Halloo semuanya. Semoga kalian suka ya sama novel aku. Ini novel pertama ku dan sengaja alurnya ku buat lambat di awal biar jelas. Tapi yang pasti nanti bakal ada part yang menguras air mata dan tawa. Jangan lupa like, follow, favorite dan komen yang positif ya kawan kawan, biar aku makin semangat nulisnya.
Setelah dirasa pas semua Rania bergegas turun. Dia kembali memeriksa barang yang akan dibawanya agar tidak ada yang tertinggal. Rania mulai mengambil barang yang akan dibawanya dan juga sekalian pamitan dengan bunda.
"Bundaa, Ran berangkat sekarang ya. Mungkin Ran pulangnya agak lama karena sekalian mau cari ruko juga. Doai kue kita laris manis ya bunda" pamit Rania dengan menarik tangan bunda untuk di cium sekalian minta doa sang bunda.
Rania sangat yakin kalau doa bundanya pasti akan didengar oleh Allah. Karena itu, setiap Rania akan pergi keluar atau melakukan sesuatu yang menurut Rania sangat penting, dia pasti akan selalu meminta doa dan restu sang bunda. Dengan harapan semua rencananya akan berjalan lancar dan dipermudah sehingga dia akan mendapatkan hasil yang sangat memuaskan.
"Iyaa sayaaang. Tanpa kamu minta pun bunda pasti akan selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu. Kamu hati hati dijalan ya nak dan jangan lupa makan nanti " jawab bunda sambil mengelus lembut wajah putrinya dan menatapnya dengan sendu.
"Siap bundaa. Ran berangkat ya.. Assalamualaikum'' jawab Rania sambil tangannya membentuk hormat.
"Waalaikumsalam" jawab bunda sambil terus menatap kepergian sang anak sampai tidak kelihatan lagi di matanya.
Rania berangkat ke kafe dengan menaiki ojek online. Rania sangat antusias dan berharap segera tiba di kafe. Dia sangat berharap para pengunjung menyukai kue buatannya dan semua kuenya akan laris manis.
triiing (suara bel pintu kafe saat dibuka)
Sesampainya di kafe Rania langsung masuk dan bertemu dengan Ryan. Setelah mengobrol sedikit, Rania meletakkan semua kue dan bolunya didalam etalase yang sudah tersedia. Setelah selesai menyusun kue dan semua kue bolunya, Rania pamit karena mau mencari ruko lagi. Rania berjalan keluar dan menyusuri jalan dengan berjalan kaki.
Tidak berselang lama Hardin pun sampai di kafe itu dengan niat untuk bersantai sejenak setelah semalam lembur di hotel karena banyak berkas yang perlu di cek. Hardin pun memesan sandwich kesukaannya, tetapi matanya menangkap kumpulan kue yang menggugah selera. Dia pun lantas mendekat ke etalase dan memilih beberapa potong bolu seperti brownies, red velvet dan cheese cake.
Hardin terlihat sangat menikmati bolu tersebut. Dia sampai membeli beberapa untuk dibawa pulang dan diberikan kepada mamanya. Hardin berjalan ke arah kasir untuk bertanya sesuatu. Saat di depan kasir yang kebetulan ada Ryan disitu, dia langsung bertanya siapa yang membuat kue itu. Ryan yang ditanya pun penasaran kenapa dia mau tahu siapa pembuatnya.
Hardin pun mengatakan kalau dia berniat berlangganan untuk keperluan hotel kalau ada acara nanti. Ryan pun langsung dengan senang hati memberitahu siapa yang membuat dan juga dia memberikan nomer hp si pembuat.
Setelah puas menikmati bolu, Hardin duduk sebentar menikmati suasana kafe. Dia melihat banyaknya orang yang sedang lalu lalang. Karena ini hari minggu, jalanan jadi sedikit ramai siang ini.
Hardin sangat menikmati waktu senggangnya. Karena biasanya jam segini dia pasti harus berhadapan dengan tumpukan berkas di atas mejanya. Tapi, berhubung ini hari minggu dan Hardin sedang libur, sehingga dia benar benar memanfaatkan waktu liburnya dengan sebaik baiknya.
Sesampainya dirumah Hardin langsung disambut oleh kepala pelayan dirumahnya.
" Selamat siang tuan"
Hardin hanya menjawab dengan anggukan.
"Mama dimana?" tanya Hardin pada kepala pelayan di rumah itu.
"Nyonya besar sedang bersantai di taman belakang tuan." jawab kepala pelayan itu sambil menunduk
Dia langsung bergegas ke taman belakang untuk menemui orang terkasihnya, siapa lagi kalau bukan sang mama. Mama Hardin terlihat sedang duduk dan seperti melamun di gazebo sambil melihat taman bunganya yang indah
"Mama lagi apa?" tanya hardin sambil memeluk manja mamanya dari samping. Hardin memang sangat dekat dan manja dengan mamanya sedari dulu.
"Sayang, baru pulang kamu? Dari mana saja hmm?" tanya mama dengan lembut sambil mengelus lembut tangan Hardin yang melingkar di perutnya.
"Aku tadi dari cafe ma, biasa cari angin. Nih aku bawain mama bolu yang aku jamin mama pasti suka sama rasanya" jawab Hardin dengan lembut pula sambil membetulkan posisi duduknya. Ya memang hanya pada mamanya saja Hardin bisa berbicara lembut dan hangat. Sedangkan papa Hardin sudah meninggal beberapa bulan yang lalu.
"Mana cobaa bawa sini biar mama cobain bolunya".
Hardin pun memberikan 1 buah kotak yang berisi berbagai macam bolu. Dia sangat tahu kesukaan sang mama terhadap bolu sangat besar. Dan benar saja, Mama Hardin sangat menyukainya dan langsung menghabiskan bolu itu.
"Ini benar benar sangat enak nak, rasanya sangat pas, tidak terlalu manis juga dan tidak bikin eneg. Dan juga tekstur kue bolunya sangat lembut. kamu beli dimana sayang?" Mama Hardin bertanya sambil terus memakan bolu dan kue di hadapannya dengan lahap.
"Di kafe ma, tadi juga aku sudah tanya sama pemilik kafe tentang orang yang membuat bolu ini. Karena aku berniat untuk menjadikannya rekan bisnis di hotel. Jadi kalau ada acara di hotel aku akan merekomendasikan dan juga memesan kue dan bolu dari tokonya" jawab Hardin sambil tersenyum dan terus menatap sang mama.
"Bagus itu sayang. Itung itung membantu orang lain dalam mengembangkan usahanya. Semoga pemilik dan orang yang membuatnya adalah seorang gadis muda ya, mana tau mama bisa menjodohkannya dengan kamu. Hahahaha jadi mama bisa punya anak cewek" jelas mama sambil tertawa.
Sedangkan Hardin hanya menanggapinya dengan senyuman. Hardin sangat senang setiap kali melihat mamanya tersenyum. Karena sejak papanya meninggal mama Hardin lebih sering melamun dan cenderung murung. Mama Hardin sangat mencintai suaminya. Mereka selalu pergi berdua kemana pun itu. Banyak yang mengagumi pasangan itu. Dan tidak sedikit pula yang iri dengan mama Hardin karena bisa memiliki seseorang yang sangat mencintainya.
Sehingga saat suaminya meninggal, mama Hardin sangat syok dan sempat tidak bisa menerima akan hal itu. Mama Hatdin selalu mengingat dan mengenang sang suami. Biasanya mama akan mencari kegiatan lain seperti membenahi kebun bunga untuk mengalihkan pikirannya.
Setelah berbincang kecil mereka kembali masuk ke dalam untuk bersiap makan siang. Para pelayan sedang sibuk menyiapkan makanan untuk majikan mereka. Para maid akan melakukan yang terbaik untuk majikan mereka. Karena gaji yang diterima bukan kaleng kaleng jumlahnya, tetapi tetap sesuai jabatan mereka. Beruntungnya para maid memiliki Nyonya yang sangat baik, jadi mereka nyaman dalam bekerja tidak diliputi rasa takut akan dimarahi.
Hardin dan mamanya mulai makan siang dengan hening. Karena sedari dulu mereka sudah menerapkan tidak boleh berbicara saat makan, jadi yang terdengar hanya suara sendok yang beradu dengan piring dan garpu.
Terima kasih sudah mampir di novel aku. Jangan lupa like dan komen yang positif ya. Dan juga jangan lupa follow dan favorite kan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Noer Anisa Noerma
lanjuuutttttt
2022-07-30
0
Febri Ana
lanjuuuttt
2021-08-05
0
要钱💸
5 like thor 💓
2021-06-01
0