Karena saking laparnya,semua menu yang dipesan tante Dewi habis tak tersisa.Raina merasa perutnya sangat begah,sepertinya tidak kuat untuk berdiri.
"Sudah selesai mih,makan nya." tanya Fito,Tiba-tiba ada dibelakang Raina.
Memeluk dan mencium pipi Raina dari samping.
Saat Fito memeluknya,sekilas Raina mencium bau parfum perempuan.
"Baju kamu bau parfum."bisik Raina saat telinga Fito berada di dekat wajahnya.
" Jangan bikin masalah."jawab Fito berbisik pula."Gimana mih,apa sudah mau pulang atau masih ingin jalan-jalan."lanjut Fito.
"Pulang dong Fit,kasihan Raina sudah kecapekan.Kamu antar mami dulu habis itu baru Raina." usul mami nya.
"Oke deh nyonya besar." jawab Fito seraya meletakkan tangannya disamping pelipis matanya.Tanda hormat.
Didalam mobil.
Raina masih memandangi Fito dengan rasa curiga.Kalau tidak ada tante Dewi mungkin Raina sudah berdebat dengan Fito.
Sesekali Fito juga menatap wajah Raina,sedikit beradu pandang.Karena Fito harus fokus melajukan kendaraannya.
Satu jam kemudian,mobil berhenti didepan pintu gerbang yang sangat tinggi.Tembok rumahnya juga tinggi dipenuhi pecahan kaca,untuk menghindari adanya orang yang masuk secara diam-diam,alias maling.
Tante Dewi segera turun dari mobil,seorang pelayanan sudah standby menunggunya.Dia membawa semua belanjaan nyonya besarnya.
"Hati-hati dijalan sayang,jaga Raina baik-baik." ucap mami pada Fito.
"Tenang aja mih." jawab Fito sambil menyalakan mesin mobilnya.
"Sampai jumpa lagi tante,selamat malam.Raina pulang dulu." pamit Raina dari jendela kaca mobil Fito.
Tante Dewi melambaikan tangannya,saat Fito melajukan mobilnya.Seteleah mobil menjauh,tante Dewi terlihat masuk kedalam rumahnya.
****
Setengah jam perjalanan menuju apartemen,Raina akhirnya sampai juga.
"Mau mampir dulu atau langsung mau jalan." tanya Raina sebelum turun dari mobil.
"Raina....kamu tidak apa-apa kan."
"Maksud kamu apa?" Raina mulai emosi.
"Kamu....tentang Wulan. Em.... " Fito gagap tidak tahu apa yang mau dibicarakan.
"Waktu yang akan menentukan hubungan kita.Pikirkan baik-baik." ucap Raina seraya keluar dari mobil Fito.
Berjalan lunglai menuju lobby apartemen.
Masuk kedalam lift.
Setelah lift terbuka,Raina membuka pintu rumahnya dengan menekan tombol sandinya.
Masuk kedalam,dan langsung menuju kamarnya.Membersihkan diri dikamar mandi.
"Dari mana saja lu,?" tanya Weni.
"Nemenin tante Dewi belanja," jawab Raina seraya menjatuhkan bokongnya di sofa,menyalakan televisi dan menontonnya.
"Terus,lu balik sama siapa tadi.Fito?"
"Iya." jawab Raina singkat.
"Kenapa gak mampir dia,apa kalian sudah baikan." tanya Weni lagi seperti detektif.
"Kenapa gue sama Fito mesti baikan,memangnya kenapa?"
"Bukannya lu lagi marahan sama dia."
"Gak tahu,udahlah gak usah dibahas.Mending kita nonton aja," ucap Raina.
"Huh.... padahal gue penasaran banget sama lu." ujar Weni kesal.
****
Pagi ini hujan mengguyur sebagian kota,angin bertiup kencang.BMKG memprediksi akan ada badai disekitar wilayah.
"Gimana ini Rain,hujan gede plus angin kita mana bisa berangkat kerja." ucap Weni yang sudah siap.
"Panggil taxi online aja,ayo berangkat udah jam segini nanti bos marah lagi." ujar Raina.
"Oke, ayo." ajak Weni membuka pintu.
Raina dan Weni naik ke dalam taxi yang sudah menunggu didepan apartemennya.Didalam mobil,Weni menatap wajah Raina yang sedikit lusuh.
"Gue tahu,lu ada masalah Rain." batin Weni seraya mengangguk-anggukan kepalanya.
"Hei... kenapa bengong,apa yang lu lihat." kata Raina membuyarkan lamunan Weni.
"Eng... gak pa-pa.Muka lu makin glowing aja." ucap Weni asal.
Perjalanan menuju tempat kerja begitu lama,karena hujan yang tak kunjung reda.Supir taxi melajukan mobilnya dengan pelan.Jalanan begitu licin.
"Stop pak." kata Weni,"Ini ongkosnya."imbuhnya.
Lalu Raina dan Weni turun berjalan masuk ke cafe,tempat mereka bekerja.
Saat kaki Raina baru melangkah membuka pintu.Pemandangan yang sangat menarik ada didepan matanya.Yup,diujung meja terlihat Wulan sedang bergelayutan dibahu Fito.
Deg..... Jantung Raina hampir saja copot melihatnya,begitu juga dengan Weni tak kalah kagetnya.
"Rain.... " Weni menepuk bahu Raina pelan,"Biar gue yang samperin mereka."melangkahkan kakinya.
"Jangan Wen,biarkan saja." cegah Raina.
"Lu jangan lemah begini dong,mau-maunya ditindas sama mereka." ujar Weni sewot.
"Ehem.... ehem.... kalian ini,baru datang bukannya langsung kerja ini malah diam saja." kata manager cafe saat memergoki Raina dan Weni berdiam diri didepan pintu masuk.
"Eh, bapak.... maaf Pak. " jawab Raina langsung berlari ke loker.
Suasana hati Raina sedang kacau,ingin rasanya menghampiri dua sejoli itu.Tapi apa boleh buat,Raina sedang bekerja.Tidak mungkin dia melabrak tamu cafe begitu saja.
"Weni,lihat dimeja pojok tuh!cowok lu ikutan ngumpul bareng Fito,dan mereka mereka berpasangan satu sama lain.Apa lu gak curiga sama Noval." tunjuk Raina.
"Breng**k banget dia,tadi bilangnya ada dirumah." kata Weni seraya mengepalkan kedua tangannya.
Tanpa aba-aba lagi,Weni berjalan menghampiri meja dipojokan cafe.Tangannya semakin erat menggenggam,tangannya sudah gatal pengen meninju pacarnya.
"Oh.... bagus ya,tadi bilang ada dirumah gak tahunya lu berdua sama ya." ujar Weni tiba-tiba berada dibelakang Noval.
"We.... Weni,ngapain kamu disini?" tanya Noval gugup,
"Sepertinya kamu lupa kalau pacar kamu kerja di cafe,oiya.... kamu gak tahu cafe mana tempak aku kerja." ucap Weni santai,"Siapa dia."sarkas Weni lagi.
"Dia.... dia.... " Noval tidak bisa menjawab pertanyaan Weni.
"Kenalin,gue Lisa pacarnya Noval,lu siapa?" tanya balik cewek yang ada disamping Noval.
"Dasar baji****n.Kita putus." kata Weni sambil menyiram segelas air minum kemuka Noval.
"Apa-apaan kamu,putus, putus aja kenapa pakai nyiram segala.Cewek kayak lu itu banyak tahu." kata Noval marah-marah,ingin menampar Weni.Tapi tangannya dipegang Raina yang datang lebih cepat.
"Heh.... Cowok kasar kayak lu gak pantas buat Weni." ujar Raina,seketika Fito terkejut.
"Raina..... " ucap Fito beranjak dari duduknya,menyingkirkan tangan Wulan yang sedari tadi bergelayutan dibahu Fito.
"Kenapa? kaget,gak nyangka? Hebat kamu Fito.... " Raina bertepuk tangan.
"Sejak kapan kamu disini." tanya Fito gelagapan.
"Kamu lupa ternyata,bukannya aku udah bilang kalau aku kerja dicafe dekat kampus.?" ujar Raina,"Sepertinya kamu gak bisa lari lagi,jadi aku udah punya bukti buat mutusin kamu.Aku udah lama capek berhubungan sama kamu.Sekarang kamu bebas."imbuh Raina berani,padahal hatinya sangat hancur.
"Oke kalau itu yang kamu mau,lagian aku sudah memikirkan semua ini.Kita putus." jawab Fito lantang,dan disaat itu juga Wulan bersorak tanda kemenangan. memeluk tubuh kekar Fito.
Raina dan juga Weni kembali bekerja,tak menghiraukan kemesraan yang sedang mereka lakukan.
Ingin sekali Raina berlari ditengah hujan,menangis sekencang-kencangnya.
Tapi sayang,Raina hanya bisa membendungnya erat-erat.Raina tidak mau terlihat lemah dihadapan Fito.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Irde Sembiring
ga ada ngrasa bersalah begitu si kampret....kelihatan banget...si raini cuma pelarian
2022-10-16
0
Ar Syaina Syaina
bkin nyesel fito sama noval,,di selingkuhi wulan n lisa,,,biar kapok
2021-08-25
0
re
Dasar playboy
2021-08-24
0