Saling Menyukai?

...“Asa terbang sangat jauh dan ingin mendekap ruas kosong itu, apa diperbolehkan mengetuk ramah?”...

 

🥇🥇🥇

 

Jujur, sejak pisah dengan Arsha ada keberuntungan dalam hati, bisa sedekat nadi yang berdenyut asa pada sosok teman curhat selama ini menemani nestapa Cantika. Tidak tahu kenapa setiap kali menampik tidak ada kemungkinan, sisi lain melihat bola mata Randy juga saling menyukai?

Tiba-tiba saja kedua bahu gadis itu terangkat, “nggak tahu dah..” Gumam Cantika kemudian.

Lagi, sahabatnya menumpukkan berbagai harapan lewat facepoon dan puisi telah tertulis lewat dinding facebook.

Ah, benar saja, ternyata Dito masih belum move on, walau sudah di tolak sangat tegas dan terang-terangan dari gadis itu.

Risi, sangat menganggu waktu luang Cantika saat ingin mencari hiburan lewat dunia maya tersebut. Kenapa harus melangitkan sebuah kidung yang tertampak jelas tidak menginginkan terima cowok itu?

“Aish, sori, bukan bermaksud, Dit.” Gusar Cantika sendiri.

Dito memang romantis, tapi overdosis, serius. Lebih parahnya lagi, Cantika tidak ada rasa apa-apa selain sahabat. Kenapa masih saja keras kepala buat menembak ulang?

Pikirannya lari ke sosok teman curhat, kenapa jaman modern begini tidak main facebook? Terlalu kaku sekali.

“Cantika?! Kenapa melamun trus sih? Anak cewek ndak baik duduk sendiri di sini.” Nila menegurnya.

Yang spontan buat dia terhentak sambil membuang napas dengan kasar.

Tidak tahu kenapa paling senang sekali duduk diatas tangga sambil ngelamun hal-hal unfaedah, menjadikan teman-temannya selalu menegur dia.

“Hehe, senang saja sih, kalian mau ke mana?”

“Kantor, mau tanya soal pelajaran tadi dalam kelas. Habisnya kita belum ngerti, mau ikut?” Timpal Nining dan menarkan gadis itu buat ikut belajar bareng mereka di kantor.

Ada senyum miring tercetak di sana, ada bagusnya juga sih ngajak dia buat belajar sama-sama, hanya terlalu insecure tahu otak di bawah rata-rata dan mendapatkan nilai 60 terus baik dalam raport maupun tugas dan ulangan harian.

Sedikit pertimbangan, melihat teman-temannya sudah menunggu jawaban, “eng..lain kali sudah eh? Kalian duluan sudah, keburu tidak bisa makan nanti tuh di kantin.” Langsung di tolak oleh Cantika.

Hah. Buat mereka membuang napas kecewa, tidak berhasil meluluhkan hati temannya itu buat belajar matematika di kantor.

Wajar saja Cantika menolak, karena bersangkutan dengan angka, mana beta belajar pakai rumus. Dapat nilai diatas 60 dan naik kelas saja sudah buat dia bersyukur.

Saat mereka sudah pada turun, “kenapa sih, anak itu mala sekali belajar?” Risa langsung muncratkan protes.

“Mungkin belum ada niat?” Nila asal menjawab.

“Huss..sembarang saja. Tapi, bagaimana eh buat dia bisa rajin belajar dan semangat lagi dalam kelas?” Kali ini Wardah yang memikirkan cara buat temannya yang satu itu berekspresi tak lagi mendung sendiri.

Menit-menit waktu sudah berjalan dan mereka rasa telah cukup untuk bisa memahami pelajaran yang tadi dalam kelas belum masuk di otak, sekarang bisa memahaminya, dan hanya Cantika harus diajarkan supaya nanti ujian bisa mengerjakan soalnya tanpa susah.

“Makasih, Bu. Kita permisi dulu.” Kata Nining, lalu keluar dari ruangan beliau.

Saat sudah di luar kantor, “eh, kita panggil Cantika ke kantin?” Kata Nila.

“Tidak usah, paling anak itu sudah hilang ke kantin panjang.” Risa langsung membalas cepat.

Mereka langsung ke kantin di bawah kelas mereka saja karena lebih dekat, waktu sudah sangat mepet buat masuk jam pelajaran berikutnya.

Dengan gerakan cepat mengisi asupan untuk perut yang sudah dari tadi keroncongan.

Sisi lain, “kau juga nih, kenapa sih harus tertutup sama mereka, hah?! Bagus dong kalau diajak belajar bareng sama gurunya langsung.” Elvira langsung memuntahkan emosinya, kesal sendiri dengan sahabatnya yang satu ini.

Fine, tahu Cantika sangat benci pelajaran matematika, setidaknya membangun ikatan dengan mereka sudah sangat cukup.

“Tidak mungkin toh, kalau nanti kamu minta ajarkan saya? Sedangkan ada mereka yang jauh lebih paham di banding saya, Tik?” Kok, tiba-tiba Elvira insecure sih?

“Ih, nilai-nilaimu selama ini bagus kok. Tidak ada salahnya mo kalau kamu ajarkan atau kerjakan tugas pekerjaan rumahmu nanti.” Di balas dengan tawa kecil.

Cukup mengundang wajah jengah dari Elvira.

“Sampai kapan kamu mau bergantung dengan saya, Tik? Nanti ke depannya harus bisa mengandalkan diri sendiri, setidaknya pahami sedikitlah matematika. Dunia pekerjaan pasti kamu bakal ketemu pelajaran itu juga, Tik.”

Aih, membuang napas malas, begini sudah kalau Cantika curhat mengenai teman-teman multimedia yang mengajak dirinya belajar matematika dan berkahir penolakan, pasti kena ceramah sama sahabat sendiri.

“Udah ah, malas dengar. Telingaku panas.” Cantika membalasnya dengan ketus.

Sedangkan Elvira? Mencak-mencak menahan emosi, lihat sahabatnya tidak ada semangat buat belajar sejak putus dari sosok mantan sok kecakepan. Padahal wajah di bawah standart, cih.

 🧭🧭🧭

Masih ingat jelas, sebelum menolak Dito, di kantin panjang teman-teman cowoknya pada menyoraki mereka berdua, karena Dito dengan terang-terangan menunjukkan ketertarikannya pada Cantika.

Syukur Randy yang juga berada di tempat sama, tidak terlalu memerhatikan.

Hah. Bukan sekedar humble saja, melainkan jago sekali membuat kedua pipi gadis itu merona malu, tersipu dalam diam. Menyebalkan sekali.

Tetapi, moment-moment seperti inilah yang bakal di rindukan oleh kita, semasa putih abu-abu dibungkusi ruas kekeluargaan sweet dari multimedia.

Malam ini sangat gelisah buat menanyakan kabar cowok itu, langsung di tepis jauh-jauh pemikiran itu. Dasar..suka aneh-aneh dah isi kepalanya.

Cantika langsung mengambil HP dan menghiasi dinding facebook dengan kalimat manis, syukur belum ada komentar dari salah satu temannya Randy yang mencurigai ada rasa yang berbeda dari sesosok gadis cuek dalam kelas.

Sebentar, cukup aneh sih kok bisa tiba-tiba membuatkan sebuah kalimat yang bahkan orang di sukai tidak tahu sama sekali mengenai perasaan tersebut? Namun, masih tetap di ciptakan tanpa henti.

Bahkan sahabat sendiri tidak tahu perasaannya, apakah bakal dapat penolakan kalau Cantika suatu saat nanti ingin menjadikan sahabat ke kekasih?

Tidak bertukar kabar malam ini saja sudah cukup buat dia gelisah, apalagi tidak menghiasi dinding facebook dengan kalimat sweet. Bisa-bisa keceplosan ke teman-teman ceweknya dan bakal mendengarkan sorakan godaan dari mereka.

Hah. Membuang napas kasar.

Setelah puas menerbitkan isi hati, Cantika langsung tidur, tidak sabar buat menunggu esok hari di kelas. Walau tahu masih ada sesal lihat pertemanannya dengan Dito tidak membaik melainkan semakin buruk, menjaga jarak. Malas di ambil pusing, toh, yang penting sudah jujur kalau tidak ingin menjalin ikatan cinta selain sahabat.

Sampai di kelas, belum ada Randy, mungkin terlalu bersemangat kah? Makanya lebih cepat datang ke sekolah hari ini.

Hm. Berjalan kecil ke bangku lalu menaruh tas itu dan mengeluarkan benda pipih lalu bermain game.

Selang beberapa menit sibuk dengan HP, Dito datang menampilkan wajah datar ke gadis itu, berharap bisa ngobrol seperti biasa sebelum pertanyaan perasaan, ternyata jauh lebih sakit, menjaga jarak tanpa alasan.

Ah. Fine! Bukan tanpa alasan, melainkan memang ada alasan, sakit hati karena cintanya di tolak oleh Cantika.

Padahal kalau tidak menjaga jarak, sudah dipastikan banyak cerita tentang Randy sampai di telinga Dito. Sayang, dua sahabat itu saling diam satu sama lain.

Masih belum siap untuk curhat tentang perasaan itu ke Elvira. Apalagi tahu sahabatnya sangat senang tahu dia kembali semangat bersekolah dan terlepas dari nestapa yang di berikan oleh Arsha.

Suara yang sejak tadi di nantikan pun datang, tanpa sadar bola mata Randy bertabrakan dengan bola mata Cantika, sedikit lama.

Ada yang berbeda dari tatapan itu, apakah cinta? Tidak tahu, yang jelas Cantika bisa tangkap bukan sekedar tatapan sebagai teman melainkan lebih.

Ais, gadis itu paling benci dengan hal ini, saling menebak-nebak isi perasaan Randy. Sedangkan orangnya sendiri tidak bakal mengumandangkan kidung yang jelas hanya ingin fokus sama sekolah, bukan pacaran.

Apa boleh Cantika artikan dengan tabrakan bola mata tanpa sadar itu menyelipkan sebuah saling menyukai satu sama lain?

Tetapi, kenapa diksi impossibel selalu menari-nari diatas kepala gadis itu sendiri, hah? Apa kah tidak diperkenankan untuk jatuh cinta dengan sahabat?

Arg. Menggeretakkan gigi, sangat gusar dalam batin. Gemas sendiri, jadinya, kan?

Ada sebuah asa yang terbang jauh dan boleh kah mengetuk ramah sebuah hati sudah lama kosong dan kini jatuh hati lagi ke orang yang sudah berhasil mengusir sedih?

Jam istirahat sudah menjadi rutinitas multimedia bakal bertumpukkan dalam kantin, kalau tidak jajan yah, paling duduk saja di sana.

 “Bro, kantin kah?” Fandy mengajaknya.

“Ah, kalian saja sudah. Tadi saya sudah sarapan dari rumah.” Randy langsung menolak dengan halus.

Cantika sangat penasaran, apakah cowok itu tidak pernah dapat jatah jajan sekolah atau memang orangnya irit dan uang itu di tabung?

Karena jarang sekali lihat Randy jajan di kantin, itu pun sempat membelikan nasi kuning saja buat Cantika tidak dengan dirinya sendiri.

Walau tidak jajan di kantin, cowok itu ikut bergabung dalam kantin dengan teman-teman lainnya, berbeda dengan Cantika, menarik diri dan sibuk dengan dunianya sendiri dalam kelas, terkadang juga duduk sendiri diatas tangga sambil ngelamun yang selalu saja di tegur oleh teman-temannya.

Juga pernah, “Tik..ih, kenapa sih beta sekali duduk melamun sendiri di sini, hah?! Kalau bosan, jemput kek di kelasku, biar kita jajan, makan dan kenyang!” Elvira mendapati gadis itu melamun di atas tangga.

Tapi, untuk kali ini Cantika hanya duduk dalam kelas sambil sibuk dengan HP, karena hari ini tidak ada razia, jadi aman buat main benda pipih yang tidak diperbolehkan bawa ke sekolah. Bukan hanya dia saja kok yang bawa tapi teman-teman lainnya. []

 

 

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!