Nggak terkejut

***

"Run, aku pulang dulu ya," ucap Rima yang pulang duluan karena ada urusan.

Runa sudah selesai ganti baju, dan segera keluar butik. Rima pun pamit Bu manejer yang masih di situ, melanjutkan kerja lemburnya, karena butik ini buka sampai malam.

Runa pun berjalan keluar, dan sampailah di luar gedung. Terlihat belum nampak Ayahnya yang berjanji akan menjemputnya. Runa pun menunggu sembari berjalan-jalan di sekitar butik.

Runa kembali melewati toko hand phone yang berada di pinggir jalan, Seperti biasa Runa mengabsen model hand phone yang terpajang rapi di etalase, dan hand phone yang dia incar masih terlihat.

Runa pun senang hand phone yang dia incar masih ada.

"Bentar lagi kamu akan jadi milikku, tunggu uangku ngumpul aku pasti akan menjemputmu," ucap Runa sembari melototi hand phone yang dia incar.

Tak lama Ayah Runa pun datang, beruntung Runa ada di pinggir jalan, jadi Ayah ketemu deh sama Runa yang lagi asyik melototi hand phone yang ada di lemari kaca itu.

Pak Rudi, memanggil anaknya yang tengah berada di depan toko hand phone, dari dalam mobil. Sudah berulang-ulang kali Pak Rudi memanggil Runa, namun Runa tak mendengar panggilan Ayahnya.

Akhirnya Pak Rudi pun turun dari mobilnya, dan nyamperin Runa di depan toko hand phone itu.

"Runa," ucap Pak Rudi sembari menepuk punggung Runa dari belakang. Runa pun sontak kaget.

"Ayah, ngagetin aja."

"Kamu ngapain di sini? serius amat sampai Ayah panggil berulang-ulang kamu nggak denger," tanya Pak Rudi.

"Emang Ayah udah nyampek dari tadi ya."

"Ya, kamu ngapain sih di depan toko hand phone, kamu pingin beli hand phone baru ya."

"Iya Yah, tapi uangku belum cukup saat ini. Tapi nanti kalau uangku udah cukup baru aku akan membelinya, aku masih nabung buat beli hand phone itu."

"Kamu beli aja sekarang hand phonenya, biar Ayah yang bayar."

"Nggak-nggak Yah, aku mau beli pakei uangku sendiri."

Runa menolak tawaran Ayahnya. Runa nggak enak sama Ayahnya karena sudah banyak mengeluarkan biaya untuk kuliahnya.

"Sudahlah Run, terima saja kamu tu anak Satu-satunya Ayah. Ayah pingin ngelihat kamu bahagia. Cepat kamu masuk toko itu dan pilih hand phone yang kamu suka."

Akhirnya Runa tidak bisa menolak lagi karena dia juga sangat butuh hand phone baru, karena hand phonenya yang lama sudah jadul dan lelet.

"Ayo Yah, kita masuk sama-sama," ajak Runa.

Mereka berdua masuk ke dalam toko. Dan di sapa seorang pelayan toko.

"Silahkan di pilih hand phone terbarunya, di sini terdapat banyak model silahkan di pilih."

Runa segera memilih dan menunjuk hand phone yang selama ini dia incar.

"Mbak aku mau hand phone yang itu ya...," ucap Runa.

Pelayan segera mengambilkan hand phone pilihan Runa, dan memperlihatkan fitur-fiturnya. Runa sangat suka.

"Yah, aku pilih hand phone yang ini," ucap Runa sembari menunjukkan hand phonenya pada Ayahnya.

"Iya, terserah kamu mau pilih yang mana yang penting kamu suka."

"Hih..., aku suka banget," ucap Runa sembari memeluk hand phone pilihannya.

Sedangkan Ayahnya ke arah kasir mengurus pembayaran. Sudah selesai mereka berdua keluar dari toko hand phone

Senyum sumringah terpancar dari wajah Runa, karena mendapati hand phone yang selama ini dia incar, kini sudah berada di tangannya.

Runa mengajak selfi Ayahnya di hand phone terbarunya, untuk dia simpan kala dia kangen sama Ayahnya. Karena semejak ngekos Runa jarang bertemu sama Ayahnya yang tinggal di rumah Pak Sanjaya.

"Ayah ingin mengajakmu ke rumah Pak Sanjaya, ada sesuatu yang bisa membuatmu bahagia di sana, Ayah ingin menunjukkanya padamu. Kamu kan juga sudah lama tak berkunjung ke sana"

"Ada apa sih Yah, di rumah Pak Sanjaya."

"Sudahlah kamu datang saja ke sana nanti kamu akan tau. Ayo kita berangkat kesana," ajak ayah sembari menarik tangan Runa menuju ke mobil.

Pak Rudi pun membukakan pintu mobil untuk putrinya. Runa pun masuk ke dalam mobil, di ikuti Ayahnya yang siap menjalankan mobilnya.

"Ada apa Sih Yah, di rumah Pak Sanjaya bikin penasaran aja deh," tanya Runa lagi yang sudah duduk di kursi mobil.

"Kamu akan tau kalau sudah sampai di sana," kata Ayahnya sembari melajukan mobilnya.

Hari sudah semakin gelap, dan jalanan macet, membuat Runa semakin geram karena nggak nyampek-nyampek di rumah Pak Sanjaya. Dia sungguh penasaran tentang sesuatu yang akan di tunjukkan sama Ayahnya.

"Kapan nyampeknya, kalau macet begini. Kasih tau dong Yah apa yang akan Ayah tunjukkan sama Runa," pinta Runa.

"Kalau Ayah kasih tau namanya nggak kejutan dong."

Runa hanya menyerngit mendengar ucapan Ayahnya.

Tak terasa waktu berjalan, sampailah di rumah Pak Sanjaya.

"Run, bangun kita sudah nyampek di rumah Pak Sanjaya."

Runa yang sedari tertidur di mobil, di bangunkan Ayahnya. Runa pun terbangun dan merasa masih mengantuk, karena kecapekan.

"Ayo turun," ucap Ayahnya yang sudah membukakan pintu mobil untuknya.

Runa bergegas keluar, dan berjalan di belakang mengikuti Ayahnya yang akan masuk ke dalam rumah.

Runa berhenti sejenak, Runa memandangi dari luar rumah nampak sepi.

"Ada apa sih Yah, sebenarnya."

"Ayo kita masuk nanti kamu akan tau."

Pak Rudi membuka pintu rumah dan masuk bersama Runa. Mata Runa memandang di setiap sudut rumah nampak biasa aja nggak ada yang berubah dan istimewa.

"Ada apa sih sebenarnya?" ucap Runa dalam hatinya.

Di ruang tamu nampak tidak ada orang sama sekali. Pak Rudi pun mengajak Putrinya menuju tempat makan, biasanya jam segini Pak Sanjaya sedang makan malam.

Dan ternyata benar, dari kejauhan terlihat Pak Sanjaya sedang makan bersama anak satu-satunya yaitu Reno Sanjaya yang baru pulang dari luar negeri.

"Tu lihat siapa yang sedang makan malam dengan Pak Sanjaya," kata Pak Rudi.

"Itu Reno," ucap Runa singkat.

"Kamu nggak terkejut dengan kedatangan Reno."

"Nggak, aku nggak terkejut. Aku sudah tau kalau Reno pulang dari luar negeri, aku tadi siang ketemu sama dia, dan dia bilang tidak mengenalku," kata Runa dengan muka cemberut.

"Jadi kamu sudah tau kalau Reno sudah pulang. Itu yang akan Ayah tunjukkan sama kamu."

"Oh jadi itu, yang kata Ayah bikin aku bahagia. Dia malah bikin aku jengkel, masak dia bilang nggak kenal sama aku yang sudah bersamanya bertahun-tahun, mentang-mentang sekarang dia udah mandiri."

Runa berbicara sangat keras, sampai Ayahnya khawatir takut terdengar Tuan Sanjaya.

"Pelan-pelan kalau ngomong nanti Pak Sanjaya dengar," ucap Pak Rudi.

*** Bersambung....

Terpopuler

Comments

Áå

Áå

greget dikit 🤭🤭

2021-04-27

1

Syalarez

Syalarez

ngikut baca,semangat author ,

2021-04-09

1

kiran

kiran

jejak

2021-03-30

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Terbelalak
3 Pilihan Runa
4 Nggak terkejut
5 Di kerjain
6 Menemani Lagi
7 Titah
8 Terjebak lagi
9 Masih mengurung diri
10 Sarapan
11 Jalan-jalan
12 Di pantai
13 Menikmati ciptaan Tuhan
14 Sama-sama di Pantai
15 Gagal
16 Bermimpi
17 Mimpi yang nyata
18 Mimpi yang nyata
19 Menerima
20 Sedikit luluh
21 Seperti di film
22 Tidak suka
23 Terdiam
24 Belajar menjauh
25 Kecupan
26 Persiapan pernikahan
27 Persiapan pernikahan
28 Persiapan pernikahan
29 Rasa sakit
30 Pernikahan
31 Sama-sama sakit hati
32 Meninggalkan Reno
33 Mencari Runa
34 Cuek
35 Malam pertama (berdebat)
36 Perjanjian
37 Kelaparan
38 Rencana Mia
39 Makan malam
40 Terjebak
41 Telah terjadi
42 Kekecewaan
43 Masih marah
44 Tidak mau makan
45 Saling diam
46 Kesedihan Mia
47 Curhat
48 Di Rumah sakit
49 Hamil
50 Makan bareng Ayah
51 Mencari pekerjaan
52 Es kelapa muda
53 Kangen Runa
54 Belum dapat pekerjaan
55 Kembali ceria
56 Terjaga lagi
57 Bawaan si jabang bayi
58 Bawaan si jabang bayi
59 Membuka Restoran
60 Menginjak sembilan bulan
61 Rumah untuk Runa
62 Kabar gembira
63 Sakit hati
64 Pindah rumah
65 Rumah baru
66 Menyatakan cinta
67 Masih bingung
68 Belum terjawab
69 Tak sabar menunggu jawaban Runa
70 Terjawab sudah
71 Di tolak dan sakit hati
72 Merasa bersalah
73 Mau melahirkan
74 Kecelakaan
75 Pak Sanjaya meninggal
76 Pemakaman
77 Mengenang
78 Harapan Runa
79 Semangat dan usaha Reno
80 Sakit hati lagi
81 Mimpi Runa
82 Menjenguk Reno
83 Sepeda motor baru
84 Cucu kesayangan
85 Ke rumah Pak Rudi
86 Bertemu Runa
87 Membujuk Runa
88 Kedatangan Runa
89 Kritis lagi
90 Sudah sadar
91 Keganjalan di hati Runa
92 Kemurkaan Vina
93 Kunjungan para Bibi
94 Di tinggal Runa
95 Mencari Runa
96 Kabar buruk lagi
97 Belum sadar lagi
98 Sadarkan diri
99 Menyerahkan Reno
100 Kekhawatiran Mia
101 Rasa sayang
102 Surat perceraian
103 Kepergian Vina
104 Lepas landas ke Luar Negeri
105 Kepulangan Reno
106 Nggak sabar ingin menikah
107 Dag, dig, dug
108 Sudah syah
109 Sesuatu telah terjadi
110 Ke rumah Pak Wijaya
111 Kemarahan Mia
112 Di luar Negeri
113 Mencari Richard
114 Richard sakit
115 Kematian Richard
116 Kebahagiaan Reno dan Runa
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Prolog
2
Terbelalak
3
Pilihan Runa
4
Nggak terkejut
5
Di kerjain
6
Menemani Lagi
7
Titah
8
Terjebak lagi
9
Masih mengurung diri
10
Sarapan
11
Jalan-jalan
12
Di pantai
13
Menikmati ciptaan Tuhan
14
Sama-sama di Pantai
15
Gagal
16
Bermimpi
17
Mimpi yang nyata
18
Mimpi yang nyata
19
Menerima
20
Sedikit luluh
21
Seperti di film
22
Tidak suka
23
Terdiam
24
Belajar menjauh
25
Kecupan
26
Persiapan pernikahan
27
Persiapan pernikahan
28
Persiapan pernikahan
29
Rasa sakit
30
Pernikahan
31
Sama-sama sakit hati
32
Meninggalkan Reno
33
Mencari Runa
34
Cuek
35
Malam pertama (berdebat)
36
Perjanjian
37
Kelaparan
38
Rencana Mia
39
Makan malam
40
Terjebak
41
Telah terjadi
42
Kekecewaan
43
Masih marah
44
Tidak mau makan
45
Saling diam
46
Kesedihan Mia
47
Curhat
48
Di Rumah sakit
49
Hamil
50
Makan bareng Ayah
51
Mencari pekerjaan
52
Es kelapa muda
53
Kangen Runa
54
Belum dapat pekerjaan
55
Kembali ceria
56
Terjaga lagi
57
Bawaan si jabang bayi
58
Bawaan si jabang bayi
59
Membuka Restoran
60
Menginjak sembilan bulan
61
Rumah untuk Runa
62
Kabar gembira
63
Sakit hati
64
Pindah rumah
65
Rumah baru
66
Menyatakan cinta
67
Masih bingung
68
Belum terjawab
69
Tak sabar menunggu jawaban Runa
70
Terjawab sudah
71
Di tolak dan sakit hati
72
Merasa bersalah
73
Mau melahirkan
74
Kecelakaan
75
Pak Sanjaya meninggal
76
Pemakaman
77
Mengenang
78
Harapan Runa
79
Semangat dan usaha Reno
80
Sakit hati lagi
81
Mimpi Runa
82
Menjenguk Reno
83
Sepeda motor baru
84
Cucu kesayangan
85
Ke rumah Pak Rudi
86
Bertemu Runa
87
Membujuk Runa
88
Kedatangan Runa
89
Kritis lagi
90
Sudah sadar
91
Keganjalan di hati Runa
92
Kemurkaan Vina
93
Kunjungan para Bibi
94
Di tinggal Runa
95
Mencari Runa
96
Kabar buruk lagi
97
Belum sadar lagi
98
Sadarkan diri
99
Menyerahkan Reno
100
Kekhawatiran Mia
101
Rasa sayang
102
Surat perceraian
103
Kepergian Vina
104
Lepas landas ke Luar Negeri
105
Kepulangan Reno
106
Nggak sabar ingin menikah
107
Dag, dig, dug
108
Sudah syah
109
Sesuatu telah terjadi
110
Ke rumah Pak Wijaya
111
Kemarahan Mia
112
Di luar Negeri
113
Mencari Richard
114
Richard sakit
115
Kematian Richard
116
Kebahagiaan Reno dan Runa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!