Chapter 2: Tetangga Baru

Setelah mobil Inez hilang dari pandangan, Betty segera memasuki rumahnya yang berantakkan. Sejak kepindahan mereka beberapa hari lalu, Betty dan ibunya belum sempat merapikan barang-barang mereka. Kardus-kardus masih bertumpuk di ruang tamu. Masih terlakban dan belum di buka.

Betty menatap ruangan di hadapannya. Ibunya belum pulang sejak semalam.

"Mungkin ia akan pulang nanti malam," pikir Betty.

Betty masuk ke kamarnya lalu melemparkan tasnya ke atas kasur, dan berbaring di sampingnya. Ia menatap langit-langit kamarnya sejenak, lalu memejamkan matanya.

Betty membuka matanya lagi, lalu bangkit dari kasurnya.

"Aku harus membersihkan rumahku," pikirnya.

Betty mengambil satu kardus pertama, saat bel rumahnya berbunyi. Ia berjalan ke arah pintu dengan malas dan membukannya perlahan.

"Hai, aku tetangga depan rumahmu," kata cowok di depan Betty dengan canggung. Aksen inggrisnya membuatnya tidak terdengar seperti orang amerika.

Betty menganggukkan kepala dengan sopan. "Ada yang bisa kubantu?"

"Ibuku ingin tau, apakah kau dan ibumu bisa makan malam di rumahku malam ini. Semacam sambutan tetangga baru. Kami belum sempat menyambut kalian semenjak kalian pindah."

"Maaf ibuku mungkin akan pulang larut malam hari ini. Jadi, mungkin kami tidak bisa menerima undangan kalian malam ini," kata Betty menolak dengan sopan.

"Dengar. Aku tak ingin memaksa, tapi jika kau sendirian malam ini, lebih baik kau makan malam di rumahku."

"Akan kupertimbangkan," kata Betty singkat.

"Baiklah, tapi aku berharap kau datang malam ini, agar kita bisa saling mengenal. You know, like a real neighbor (Seperti tetangga sungguhan)." Cowok itu membalikkan badannya dan hendak pergi, tapi kembali lagi saat Betty hendak menutup pintu rumahnya.

"Wait! I'm Daniel McKnight (Tunggu! Aku Daniel McKnight)." Ia mengulurkan tangannya ke arah Betty.

"Betty Thompson," ujar Betty singkat.

....

Setelah satu jam lebih berkutat dengan kardus-kardus di rumahnya, Betty akhirnya bangkit dan mengganti pakaiannya dengan celana olahraga dan tanktop. Ia berpikir untuk melakukan lari sore ini.

Ia memasang earphone di telinganya dan mulai berlari sepanjang komplek rumahnya. Betty sudah berlari cukup jauh saat seseorang melepas earphone di telinganya. Ia memperlambat larinya dan menoleh ke arah cowok di sampingnya.

"Hai, Beth," sapa Daniel sambil tersenyum lebar, menampakkan giginya yang putih.

"Kau mengikutiku?" tanya Betty curiga.

"Woah, Calm down. I'm not stalker (Tenang saja, aku bukan penguntit)." Daniel menghentikan larinya dan menatap Betty. "Hanya sekedar informasi, agar kau tak salah paham, aku memang sering berlari sore," imbuhnya.

Betty mengangguk singkat lalu kembali melanjutkan larinya.

"Bagaimana dengan makan malam di rumahku, apa kau akan hadir?" Daniel menyamakan kecepatan larinya dengan Betty.

"Masih kupertimbangkan," kata Betty tanpa menoleh.

Betty menghentikan larinya dan membuka botol yang dibawanya. Ia butuh minum. Saat mulut botol menyentuh bibirnya, ia tak merasakan air mengalir sedikitpun.

"Shit," batinnya. Airnya habis.

"Kau bisa meminum airku." Daniel menyodorkan botolnya ke arah Betty.

Betty hanya menatap botol di tangan Daniel. "Ayolah, aku tak memasukkan racun di dalamnya."

Betty menatap sejenak botol di tangan Daniel. "Aku tak punya pilihan lain, karena aku sangat haus," batinnya. Betty lalu mengambil botol di tangan Daniel.

"Tapi, aku meludah di sana," kata Daniel sambil menatap botol yang sudah menempel di bibir Betty.

Betty sontak memuncratkan air di mulutnya ke arah Daniel.

"Aku hanya bercanda," kata Daniel sambil menatap bajunya yang basah.

"Maaf, salahmu sendiri," kata Betty tak merasa menyesal. Ia lalu meminum lagi air dari botol Daniel.

"Thank you (Terima kasih)," kata Betty sambil mengembalikan botol air minum milik Daniel.

....

Betty menatap langit-langit kamarnya. Ibunya belum pulang, ia memutuskan untuk tidak makan malam, malam ini.

Bel rumah Betty berbunyi. Saat Betty membuka pintu, Daniel sudah berdiri di depan pintu.

"Ada yang bisa kubantu?" Betty berusaha tetap ramah.

"Kurasa ibumu belum pulang. Jadi, aku hanya ingin memastikan apakah kau sudah makan malam atau belum?"

"Tenang saja, aku sudah makan malam," perut Betty berbunyi cukup nyaring. Betty mengigit bibirnya dan memejamkan matanyanya sejenak.

"I don't think so (Aku tidak berpikir demikian)," Daniel mengangakat alisnya dan menatap Betty yang sekarang sedang memegang perutnya yang tidak bisa di ajak kompromi tersebut.

"Okay, I'll go with you (Baiklah, aku akan pergi denganmu)," kata Betty menyerah.

....

"Hi Ms. Thompson, I'm Miranda McKnight (Halo nona Thompson, aku Miranda McKnight). Aku meminta Daniel menjemputmu untuk makan malam, karena kupikir kamu akan melewatkan makan malam karena ibumu belum pulang," sambut nyonya McKnight ramah saat Betty mengikuti Daniel untuk masuk ke rumahnya.

"Just call me Betty, Mrs. McKnight (Panggil saja aku Betty, nyonya McKnight)," kata Betty kepada nyonya McKnight sambil tersenyum sopan.

"Okay, Beth. Just call me Mira (Oke Beth. Panggil saja aku Mira). Masuklah aku sudah memasak makan malam banyak untukmu," kata ibu Daniel ramah sambil mengajak Betty masuk ke ruang makan.

"He is my husband, Abraham. You can call him Abe (Itu suamiku Abraham. Kamu bisa memanggilnya Abe)," Mira menunjuk laki-laki paruh baya yang sedang duduk di depan meja makan yang di penuhi oleh berbagai macam hidangan.

"Hai Beth, duduklah dan nikmati hidangan yang luar biasa lezat ini," kata Abe sambil tersenyum ramah dan mempersilahkan Betty duduk.

"Mom, I'm really hungry! (Bu, aku benar-benar lapar!)." Seorang anak laki-laki yang berusia sekitar delapan tahun, muncul memasuki ruang makan.

"This is Daniel brother, Darren (Ini adik laki-laki Daniel, Darren)," kata Mira kepada Betty. Darren menghentikan langkahnya menatap ke arah Betty.

"Darren, this is our new neighbor, Betty (Darren, kenalkan, ini tetangga baru kita, Betty)," kata Abe kepada Darren.

"Hai, Beth. Apa kau orang yang baru pindah kemarin? Ibuku terus membicarakanmu, karena rumahmu selalu terlihat kosong," kata Darren kepada Betty.

Betty tersenyum kecil. "Ibuku memang jarang pulang ke rumah, dan aku jarang keluar rumah," jelas Betty.

"Kemana ibumu pergi? Kenapa dia jarang pulang?" tanya Darren polos.

"Ah, ibuku bekerja sebagai dokter. Ia selalu sibuk setiap saat," kata Betty menanggapi pertanyaan Darren.

"Darren, hentikan wawancaranya, dan ayo kita mulai makan malamnya. Kau bilang, kau tadi sudah sangat lapar," tegur Mira kepada Darren. "Maafkan Darren, Beth. Ia selalu ingin banyak tau," imbuh Mira .

"Tidak apa-apa. Aku tidak terganggu sama sekali," kata Betty sopan.

"Cukup bincang-bincangnya. Ayo kita makan saja, aku sudah sangat lapar," kata Abe.

"Ngomong-ngomong ke mana Daniel?" Mira bertanya sambil mengedarkan pandangannya ke sekitar.

"Aku di sini, Bu." Daniel muncul memasuki ruang makan dan duduk di samping Betty.

Tercium aroma sabun dari tubuhnya. "Sepertinya ia baru saja selesai mandi," pikir Betty.

"Ayo, kita mulai makan malamnya," kata Darren bersemangat.

....

"Terima kasih untuk makan malamnya. Aku sangat menikmati hidangan yang di masak ibumu," kata Betty sambil tersenyum sopan kepada Daniel yang mengantarkannya sampai ke depan pintu.

"Tak usah sungkan, kau bisa makan malam setiap hari di sini," kata Daniel sambil tersenyum lebar.

"Dia suka sekali tersenyum," pikir Betty.

"Baiklah, selamat tinggal." Betty tersenyum singkat, lalu berbalik pergi menuju rumahnya.

"Sampai jumpa," balas Daniel.

Terpopuler

Comments

zien

zien

hadir💐💐

2021-05-18

0

Reo Hiatus

Reo Hiatus

Kami datang membawa LIKE dan mengucap LANJUT .terimakasih🐘🐘🐘🐇🐇🐇🐿🐿🐿🦃🦃🦃🐔🐔🐔🐓🐓🐓🐣🐣🐣🐤🐤🐤🐥🐥🐥🐦🐦🐦🐧🐧🐧🕊🕊🕊🐢🐢🐢🐳🐳🐳🐋🐋🐋🐬🐬🐬🐟🐟🐟🐠🐠🐠🐡🐡🐡🐙🐙🐙🐚🐚🐚🦀🦀🦀🐌🐌🐌🐛🐛🐛🐜🐜🐜🐝🐝🐝🐞🐞🐞🦐🦐🦐🦑🦑🦑 💐💐💐🌸🌸🌸💮💮💮🏵🏵🏵🌹🌹🌹🌺🌺🌺🌻🌻🌻🌼🌼🌼🌷🌷🌷⚘⚘⚘💖

2021-03-31

2

💎"Bs"Najwa"FNT🐱

💎"Bs"Najwa"FNT🐱

nyicil like

2021-03-28

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Baiklah, Mari Berteman
2 Chapter 2: Tetangga Baru
3 Chapter 3: Cowok Hot di Sekolah
4 Chapter 4: Cowok Hot di Sekolah [2]
5 Chapter 5: Sadarlah
6 Chapter 6: Alicia
7 Chapter 7: Skors
8 Chapter 8: Rencana Inez
9 Chapter 9: Perjalanan Malam
10 Chapter 10: Taruhan
11 Chapter 11: Pantai Myrtle
12 Chapter 12: Ramalan Kartu Tarot
13 Chapter 13: Cuma Pengenalan Karakter
14 Chapter 14: Snickerdoodle Cookies
15 Chapter 15: Berteman?
16 Chapter 16: Tipe Idealku
17 Chapter 17: Mimpi
18 Chapter 18: Hari ke Dua Skors
19 Chapter 19: Memasak Makan Malam
20 Chapter 20: Daniel dan Betty
21 Chapter 21: Perkelahian Malam
22 Chapter 22: Kembali Bersekolah
23 Chapter 23: Lucas William
24 Chapter 24: Kembalikan Ketenanganku!
25 Chapter 25: Jangan Mengangguku!
26 Chapter 26: Perihal Nomor Telepon
27 Chapter 27: Kecelakaan Mobil
28 Chapter 28: Kejadian di Rumah Sakit
29 Chapter 29: Gosip
30 Chapter 30: Perasaan
31 Chapter 31: Curhat
32 Chapter 32: Perihal Pesan dan Perasaan
33 Chapter 33: Mengakhiri Taruhan
34 Chapter 34: Hari Pertandingan
35 Chapter 35: Salah Paham
36 Chapter 36: Persiapan Pergi ke Pesta
37 Chapter 37: Shit Party
38 Chapter 38: Mabuk
39 Chapter 39: Mengurus Betty
40 Chapter 40: Aku Membencimu
41 Chapter 41: Half Naked Photo
42 Chapter 42: Heartbreak Girl
43 Chapter 43: Penembusan Dosa
44 Chapter 44: Gosip Tentang Inez
45 Chapter 45: Merasa Bersalah
46 Chapter 46: Maafkan Aku
47 Chapter 47: Pelan-pelan Saja
48 Chapter 48: Memberi Axel Pelajaran
49 Chapter 49: Saling Cemburu
50 Final Chapter: Tiga Kali Kencan
51 Info
52 Promosi Karya Baru!
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Chapter 1: Baiklah, Mari Berteman
2
Chapter 2: Tetangga Baru
3
Chapter 3: Cowok Hot di Sekolah
4
Chapter 4: Cowok Hot di Sekolah [2]
5
Chapter 5: Sadarlah
6
Chapter 6: Alicia
7
Chapter 7: Skors
8
Chapter 8: Rencana Inez
9
Chapter 9: Perjalanan Malam
10
Chapter 10: Taruhan
11
Chapter 11: Pantai Myrtle
12
Chapter 12: Ramalan Kartu Tarot
13
Chapter 13: Cuma Pengenalan Karakter
14
Chapter 14: Snickerdoodle Cookies
15
Chapter 15: Berteman?
16
Chapter 16: Tipe Idealku
17
Chapter 17: Mimpi
18
Chapter 18: Hari ke Dua Skors
19
Chapter 19: Memasak Makan Malam
20
Chapter 20: Daniel dan Betty
21
Chapter 21: Perkelahian Malam
22
Chapter 22: Kembali Bersekolah
23
Chapter 23: Lucas William
24
Chapter 24: Kembalikan Ketenanganku!
25
Chapter 25: Jangan Mengangguku!
26
Chapter 26: Perihal Nomor Telepon
27
Chapter 27: Kecelakaan Mobil
28
Chapter 28: Kejadian di Rumah Sakit
29
Chapter 29: Gosip
30
Chapter 30: Perasaan
31
Chapter 31: Curhat
32
Chapter 32: Perihal Pesan dan Perasaan
33
Chapter 33: Mengakhiri Taruhan
34
Chapter 34: Hari Pertandingan
35
Chapter 35: Salah Paham
36
Chapter 36: Persiapan Pergi ke Pesta
37
Chapter 37: Shit Party
38
Chapter 38: Mabuk
39
Chapter 39: Mengurus Betty
40
Chapter 40: Aku Membencimu
41
Chapter 41: Half Naked Photo
42
Chapter 42: Heartbreak Girl
43
Chapter 43: Penembusan Dosa
44
Chapter 44: Gosip Tentang Inez
45
Chapter 45: Merasa Bersalah
46
Chapter 46: Maafkan Aku
47
Chapter 47: Pelan-pelan Saja
48
Chapter 48: Memberi Axel Pelajaran
49
Chapter 49: Saling Cemburu
50
Final Chapter: Tiga Kali Kencan
51
Info
52
Promosi Karya Baru!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!