Cerita untuk ini aku ringkes jadi 40eps.
BANTU DUKUNG YAA..
.
.
.
Dokter pasien diruangan Angrek kondisinya semakin melemah"Ujar suster itu.
Dokter dan para perawat pun berlarian keruangan Papah Sara itu.
Dokter pun mengunakan pacu jantung, agar detak jantung Papah Sara bisa stabil. Semua perawat dan dokter itu pun terus berusaha membuat pak Ibrahim itu bisa berrtaahaan.
"Cepat hubungi anaknya" Titahnya pada salah satu perawat itu.
"Baik dok" suster pun mulai menghubingi nomor Sara, tapi tidak ada jawaban satu pun.
"Tidak dijawab dok"
"Inalilahiwainalilahitojiun" ujar dokter yang bertugas itu.
Semua yang ikut menyelamatkan pak Ibrahim pun begitu sedih, apalagi saat melihat perjuangan anaknya untuk orang tuanya itu.
"Beliau sangat menyayangi anaknya" ujar dokter Ikbal sambil menutup wajah pak Ibrahim dengan kain setelah melepaskan semua alat yang menempel itu.
"Iya dok, semoga. Anaknya itu bisa tabah"
.
.
Pagi harinya, Sara membersihkan dirinya sebelum pergi dari tempat itu. Dia juga mengambil bonus yang diberikan laki-laki tua itu. Dia pin pergi setelah sudah kembali rapi.
Dia akan pulang dulu sebelum melihat orang tuanya itu.
Dengan langkah yang sedikit ngilu itu, dia membiasakan diri berjalan tegak agar tidak mengundang kecurigaan orang.
Uang 2miliyar dan berlian seharga 700juta ini sudah ditangannya. Dia bisa membayar tunggakan rumah sakit dan bayar uang kuliahnya, ini sudah seminggu dia juga membolos sekolah. Dia pun berganti pakaian sebelum berangkat sekolah, tapi sebelum itu dia mau melihat orang tuanya dirumah sakit dan membayar tungakannya dulu.
Sara pun pergi ke bank untuk mencairkan cek yang diberikan pelanggannya itu, sebagian dia tunaikan sebagian lagi dia simpan diAtmnya dan 30persen dia tranfer kerekening Maminya itu. Setelah itu dia pun mengstop taksi.
"Rumah sakit ×××" Ujarnya pada supir itu.
"Baik n0na"
Setelah menempuh jalan 45menit Sara sampai dirumah sakit itu.
Dia pin langsung menghampiri bagian administrasi.
Dengan wajah yang berseri-seri dibertanya pada suster itu.
"Saya mau bayar tungakan sama perawatan orang tua saya yang minggu ini" Ujarnya sambil mengambil uang didalam Map coklat itu.
Suster yang berjaga pun sesidikit heran, bagaimana bisa orang yang ditinggal meninggal wajahnya bisa berseri seperti ini.
"Suster" Sara pun mengibas-ngibaskan tangan diwajah suster itu.
"Oh sebentar ya" Suater pun mulai menjumlahan semua biaya rumah sakit itu.
"Totalnya 780juta" Ujar suster itu, Sara pun mengeluarkan uang yang disebutkan Suster itu, setelah selesai menghitung uang itu.
"Mau sekalian dengan pengemasannya jenazahnya" Ucap Suster itu, membuat Sara yang mau pergi pun kembali berbalik.
"Jenazah siapa?" Tanyanya bingung. Suster itu pun mengerti mengapa Sara tidak bersedih. Ternyata anak ini tidak kalau ayahnya sudah meninggal.
"Jenazah ayah anda!!"
Tidak ada hujan, tidak ada angin tapi Sara seperti tersambar petir disiang bolong.
'Apa katanya,
Dengan cepat dia pun berlari menuju ruangan orang tuanya, sambil terus terisak.
'Papah kenapa gak nungguin Sara dulu'
'Apa papah marah sama Sara'
'Papah gak sudi pakai uang ini buat pengobatan papah, makannya papah milih pergi' Sara terus saja berkecamukdengan pikiran sendiri dan isakan yang terus semakin kencang.
"Papah" Teriaknya dilorong itu, membuat penghuni lorong itu menatap Sara yang berlarian, Dokter Ikbal yang melihat Sara Datang pun langsung menghampiri.
"Akhirnya kamu kesini juga" tukas dokter Ikbal.
"Dokter saya udah bayar rumah sakitnya, kenapa papah malah pergi" Ucapnya dengan air mata yang begitu deras. Rasanya jiwanya dicabut untuk kedua kalinya.
"Papah kamu udah sembuh, dia udah gak kesakitan lagi. Kamu harus ikhlas"
Satu minggu kemudian**. .
"Gue gak habis pikir sama lo Ra." .."Kita udah temenan dari Pertama masuk kuliah, sampai sekarang, tapi lo gak bisa terbuka sama gue" Cercah Amel yang sedikit kecewa itu.
Namun, Sara masih saja diam saat Amel memarahi habis-habisan dirinya itu, bahkan Sara tidak benar-benar mendengar suara Amel yang seperti memarahi Anaknya itu.
"Kenapa lo gak cerita kalau rumah lo disita, orang tua lo masuk rumah sakit dan.. gue baru tau bokap lo meninggal seminggu lalu. Kita itu masih temen bukan si Ra?" Amel yang tadi berbicara sangat keras pun kini menjadi sedikit sendu bercampur kecewa itu.
"Udahlah lupain aja" Ucapnya Meninggalkan Sara yang tak merespon itu. Sara yang merasa Amel pergi pun langsung mengejarnya.
"Mel.. mell tunggu dulu" Teriaknya, namun Amel yang terlanjur kecewa pun mengabaikan Sara yang terus meneriakinnya itu.
"Bukan gitu maksud gue mel" Ucapnya lirih, Sara hanya bisa menatap Amel yang menjauh itu.
"Nih,"seseorang menyodorkan sebotol air mineral, Sara pun mendongkak . " lo minum dulu. Tenangin diri lo. Terus nanti ngomong lagi sama temen lo itu"
"Makasih Ri" Ari pun pergi setelah memberikan Minum itu.
.
.
Serapuh apapun Sara dia masih harus menjalani kerjaannya yang sudah terikat kontrak itu. Bahkan disaat sakit pun.
"Kenapa murung gitu" Tanya Riko, sambil menuangkan minuman digelas.
"Bokap gue meninggal" Ucap Sara sambil meminum minuman yang dituang Riko itu, kini Alkohol, uang dan air keji sudah menjadi teman sehari-harinya.
"Turut berduka cinta ya"
"Thanks"
"Udah, mending lo happy happy sana mumpung belom diboking" Titahnya,
"Lagi gak mood gue"
"Ya udah ni minum aja"
"Eh tau gak tuan Leon mau kesini lo" Ucap salah satu pelayan Club malam ini.
"Iya, tapi sayang Dia gak pernah Pesen pelayan cewe" timpa satunya lagi
"Serius lu"
"Iyaa, bahkan yang bikin aneh tuh, dia selalu pake topeng kalau kesini dan di candra yang suka dia pesen buat layani dia" Ujarnya lagi pelayan itu.
Sara yang mendengar teman-teman sesama pekerja seks yang sedang membicarakan Tuannya itu pun sedikit penasaran.
"Rik, emang siapa Tuan Leon itu?" Tanya Sara pada Riko.
Riko pun hanya tersenyum mendengar pertanyaan Sara itu.
"Kamu gak bakalan dapetin dia" Kekehnya.
"Kenapa?" Tanya Sara semakin bingung.
"Mau kamu telanjang depan dia pun, dia gak nafsu sama cewe" bisiknya ditelinga Sara.
"Hah!!maksudnya Gay!!"
"Sttttttt" Jangan kenceng-kenceng ngomongnya.
"Maksudnya gay?" Sara pun berbisik didepan muka Riko.
Cup
'Riko sialan, ngapain lo nyium gue" Hardik Sara yang kaget dicium Riko pun.
"Hahahahah, abisnya deket-deket. Gue kan normal" ujarnya santai.
Karna sudah biasa ditempat ini jika itu terjadi. Bahkan jika mereka ingin melakukan lebih pun masih normal-normal aja.
"Eh gue cabut dulu ya, Atm gue udah manggil ni" Ujarnya sambil mengambil tas dan merapihkan bajunya itu.
"Hati-hati".
Sara pun melenceng meninggalkan Club malam itu menuju hotel bintang Lima yang sudah dipesan oleh pelangannya itu.
Selama bekerja seperti ini, dia sudah banyak melihat pejabat-pejabat atau bos bos besar yang sering jajan diluar itu. Bahkan malam ini dia diboking oleh bos besar batu bara, yang jauh-jauh datang hanya untuk dilayani oleh Sara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
nama ku siapa
Gw jd agak lupa cerita yg dulu tuh kya apa, yg dulu seru bngt,
2021-08-04
0
Rhyzma Akuntan
sekolah apa kulyah sih. ..berubah ubah.. terlalu melompat jauh cerita.y..emank sengaja d singkat yah?
2021-02-25
0
Andriya Novita Yanti
aku suka yg cerita awal thor,,, kyk_a masuk ke dlam hti,,,
2021-02-24
0