦃🐔🐔🐔🐓🐓🐓🐣🐣🐣🐤🐤🐤🐥🐥🐥🐦🐦🐦🐧🐧🐧🕊🕊🕊🐢🐢🐢🐳🐳🐳🐋🐋🐋🐬🐬🐬🐟🐟🐟🐠🐠🐠🐡🐡🐡🐙🐙🐙🐚🐚🐚🦀🦀🦀🐌🐌🐌🐛🐛🐛🐜🐜🐜🐝🐝🐝🐞🐞🐞🦐🦐🦐🦑🦑🦑 💐💐💐🌸🌸🌸💮💮💮🏵🏵🏵🌹🌹🌹🌺🌺🌺🌻🌻🌻🌼🌼🌼🌷🌷🌷⚘⚘⚘💖
2021-03-31
2
💎"Bs"Najwa"FNT🐱
nyicil like
2021-03-28
1