BAB 3. Malam Malam Bertamu

"Bu, kayaknya ada yang ketok-ketok pintu rumah kita deh,coba dengerin baik-baik?" Ucap Astrit kepada ibunya.

Astrit dan ibu, yang sedang menyantap makanan, seketika mematung sejenak agar memastikan apakah ada orang yang mengetuk pintu rumahnya atau tidak.

"Tok..tok..tok.."

"Tuh kan bener ada orang yang ketok-ketok pintu" Astrit sambil menunjuk ibu.

"Malam-malam hujan seperti ini, siapa yang datang ya?" Tanya ibu dengan rasa takut dan penasaran.

Astrit dan ibu sedang menebak nebak siapa yang ada diluar pintu rumahnya.

" Kalau gitu biar Astrit lihat dulu ya bu?" Astrit langsung berdiri dari kursi makannya dan menuju ke ruang tamu.

"Astrit.. jangan dibukain pintunya." Lirih ibu sambil menarik tangan anaknya.

"Tapi bu, siapa tau penting." Ucap Astrit dengan mukanya mengarahkan ke pintu luar.

" Takutnya orang jahat Astrit.... udah kita makan aja...,coba kamu pikir malam-malam hujan begini ada tamu yang mau kesini siapa? mending nggak usah dibukain,ibu takut... entar kita diapa-apain." Cemas ibu karena mempunyai rasa trauma semenjak ayah Astrit sudah meninggal dunia.

"Udah ibu tenang aja.... dijamin kita nggak akan kenapa-napa, ibu tunggu di sini aja biar Astrit yang bukain,oke..?" Sambil memegang kedua lengan ibu dan meyakinkan.

Lalu Astrit berjalan menuju pintu dengan jantung yang berdebar ketakutan,tetapi ia memberanikan diri untuk membuka dan melihat siapa yang ada diluar.

"Astrit..." Panggil ibu dengan nada lirih.

"Kenapa bu?" Seketika Astrit menengok ke arah ibu.

"Nihhh...." sambil menyodorkan panci legendarisnya.

"Buat apa??" Bingung Astrit.

"Buat jaga-jaga Astrit.... udah ini pegang." Perintah ibu lalu menyuruh untuk memegangnya.

Yang tadinya Astrit ketakutan sekarang malah ingin ketawa karena kelakuan ibunya.

"Nggak usah ketawa...,ibu cuma punya senjata ini" Jelas ibu.

"Ibu....,Astrit mau menyambut tamu,bukan mau perang "

"Memangnya kamu tahu, kalau itu tamu?" Tangannya sambil menunjuk ke pintu ruang tamu.

"Memangnya ibu tahu,kalau itu penjahat?" Balik tanya sambil mengangkat kedua alisnya.

"Yeeee... nih anak dibilangin ngeyel ya" Geram ibu.

"Ia ia Astrit tahu ibu takut,tapi tenang aja kan Astrit dah punya senjata." Astrit mengangkat pancinya yang ia pegang.

"Ya udah buruan tuhh tamunya disambut, kalau nanti ternyata bukan tamu....palanya langsung getok aja pake panci itu,okee" Perintah ibu.

"Siap komandann!!" Sambil hormat.

Sesampai di pintu jantung Astrit serasa berubah menjadi kodok yang ingin loncat dari tempatnya.

dengan tekad nya ia pun memberanikan diri untuk membuka pintunya.

Dan yang datang ternyata adalah.......

"Astritttttt!!!!!" sambil memeluk Astrit

Ternyata yang datang si Vina ー_ー

Kasian si Astrit dan ibunya,yang udah panas dingin dari tadi.

"Astrit kenapa kamu lama sekali buka pintunya, princess mu ini sudah ketakutan dan kedinginan diluar" Lebay Vina seperti orang kedinginan.

"Haduhhhh ternyata kamu,lagian siapa suruh malam-malam hujan lebat seperti ini kamu kesini?" Kesal Astrit karena Vina sudah bikin panik dan parno.

"Sudah ayok masuk,aku akan menjelaskan mu nanti didalam" Ucap Vina sambil membawa koper kecil miliknya dan dibawa kedalam rumah Astrit.

"Kau sudah makan belum?" Tanya Astrit sambil menutup pintu.

"Belum" Menggelengkan kepalanya.

"Kebetulan aku lagi makan sama ibuku,ayok makan bareng" Ajak Astrit berjalan menuju tempat makan.

"Tapi koperku?" Tanya Vina.

"Udahhh,taro situ aja dulu,bawa ke kamarku setelah kita selesai makan" Ucap Astrit agar Vina meletakkan kopernya didekat sofa tamu.

"Baiklah" Vina meletakkan kopernya lalu mengikuti arah berjalannya Astrit.

Ibu menunggu Astrit sambil duduk di kursi makan, sebenarnya ia ingin melihat siapa yang ada diluar tetapi rasa itu di kabuti oleh perasaan trauma dan takut yang mendalam.

Dan beberapa detik kemudian ibu melihat yang datang ternyata si Vina.

"Ya ampunn...ternyata si cantik yang datang malam-malam kerumah kita?" Terkejut ibu sambil berdiri dari tempat duduknya.

"Hehe,ia bu Vina yang datang, gimana kabarnya bu,sehat?" Sambil bersalaman layaknya seperti ibunya sendiri.

"Sehat, kamu gimana kabarnya,baik?" Tanya ibu.

"Syukurlah kalau ibu sehat, Vina juga baik-baik aja kok bu,yak kan Astrit?" Tanya vina ke Astrit dengan menyenggol badan Astrit.

"Ia kok baik, cuman yang agak bermasalah tenggorokannya itu." Sambil meminum air putih di meja makannya.

"Apa!!??" Teriak Vina.

Suara Vina membuat Astrit yang sedang minum lansung ingin memuncratkan tetapi ia masih bisa menahannya dan menengguknya ke tenggorokan.

"Kau ini bisa kecilkan suaramu sedikit tidak,gendang telingaku bisa pecah kalo kaya gini." Ucap Astrit sambil menutupi telinganya.

"Sepertinya bukan tenggorokanku yang rusak,tapi telingamu itu yang sudah rusak!" Seru Vina sambil mulutnya didekatkan ke telinga Astrit.

Ibu Astrit sudah biasa melihat dan mendengarkan mereka berdua ribut terus,jadi menurut ibu ya tidak masalah baginya.

"Kalian ingin ibu makan nasi apa orang!?" Bentak ibu sambil mengambil piring buat Vina.

"Orang!" Kompak Astrit dan Vian tanpa direncanakan.

"Apaaa!!!" Ucap ibu dengan nada keras seperti ingin memakan mereka berdua.

Seketika Astrit dan Vina takut melihatnya.

"Eh enggak kok bu, maksudnya...."Astrit belum selesai ngomong langsung menyikut si Vina agar yang melanjutkan ucapan Astrit si Vina.

Tiba-tiba Vina melirik ke Astrit dan Astrit melototi ke Vina agar segera meneruskan perkataannya.

"Ma- maksud kita ibu mending makan nasi biar sehat." ucap Vina dengan cepat tanpa mikir.

"Ya udah makannya kalian nggak usah bikin ibu emosi!"duduk ibu sambil memakan makanannya.

"Ia bu." Jawab Astrit.

"Ya udah ayok makan." Perintah ibu.

"Ia bu." Jawab Vina sambil menarik kursi yang ia akan duduki.

Setelah selesai makan malam, Astrit dan vina beranjak ke lantai atas (Kamar Astrit).

**Kamar Astrit**

"Ternyata suara ibumu lebih ganas ya" Ucap Vina yang sedang tiduran di ranjang.

"Ia seperti kau" Jawab Astrit yang ikut tiduran di sebelahnya.

Lalu Vina tertawa sambil memukulli Astrit dengan guling dan Astrit juga memukulli Vina dengan bantalnya.Tanpa disadari ternyata suara mereka berdua kedengaran dari bawah sampai-sampai ibu Astrit menghampiri kamar Astrit.

"Sudah malam!!! tidur!!!,atau kalian akan ku pukulli!!!" Teriak ibu dari luar pintu kamar Astrit.

Astrit dan Vina berdiam sementara seperti patung Pancoran sejenak.

"Ia ibu" Jawab Vina yang masih memegang gulingnya.

"Sssttttt,,,,, makanya ketawanya jangan keras-keras, nanti ibuku membawa alat legendarisnya kesini." Bisik Astrit ke Vina.

"Okee....okeeee" Jawab Vina dengan nada lirih.

Astrit dan Vina merebahkan badannya ke kasur,layaknya seperti kakak adik yang sedang tidur dan melihat langit-langit kamarnya bersama.

"Orang tuamu pergi keluar negeri lagi?" Tanya Astrit dengan menoleh ke Vina.

"Ayahku lagi ada dinas di luar kota 3 hari dan ibuku disuruh ikut kesana." Jawab Vina yang masih memandangi langit-langit kamar.

"Owhhh.. diluar kota." Sambil mengikat tali guling karena lepas.

"Aku di rumahmu juga cuma satu hari doang, soalnya art di rumahku besok udah balik kesini lagi katanya." Jelas Vina.

"Lahhh..terus kenapa kamu bawa koper segala,tas kecil aja jg muat" Tanya Astrit.

"Karena aku bawa sesuatu." Ucap Vina menatap Astrit dengan intens.

"Bawa apa?" Penasaran Astrit.

"Hayooo tebak aku bawa apa coba..??" Sambil menuju ke koper miliknya.

Vina bangun dari ranjang dan mengambil kopernya,lalu membukanya,tak disangka ternyata yang dibawa oleh Vina membuat Astrit bingung dan terheran-heran.

"Taraaaaaa.....ini diaaa!" Suprise Vina kepada Astrit.

Ternyata yang Vina bawa adalah bahan-bahan adonan untuk membuat kue. Ya ampunnnnn,selain tenggorokan yang rusak ternyata otaknya Vina juga agak rusak ya.

"Haaa...kau gila ya!" Kaget Astrit langsung menghampiri Vina sambil menepuk-nepuk pipi Vina.

"Aku tidak gila aku hanya ingin besok kita membuat kue bersama-sama yaaaaang lezattttt" Ucap Vina dengan nada panjang.

"Aku tidak mau,besok siang aku mau tidur seeeeepuuuuassnyaaa" Jawab Astrit yang langsung berbaring di ranjangnya.

"Coba lihat aku sudah bawa telur, tepung, mentega,susu, cokelat,pewarna makanan" Sambil mengeluarkan nya satu persatu dari dalam koper.

"Sudah...sudah.... sudah..., lebih baik masukan lagi teman-temanmu itu ke dalam koper, jangan sampai mengotori lantai kamarku,aku sudah mengantuk aku ingin tidur"sambil memeluk guling

"Aku sudah bawa sebanyak ini, apa kau tidak kasian padaku!?" Tanya Vina

"Tidakkkk!!" Sambil menarik selimutnya.

"Kamu ini ya!" Geram Vina dan berlari ke arah Astrit.

Vina langsung menggelitik gelitiki badan Astrit.

"Ahahahah... Vina geli Vin.....haha...haha" Ucap Astrit sambil tertawa karena tidak tahan geli.

Tetapi Vina tetap masih menjaili Astrit dan tidak mendengarkan perkataan Astrit.

"Kalau besok kamu mau buat kue denganku,aku akan berhenti menggelitik mu!" Masih menggelitik Astrit.

"Ia ia ia....aku mau, sekarang berhenti menggelitiku,aku mau tidur!!" Ucap Astrit.

"Baiklah... awas saja kalau bohong, bisa-bisa kau yang ku jadikan adonan kue" Ancam Vina.

Astrit tidak menghiraukan ancaman Vina, karena ia sudah mengantuk berat.Tak lama kemudian, Vina mengamati wajah Astrit, seketika Vina sedih dan matanya berkaca-kaca.

*Uj**ian sudah semakin dekat, perpisahan pertemanan kita pun juga semakin dekat, rasanya aku tidak rela meninggalkan teman sepertimu* (Batin Vina)

Lalu Vina ikut merebahkan badanya dan memeluk Astrit sampai mereka berdua tertidur pulas.

**Di pagi hari**

"Kukuruyuuuukkkk......."

Ibu Astrit sudah bangun sebelum ayam berkokok, seperti biasa ia sudah bersih-bersih rumah dan memasak.

"Drrrttt...drrrttt...."

Tiba-tiba handphone ibu Astrit bergetar dimeja dapur.Lalu ia melihat siapa yang menelepon nya.

"Haa dokter Tina? bagaimana ini?" Panik ibu,sambil berjalan mondar mandir.

"Drrtttt...drrrtttt...."

"Angkat tidak yaa?" Sambil menggigit telunjuknya.

Dengan terpaksa ibu Astrit mengangkat nya. Walaupun ia sudah tahu kalau dokter Tina pasti akan menanyakan kondisinya sekarang.

"Hallo..?" Ucap ibu Astrit agak panik.

"Hallo ibu Erna, akhirnya diangkat juga,sudah beberapa minggu ibu tidak mengabari saya loh bu?" Tanya dokter Tina dengan cemas.

"Maaf dok minggu-minggu ini saya lagi sibuk,jadi nggak sempet ngabarin dokter." Bohong ibu Astrit.

"Ia nggak papa bu, saya cuma mau ngasih tahu,kalo ibu Erna sudah 3× tidak pernah control,sibuk boleh tapi kesehatan ibu lebih penting." Ucap dokter Tina

"Ia dok saking sibuknya sampai saya lupa control."

"Hari ini ibu harus control ya bu." Perintah dokter Tina.

"Baik dok nanti saya usahakan,agar bisa ke rumah sakit" Ucap ibu Astrit.

"Jangan lupa datang ya bu saya tunggu loh."

"Ia dok, makasih udah mengingatkan saya."

"Ia bu Erna sama-sama, kalau begitu saya lanjut bekerja dulu ya bu" Ucap dokter Tina.

"Ia dok."

"Tuttt.."

Lalu ibu Astrit mematikan telefonnya.

Sekarang ibu Astrit sedang memikirkan bagaimana caranya pergi ke rumah sakit,tanpa dicurigai oleh Astrit dan Vina.

Bersambung.....

Hai temen-temen makasih yang udah mau dukung author,semoga kalian selalu suka dengan kelanjutan ceritanya author yaaa...

Jangan lupa kasih like da komenya biar author semangat nulisnya yaa💚🤗🤗

Terpopuler

Comments

desi

desi

si Vina agak miring ya ternyata 🤣

2021-08-26

4

As Ik

As Ik

aku kira siapa yang datang,pas dibuka ehhh si toa

2021-08-24

4

nita

nita

kasian Astrit sama ibunya dah tegang

2021-08-24

6

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 46 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!