***
"Run, aku pulang dulu ya," ucap Rima yang pulang duluan karena ada urusan.
Runa sudah selesai ganti baju, dan segera keluar butik. Rima pun pamit Bu manejer yang masih di situ, melanjutkan kerja lemburnya, karena butik ini buka sampai malam.
Runa pun berjalan keluar, dan sampailah di luar gedung. Terlihat belum nampak Ayahnya yang berjanji akan menjemputnya. Runa pun menunggu sembari berjalan-jalan di sekitar butik.
Runa kembali melewati toko hand phone yang berada di pinggir jalan, Seperti biasa Runa mengabsen model hand phone yang terpajang rapi di etalase, dan hand phone yang dia incar masih terlihat.
Runa pun senang hand phone yang dia incar masih ada.
"Bentar lagi kamu akan jadi milikku, tunggu uangku ngumpul aku pasti akan menjemputmu," ucap Runa sembari melototi hand phone yang dia incar.
Tak lama Ayah Runa pun datang, beruntung Runa ada di pinggir jalan, jadi Ayah ketemu deh sama Runa yang lagi asyik melototi hand phone yang ada di lemari kaca itu.
Pak Rudi, memanggil anaknya yang tengah berada di depan toko hand phone, dari dalam mobil. Sudah berulang-ulang kali Pak Rudi memanggil Runa, namun Runa tak mendengar panggilan Ayahnya.
Akhirnya Pak Rudi pun turun dari mobilnya, dan nyamperin Runa di depan toko hand phone itu.
"Runa," ucap Pak Rudi sembari menepuk punggung Runa dari belakang. Runa pun sontak kaget.
"Ayah, ngagetin aja."
"Kamu ngapain di sini? serius amat sampai Ayah panggil berulang-ulang kamu nggak denger," tanya Pak Rudi.
"Emang Ayah udah nyampek dari tadi ya."
"Ya, kamu ngapain sih di depan toko hand phone, kamu pingin beli hand phone baru ya."
"Iya Yah, tapi uangku belum cukup saat ini. Tapi nanti kalau uangku udah cukup baru aku akan membelinya, aku masih nabung buat beli hand phone itu."
"Kamu beli aja sekarang hand phonenya, biar Ayah yang bayar."
"Nggak-nggak Yah, aku mau beli pakei uangku sendiri."
Runa menolak tawaran Ayahnya. Runa nggak enak sama Ayahnya karena sudah banyak mengeluarkan biaya untuk kuliahnya.
"Sudahlah Run, terima saja kamu tu anak Satu-satunya Ayah. Ayah pingin ngelihat kamu bahagia. Cepat kamu masuk toko itu dan pilih hand phone yang kamu suka."
Akhirnya Runa tidak bisa menolak lagi karena dia juga sangat butuh hand phone baru, karena hand phonenya yang lama sudah jadul dan lelet.
"Ayo Yah, kita masuk sama-sama," ajak Runa.
Mereka berdua masuk ke dalam toko. Dan di sapa seorang pelayan toko.
"Silahkan di pilih hand phone terbarunya, di sini terdapat banyak model silahkan di pilih."
Runa segera memilih dan menunjuk hand phone yang selama ini dia incar.
"Mbak aku mau hand phone yang itu ya...," ucap Runa.
Pelayan segera mengambilkan hand phone pilihan Runa, dan memperlihatkan fitur-fiturnya. Runa sangat suka.
"Yah, aku pilih hand phone yang ini," ucap Runa sembari menunjukkan hand phonenya pada Ayahnya.
"Iya, terserah kamu mau pilih yang mana yang penting kamu suka."
"Hih..., aku suka banget," ucap Runa sembari memeluk hand phone pilihannya.
Sedangkan Ayahnya ke arah kasir mengurus pembayaran. Sudah selesai mereka berdua keluar dari toko hand phone
Senyum sumringah terpancar dari wajah Runa, karena mendapati hand phone yang selama ini dia incar, kini sudah berada di tangannya.
Runa mengajak selfi Ayahnya di hand phone terbarunya, untuk dia simpan kala dia kangen sama Ayahnya. Karena semejak ngekos Runa jarang bertemu sama Ayahnya yang tinggal di rumah Pak Sanjaya.
"Ayah ingin mengajakmu ke rumah Pak Sanjaya, ada sesuatu yang bisa membuatmu bahagia di sana, Ayah ingin menunjukkanya padamu. Kamu kan juga sudah lama tak berkunjung ke sana"
"Ada apa sih Yah, di rumah Pak Sanjaya."
"Sudahlah kamu datang saja ke sana nanti kamu akan tau. Ayo kita berangkat kesana," ajak ayah sembari menarik tangan Runa menuju ke mobil.
Pak Rudi pun membukakan pintu mobil untuk putrinya. Runa pun masuk ke dalam mobil, di ikuti Ayahnya yang siap menjalankan mobilnya.
"Ada apa Sih Yah, di rumah Pak Sanjaya bikin penasaran aja deh," tanya Runa lagi yang sudah duduk di kursi mobil.
"Kamu akan tau kalau sudah sampai di sana," kata Ayahnya sembari melajukan mobilnya.
Hari sudah semakin gelap, dan jalanan macet, membuat Runa semakin geram karena nggak nyampek-nyampek di rumah Pak Sanjaya. Dia sungguh penasaran tentang sesuatu yang akan di tunjukkan sama Ayahnya.
"Kapan nyampeknya, kalau macet begini. Kasih tau dong Yah apa yang akan Ayah tunjukkan sama Runa," pinta Runa.
"Kalau Ayah kasih tau namanya nggak kejutan dong."
Runa hanya menyerngit mendengar ucapan Ayahnya.
Tak terasa waktu berjalan, sampailah di rumah Pak Sanjaya.
"Run, bangun kita sudah nyampek di rumah Pak Sanjaya."
Runa yang sedari tertidur di mobil, di bangunkan Ayahnya. Runa pun terbangun dan merasa masih mengantuk, karena kecapekan.
"Ayo turun," ucap Ayahnya yang sudah membukakan pintu mobil untuknya.
Runa bergegas keluar, dan berjalan di belakang mengikuti Ayahnya yang akan masuk ke dalam rumah.
Runa berhenti sejenak, Runa memandangi dari luar rumah nampak sepi.
"Ada apa sih Yah, sebenarnya."
"Ayo kita masuk nanti kamu akan tau."
Pak Rudi membuka pintu rumah dan masuk bersama Runa. Mata Runa memandang di setiap sudut rumah nampak biasa aja nggak ada yang berubah dan istimewa.
"Ada apa sih sebenarnya?" ucap Runa dalam hatinya.
Di ruang tamu nampak tidak ada orang sama sekali. Pak Rudi pun mengajak Putrinya menuju tempat makan, biasanya jam segini Pak Sanjaya sedang makan malam.
Dan ternyata benar, dari kejauhan terlihat Pak Sanjaya sedang makan bersama anak satu-satunya yaitu Reno Sanjaya yang baru pulang dari luar negeri.
"Tu lihat siapa yang sedang makan malam dengan Pak Sanjaya," kata Pak Rudi.
"Itu Reno," ucap Runa singkat.
"Kamu nggak terkejut dengan kedatangan Reno."
"Nggak, aku nggak terkejut. Aku sudah tau kalau Reno pulang dari luar negeri, aku tadi siang ketemu sama dia, dan dia bilang tidak mengenalku," kata Runa dengan muka cemberut.
"Jadi kamu sudah tau kalau Reno sudah pulang. Itu yang akan Ayah tunjukkan sama kamu."
"Oh jadi itu, yang kata Ayah bikin aku bahagia. Dia malah bikin aku jengkel, masak dia bilang nggak kenal sama aku yang sudah bersamanya bertahun-tahun, mentang-mentang sekarang dia udah mandiri."
Runa berbicara sangat keras, sampai Ayahnya khawatir takut terdengar Tuan Sanjaya.
"Pelan-pelan kalau ngomong nanti Pak Sanjaya dengar," ucap Pak Rudi.
*** Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Áå
greget dikit 🤭🤭
2021-04-27
1
Syalarez
ngikut baca,semangat author ,
2021-04-09
1
kiran
jejak
2021-03-30
1