Selesai sudah belanjanya,tinggal pulang saja.Kaki Raina rasanya pengen copot saja,pegal bukan main.Ingin rasanya buru-buru sampai rumah,pengen rebahan meluruskan kakinya.
"Aku antar aja ya,sudah malam taxi jarang yang beroperasi." tawar Bagas,sangat-sangat berharap.
"Tapi jalan kita beda lho,lu kan juga capek." jawab Weni,Raina hanya diam saja.
"Gak pa-pa,masa anak gadis pada jalan pulang sendiri naik taxi.Dimana harga diri gue sebagai cowok." kata Bagas menepuk dadanya sendiri.
"Gimana Raina?" tanya Weni pada Raina.
Raina mengangkat kedua bahunya tanda terserah.
"Oke lah kalau begitu,ayo Bagas." kata Weni.
Setelah semua duduk didalam mobil,Bagas melajukan kendaraannya.Mentancap gas dengan kecepatan normal.
"Pandai sekali gue,akhirnya gue bakal tahu dimana tempat tinggal Raina." batin Bagas seraya menatap sekilas kearah spion karena Raina duduk di bangku belakang.Senyumnya sungguh memperlihatkan cowok yang licik.
Tapi jangan salah guys.... Bagas orangnya baik,kok.
****
Mobil sport milik Bagas berhenti didepan apartemen Raina.Yah,Bagas memang orang kaya seperti Fito.Dan rumor yang beredar,perusahaan keluarga Fito dan Bagas bersaing.
Makanya,tante Dewi sedikit tidak suka dengan Bagas waktu dia memperkenalkan dirinya.Mungkin tante Dewi tahu siapa dia,hanya pura-pura tidak mengenalnya.
"Makasih ya Bagas.... " ucap Weni,"Sorry ya,kita gak ngajakin mampir sudah malam gak enak dilihat orang."lanjut Weni sedikit jual mahal.Padahal mah dulu,waktu pacaran sama Noval sampai jam berapa juga masih dirumah Weni.
"Gak pa-pa,yang penting kita udah tahu kalian tinggal disini,jadi besok-besok gue bisa jemput kalian.Boleh kan?" ucap Bagas.
"Modus banget lu... " kata Jodi mentoyor kepala Bagas.
"Bye.... " Weni melambaikan tangan sama Bagas dan Jodi,sementara Raina berjalan saja meninggalkan Weni yang dari tadi ngobrol sendiri dengan mereka.
"Raina....!!!! Tungguin dong." teriak Weni sambil berlari menghampiri Raina,"Bukannya Terima kasih lu,malah pergi begitu saja."imbuh Weni ketus.
"Kan udah ada lu yang Terima kasih,sama aja kan." ujar Raina seraya menekan tombol lift menuju lantai rumahnya.
Ting.... Pintu lift terbuka,Raina dan Weni masuk kedalam rumah.Menjatuhkan tubuhnya di sofa ruang televisi.Raina meluruskan kakinya yang pegal,begitu juga Weni.
"Bagas cukup baik ya,Rain." ucap Weni tiba-tiba.
"Terus....?"
"Ya,kali aja lu bisa ngebuka hati lu buat dia.Ngapain mikirin Fito terus,dia juga gak peduli kan sama lu.Buktiin ke dia kalau lu bisa dapetin cowok yang lebih dari dia." kata Weni berusaha membujuk sahabatnya.
"Siapa yang mikirin Fito,gue cuma belum mau ngejalin hubungan sama siapa-siapa.Lagian gue juga belum kenal banget sama Bagas." jawab Raina,"Udah ah,gue mau kekamar.Capek,gue mau tidur."Raina beranjak dari duduknya berjalan ke kamarnya.
****
Raina berlari keluar rumah,dengan buru-buru.Pagi ini dia kesiangan,padahal ada kuis dikelasnya.Raina bahkan tidak sempat sarapan,minum susu pun tidak sempat.Raina harus mengejar mata kuliahnya,hanya tinggal skripsi dan mengajukan tesisnya bulan ini dia lulus.
Huft..... Akhirnya,setelah berlari dari pintu gerbang kampus Raina sampai tepat waktu.Hanya kurang satu menit saja.Berbarengan dengan dosen killer nya.
"Siapkan alat tulis kalian." suruh si dosen killer itu.
"Baik pak." jawab serentak para mahasiswa yang ada diruangan itu.
Ruangan menjadi tenang tanpa ada suara apapun.Mungkin jika ada perut yang keroncongan bisa terdengar.Raina mengerjakan soal kuis yang diberikan oleh dosennya.Pikirannya penuh konsentrasi keras,Raina tidak mau gagal di ujian kali ini.Dirinya harus bisa membanggakan keluarganya,terutama ibunya.
Teng.... Teng.... Teng....
Bunyi bel menandakan kelas sudah selesai.Raina keluar mencari sahabatnya Weni.Mulai dari kantin,koridor kampus sampai perpustakaan tidak terlihat Weni.
Raina berlari kedepan gerbang kampus,saat Weni menelepon dan bilang dia ada didepan.Saat hendak menuruni anak tangga dikampusnya,tak sengaja Raina bertabrakan dengan Fito.
Barang-barangnya yang ada ditas dan ditangannya berjatuhan,berantakan.
Kepalanya mendongak saat memunguti barang-barangnya,dan.... Deg!Jantungnya hampir copot saat tahu siapa yang menabraknya.
"Fito.... " kata Raina sekejap melihatnya,lalu kembali merapikan barangnya dan berdiri dari jongkok nya.
"Kenapa sih kalau jalan selalu saja menabrak orang." kata Fito kesal.
"Kamu yang jalannya gak pake mata." ujar Raina kesal.Lalu melanjutkan menuruni tangga.
"Raina." panggil Fito,"Aku peringatkan sama kamu,jangan pernah jalan sama Bagas."Mendengar ucapan Fito,Raina menghentikan langkah kakinya dan menoleh kebelakang.
"Apa urusannya sama kamu,kita sudah gak ada hubungan jadi buat apa kamu peduli sama aku." ujar Raina berjalan balik mendekat ke Fito,sekarang mereka sedang berhadap-hadapan dengan tatapan yang tajam satu sama lain.
"Pokoknya aku sudah peringatkan sama kamu.Selanjutnya terserah kamu."
"Fito.... Fito... apa kamu sedang cemburu?"kata Raina.
Fito yang merasa kesal,lalu mencengkeram lengan Raina dengan keras.Membuat Raina meringis kesakitan.
"Awuw..... lepasin Fito,kamu menyakitiku." rengek Raina.
Dari ujung,terlihat sosok Wulan yang tidak suka dan mengira kalau Fito dan Raina sedang bermesraan.Kedua tangannya mengepal ingin mendaratkan pukulannya diwajah Raina.
"Awas lu Raina," ancam Wulan.
Fito melepaskan tangannya,saat Raina sudah meneteskan air matanya dipipi.
Kemudian,Raina berjalan lagi menuruni anak tangga menuju gerbang kampus.Raina tak menghiraukan apa yang sedang Fito ucapkan.
Dengan rasa sakit dilengannya,Raina mengusap sisa butiran-butiran bening dipipinya.
"Raina." teriak Weni dari depan halte bus kampusnya.
Raina mendekat ke Weni sahabatnya,mereka berdua ingin naik bus.Menuju rumahnya,karena sudah tidak ada kelas.
"Kemana aja lu, dari tadi gue cariin." tanya Raina.
"Eh,sebentar ada yang aneh sama wajah lu.Sepertinya seseorang sudah membuat sahabat gue nangis nih." ujar Weni.
"Udah gak pa-pa,gak perlu dibahas." kata Raina tak ingin membuat sahabatnya khawatir.
"Pokoknya kalau udah dirumah,lu harus cerita sama gue.Titik." seru Weni memberi penekanan pada kata-katanya.
Beberapa menit kemudian,bus yang ditunggu pun tiba didepan halte.Raina dan Weni naik dan mencari bangku yang masih kosong.
"Tuh,disana masih kosong.Ayo Raina,nanti ada yang nempatin." tunjuk Weni ke bangku paling belakang.
Raina memandangi kaca jendela bus.Pikirannya melayang kembali memikirkan semua ucapan Fito.
"Sebenarnya apa yang Fito katakan.Apa dia sedang cemburu,apa memang Bagas tak sebaik yang gue pikir." Kata-kata itu terus menghantui di otaknya.
Semua tidak jelas buat Raina,sangat membingungkan.
Huft.... Raina menarik nafas panjang dan membuangnya.Mengelus dadanya yang sedikit sesak.
"Ayo Raina,sudah sampai.Lu mau disini terus." kata Weni saat bus berhenti di halte apartemennya.
"Udah sampai ternyata,gue pikir masih jauh." ucap Raina.
*
*
*
*
Maaf kalau ada kata-kata yang salah tulis.selamat menikmati cerita kedua ku...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Ar Syaina Syaina
raina lebay,,nangis mlulu,,perlihatkan sm fito,,kmu perempuan kuat
2021-08-25
2
novivia
makin seru aja ni cerita
2021-08-01
0
mamayot
aku mampir bawak like tuk author. salam dari MY BODYGUARD PANJI
2021-08-01
1