Pagi cukup cepat datangnya. Haris sudah sampai dihalaman kampusnya, wajar aja kalau cepat, Haris hanya butuh tak sampai 250 langkah untuk sampai kesana. Haris tak begitu tertarik masuk ruangan, langkah Haris mantap menuju kantin yang berada agak kesudut.
Sejak kemarin otak Haris dipenuhi rasa ingin tahu Natalia, gadis yang ditemuinya semalam. Gadis yang membuat Haris berselimut tanya dan keingin tahuan. Haris langsung mencari Hilman, Hilman anak Bahasa Indonesia, mungkin dia tahu, pikir Haris. Dan Haris langsung tertawa melihat Hilman yang asyik merokok dikantin dengan angkat kaki.
“ Hil.. “.
“ Eh Ris, ada apa, mukamu cemberut benar, kenapa ?”.
“ Ngga’ apa apa kok “.
Hilman melonjak dan menari-nari. “Sudah kubilang, PSMS itu ngga’ bisa “.
Muka Haris cemberut. “ Mau kalah, mau menang, memang kenapa ?”.
“ Iya dong, PERSIJA, PERSIJA The Champions, Yess !!”. Hilman kembali menari-nari sendirian.
“ Udah, udah.. aku mau ngomong sama kamu Hil “.
Hilman langsung duduk. “ Presiden Mahasiswa ?”.
Haris menggeleng kepala. “ Tidak “.
“ Jadi apa dong ?”.
“ Ada seorang cewek aku temui kemarin, cantik “.
Hilman langsung tertawa ngakak. “ Cewek ?, ha ha.. Cewek, Cewek ? Seriuslah Boy ?”.
“ Ya.. aku serius “.
Hilman masih terus memandangi Haris, calon Presiden Mahasiswa terkuat ini ngomongin cewek, tentu membuat Hilman sedikit bingung, dan merasa itu cukup lucu, Hilman tak menyangka Haris mau juga ngurusin cewek.
Hilman masih tertawa. “ Cewek apaan Ris ?”.
“ Iya, aku ketemu semalam dilapangan “.
“ Lapangan ? fans PERSIJA kalo gitu “.
Haris agak cemberut. “ Kepalamu, asal aja. Ini Fans PSMS Boy “.
“ Apaan “.
“ Cantik Hil, dia anak Bahasa Indonesia “.
“ Bahasa Indonesia kampus kita ?”.
Haris mengangguk dan mengambil HP nya, semalam Haris sempat juga ambil wajah Natalia, Cuma dari samping. Cukup jelas juga, Haris menunjukkannya pada Hilman, HP Haris diambil Hilman dan memandanginya cekup lama.
Haris sangat kecewa saat Hilman geleng geleng kepala.“ Dia ini mungkin anak semester bawah Ris, aku ngga’ kenal “.
“ Masa sama-sama anak Bahasa Indonesia kamu ngga’ kenal “. Haris menggerutu panjang pendek.
Hilman menolak kepala Haris. “ Enak aja, emang anak Bahasa Indonesia berapa orang ?”.
“ Emang berapa ?”.
“ 8.237 orang tahu. Apa kau pikir anak Bahasa Indonesia 30 orang hingga aku kenal semua, dasar lo “.
Haris garuk garuk kepala. Benar juga, jumlah anak Bahasa Indonesia kan bukan seperti satu kelas waktu SMA, tapi rasanya kurang pas juga, masa aktivis kaya Hilman kok bisa ngga’ kenal anak satu jurusannya. Firman yang dari tadi melihat dan mendekat pada Hilman dan Haris yang lumayan ribut.
“ Ada apa sih ?”.
Hilman menunjukkan gambar yang ada HP Haris. “ Kenal ?”.
Firman mengangguk. “ Natalia “.
Haris langsung semangat. “ Ya, namanya Natalia “.
Firman duduk didepan Haris. Ambil rokok Hilman sebatang dan langsung menyulutnya perlahan lahan.
“Anak semester III, bendahara Senat Fakultas, cukup ?”. Firman menjelaskan.
Haris mengangguk angguk. Ada rasa senang yang muncul dihatinya, walau terasa sangat singkat, tapi itu lebih dari cukup untuk informasi awal. Lumayan jugalah, dari pada ngga’ ada.
“ Udah punya pacar belum Man ?”.
“ Mana aku tahu, lagian aku ngga’ sempat urusin pacar orang “.
Haris kembali menggeleng. Tapi informasi Firman bolehlah, lumayan cukup bagi Haris mengenai Natalia, dan tentunya bisa juga menjadi bahan untuk lebih dekat pada Natalia yang terang membuat Haris jatuh cinta. Jatuh
cinta berat.
Ini yang membuat Hilman bingung, setahu Hilman Haris termasuk tipe cowok yang lumayan aneh, walau punya wajah yang ganteng, tapi tak pernah kepikiran soal pacaran. Haris sangat aktif di Organisasi yang menyedot hampir 75% waktunya, hingga pacaran seperti tak ada bagi Haris. Sehingga pada saat Haris bilang ada cewek yang membuat Haris terpana, Hilman yakin cewek itu luar biasa cantiknya, kalau tidak mana mungkin. Lihat gambar di HP Haris Hilman cukup yakin cewek itu memang sangat cantik, tapi terang Hilman masih penasaran ingin melihat wajah cewek itu langsung.
“ Natalia teman baik dengan adikku Widya “.
“ Widya ?”. Haris memperjelas.
“ Ya, mereka cukup baik “.
“ Baik gimana ?”.
“ Bahkan Natalia sering kok kerumah dengan Widya “.
“ Masa ? yang benar aja Man “.
“ Ngga’ percaya udah. Tanya aja Widya langsung “.
Kali ini Haris benar benar gembira. Widya yang adik Firman tentu menjadikan Haris lebih mudah bertemu Natalia, atau bisa saja dari Widya Haris bisa lebih dekat dengan Natalia.
“ Yess “. Haris meninju telapak tangan kirinya.
“ Apaan ?”. Hilman terkejut.
“ Ayo kita cari Widya “.
Hilman ikuti saja langkah Haris yang meninggalkan kantin. Haris langsung menuju pustaka, sebab Haris yakin, jika tidak ada kuliah si kutu buku Widya pasti ada disana, tempat mangkal Widya yang paling utama. Dan benar saja, baru dua langkah masuk keruang pustaka, tampak Widya yang asyik membaca.
“ Buarrrr…. “.
Buku yang dipegang Widya ikut tercampak kelantai, dan Widya langsung manyun begitu melihat tampang Haris dan Hilman, dua teman abangnya yang paling bandel, paling ribut, tapi juga merupakan tempat curhat Widya.
“ Ada apa sih ?”.
Haris memungut buku Widya, menyerahkannya kembali dan duduk didepan Widya, sementara Hilman langsung beranjak mencari buku yang ia sukai untuk dapat dijadikan bacaan.
“ Kenal Natalia Wid ?”. Haris tunjukkan gambar dilayar HP nya.
Widya melihat sebentar dan mengangguk. “ Ya.. itu Natalia “.
“ Kamu kenal ?”.
“ Teman satu ruangan, tadi baru disini “.
Haris jadi cukup senang. Ada banyak tawa yang muncul dari bibir Haris, Haris udah dapat bayangan yang bagus, isi otak Haris langsung bekerja. Dengan semangat Haris langsung bercerita tentang pertemuannya dengan Natalia, kenalannya, dan semua yang berhubungan dengan pertemuan itu dengan lengkap, selengkap lengkapnya.
“ Intinya, abang suka dia Wid “.
Widya meruncingkan bibirnya. “ Masa ?”.
“ Ya.. abang serius Wid, bantu abang ya “.
“ Bantu apaan ?”.
“ Pokoknya bantu aja, Okey ?
Widya anggukkan kepala. “ Okey “.
Widya mendengar semua perkataan Haris dengan seksama, teori yang bagi Widya cukup lucu dan mungkin aja jitu. Widya ketawa aja dan mengangguk anggukkan kepala mendengar penjelasan Haris. Terasa sangat lucu, tapi Widya juga merasa itu teori yang lumayan juga bagusnya.
“ Gitu aja dulu Wid, Okey ?”.
Widya tertawa kecil dan anggukkan kepala. “ Kapan ?”.
“ Sekarang dong, Kapan lagi “.
Widya kembali geleng kepala. Widya terus merasa geli dengan semua ini, tapi Widya merasa ingin tahu juga apa hasilnya, Widya tahu dengan ini ia akan banyak berbohong pada sahabatnya sendiri, tapi apa boleh buat, Haris juga teman dekat abangnya. Widya kembali geleng kepala, kadang memang banyak yang membuat sesuatu jadi terasa lucu. Natalia sangat sering main kerumahnya, sama seringnya dengan Haris yang bikin ribut dirumahnya, kalau Haris dan Hilman datang, maka rumah itu akan riuh, ayah dan Ibu mereka juga bakal ikut ngakak dengan cerita mereka bertiga, tapi sejauh ini tak pernah mereka datang saat Natalia ada dirumah, tak pernah sama sama datang.
“ Okey Wid ? “.
Widya anggukkan kepala. “ Okey Bang “.
Widya berdiri, kembalikan bukunya, Widya acungkan jempolnya saat Haris meninggalkan pustaka bersama Hilman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Yayoek Rahayu
sepertinya bagus.
2022-03-19
0
Nikodemus Yudho Sulistyo
PENDEKAR TOPENG SERIBU mampir.
2021-10-01
0
Lizaz
Aku mampir thor
mampir juga di karya aku
mari saling dukung
2021-07-19
0