BAB 4.Jangan Sampai Curiga

Beberapa menit kemudian ibu melamun dan memikirkan caranya agar berhasil dengan tanpa di curigai.

"Selamat pagi ibu." Sapa Astri tiba-tiba yang sudah ada ditangga dan ingin segera turun.

"Prakkk!!!"

Hp yang sedang dipegang oleh ibu seketika jatuh ke lantai karena saking kagetnya tiba-tiba Astrit bersuara ditangga.

"Kamu ini ya, suka ngagetin ibu,kalo ibu jantung gimana?" Sambil mengambil hp yang jatuh.

Sebenarnya Astrit tidak bermaksud untuk mengkageti ibunya,hanya saja ibunya Astrit sendiri yang lebih panik.

"Ya maaf bu, lagian ibu kaya orang bingung, padahal Astrit kan nggak ngagetin ibu." Jelas Astrit.

Lalu Astrit turun dan menghampiri ibunya yang agak panik itu, karena ia juga sangat haus jadi langsung menuangkan air putih kedalam gelas dan segera meminumnya.

Karena ibu takut Astrit curiga,lalu ibu langsung mengalihkan topik pembicaraan nya.

"Mana Vina? tumben kamu sudah bangun?" Tanya ibu dengan tangannya sambil mengelap-lapi meja makan.

"Di kamar masih tidur."Jawab Astrit sambil menengguk air putih kembali.

"Gimana Astrit nggak mau bangun,orang Vina tidurnya nendang-nendang Astrit terus." Dengan nada kesal.

Selain suara Vina yang kaya toa dan bisa bikin telinga orang sakit,jika tidur bersama Vina pasti badan juga ikut sakit-sakit.Tapi Astrit sudah terbiasa jika tidur bersamanya pasti selalu bangun lebih pagi dari Vina.

"Ya udah kamu makan dulu aja, ibu udah masakin nasi goreng buat kalian sarapan." Perintah ibu.

Selesai mengelap meja makannya,ibu langsung mengambilkan nasi goreng yang ia masak di wajannya ke piring,lalu dikasih ke Astrit.

Ketika Astrit sedang menyantap makanannya, tiba-tiba Vina datang dengan muka dan matanya yang masih sayup-sayup itu.

"Selamat pagi semuanyaaaa, huuaaaaaaahhh!!" Ucap Vina sambil menguap dan mengangkat kedua tangannya ke atas.

"Wahhh baunya enak sekali." Menuju ke arah meja makan.

Astrit hanya terdiam saja karena sedang menikmati nasi gorengnya.

"Selamat pagi anak cantik,ayok sini sarapan bareng sama Astrit." Ajak ibu yang sedang mengambilkan piring buat Vina.

"Ia bu." Vina langsung menyeret kursinya dan duduk.

Akhirnya merekapun makan bersama dengan sangat nikmat, walaupun hanya nasi goreng saja,tetapi nasi goreng buatan ibu Astrit memang sangatlah enak.

"Bu,nanti aku sama Vina mau bikin kue,ibu ikut bantuin ya?" Ucap Astrit yang masih makan nasgor.

Ibu Astrit langsung panik dan mencari alasan yang logis untuk menolaknya agar bisa berobat diam-diam.

"Emmm maaf ya, tapi kayanya ibu nggak bisa ikut bantuin kalian, soalnya hari ini ibu ada acara arisan." Alasan ibu,agar bisa pergi kerumah sakit.

Astrit melihat Vina yang tadinya senang sekali ingin membuat kue, sekarang murung karena ibu tidak bisa ikut.

"Yahhhhh padahal Vina udah bawa banyak bahan-bahannya bu " Sedih Vina.

"Lain kali ibu ikutan deh.. kalo kalian mau bikin kue lagi." Ucal ibu.

"Ia bu nggak papa,lagian ini juga salah Vina,soalnya ngasih taunya mendadak sih." Jawab Vina.

"Masih ada aku, tenang aja..pasti kuenya bakalan lebih enak dari ibuku kok" Sahut Astrit.

"Awas ya kalo nggak enak!" Sinis Vina ke Astrit.

"Ia ia,udah sekarang ibu siap-siap aja,katanya mau pergi arisan kan,piring kotor biarin kita yang cuci." Ucap Astrit ke ibu.

Lalu ibu Astrit pergi meninggalkan Astrit dan Vina, dari meja makan ke kamarnya untuk siap-siap pergi.

**Buat kue**

"Waktunya Chef Vina membuat kue!" Seru Vina,sambil memakai celemek.

Astrit yang sedang mengikat rambutnya langsung menoleh ke Vina dan mencibirnya.

"Chef Vina bisa nyalain kompor tidak?" Ejek Astrit yang masih sibuk mengikat rambutnya.

"Kau mengejekku ya?" Dengan nada kesal.

"Hanya tanya." Sambil sibuk mencari baskom untuk menuangkan tepungnya.

Untung Vina tidak marah,kalo marah bisa-bisa yang jadi kue bukan adonannya tapi Astrit nya.

"Baiklah sekarang apa yang harus kulakukan?" Dengan wajah sombong.

Setelah mendengar perkataan Vina,Astrit langsung memerintahkan sesuatu.

"Tuhh mentega nya tolong di leleh in ya chefff?" Sibuk menakar tepung.

"Siap komandan!!" Diiringi hormat.

Tak lama beberapa kemudian ibu datang, dan sudah ganti pakaian dengan membawa tas untuk segera keluar rumah.

"Astrit, Vina, ibu pergi dulu ya? Tolong jaga rumah!" pesan ibu sambil berjalan menuju keluar.

Astrit dan Vina menengok ke arah ibu yang sedang terburu-buru.

"Ia bu." Serentak Astrit dan Vina.

"Hati-hati ya bu,kalo ada tukang Seblak Vina nitip bu!!" Teriak Vina.

"Ia, kalo ada." Saut ibu yang sudah hampir menutup pintu rumahnya.

Lalu Astrit dan Vian melanjutkan membuat kue.

**Rumah sakit**

Sesampai di Rumah Sakit ibu Astrit, langsung menemui dokter Tina, untuk segera control secepatnya karena ia tidak mau lama-lama disana.

"Sudah beberapa minggu ibu tidak pernah menjalankan pengobatan terapi dan sekarang, kondisi ibu sudah semakin parah,jalan satu satunya adalah ibu harus menjalani kemoterapi,agar bisa memperlambat penyakit ibu." Saran Dokter Tina yang sedang memeriksa ibu Astrit.

Jika terus-terusan berobat, ibu Astrit harus mengeluarkan biaya setiap bulannya, terlebih lagi sekarang ia sudah tidak bekerja karena kondisinya yang sekarang begitu rentan.Ia hanya punya tabungan sedikit untuk menghidupi keluarganya.

"Jika melakukan pengobatan terapi secara terus menerus saya tidak sanggup dok, apa tidak ada cara lain?" Tanya ibu Astrit yang begitu keberatan.

"Maaf bu,tidak ada cara lain selain kemoterapi.Tapi saya bisa memberikan obat penenang,jika sewaktu-waktu ibu sakit." Jelas Dokter Tina.

Tiba-tiba ibu Astrit meneteskan air mata sambil menunduk dan Dokter Tina langsung memeluknya.

"Saya tahu bu, cobaan ini memang sangat berat,tapi disisi lain ibu harus bersyukur dan kuat, sampai sekarang ibu masih bisa bertahan." Ucap Dokter Tina dengan menghapus airmata ibu Astrit.

"Jika suatu saat saya, sudah tidak ada, tolong jenguk Astrit dan hibur dia ya dok?" Mata ibu Astrit seolah olah seperti memohon ke dokter Tina.

Dokter Tina dan ibu Astrit memanglah sudah dekat sejak lama, kedekatan mereka dikarenakan dulu sewaktu ayah Astrit kecelakaan dan sampai koma yang menanganinya adalah dokter Tina,walaupun takdir berkata lain dan akhirnya ayah Astrit harus pergi.

"Saya pasti akan menjenguknya bu, tapi kenapa ibu tidak langsung jujur saja kepada Astrit,kalau ibu itu sakit?" Tanya dokter Tina dengan penasaran.

"Saya hanya tidak mau membebani putriku dok, biarkan saya saja yang tahu tentang penyakit ini, ditambah ia sekarang sedang fokus belajar karena sudah hampir ujian." Jawab ibu Astrit.

Setelah lama berbincang-bincang, akhirnya ibu Astrit diberi obat oleh Dokter Tina, ia pun langsung bergegas pulang.

**Astrit dan Vina**

"Ting!!"

Suara oven berbunyi,tandanya kue sudah matang.Astrit dan Vina yang sedang duduk santai sambil menonton tv,langsung beranjak dan berlari ke dapur.

"Horeeee sudah matangggg!!" Ucap Vina yang sudah kegirangan.

Astrit memindahkan kue ke piring dan memotongnya. Vina langsung mencicipinya.

"Eeeemmmm kue bikinan mu enak juga ya" Puji Vina dan tidak berhenti memakannya terus-menerus.

"Ya ialah...." Sombong Astrit.

"Kalau kamu punya toko kue pasti aku sering ke toko mu" Halu Vina.

"Ngapain?" Tanya Astrit.

"Minta sisaan kue-kue hahahaha....." Tawa Vina keras.

"Dasarrr" Senyum Astrit.

Astrit dan Vina berteman sejak pertama kali masuk kuliah, pertemanan mereka bisa dibilang masih muda.

tapi entah kenapa Astrit merasa sangat nyaman dan sefrekuensi dengan dia, susah senang dilaluinya bersama-sama hingga akhirnya,masa perkuliahannya akan segera habis.Rasanya Astrit tak rela jika temannya yang konyol ini sewaktu waktu akan pergi meninggalkannya.

"Ibu pulang!!!!" Suprise ibu sambil membawa keresek hitam.

"Ibuuuuuuuu!!!!kue kita sudah jadiiii!!cobain deh?" Ucap Vina.

"Ibu bawa apa?" Tanya Astrit.

"Seblak" Sambil menunjukkan keresek hitamnya.

"Asyyiiikkkk makan seblak..." Girang Vina.

"Cobain deh bu, kuenya" Perintah Astrit sambil memotong kan kuenya ke ibu.

Lalu ibu duduk dan mencicipi kue buatannya.

"Enakkk,enakkk" Sambil mengangguk kan kelapanya.

Dengan percaya dirinya si Vina lansung menyombongkan dirinya,padahal selama proses pembuatan kue Vina cuma bermain-main saja dan Astrit yang akhirnya kewalahan karena ulah Vina.

"Siapa dulu dong yang buat...? kita...." Jawab Vina dengan mengibaskan rambutnya ke belakang.

"Kita??" Astrit sambil mengangkat alisnya.

"Selain kita siapa lagi? hantu?"

"Heh..bukan itu yang ku maksud" Memutarkan bola matanya si Astrit.

"Terusss?"

"Yang nakerin tepung siapa?"

"Kamu."

"Yang ngocok telur?"

"Kamu."

"Kang aduk-aduk adonan"

"Kamu."

"Yang nyuci peralatan"

"Yaaa kamu,hehehe" Vina menggaruk-garuk kepalanya seolah-olah baru sadar yang bekerja dari tadi hanyalah si Astrit.

"Yang kerjaannya mainin tepung terus buat bedakkan siapa?"

"Hehehe kalo itu baru aku" Meringis vina dan memakan kuenya kembali di piring.

"Sudah-sudah, kasihan seblak nya di kacangin" Potong ibu,agar tidak terjadi keributan.

"Owh ia seblakkuuu" Sambil membuka kresek hitam.

"Sudah sana ambil mangkuk dulu." perintah ibu.

"Ike bu."

Saat Vina sedang mengambil mangkuk, tiba-tiba ponselnya bergetar.Ternyata ayahnya yang telfon.

"Hallo yah?"

"Kamu masih dirumahnya Astrit?"

"Ia, memangnya ada apa yah?"

"Bibi katanya sudah balik pulang kerumah kita,jadi kamu cepet-cepet pulang ya,kasian bibi sendirian"

"Owhh,ia yah, Vina bentar lagi pulang kok."

"Ya udah,ayah mau lanjut kerja dulu? kamu sama bibi baik-baik ya, jangan nyusahin? Pesan ayah.

Mendengar perkataan itu Vina serasa muak dan langsung memutarkan bola matanya.

"Ia yah" Jawab Vian.

Selesai telfon Vina tidak jadi mengambil mangkuk,tapi malahan ambil wadah tempat makan.

"Loh kok kamu malah ambil ini" Tanya ibu.

"Ayahku telfon,aku disuruh pulang bu" Dengan nada kesal.

"Terus?" Sahut Astrit.

"Ya kuenya mau aku bawa pulang" Sambil memotong kuenya.

"Jangan dibawa semua, sisain" Ucap Astrit.

"Ia ia,segini cukup nggak?"

"Cukup,cukup"

Lalu Astrit mengambilkan koper vina yang ada dikamar dan membawanya turun.

"Nih koper mu" Menyodorkan kopernya ke Vina.

"Uhhhh makacihhh cayangkuuu" Jawab Vina sambil memonyongkan bibirnya seperti ingin menciumnya.

"Huhh nginep cuma semalam doang tapi bawa koper segala" Cibir Astrit.

"Heheeee" Meringis Vina

Lalu Astrit dan ibu mengantarkan Vina sampai ke mobil miliknya.

"Hati-hati pulangnya ya..jangan ngebut-ngebut" Ucap ibu.

"ia bu, ya udah Vina pamit dulu yaaa..." Sambil mencium tangan ibu Astrit dan berpelukan.

Vina langsung masuk menaiki mobilnya dan melambai lambaikan tangannya ke Astrit dan ibunya.

"Hati-hati" Ucap Astrit sambil melambaikan tangan.

Perlahan-lahan mobil Vina sudah menghilang jauh dari pandangan mereka berdua, ibu Astrit yang sudah ingin berjalan masuk kerumah tetapi, berhenti sejenak dan melihat Astrit yang masih berdiri dan memandanginya ke arah jalanan.

"Mobil Vina sudah tidak kelihatan lagi, kamu tidak mau masuk ke rumah?" Sambil merangkul Astrit.

"Ia bu, Astrit tahu" Menoleh ke ibu dan tersenyum.

"Ya sudah ayok masuk." Ajak ibu.

Lalu Astrit dan ibu membalikan badannya dan menuju masuk ke rumah.Baru beberapa langkah tiba-tiba Astrit kepikiran sesuatu.

"Tunggu bu!? Astrit mau nanya sesuatu sama ibu?" langsung memandang wajah ibu.

"Deg!"

Entah kenapa badan ibu Astrit seketika berubah terasa panas dingin dan jantung berdebar saat Astrit ingin menanyakan sesuatu kepadanya....

Bersambung........

Hai temen-temen makasih yang udah mau dukung author,semoga kalian selalu suka dengan kelanjutan ceritanya author ya...

Seklai lagi author ngingetin jangan lupa kasih like dan komen biar author jadi semangat nulisnya ..🤗🤗

Terpopuler

Comments

desi

desi

ih kasian ibu Erna

2021-08-26

4

As Ik

As Ik

seruuuu nih keknya

2021-08-24

5

nita

nita

semangat nulisnya thorrrr🤗🤗

2021-08-24

8

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 46 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!