Mitha terlihat merenung, semangat hidupnya seolah menghilang. semua terlihat hampa dan tak berwarna sejak Dirga buta.
"Nyonya anda melamun?" tegur Sarinah kepala rumah tangga atau kepala pelayan dirumah Harun Purnomo.
" Ya Bi Inah, saya sedih memikirkan Dirga..."
Sarinah terdiam dia sudah mendengar perangai tuan muda yang berubah setelah mengalami kecelakaan pesawat dan buta.
menjadi pemarah dan tertutup.
bahkan terhadap orang tua kandungnya sendiri.
" Dirga seperti kehilangan semangat hidup.
Dan istrinya Bianca justru meninggalkannya saat dia terpuruk. sudah banyak pelayan dan pengasuh yang ku pekerjaaan namun Dirga malah membuat mereka semua lari ketakutan."
" Saya mengerti perasaan tuan muda, nyonya, pasti berat sekali menjadi cacat, apalagi buta.."
" Ya Bi inah, tapi tetap saja sebagi ibu saya sedih..andai saja ada seseorang yang bisa mengambil hatinya dan membuat semangatnya hidup kembali.."
Bagaimana jika kita jodohkan dia.."
Mitha melihat Sarinah tertarik
" Kita Nikahkan dengan seoarng wanita..siapa tahu rasa sepi dihati tuan muda hilang."
" Tapi sangat beresiko Bi, Bagaiman jika Dirga bertindak kasar pada istrinya nanti seperti perawat yang masuk rumah sakit, bibi ingat bukan!? lagipula wanita mana yang mau pada pria buta yang pemarah meski anakku sangat tampan."
Sarinah mengangguk.
" Bibi kenal seorang gadis yang sangat sabar dan baik hati, dia hidup serba kesulitan, dia juga punya saudara yang cacat sejak lahir, mereka yatim piatu. Adiknya tak bisa berjalan, tapi beberapa bulan lalu adiknya tersebut meninggal dunia. kini dia seorang diri tinggal dirumah yang sangat miskin."
" Tapi Bi.." Mitha terlihat ragu. putranya memang cacat tapi masa harus menikah dengan gadis sembarangan.
" Gadis itu cerdas dan rajin nyonya, dia juga cukup cantik, kulitnya putih, wajahnya imut dan dia gadis yang Sholeh. dia memakai hijab"
jelas Sarinah.
Mitha terlihat tertarik.
" Bibi bawa dulu kemari, biar saya yang menilainya..
" Baik, nya... "
Bening sedang menyapu halaman saat nenek Sarinah datang, yang ia tahu Nenek Sarinah bekerja disebuah rumah mewah dikota. dia jarang sekali pulang kampung, rumahnya juga cukup besar didesa.
Cucu nenek Sarinah sebaya Bening, mungkin nenek Sarinah menikah muda dulu.
" Bening..kau rajin sekali.." tegur Sarinah saat duduk dikursi teras milik bening.
" Nenek bisa saja bening hanya menyapu."
" Ning duduklah dahulu." pinta Bi Inah
" Nenek mau bicara."
" Baik nek.."
Bening menyimpan sapu dan duduk bersisian dengan Sarinah.
" Berapa usiamu Ning..?"
Bening heran melihat Sarinah
mengapa tiba-tiba menanyakan umurnya
" dua puluh dua tahun nek.."
" Kau sudah punya pacar..?"
Bening menunduk malu
Rasanya janggal nenek Inah menanyakan urusan pribadi.
Mereka tak terlalu saling mengenal. Hubungan nek Sarinah dan Bening hanya sebatas tetangga kampung atau Nenek itu adalah nenek salah satu temannya.
" Belum nek.."
" Bagaimana jika ada pria yang mau menikahimu apakah kau mau?" Tanya Sarinah tanpa basa basi
Bening makin menunduk malu.
" Maksud nenek?" melirik Sarinah sedikit.
" Apakah kau mau menikah jika ada yang melamarmu?" ulang Sarinah.
" Tergantung siapa yang melamar, jika ia baik single dan bertanggung jawab, Bening mau.."
" kalau begitu besok Bening ikut nenek ke kota ya.."
" Hah!" Bening kaget.
" Jam tujuh nenek jemput.."
Sarinah langsung pergi meninggalkan Bening yang bengong memikirkan tawaran Sarinah.
Tepat jam tujuh Sarinah datang. Bening sudah menunggu diteras.
Dia tak membawa banyak barang hanya sebuah tas ransel.
"Mana barang lainnya?" tanya Sarinah heran
" Bening tak memiliki banyak baju nek, hanya ini saja yang layak pakai" sahut Bening enteng.
" Ya sudah kalau begitu kita berangkat."
" Tapi nek, Bening nggak ngerti.."
" Ikut saja, nanti bening juga mengerti."
Butuh waktu empat jam hingga mereka tiba dirumah Mitha Harun Purnomo.
" Ini rumah siapa nek?, besar sekali." tanya Bening kagum saat tiba didepan rumah keluarga Harun Purnomo.
" Rumah majikan saya Ning. gede kan?" sahut Sarinah bangga.
Bening mengangguk.
Satpam muda membuka pintu dan menegur Bi Inah ramah, satpam yang masih single itu melirik Bening tertarik
" Siapa bik? pembantu baru ya?" tanyanya semangat, Siapa tahu bisa pedekate.
" Nanti juga kau tahu, sudah lanjutkan tugasmu jangan banyak tanya.." Sahut Sarinah ketus.
" Ya elah, gitu aja sewot!' sahut si satpam saat Bi inah menjauh.
Bi inah membawa Bening masuk.
Mitha menyambutnya Antusias,
dia meneliti sosok Bening cermat.
Dari ujung kepala hingga kaki.
Membuat Bening salah tingkah ditatap demikian rupa oleh wanita yang masih sangat cantik itu.
" Ini Bening Nyonya, yang saya ceritakan tempo hari."
Mitha mengangguk anggukan kepala
terlihat puas.
" Bawa dia ke kamar untuk istirahat, saya akan menemui Dirga bi..."
" Baik Nyonya..."
Bening dibawa ke sebuah kamar yang cukup mewah dan ber ac.
" Ning, istirahatlah nanti biar Nyonya yang akan bicara sendiri padamu"
" Baik nek, " Sahut Bening patuh meski bingung dengan situasi saat ini
mengapa Nenek Sarinah membawanya kerumah itu.
Mitha langsung masuk ke kamar Dirga saat tiba dirumah anaknya, tanpa mengetuk lebih dahulu.
Dirga dan orang tuanya memang sudah tinggal terpisah sejak lama.
Apalagi Dirga sudah pernah menikah.
" Dirga Harun Purnomo..." panggil Mitha pelan.
melihat anaknya bengong menatap kosong pada dinding.
" Mama..!?" Dirga terkejut
" Kau melamun hingga tak sadar mama masuk"
" Mama mau apa? Mau mengacau lagi?" ucap Dirga ketus.
Dia kesal pada Mitha karena sibuk mencari orang untuk merawatnya.
" Dirga tak butuh perawat, Dirga hanya butuh tempat sunyi dan tenang. jadi jangan kacaukan hidup Dirga.
Deg!
jantung Mitha berdetak, ragu menyampaikan keinginannya.
" Jika kau tak butuh perawat, bagaiman jika seorang istri.?" pancing Mitha.
Dirga terlonjak kaget wajahnya merah padam
" Mama mengejek Dirga? wanita Mana yang mau menikahi pria buta!?"
" Jika ada bagaimana? apa kau mau??"
" MAMA!! tinggalkan Dirga sendiri!!"
Dia berteriak marah.
" Mama tak akan pergi, sebelum kau berjanji meninggalkan kamar ini dan menghadapi kenyataan.."
" Kenyataanya Aku buta Ma..." sahut Dirga emosi.
" menikahlah!!"
" Tidak!!!" sahut Dirga bersikeras.
" Jika ada wanita yang mau menikahinya bagaimana?" ulang Mitha.
" Hanya wanita gila."
" Jika ada bagaimana? kau mau menikah?" ulang Mitha kukuh.
" Ok, Dirga akan menikah, tapi mama akan menyesal Dirga akan membuat wanita itu lari terbirit-birit " Dirga berkata geram.
" ok, kita buktikan."
" Siapkan dirimu, pernikahannya besok!'
" Hah!! apa!??" Tanya Dirga tak percaya, Dia gila ternyata Mama jauh lebih gila."
Mitha meninggalkan kamar Dirga dan langsung kembali kerumah nya.
Di kamar Mitha dan Harun.
pasangan itu sibuk berdebat perihal Wanita pilihan Mitha dan soal pernikah Dirga yang tiba-tiba.
" Pa, Bening bisa merawat Dirga, Mama tak mungkin membiarkan wanita memandikan dan mengurus anak kita tanpa ikatan pernikahan."
" Jadi maksudmu gadis itu hanya perawat yang dibungkus Pernikahan, "
"Iya mencari perawat lelaki kebanyakan tak sabar, ayah lihat bukan, mereka kasar dan suka memaksa, beda dengan wanita."
" Tapi kemarin salah satu perawat wanita masuk rumah sakit, akibat memaksa Dirga minum obat." Ucap Harun prihatin.
Dia harus ganti rugi dalam jumlah banyak pada wanita itu.
" Wanita itu yang bodoh, mengapa tak sabaran."
" Ma, biarkan Dirga memutuskan sendiri dia sudah dewasa"
" Tidak! Mama tak mau Dirga menjadi gila bila terus hidup dalam dunianya sendiri, dia harus keluar dari cangkangnya meski buta."
" Terserah Mama, namun kali ini resikonya mana tanggung sendiri, papa tak mau ikut-ikutan"
sambil naik ke atas ranjang memejamkan mata untuk tidur
Harun langsung terlelap beberapa detik kemudian.
" Huh! dasar laki- laki tidak peka"
Guman Mitha sambil menarik selimut dan ikut tidur di sisi Harun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Park Kyung Na
👍👍
2022-12-03
0
Sa?
typo
*kembali ke kamarnya
2022-10-21
0
Cornelia Pujiastuti
hahahha dia gila mm lebih gila ,,aku mampir kak ..lanjut seru sedih jg kocak
2021-10-20
0