Halloo semuanya. Semoga kalian suka ya sama novel aku. Ini novel pertama ku dan sengaja alurnya ku buat lambat di awal biar jelas. Tapi yang pasti nanti bakal ada part yang menguras air mata dan tawa. Jangan lupa like, follow, favorite dan komen yang positif ya kawan kawan, biar aku makin semangat nulisnya.
Tetapi dia tidak menemukan keberadaan sang bunda padahal sudah mencari ke seluruh bagian rumah. Sampai akhirnya Rania memutuskan untuk membersihkan diri, mungkin bunda sedang ada urusan diluar rumah pikirnya.
Rania memasuki kamarnya dan segera melepas semua atribut sekolah yang masih menempel di badannya. Setelah itu dia memutuskan untuk segera mandi agar lebih segar karena badannya sudah terasa lengket sedari tadi. Rania memutuskan untuk berendam sejenak menyegarkan badan nya dan juga merileks kan pikirannya sambil memikirkan bagaimana cara menyampaikan pada bundanya tentang rencana Rania.
Tepat pukul 6 bunda sampai dirumah. Rania yang mendengar suara salam langsung bergegas keluar dari kamar untuk bertemu dan menanyakan bunda dari mana.
"Bunda baru pulang? bunda darimana?" tanya Rania begitu dia melihat bu Maya.
"Eh sayang, kamu udah dirumah? bunda pikir kamu pulang telat. Udah makan nak?" bukannya menjawab pertanyaan Rania, dia malah balik menanyakan anaknya itu.
"Belum bun, aku nunggu bunda biar kita bisa bareng makannya." ucap Rania tersenyum. "Bunda dari mana? kok wajah bunda pucat? bunda sakit?" terdengar nada khawatir Rania saat melihat wajah bunda nya yang terlihat pucat sekali.
"Emh..itu.. emh bunda dari rumah teman bunda. Soalnya udah lama juga bunda gak jumpa dia, jadi nya kita janjian ketemuan deh di rumah nya dia" ucap bunda gugup dan tersenyum kikuk tanpa melihat ke arah anaknya itu.
Kok bunda aneh ya cara jawabnya. Apa ada yang disembunyikan sama bunda?
"Bunda kenapa? kok kayak gugup gitu jawabnya.? Rania yang curiga pada bunda nya pun memutuskan untuk bertanya.
"Bunda gak kenapa kenapa kok sayang. Mungkin bunda kecapekan aja nih karena kan bunda gak istirahat siang tadi." jawab bu Maya berharap Rania percaya dengan ucapannya.
Sebenarnya Rania masih kurang percaya dengan ucapan bu maya. Tapi, ah sudahlah mungkin memang benar karena bunda juga kecapekan. Pikir Rania.
"Yasudah Ran, bunda keatas bersih bersih dulu ya. Setelah shalat maghrib kita makan malam bareng" ucap bunda sambil berlalu meninggalkan anak semata wayangnya itu.
"Iya bunda.." Rania pun tidak mempertanyakan apa pun lagi pada bu Maya.
Hah untung aja dia gak curiga dan nanya macam macam lagi. Kalo sampe dia tahu bisa gawat. Ucap bu Maya dalam hati sambil bergegas masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri. Setelah itu dia pun mulai menyelesaikan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Setelah selesai shalat maghrib, Rania dan bu Maya ke dapur untuk memasak makan malam mereka. Dan malam ini Rania memasak nasi goreng pedas dengan telur mata sapi setengah matang. Ditambah dengan timun, tomat dan juga kerupuk sebagai pelengkapnya. Selesai masak, Rania pun menatanya diatas meja makan dan mereka mulai menyantap makan malam dengan tenang.
Selesai makan, Rania membereskan dapur dan cucian piring kotor. Dirasa semua sudah beres, Rania dan bundanya memilih untuk duduk di ruang keluarga untuk bercerita tentang apa yang mereka alami hari ini. Sampai akhirnya Rania menceritakan rencananya pada bunda.
"Bunda mmh maaf nih sebelumnya kalau Ran lancang." Rania menarik nafas pelan sebelum melanjutkan ucapannya.
"Tabungan kita yang disediakan papah kan makin lama pasti akan menipis dan habis karena keperluan dan kebutuhan kita. Ran mau izin ke bunda untuk jualan cake. Ran mau letak cake di cafe temen Ran dan juga rencananya Ran pengen buka toko kue kecil kecilan. Itung itung untuk menambah tabungan kita. Boleh?" tanya Ran hati hati sambil melirik sekilas ke arah bu Maya.
"Dan rencananya mulai besok Ran mau letak kue di cafe teman Ran itu." sambung Rania.
"Hemm bunda juga berpikir seperti itu Ran. Apalagi kita tidak ada pemasukan tetap, pasti tabungan kita makin lama akan menipis dan habis." terdengar helaan nafas berat dari bunda.
"Jadi gimana bun? bunda ngizinin kan Ran buat kue dan menggunakan sebagian tabungan untuk buka toko kue?" tanya Ran antusias sambil mengambil tangan bunda dan menggenggam nya.
"Iyaa sayang pastilah bunda kasih izin. Nanti bunda juga bakal bantu Ran untuk buat kuenya." ucap bunda sambil tersenyum dan mengelus rambut putri kesayangannya itu.
☆Pah...apa kamu lihat? sekarang putri yang selalu kita manjakan sudah berubah menjadi gadis yang kuat dan mandiri. Dia bahkan sudah memikirkan dan merencanakan sesuatu yang aku bahkan tidak memikirkannya. haha Aku begitu malu padanya. Tapi aku takut dia akan kembali rapuh saat aku tidak bisa lagi berada di sisi Ran untuk menemaninya. Aku takut sia akan terpuruk pah. Dan aku juga belum siap untuk mengatakan yang sebenarnya pada Rania. hah...aku merindukanmu Pah.. aku sangat merindukanmu. ☆ Ucap bu Maya dalam hati sambil melihat ke arah Rania dengan tatapan haru dan juga sedih.
Haru karena putri kecilnya yang selalu manja ternyata sudah dewasa dan menjadi gadis yang kuat dan mandiri. Sedih karena membayangkan apa yang akan terjadi pada Rania jika dia mengatakan hal yang sebenarnya.
"Yes, terima kasih bunda. Semoga usaha kita kelak lancar ya bun. Aamiin" ucap Rania kesenangan karena rencana nya di setujui oleh bu Maya.
Selesai berbincang mereka berdua masuk ke kamar masing untuk istirahat. Jam menunjukkan pukul 9 malam. Sebelum tidur Ran memutuskan untuk mencari resep kue. Sebenarnya Ran sudah mahir membuat kue, tapi dia ingin mencoba membuat dengan resep yang baru.
Ran asyik dengan pencarian resepnya, tanpa disadari jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Akhirnya Ran memutuskan untuk tidur. Berhubung besok hari libur jadi Ran aman tidak takut kesiangan ke sekolah.
Hari ini hari minggu. Hari yang sangat cerah untuk memulai hari. Rania dan bunda sudah berkutat di dapur sedari subuh tadi. Mereka membuat beberapa jenis cake yang akan di antar ke kafe kak Ryan. Rania sangat bersemangat sekali. Karena sepulang dari cafe dia berencana mencari ruko kecil untuk disewanya atau dibelinya kalau tidak terlalu mahal.
Tepat pukul 9 semua sudah selesai, sekarang waktunya Rania bersiap agar bisa segera berangkat ke kafe kak Ryan. Rania masuk kedalam kamar, merapikan tempat tidur sejenak lalu masuk ke kamar mandi. Selesai mandi Rania bersiap memakai baju kaos lengan pendek warna soft pink dan rok diatas lutut warna hitam. Setelah itu di oleskannya bedak baby dan tak ketinggalan liptint warna soft pink juga yang membuat wajahnya terlihat segar.
Terima kasih sudah mampir di novel aku. Jangan lupa tinggalkan like dan komen yang positif yaa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Noer Anisa Noerma
yg sabar y ran
2022-07-30
0
Febri Ana
semangat teruss thor mantap
2021-08-05
0
si angkuh dari laut timur
ah~ palingan bunda ada penyakit kronis
2021-07-21
0