"Ruas itu ada satu yang patah lalu memberi dahaga lain dari orang berbeda.”
🥇🥇🥇
Sakit. Paling hobi dalam memelihara penyakit sembari rutinitas begadang sampai pagi, berkali-kali cukup buat Cantika langsung jatuh sakit seperti ini, kan?
Hm. Susah juga, sejak kecil memang tidak pernah di perhatikan, hanya dapat bentakan, tak pernah diapresiasi nilai sekolah. Wajar, sudah menjuluki porsi otak bodoh, biar bagaimana belajar sekeras apa pun, kalau tidak bisa menyerap ilmu, mau gimana?
Dan, hanya lewat hal sia-sia itu yang bisa menarik perhatian orang rumah, sakit, berasa sangat di perhatikan.
***. Can, kenapa tidak masuk sekolah tadi? Lagi sakit yah.
Kok pipi Cantika panas, bersemu tanpa sengaja tahu dapat perhatian dari cowok itu lewat SMS?
Dia khawatir? Pikir gadis itu tiba-tiba.
Rekor pertama sekali, mendapati teman pemalu dan tidak pernah jatuh hati, tiba-tiba beri kode perhatian lewat SMS ke Cantika?
Perhatian kecil itu yang menjelma rasa nyaman pun manis terasa dalam dada gadis terkesan cuek dalam kelas, semakin mekar lewat diam.
Sudah pukul empat sore, langsung minum obat tanpa harus chek up ke dokter, sebab nyeri di area kepala tidak tertahankan lagi.
Kok, semenjak masuk smk saat dapat teman-teman rasa keluarga kedua setelah orang rumah, tidak ingin berlama-lama dalam kamar melainkan tak sabar buat kembali mengenakan seragam putih abu-abu, walau tahu masih sama, sifat cuek tetapi tidak seperti kali pertama putus dari mantan kekasih hanya alasan mantan sama dengan kakak kandungnya.
Waktu SMP Cantika tidak beta berada di kawasan pergaulan pertemanan, mengurung diri sampai sekarang melekat saat smk, cuek, introvet tak tersentuh, hanya bisa di tembus oleh Elvira saja.
Toxic friends, begitulah bisa di jabarkan oleh gadis tersebut di teman masa smp-nya dulu. Yang menjadikan absensi menggunung, sampai dapat surat panggilan untuk orang tua, jarang sekolah.
Sekarang .. Banyak sebuah keindahan ditawari oleh family multimedia, sangat tulus tak terendus sebuah kepalsuan dari mereka. Di tambah adanya perhatian-perhatian kecil dari sosok teman pemalu lewat sms atau kadang membelikan jajanan di kantin sekolah.
Selang beberapa detik Randy kirim sms khawatir itu, ada sms dari teman-teman ceweknya, mengatakan hal sama tapi beda kalimat saja.
Setitik senyum terbit di sana, jarang sekali diperlihatkan kecuali di Elvira.
Setelah minum obat, istirahat dan tak sabar menjemput besok untuk berangkat sekolah. Semoga lekas pulih, biar bisa lihat wajah penuh perhatian diam-diam lewat sms tanpa ketahuan oleh teman sekelas.
Pagi itu .. Sudah agak enakan, tidak seperti kemarin, langsung masuk kamar mandi.
Eh, sebentar, kok tumben sekali Cantika bangun lebih awal? Biasanya juga hampir terlambat ke sekolah.
Hm. Ternyata di balik teman curhat menimbulkan banyak dampak positif buat dia.
Sahabat sendiri yang tahu hal itu pun, sangat senang, sudah tidak terperangkap lagi oleh nestapa saat tahu mantan kekasih mengumandangkan pamit dari hubungan mereka yang baru berjalan beberapa minggu itu.
Knp tdk msuk sklah, Can? Katanya kmu skit kah?
Ada SMS dari Dito yang baru di baca gadis itu pagi ini, semalam di kirim.
Ah, terlalu asik bertukar kabar dengan Randy, melupakan satu temannya ini.
Maaf, Dit.. Sesal Cantika dalam batin.
Kadang gadis itu naik motor atau taksi ke sekolah, lebih banyak naik taksi sih, karena berbarengan jalan dengan mereka untuk pulang sama-sama pakai taksi.
Tapi, untuk hari ini dia menggunakan motor.
Setelah sampai di sekolah, dapat sapaan hangat dari teman ceweknya yang juga baru tiba di kelas.
“Kenapa bisa sakit sih, Can? Trus sudah begitu tidak kasih kabar lagi, biar kita buatkan surat izin sakit.” Keluh Risa.
Hanya cengiran sebagai balasan dari Cantika, lalu .. “hehe, maap, tidak kepikiran.” Menyahuti tanpa dosa.
Sejujurnya senang sudah mendapatkan teman tulus seperti mereka, tapi kenapa rasa gak enakan itu masih saja di pelihara? Sudah dengar bakal kasih buatkan surat ijin sakit, tapi tetap saja menutupi penyakitnya dari mereka.
Syukur ada Randy yang peka, kalau gadis itu kemarin tidak masuk yang buat teman-temannya langsung bertanya sakit atau tidak.
“Dih, anggap teman bukan sih?! Jadinya kemarin kamu alpa tuh!” Kesal Irsya.
“Cukup ah, yang penting Cantika sudah sembuh.” Wardah menengahi, melerai perdebatan kecil itu di pagi hari ini.
Mereka duduk di bangku masing-masing.
Masih belum terbayangkan, mendapati mereka yang tulus tanpa memanipulasi sebuah senyum pun tindakan kebaikan itu, ikhlas.
Dito yang baru tiba, di ambang pintu kelas, wajah sendu di bawahnya hari ini. Menjadi tidak enak hati, tahu kok, kalau teman cowoknya ini menyimpan rasa hanya Cantika tidak bisa membalasnya, karena memang tidak ada rasa sama sekali selain sahabat, tidak lebih dari itu.
Karena sudah ada satu orang yang menempati ruas kecil tersebut, walau tahu sangat impossibel.
Saat bel istirahat berbunyi, mereka memutuskan untuk pergi ke kantin panjang saja, karena sudah melihat kantin sekolah sudah sesak dengan siswa-siswi. Yang ada tidak sempat ngisi perut, karena bel masuk kedua sudah berbunyi dan tidak bakal fokus ngikut pelajaran selanjutnya dalam kelas.
Baru sampai di mulut pintu terarah ke kantin panjang, mendapati sosok Randy bersama teman cowok juga di sana. Lebih tepatnya lagi, mereka nyusul.
Hua..ingin sekali berteriak histeris, saking senangnya lihat sosok pemalu tersebut.
Oh, ada Dito juga di sana.
“Eh, eh, Can. Ada Randy tuh sama teman-teman cowok lainnya. Cie..” Ups, Nila mengusik isi kepala gadis itu saja.
Spontan kedua pipi merona, tersipu.
“Uhuk! Kita tinggal atau kembali kelas bareng nih?” Eh, Risa mengompori lagi.
Yang buat Cantika semakin salting di tempat.
Ais..teman-temannya memang tidak bisa diajak komproni, mengganggu gadis itu sedang memandang teman curhatnya dari arah jauh saja.
“Ah, balik saja ke kelas. Kasih biar mereka, mungkin mau jajan juga.” Tanpa aba-aba, sudah langsung meninggalkan mereka di kantin panjang.
Cantika sudah tidak bisa mengontrol degup jantung berdetak sangat cepat, saat melewati cowok itu apalagi melihat dengan ekor mata, melirik sampai hilang di telan pintu gerbang sekolah.
Satu hal yang bisa dilihat samar dari ekor matanya, Randy melongo tahu gadis itu tersipu saat teman ceweknya menggodanya. Bukan hanya Cantika yang salah tingkah melainkan dirinya juga.
🧭🧭🧭
Saat sudah melihat suasana kelas kosong, ingin mengusir kalimat-kalimat mengusik kepala sejak pagi di sekolah.
Dan, kebetulan orang yang ingin di tuju terakhir keluar dari kelas,
“Dit..” Cantika memanggilnya.
“Yah?”
“Saya mau ngomong sesuatu, penting.” Kata Cantika.
“Ngomong apa?”
“Maaf, kalau saya tidak bisa balas cintamu. Tapi, bisa kan, kita jadi sahabat saja?” Terus terang gadis itu, dengan sedikit senyum di paksakan.
Karena tahu saat cinta di tolak oleh orang yang kita cintai, sangat sakit. Apalagi lihat sesosok Dito ini sangat tulus, sayang dalam hati gadis itu hanya ada nama orang lain.
Dito hanya mengangguk lalu pergi meninggalkan gadis itu tanpa sepatah kata.
Hah? Jelas, meninggalkan banyak pertanyaan dalam kepala Cantika saat ini sedang mematung sendiri depan kelas.
Dengan cepat mengontrol ekspresi lalu jemput Elvira, pulang bareng. Karena ada cerita ingin di bagikan.
Sadar diri, kalau sebelum mengenal Randy sudah lebih dulu di hiburkan oleh Dito, waktu baru-baru putus dari mantan kekasih, hanya karena terkesan sedikit lebay dari puisi-puisi picisan serta facepoon yang sering dikirim baik itu lewat dinding facebook atau sms, cukup buat Cantika sedikit risi.
Lebih tepatnya Dito menyatakan perasaannya saat dia sedang berkabut. Tidak mudah membuka hati untuk orang baru, saat baru putus dari yang tercinta.
“El..menurutmu salah kah kalau saya tolak perasaannya Dito?” Kataku, membuka obrolan, saat sudah sampai dalam kamar sahabatnya itu.
Sedikit belum ngeh, karena lelah dari sekolah, “kenapa?” Elvira bertanya.
Lalu Cantika mengatakan ulang, “oh, tidak sih, kenapa jadi?” Langsung di balas santai oleh perempuan hijabers itu.
Hm. Hanya saja yang dirasakan sangat beda, tatapan itu, penuh luka.
“Selama ini Dito suka sama saya, dan kebetulan pas putus sama Arsha, dia nembak saya. Jelas nolak lah, orang baru putus cinta, masa iya langsung buka hati buat orang baru sih?!” Kesal Cantika.
Elvira hanya tertawa respect, “trus apa tanggapannya pas kamu tolak dia, Tik?” Sahut sahabatnya, penasaran.
“Yah, langsung pergi tanpa bilang apa-apa ke saya, udah gitu aja sih. Kenapa sih?” Lah, justru Cantika ikut bingung sendiri.
“Nggak sih, saya rasa Dito bakal kecewa sekali, karena sebelum kamu jadikan Randy teman curhat, sudah lebih dulu hatinya kamu lukai. Secara kan, dia datang sebelum Randy toh?”
Berpikir sejenak, benar kah Cantika tanpa sadar sudah patahkan hati orang yang tulus mencintainya? Yang memang sekali tidak ada rasa apa-apa selain sahabat?
“Tapi, El, saya anggap dia sebagai sahabat, tidak lebih. Kok, kamu bilangnya saya patah dan lukai perasaannya sih?”
Langsung dapat tampol sayang pakai bantal dari Elvira. Sepolos itu kah sahabatnya yang satu ini? Ah, gemas sekali, pen cubit ginjal Cantika jadinya.
Dua hari kemudian ..
Dito kok jarang mengirim sms atau menanyai kabar seperti biasa dilakukan cowok itu ke Cantika sih?
Jujur, sangat risi tahu sahabatnya banyak diam tidak ngajak ngobrol kalau jam istirahat, sedikit merasakan kehilangan teman bicara dalam kelas. Tidak bisa banyak berharap di Randy, karena pemalu atau memang ada rasa yang sama?
“Dit..” Cantika mencoba memanggilnya, yang kebetulan lagi sibuk dengan catatan tadi belum di tulis.
Tidak sahutan, pura-pura sibuk atau gimana sih?
“Dit..” Lagi, Cantika mencoba memanggil.
Nihil. Tapi, pas mau berdiri keluar dari kelas, Dito menoleh sebentar lalu kembali sibuk dengan catatannya lagi.
Menjadi asing dalam pertemanan mereka. Itulah yang bisa Cantika rasakan dari perubahan sikap Dito sejak menolak cintanya.
Tadi juga pas datang ke sekolah, berbarengan dengan Randy.
“Pagi Cantika.” Randy yang menyapa lebih dulu.
Sedangkan Dito? Hanya cuek sambil menundukkan kepala, lesu. Tanpa aba-aba juga kata, langsung berbalik badan lalu turun ke bawah.
Cantika sempat bengong campur melongo.
Setelah itu .. “Pagi juga.” Cantika membalas sapaan barusan dari Randy.
Sebenarnya debaran itu tidak mau diajak konsisten, karena hanya berdua saja depan kelas, menunggu teman yang bawa kunci kelas.
Ah, daripada terkurung oleh salah tingkah sendiri, Cantika berusaha buka obrolan lebih dulu.
“Ran, salah nggak sih, kalau kita tolak perasaannya orang yang tidak sama sekali kita cinta?” Cantika bertanya.
Melihat cowok itu menggeleng pasti, “tidak juga, memang kenapa?” Randy bertanya balik sambil melihat ke arah Cantika sekilas lalu buang muka ke arah bawah, kantin.
“Oh, tidak kok. Hanya tanya saja.” Ada kekehan kecil dari Cantika.
Gadis itu melihat ke arah bawah juga, ekspresi penuh luka sangat rasa bersalah kenapa tadi tidak menegurnya? Supaya bisa menjaga ikatan pertemanannya dengan Dito. Ah, sudahlah, terlanjur pergi juga orangnya ke kantin.
Teman yang bawa kunci datang, bukan hanya mau buka pintu kelas melainkan buka obrolan godaan teruntuk kedua temannya itu yang berdiri menunggu pintu terbuka.
Lah, mendadak ada rasa menjalar ke seluruh tubuh? Bukan hanya Cantika, melainkan Randy juga.
Ah..apakah Randy jatuh cinta dengan gadis itu?
Cepat-cepat Cantika masuk dalam kelas sambil tiduran menggunakan bantal lengannya sendiri. []
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Minaa
unchhhh semangat nulisnyaaa
2021-10-15
0
Olan
hai thor. aku mampir kekaryamu. salam dari Hate But Love😊mari saling dukung
2021-09-24
2