“Beloved Mister”
Author by Natalie Ernison
Jen yang kala itu sedang berdiri memandangi seorang pria bermain gitar. Ah, sungguh nada yang begitu indah untuk didengar. Bill meminta Jen untuk duduk di samping dirinya yang sedang begitu asyik memainkan nada irama gitar acoustic miliknya.
~ ~ ~
Duduk di samping Bill, sambil mendengar nada-nada indah yang Bill mainkan. Bill memetik gitar miliknya sembari tersenyum lembut pada Jen.
“Apakah kakak begitu cepat pulang kerja?” tanya Jen sembari fokus dengan petikan jari-jari Bill.
“Hari ini aku hanya mengawasi pegawaiku di cabang, dan aku bisa langsung pulang.”
Jen begitu fokus dengan permainan gitar Bill. “Apakah kau ingin belajar?” ujar Bill sambil menyodorkan gitar miliknya pada Jen.
Keduanya begitu asyik memainkan gitar acustic milik Bill. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul. 18.45.
***
“Café X”
Jen memilih untuk bersantai di sebuah café, sebagai tempat yang tenang untuk mengerjakan tugas-tugasnya.
Tepat di sampingnya, sepasang muda-mudi sedang asyik bercengkrama. Saling tertawa bahkan sling membalai. “Huh! dasar pasangan tidak tahu tempat!” batin Jen.
Namun suara itu terdengar begitu familiar. Akhirnya Jen menoleh ke sampingnya. “Oh God! itukan kekasih Mr. Heruon!” batin Jen. Kedua pasangan yang dilanda kasmaran itu saling berpelukan, seakan dunia hanya milik mereka berdua saja.
Jen pun mengabaikannya, karena itu bukanlah urusannya. Sesaat sebelum Jen pergi dari café tersebut, muncul seorang pria melangkah menuju café tempatnya kini berada. Pria tersebut menatapnya sekilas dan melewatinya begitu saja.
Jen menoleh ke dalam café dan melihat pria tersebut sedang memergoki kekasihnya yang sedang berselingkuh. Yah, pria itu adalah Heruon.
Selang beberapa minggu kemudian. Terdengar rumor yang cukup menghebohkan universitas tempat Jen kini menempuh pendidikan.
“Apakah kau tahu bagaimana tidak tahu malunya dia!” riuh para mahasiswi yang sedang bersogip. Terdengar rumor bahwa Sopia, kekasih Heruon dikeluarkan dari kampus. Ia hamil diluar nikah dan tertangkap oleh seorang teman, saat ia hendak melakukan tidakan aborsi.
Jen hanya duduk dengan rasa berkecamuk di kepalanya. “Apakah Sopie hamil karena
ulah dosen tersebut!” itulah pertanyaan berulang kali memenuhi kepala Jen.
Jen berjalan menysuri lorong kampus. Di sana ia melihat Heruon sedang melakukan panggilan dengan seseorang. Heruon terlihat begitu gusar juga marah. Ah, sudahlah! lagi pula itu bukanlah urusan Jen.
***
“Kediaman Aharon family”
Semua keluarga sedang berkumpul di satu meja makan yang cukup panjang dan lebar.
“Bill! paman ingin kau mengajari Jen untuk mulai bekerja di kantormu” tukas Mr. Jim disela makan malam kala itu.
Ahh.. “Yah, baiklah paman.” Jawab Bill secara cepat.
“Jannet!” panggil Mr. Jim.
“Yah tuan” jawab Jaes sambil menghentikan makannya.
“Mulai besok kau akan mengambil kuliah eksekutif malam. Karena dari pagi hingga sore kau akan mulai bekerja bersama Bill.” Tukas Mr. Jim.
“Baik tuan Jim” jawab Jen sembari menganggukkan kepalanya.
“Jangan panggil aku dan istriku dengan sebutan itu. Panggil kami paman dan bibi saja” tukas Mr. Jim dengan tersenyum pada Jen, begitu pun Mrs. Neole.
“Yah Jen. Kau sudah menjadi bagian dari keluarga ini” tukas Mrs. Neole dengan senyuman ramahnya.
Jen sangat beruntung memiliki orang tua asuh yang begitu baik dan juga peduli padanya.
***
Jen kini mulai bekerja sebagai seorang pegawai di peruhaan milik keluarga Aharon. Dikelola oleh Bill, sebagai kerabat Mr. Jim.
“Selamat pagi semua! perkenalkan ini adalah rekan baru kalian. Saling akrablah satu sama salian” tukas Bill.
“Aku Jannet, salam kenal” ujar Jen sembari memberi rasa hormatnya pada seluruh anggota karyawan kantor tempat ia bekerja kini.
Jannet memulai karir barunya sebagai seorang karyawan di salah satu perusahaan di mana Bill sebagai atasannya.
“Jannet adalah adikku yang berasal dari Indonesia. Harap bimbingannya” tukas Bill sembari melirik ke arah Jen.
“Ohh sungguh beruntung, tuan Bill pasti sangat perhatian pada saudarinya..” bisik-bisik para pegawai wanita. Tentu saja Jen mendengarkan semua yang mereka katakan.
Bill begitu digandrungi oleh para wanita di kantornya. Bill pria yang ramah dan juga sangat baik hati. Itulah karakte Bill saat berada di kantor, dan di lingkungan keluarganya pun begitu.
Jen terkadang memperhatikan setiap apa yang Bill lakukan. “Mengapa pria ini begitu baik” batin Jen, sambil memandangi Bill yang sedang berinteraksi dengan para rekan-rekan kerjanya.
Namun, Jen sadar akan posisinya yang hanya seorang bawahan saja. Ia tidak boleh mengharapkan sesuatu yang lebih dari ini.
***
"Universitas X"
Seperti biasanya, mengerjakan tugas-tugs kuliah yang sudah sangat menumpuk. Tanpa sadar Jen pun tertidur di atas buku pelajarannya.
Setelah beberapa saat kemudian, Jen pun terbangun. Seorang pria sedang menatapnya sangat dekat, dan tersissa beberapa inci saja. Karena terkejut, Jen pun mendongak hingga menyentuh bibir si pria.
Ahh.. "Apa yang aku lakukan" ucap Jen sambil mengusap bibirnya.
Tsk.. "Tak kusangka, betapa beraninya kau menciumku" tukas sang pria yang ialah Heruon.
"Mr. aku..--" Jen sangat panik.
Cup...
Heruon justru membalas ciumannya, dan ******* bibir milik kepunyaan Jen. Ini sangat pening dan memabukkan. Ini ciuman pertama Jen, namun telah direnggut oleh dosen mesumnya.
"Mr!" Jen membelalak namun juga meresapi hangat dan lembutnya ciuman pertamanya.
"Apakah kau begitu menikmatinya, kita bisa melakukan hal lebih" Heruon mendekati Jen. Mengendus area leher Jen dan merem*s area pinggang Jen.
"Jang-an...--" lenguh Jen.
Plak... sebuah tamparan keras mengenai wajah Heruon. Setelahnya, Jen langsung berlari keluar dari ruang perpustakaan yang sudah hampir tutup. Namun ia berada di area gudang buku karena berharap ketenangan saat belajar.
Heruon menyentuh bibirnya dan bekas tamparan Jen. Ia menyeringai saat melihat Jen panik hingga lari dari hadapannya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Nia Ajch
dosen't ko gk ada akhlaq,
2022-02-05
0
Hesti Pramuni
tamparan...tantangan for Heroun..
2021-08-12
0
Irma Yani
keterlaluan dosen g ada ahlak 😏😏😏
2021-06-11
0