...And you've got a smile that could light up this whole town....
...(Taylor Swift-You Belong With Me)...
...———...
Betty membuka mata saat sinar matahari menerobos jendela kamarnya. Jam beker di atas nakas sudah berdering sejak tadi. Betty meraba-raba nakas di samping tempat tidur dengan satu tangan, masih dalam posisi berbaring di atas kasur, dan tanpa menolehkan kepala. Setelah beberapa detik, tangan Betty akhirnya menemukan jam beker yang sejak tadi mengusik pendengarannya. Betty melihat waktu yang di tunjukkan oleh jam di gengamannya, "masih banyak waktu," batin Betty.
Betty meletakkan kembali jam beker ke atas nakas. Lalu, duduk bersila di atas kasur, dan merenggangkan tubuhnya. Betty berjalan malas ke kamar mandi. Ia menoleh ke arah ibunya yang sudah sibuk di dapur, mempersiapkan sarapan. Sepertinya ibunya pulang dini hari. Matanya terlihat cekung, menandakan ia kurang tidur.
"Halo, Bu," sapa Betty kepada ibunya.
"Apa tidurmu nyenyak," tanya ibunya.
"Yeah, begitulah," jawab Betty acuh.
"Tadi malam, Mrs. McKnight mengundangku makan malam,"
"Dan kau pergi?" tanya ibunya sambil mengangkat satu alisnya.
"Ya. Aku tidak memiliki pilihan lain," kata Betty sambil berjalan menuju kamar mandi.
"Kau tidak seperti biasanya, Beth. Tapi, itu bagus. Kau harus mulai membuka diri dan lebih banyak bersosialisasi," komentar ibunya sebelum Betty menutup pintu kamar mandi.
....
Ponsel Betty berbunyi saat ia sedang asik menghabiskan roti lapis di hadapannya. Betty membuka ponselnya, dan menatap pesan masuk dari Inez.
"Ternyata ia serius dengan ucapannya," pikir Betty sambil menatap ponsel di tangannya. Ia lalu segera bergegas mengambil tasnya.
"Bu, aku pergi dulu," kata Betty.
"Hold on, let me take my key- (Tunggu sebentar, biarkan aku mengambil kunciku-)."
Betty melambaikan tangan di depan wajahnya. "Tidak perlu, Bu. I'll go to school with my friend (Aku akan pergi ke sekolah dengan temanku)."
"Teman? Tidak biasanya kau sudah memiliki teman di hari pertama sekolah," komentar ibunya ragu.
"Pokoknya tak perlu khawatir. Ibu bisa menggunakan waktu istirahat ibu untuk tidur. Dah, aku pergi dulu," Betty melambaikan tangannya ke arah ibunya sambil beranjak keluar rumah.
Diluar Inez sudah menunggu di depan mobilnya. Inez melambaikan tangan ke arah Betty, lalu masuk ke dalam mobilnya.
Saat Betty membuka pintu mobil Inez terdengar panggilan dari arah rumah yang semalam ia kunjungi untuk makan malam, "Betty!"
Betty menoleh ke arah sumber suara. Daniel baru saja keluar dari rumahnya sambil menyampirkan tas di pundaknya. Ia tersenyum lebar sambil melambaikan tangan ke arah Betty. Betty hanya tersenyum singkat, lalu segera masuk ke dalam mobil Inez.
"Kau tidak pernah mengatakannya!" Inez memekik tertahan dari dalam mobil.
"Mengatakan apa?" tanya Betty heran sambil memasang sabuk pengamannya.
"Astaga Beth! Kau tinggal di depan rumah Daniel McKnight!" ujar Inez.
"Apakah itu penting?" Betty bertanya dengan ekspresi polos di wajahnya.
"Astaga Beth! Dia cowok paling hot di sekolah kita," Inez berseru jengkel.
Betty menoleh ke arah luar jendela mobil Inez. Tampak Daniel sedang mengeluarkan mobilnya. Setelah mobil Daniel melaju, dan hilang dari pandangan, Betty bertanya sambil mengerutkan kening ke arah Inez, "apa kita satu sekolah dengan Daniel?"
"Ya! Dia ada di tahun senior. Satu tingkat di atas kita. Tahun depan, ia akan lulus," jelas Inez, membuat Betty menganggukkan kepalanya. "Astaga, kau membuatku jengkel. Bagaimana mungkin kau tidak tau bahwa Daniel McKnight satu sekolah denganmu!" imbuh Inez.
"Apa itu penting? Lagi pula aku baru sehari bersekolah disana," kata Betty cuek.
"Baiklah, aku akan memaafkanmu karena kau baru masuk sekolah sehari yang lalu. Aku akan memberitahumu tentang Daniel—"
"Apa kita tidak jadi pergi ke sekolah?" Betty memotong pembicaraan Inez.
Inez menepuk jidatnya. "Astaga! Kau benar, kita akan terlambat. Membicarakan Daniel membuatku lupa waktu. Aku akan menceritakannya nanti saja. Sekarang ayo kita pergi ke sekolah," kata Inez. Ia lalu melajukan mobilnya meninggalkan rumah Betty.
....
"Dia pindah ke sekolah ini satu tahun yang lalu. Sebelumnya ia tinggal di inggris bersama kedua orang tuanya," Inez berceloteh sambil menyenderkan tubuhnya di depan lokernya.
Betty yang sibuk menata buku di lokernya menganggukkan kepala. "Aku sudah mendengarnya berbicara. Ia memang terdengar seperti orang inggris," komentar Betty acuh.
"Kau sudah mendengarnya? Suaranya sangat seksi bukan?" balas Inez antusias.
"Yah, tidak buruk," Betty menutup lokernya lalu berjalan pergi. Inez mengikuti Betty, dan berjalan di sampingnya.
"Bukankah kita mengambil kelas yang berbeda pada jam pertama?" tanya Betty kepada Inez yang berjalan di sampingnya.
"Aku belum selesai menceritakan tentang Daniel McKnight," kata Inez.
"Kau bisa menceritakannya nanti. Lagi pula, apa pentingnya untukku mengetahui tentang Daniel?" Betty berseru jengkel.
"Tentu saja kau harus mengetahui lebih banyak tentang tetanggamu," terdengar suara dengan aksen inggris yang kental dari belakang Betty. Membuat Betty berjengit kaget.
Betty memutar tubuhnya ke arah sumber suara. Daniel berdiri di dekatnya ... sangat dekat. Ia tersenyum lebar.
"Tidak bisakah ia berhenti tersenyum?" kata Betty dari dalam hati.
"Hai, Beth. Aku tidak tau kita bersekolah di sekolah yang sama," sapa Daniel, masih menyunggingkan senyum lebarnya. Membuat Betty tersadar dari lamunannya.
"Aku juga baru saja mengetahuinya," kata Betty sambil mengangkat bahunya acuh.
Betty hanya mengangguk singkat, lalu berbalik pergi menuju kelasnya. Inez tersenyum sambil menganggukkan kepalanya ke arah Daniel. Ia lalu menyusul Betty yang sudah berjalan menjauh.
Inez menyamakan langkahnya dengan Betty. "Astaga, Betty! Daniel mengajakmu ngobrol dan kau meninggalkannya? Apa kau bercanda?" tanya Inez jengkel.
Betty berhenti di depan pintu ruang kelasnya. "Apa kau ingin ikut masuk?" Betty menunjuk ke dalam ruangan.
"Tidak, aku tidak mengambil kelas Mr. Black hari ini," jawab Inez.
"Baiklah, aku akan masuk kalau begitu," komentar Betty sebelum memasuki kelasnya.
"Oke, kita akan bertemu saat makan siang. Dah," Inez melambaikan tangan ke arah Betty yang di balas dengan anggukan singkat.
"Aawww ...." Betty belum benar-benar memasuki ruang kelasnya saat terdengar suara Inez mengaduh dari luar ruangan.
Betty segera berjalan ke arah pintu untuk melihat apa yang terjadi.
"Kau tidak punya mata, huh?!" Inez menggosok-gosok kepalanya.
"Kau yang menabrakku. Mengapa aku yang di salahkan?" balas Justin sambil memunguti buku-buku yang berjatuhan di lantai.
"Kau tiba-tiba muncul entah dari mana!" seru Inez tak mau kalah.
"Aku bukan hantu yang tiba-tiba muncul," balas Justin sambil meletakkan buku-buku yang dipungutnya dari lantai ke tangan Inez. Ia memperbaiki posisi tas di pundaknya, lalu beranjak pergi meninggalkan Inez yang masih menggerutu jengkel.
Betty menatap kepergian Inez dan Justin. Ia lalu, kembali memasuki ruang kelasnya, dan duduk di kursi paling belakang. Menyembunyikan dirinya dari sorotan siapapun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Evitha Junaedy
aku suka novel klw ceritanya d luar negri gt...
2021-12-04
0
zien
hadir❤❤
2021-05-18
0
Reo Hiatus
Kami datang membawa LIKE dan mengucap LANJUT .terimakasih🐘🐘🐘🐇🐇🐇🐿🐿🐿🦃🦃🦃🐔🐔🐔🐓🐓🐓🐣🐣🐣🐤🐤🐤🐥🐥🐥🐦🐦🐦🐧🐧🐧🕊🕊🕊🐢🐢🐢🐳🐳🐳🐋🐋🐋🐬🐬🐬🐟🐟🐟🐠🐠🐠🐡🐡🐡🐙🐙🐙🐚🐚🐚🦀🦀🦀🐌🐌🐌🐛🐛🐛🐜🐜🐜🐝🐝🐝🐞🐞🐞🦐🦐🦐🦑🦑🦑 💐💐💐🌸🌸🌸💮💮💮🏵🏵🏵🌹🌹🌹🌺🌺🌺🌻🌻🌻🌼🌼🌼🌷🌷🌷⚘⚘⚘💘
2021-03-31
2