Haris tersenyum. Ada ego daerah yang menyulut Natalia saat ini, tapi itu pantas, semua orang juga akan melakukan hal sama mungkin jika menemukan persoalan itu, siapa sih yang mau mendukung orang yang berasal dari daerah yang sama dengannya. Itu sangat pantas, sangat biasa.
“ Oo.. , Memang Sumatera Utara kenapa ?“.
“ Sayakan anak Sumatera Utara Bang “.
“ Mahyadi Panggabean “.
“ Gitu deh “.
Haris dan Natalia sama sama tertawa. Wah, tawa itu memang istimewa sekali, senyum yang berubah tawa milik Natalia menambah kata betapa cantiknya dia, betapa manisnya dia. Haris magut magut saja. Dada Haris semakin berontak.
“ Sudah semester berapa Li “.
“ Semester V Bang “.
“ Masih lama tamatnya ?”.
“ Paling dua tahun lagi “.
Haris angguk angguk kepala. Sebenarnya itu udah pertanyaan yang gunanya ngga’ ada. Tapi Haris terpaksa menanya hal itu, karena dia tak lagi punya kamus pertanyaan yang lain. Semakin lama Haris memandang Natalia, semakin Haris merasa kalau dia benar benar jatuh cinta. Natalia dimata Haris begitu sempurna dan mempesona, Haris belum pernah rasakan ini sebelumnya.
Sejak saat itu hari hari Haris ada sedikit banyak perobahan, perobahan yang paling mendasar adalah saat ini Haris lebih banyak meluangkan waktu bertemu dengan Natalia, kapan Haris merasa punya waktu yang cukup, maka yang paling pertama dilakukannya adalah SMS Widya, Widya yang memang udah janji setia dan tidak buka rahasia tetap memberikan hasil yang baik pada Haris, Widya akan langsung menyampaikan pesan Haris padanya, cocoknya lagi Natalia mau aja nemuin Haris dikantin sesuai pesan yang disampaikan Widya padanya.
“ Udah lama bang “.
Haris menggeleng. “ Belum kok “.
“ Tadi ada kampanye lagi “.
“ Kampaye ? “.
“ Katanya Arianda mau hadir, makanya Lia datang. Eh.. taunya ngga’ ada muncul muncul sampai acara habis “.
“ Kok bisa begitu ?”.
“ Ngga’ tahu. Buat penasaran aja. Kata mereka Arianda itu tampan “.
“ Kalau tampan emang gimana ?”.
Natalia tertawa. “ Pengen lihat aja “.
“ Buat cemburu aja “.
“ Ngga’ ach Cuma pengen tahu aja “.
Haris terpaksa tunduk agar Natalia tak melihat perubahan yang ada diwajahnya. Sejujurnya, tadi Haris memang datang kepertemuan itu, sudah banyak yang desak agar Haris hadir, Haris akhirnya setuju untuk hadir, tepat pada waktu yang ditentukan sebelumnya Haris datang ke pertemuan itu, tapi langkah Haris langsung mundur dan lari menjauh dengan langkah seribu saat melihat Natalia dan anak semesternya memadati ruangan.
“ Permisi bentar Fan, ada yang penting “.
“ Kemana ? udah mulai nih “.
“ Ini genting “.
“ Tapi Ris… “. Irfan tepuk jidat, Haris udah hilang.
Haris pergi begitu saja meninggalkan Irfan yang bengong dan tepuk jidat melihat Haris yang sama sekali tidak lagi kelihatan. Irfan geleng kepala dan masuk ruangan, Irfan merasa Haris aneh bin sinting, masa ketemu ama pendukung susahnya setengah mati, Haris yang mau jadi Presiden Mahasiswa mereka yang jadi sibuk, Irfan sebenarnya lakukan ini hanya karena Irfan punya marga yang sama dengan Haris, sesama orang batak, Irfan siap bantu Haris apa aja.
Haris terang sama sekali ngga’ mau ketahuan terlalu cepat, jika Haris masuk ruangan itu jelas Natalia akan tahu siapa Haris yang sebenarnya, dan Haris tak mau itu terjadi. Haris ingin mendapatkan hati Natalia dengan status yang diketahui Natalia, seorang Salesman alat alat rumah tannga, sehingga Haris memilih menjauh sambil SMS Widya nyuruh Natalia ke kantin.
“ Lia udah punya pacar ?”.
Natalia geleng kepala. “ Belum tuh “.
“ Wah.. ada kesempatan dong “.
“ Kesempatan apaan ?”.
“ Aku.. punya peluang dong “. Haris bicara ragu ragu.
Natalia hanya tersenyum. “ Abang ada aja. Ngomong yang lain aja kenapa sih ? kok ngomong itu aja “.
“ Kok itu aja. Kan baru diomongin sekarang “.
“ Entah tuh.. “.
Haris dan Natalia sama tertawa. Haris geleng kepala dan menghusap mukanya perlahan. Natalia sedikit menunduk dan menikmati minumannya perlahan saja, menikmati dengan pelanpelan.
“ Oh ya.. Li. Kamu boru[1]apa ?”.
“ Ngga’ punya Bang ?”.
“ Ngga’ punya ? Tapi dari Sumatera Utara “.
“ Mama yang punya “.
“ Mama ? boru apa Mamanya ?”.
“ Sitompul “.
Haris hanya anggukkan kepala. Banyak memang orang Sumatera Utara yang tidak punya marga, di Sumatera Utara itu Multi Etnis, banyak Etnis yang berdiam disana, di Kota Sibolga Saja, kota asalnya Haris, kata ayahnya ada 15 etnis yang tinggal disana, makanya Kota itu menyebut dirinya Kota Berbilang kaum. Dan rasanya itu pantas memang, karena ada 15 etnis yang tinggal disana, walau menurut ayahnya didominasi oleh Batak dan Minangkabau, hingga bahasa Sibolga (Bahasa Pesisir Sibolga-Tapanuli Tengah) masih menurut ayah Haris adalah gabungan kedua etnis ini, singkatnya Bahasa Pesisir Sibolga-Tapanuli Tengah adalah Bahasa Minang yang berdialek Batak.
“ Abang Marganya apa ?”.
Haris memandang Natalia sesaat. “ Pulungan “.
“ Pulungan ? “.
“ Kenapa ? ada yang beda dengan itu ?”.
Natalia geleng kepala. “ Bukan gitu bang. Tapi kaya’nya Lia baru kali ini dengar marga itu“.
“ Emang sih. Pulungan ngga’ begitu banyak “.
“ Mama Abang ?”.
“ Ngga’ punya “.
Natalia tertawa kecil. “ Kebalik ya Bang. Lia ayahnya ngga’ punya marga, abang Mamanya ngga’ punya “.
“ Betul juga “.
Natalia akhirnya permisi setelah lebih setengah jam mereka ngobrol, katanya ada kuliah, Haris hanya anggukkan kepala. Satu yang membuat Haris semakin menggebu, setiap ingin meninggalkan Haris Natalia tak pernah memberikan alasan yang bohong, Natalia amat jujur.
[1] Marga (Kalau wanita disebut Boru)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Puan Harahap
Jatuh cinta nih
🌹🌹Salam Pria Idola dan dua karya lainnya.🌹🌹
2021-06-21
1
Khairil Anwar Peni
lanjuuuut ... 🙏🙏🙏
2021-05-27
1
Yoo_Rachel
Semangat Berkarya..
2021-04-06
1