Cinta Berbekal Matre?
...“Bersemuka tak disangka menjelma rasa aneh dalam dada.”...
🗒🗒🗒🗒
SMK YPKP Sentani, penuh dengan sebuah lukisan suram ketika menjeruji nafsi dalam sunyi dengan kesibukan dunia sendiri.
Melihat mereka memelihara tawa derai, begitu menyenangkan kalau menggabungkan diri ke sana.
Tapi, masih terbayang lagi dengan trauma pertemanan.
Takut. Bakal terkucilkan juga terdampar pada luka, karena kembali memperluas hati untuk kepercayaan situasi yang ada.
Cantika Mellyana. Nama paling anggun tapi tidak dengan karakter tersebut. Begitu tomboi dan cuek.
Apakah terlalu cuek, membuat diri terasingkan dalam kelas terkesan humble itu?
Tidak. Cantika justru menggeleng, menampik semua yang ada dalam pemikiran.
Masih bertahan dalam pondasi sunyi.
Tidak tahu kenapa sejak terbungkus oleh wajah-wajah bengis di balik pertemanan sejak SD, malas mengurusi lagi arti persahabatan.
Karena bagi Cantika semua itu delusi saja.
Jangankan teman, lingkup paling dekat sejak lahir sekalipun tak pernah menanggapi diri berarti.
Seperti .. Takdir berkata kau tak pantas bahagia yang melulu merasa sesak dalam dada.
Walau dua bola mata memotret multimedia sangat ramah dan tidak memilih dalam berteman. Tetap saja kan, yang namanya trauma sulit tersingkir dalam isi kepala.
Masih berada dalam label siswa baru, kok sudah terlihat akrab? Seperti teman lama bertemu lagi dalam ruangan.
Hanya memiliki teman sama dari sekolah lama, SMP, Livy.
Itu pun sudah jauh lebih menjaga jarak dan lebih memilih bergaul dengan teman baru.
Bukannya ngajak ngobrol atau kumpul bersama, kok ditinggalkan begitu saja?
Yang menjadikan diri malas ikut bergabung. Dan lebih memilih sunyi.
Sembari menunggu guru masuk dalam kelas, gadis itu memutar lagu hingga volume kandas sekali pun, tetap bising-bising dalam kelas mengalahkan lagu sedang di putarnya itu.
Cih. Berdecak dalam diri, kenapa terlalu ribut sekali?
Sudahlah, tidak perlu di pusingkan. Oh yah, selama ini Cantika mengidamkan sebuah jurusan berbau komputer, sewaktu SMP sudah tertarik setelah masuk ke dalam laboratorium untuk kali pertama.
Eh, wali kelas masuk, memberikan sebuah penjelasan tentang guru-guru yang ada di dalam kertas ketika semua siswa sudah mendapatkannya dari beliau, di bagikan.
Cantika melirik sekilas, hanya inisial nama saja.
“Oh, kalau kita masih bingung, ada keterangannya toh di belakang?” Gumam gadis itu, saat sudah membalikkan kertas tersebut.
Tidak lupa seminggu ini diisi dengan perkenalan saja, belum masuk belajar normal.
Sungguh .. Walau pun dalam hati Cantika sangat senang masih perkenalan dalam kelas, sejujurnya sudah tidak sabar buat masuk ke ruang laboratorium, mengotak-atik komputer.
Masih ingat persis, di mana melewati proses seleksi final antara lulus atau gagal yang mengharuskan mereka menebak sebuah gambar dalam komputer, melihat angka di kertas laminating yang hanya ada titik-titik buta dan masih banyak lagi.
Dan .. Menjadi daya ketertarikan masuk jurusan multimedia adalah membuat sebuah animasi. Karena tanpa sadar berdecak kagum dalam batin, saat wali kelas Cantika membuat satu contoh sederhana di komputer, bergerak.
Walau tahu sangat terbentang sebuah kegagalan dalam kepala, karena tak bisa mengelak lagi, jika otak di bawah rata-rata, tetap buat Cantika bersemangat tidak sabar buat masuk ke dalam laboratorium komputer.
Apalagi melihat teman multimedia pada humble saat masih awal perkenalan, tidak menutupi kemungkinan kalau sudah belajar normal, tidak bakal membiarkan teman dalam kesulitan.
Tapi, Cantika tipekal orang yang sangat cuek, apakah bisa mendekati diri dengan mereka nanti?
Hanya sibuk dengan dunia sendiri, musik.
Setelah melihat wali kelas sudah keluar, karena jam istirahat sudah berbunyi lima menit lalu, dengan langkah santai gadis itu berjalan ke arah kantin, beli cilok, makanan favorit.
Dengan di temani benda pipih, duduk di salah satu bangku panjang kantin, bermain game candy crush saga.
Sama sekali tidak terusik ketika keadaan kantin sudah ramai.
Sudah tenggelam dalam dunianya sendiri, sambil sesekali mengikuti irama sedang di dengarkan lewat headset.
Tidak tahu kenapa sangat beta berlama-lama dengan nada-nada sedang bermain di balik headset tersebut? Padahal kalau mau di bilang, mereka pada mau menciptakan sebuah obrolan.
Sayang, gadis itu sangat cuek dan tertutup.
Padahal .. Yang sedang di rasakan Cantika saat ini adalah berdebat dengan diri sendiri, insecure karena tidak memiliki sebuah keistimewaan sama sekali selain menyusahkan orang sekitar dengan porsi otak di bawah rata-rata.
🧭🧭🧭
Ternyata mendapati sosok teman baik dalam kelas multimedia tidak susah. Terbukti, memiliki beberapa teman akrab, Nila, Irsya, Risa, Nining dan Wardah.
Dia sangat bruntung bisa berteman dengan mereka, bukan hanya itu, satu kelas seperti keluarga kedua setelah rumah.
Kalau pun ada pelajaran susah, mereka bahu-membahu untuk belajar di guru bersangkutan. Indahnya berbagi ilmu bersama, tanpa menjatuhkan satu sama lain.
Dalam kegiatan belajar dalam kelas, mencari cela agar bisa bertukar kabar dengan kekasih, yang memang baru-baru belakangan ini menyatakan perasaannya kepada gadis itu.
Jangan berharap di biarkan begitu saja, asik dengan benda pipih, tak mendapati teguran halus oleh keempat temannya? Oh..tentu saja mereka menegur jangan main hp saat ada pelajaran dalam kelas begitulah yang bisa di gambarkan dari sorotan tersebut, jikalau mendapati Cantika asik bermain hp.
Beberapa minggu kemudian ..
Ternyata hubungan mereka tidak semulus itu, Arsha, nama kekasihnya minta putus. Tidak tahu penyebab mereka menyudahi hubungan tersebut yang cukup buat Cantika murung terus setiap kali berangkat sekolah.
Wajah yang kusut pun menjadi pertanyaan oleh teman-teman Cantika. Ketika dia menyuarakan bahwa hubungannya sudah tidak lagi berstatus pacaran dengan Arsha, kok mereka pada bernapas lega? Yang menjadi tantangan baru lagi, keempat perempuan itu harus menghibur Cantika, supaya kembali semangat belajar dan tersenyum lagi. Nihil, ternyata serumit itu.
Sempat mengerumungi gadis itu, mengode ada apa, kok murung sih? Begitulah yang bisa diartikan oleh Cantika, saat kedapatan wajah kusut dari keempat temannya itu.
Nila, teman berbadan gumpal itu menyingkir sambil cengengesan, bisa terlihat ekor mata Cantika, melihat ke mana arah perginya temannya itu.
Pergi dengan ekspresi sukar diartikan, lalu menoleh ke arah kiri karena penasaran. Di sebalah sana terdapat teman-teman cowok multimedia bertumpuk dengan menyandarkan tubuh di tembok, duduk di atas lantai.
Alis Cantika terangkat satu, bingung, kenapa teman berbadan gumpalnya menghampiri mereka? Dalam kepala bertumpuk berbagai pertanyaan hingga mengantarkan satu teman cowok pemalu di samping Cantika. Yang memang sudah mencari incaran Nila untuk menghibur gadis itu.
“Kenapa, Can? Katanya kamu lagi galau kah, di putusin sama pacarmu?” Deg! Dengan cepat jantung itu abnormal.
Pertanyaan itu muncul, setelah keempat temannya menyingkir, membiarkan cowok tersebut bisa leluasa menghibur Cantika.
Sebelum menjawab pertanyaan dari temannya itu, melirik kesal ke arah jendela kelas, mendapati teman-temannya pada tersenyum licik, lalu beralih ke teman cowoknya itu dan mengangguk pelan.
Bisa-bisanya Nila berinisiatif buat panggil teman cowoknya itu untuk menghibur Cantika. Dasar..teman-teman menyebalkan, gerutu Cantika dalam batin.
Mereka sudah pada angkat tangan, susah dalam menghibur gadis itu. Tetapi dengan cara seperti itu, semoga saja mengembalikan senyum Cantika yang masih belum move on dengan mantan. Ada bagusnya juga sih, dengan mendengar hubungan temannya selesai, bisa buat dia fokus dengan guru saat pelajaran berlangsung dalam kelas. Tetapi, sepertinya butuh waktu lama, karena luka masih membekas dalam hati.
“Cie..Ran, temani Cantika saja tuh, kasihan butuh teman curhat.” Nila masuk dengan sengaja menyoraki mereka berdua.
Spontan tanpa aba-aba, teman sekelas menyahuti bersama, “ciee..” Tiba-tiba mereka berdua merasakan dada panas dan pipi jadi merah karena malu.
“Eng..Can, kalau begitu, saya balik ke sana eh?” Kata Randy dengan tebata-bata.
Begitu juga dengan Cantika, mengangguk sangat kaku.
Satu minggu kemudian ..
Sejak kejadian dalam kelas, Randy yang menghibur gadis itu dalam kelas, cukup mengundang perhatian, setiap kali merengek belum bisa mendapatkan penggantinya Arsha. Dengan senantiasa cowok tersebut menghiburnya.
Akan tetapi, tiba-tiba saja ada rasa nyaman setiap kali berbagi nestapa dengan Randy lewat SMS. Why? Jangan bilang cowok itu adalah penyembuh dan menggantikan posisi mantan kekasih dalam hati Cantika?
Eh, sebentar deh, menggantikan posisi sebagai kekasih? Sedangkan Randy tipekal orang yang anti-pacaran, karena ingin fokus belajar. Pun, sangat penurut dengan orangtua, tidak mungkinlah menjadi kenyataan mereka berdua berpacaran.
Namun, tak bisa mengelak bahwa bersemuka tak sengaja itulah yang menjelma sebuah rasa aneh dalam dada. Serius! Cantika tidak bohong.
Huaa..benar kah, Cantika suka dengan Randy?!
Baru saja menjadi sahabat beberapa hari lalu, karena ulah Nila yang diam-diam memberikan nomor hp gadis itu tanpa sepengetahuannya, cukup mengundang rasa yang aneh dalam dada?
Ah..Nila! Kau harus tanggung jawab perasaanku nih! Teriak Cantika dalam batin.
Jangan bilang kalau sahabat menjadi cinta? Hanya karena Randy yang sebatas menghibur. []
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
🇹 🇮 🇫 🇫 🇦 🇳 🇾
semangat kakak up nya
2021-10-16
1
Minaa
Semangattt thor, ijin ya thor.. hai kalian kalo ada kesempatan boleh mampir yah ke cerita aku. thank youuuu..
2021-10-02
0
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
Semangat thor bagus ceritamu 💪💪👍👍👍
2021-09-29
0