"Kau saja yang mengantarkan obat pada pasien ruang VVIP, aku takut.."
" Tapi ini adalah tugasmu..aku tak mau menggantikan. Kemarin Aku mendengar, dia membanting semua barang-barang, memukuli seorang perawat yang memaksa nya minum obat, aku merasa sama takutnya denganmu."
" Lalu aku harus bagaimana? dokter kevin nanti bisa marah, pasien itu istimewa dia pemilik rumah sakit ini"
" Sayang sekali dia buta, padahal wajahnya tampan sekali. Seandainya tidak segalak itu, dengan senang hati aku akan merawatnya."
"kalian sedang apa? malah mengobrol, Ayo cepat antar kan obat itu padanya" desak perawat lain yang lebih senior.
" Kami takut Bu..'
" jika kalian merasa takut mengurusi pasien berhenti saja jadi perawat.."
"Ish...kejam sekali! ya sudah aku kan mengantarkannya" Dengan berat hati perawat muda itu menuju kamar Dirga, lututnya bahkan gemetaran.
tok!
tok!
tok!
" Selamat siang tuan. Aku mengantarkan obat anda.."
" SUDAH BERAPA KALI AKU KATAKAN, AKU TAK BUTUH OBAT!! APA KALIAN TULI? MENGAPA MASIH MEMBERI OBAT UNTUKKU. MEMANGNYA OBAT KALIAN BISA MEMBUATkU MELIHAT KEMBALI!!" Bentak DirGa dengan suara membahana.
Perawat itu menciut, tentu saja dia takut sekali selain itu ia masih sangat muda.
" Ta..tapi...kata.dok- dokter kevin, anda harus minum obat, supaya cepat sembuh.." Dia berkata.dengan suara mencicit takut.
" Sembuh!? kalau aku tidak lagi buta baru namanya sembuh.
keluar kau dari sini!" hardik Dirga kesal sambil menatap kosong pada Asal suara.
Mata biru tajam dihiasi bulu mata lebat bersinar jahat dan kejam.
Perawat itu segera keluar dengan tubuh gemetar dan Wajah pucat pasi.
" lBagaimana? kau baik-baik saja?"
" Aku gagal, dia mengusirku..dokter kevin pasti marah.."
" Sabar ya.."
Dokter kevin mendatangi kamar Dirga, sebenarnya dia marah dengan sikap Dirga yang membuat perawat tidak nyaman merawatnya.
Tapi apa boleh buat, kondisinya memang sedang labil.
" Ga, kau membuat perawat ketakutan, apa sulitnya minum obat dan membuat dirimu sembuh?."
Dirga menanggapi ucapan Kevin sambil tertawa sinis.
" Sembuh katamu? apakah obatmu bisa menyembuhkan buta?"
" Obat itu bukan untuk menyembuhkan buta, tapi mengobati luka dan infeksi di matamu, apakah kau lupa matamu terluka saat datang kerumah sakit ini?'
" Cih! aku tak perduli. aku tetap buta... Biarkan aku pulang, aku muak berada dirumah sakit ini dan segala macam obatmu.."
" Sabarlah Ga, kau belum sembuh" nasehat Kevin
" Vin, aku sudah sembuh dan aku ingin pulang, apa kau mau aku pecat?. Segera panggil direktur rumah sakit ini, apa karena aku buta kau membantahku?"
" Ga, aku bukan membantah, tapi aku dokter dan sahabatmu, aku hanya tak ingin kau terluka."
" Ah kau munafik Vin, bahkan hingga saat ini tak seorang pun menjenguk aku.
mana para sahabat kaya lain yang dulu suka berpesta denganku.
Tak satu pun dari mereka mengunjungi aku, bagiku kau sama saja dengan mereka, hanya karena kau dokter makanya kau ada disini hingga saat ini. kau terbentur dengan pekerjaan mu saja."
" Jangan menyamakan semua orang Ga, tak semua orang buruk.Aku tetap sahabatmu meski kau buta, bagiku kau sahabatku yang paling baik"
ucap Kevin tersinggung.
" Ah ! pokoknya aku mau pulang..!!" Dirga berkata keras kepala.
" Baiklah jika itu mau mu.."
Kevin mengalah.
Dia pun mengijinkan Dirga pulang dan menuliskan beberapa resep obat yang harus Dirga minum saat dirumah nanti.
Tak ada kegembiraan di wajah Dirga saat Adam datang menjemput.
Dia membeli sebuah kursi roda
dan segera menuju kamar
Mengurung diri di sana dalam kegelapan.
Menolak semua orang yang datang berkunjung.
Mama dan papa mencarikan beberapa perawat dan pengasuh untuk membantu Sayangnya temperamen yang buruk membuat semua orang yang disewa berhenti karena merasa ketakutan.
Dirga tak segan melempar piring, gelas serta benda berbahaya lain jika pengasuh sewaan memaksanya makan atau minum obat.
Dia tak butuh perawatan atau pelayan sewaan Mama. Dia hanya tak ingin di ganggu, ingin hidup tenang dalam kegelapan..
Menikmati rasa sepi dan raasa kecewa pada keadaanya saat ini
Sebagai seorang ibu, Mama tak pernah menyerah dia tetap mencari perawat baru untuk Dirga, bahkan sampai ada yang masuk rumah sakit karena diserang oleh Dirga secara membabi buta.
Akhirnya wanita itu pasrah.
Dia hanya menatap Dirga didepan pintu dengan wajah terluka.
Dirga tak bercukur, jarang makan atau pun mandi, keramas dan merawat diri. dia juga malas keluar kamar, paling anti minum obat.
kerjanya hanya melamun di sisi jendela yang tertutup rapat.
karena itu tubuhnya menjadi kusam dan kurus sekali.
Awalnya Dirga adalah sosok cerdas dan ceria. Dia seorang pengusaha hebat yang terkenal ramah dan disegani.
Dia juga suka berolah raga, berpesta dan berteman.
kini Dia terlihat tak ubahnya seperti patung hidup.
" Tuan anda mau sarapan?" tanya Adam hati-hati,
hanya pada Adam Dirga masih bersikap ramah.
karena Adam yang telah membesarkannya sedari kecil.
hubungan mereka cukup dekat. Setelah memilki rumah sendiri Dirga meminta Adam untuk tetap menjadi pelayan pribadinya.
" Berikan aku telur mata sapi dan nasi"
sahut Dirga enggan
Adam tersenyum
" Baiklah tuan."
" Hmmm.."
" Ada apa Adam...?"
" Ada Nona Bianca dan Tuan fadhil dibawah.."
" Bianca dan Fadhil ada apa?" Tanya Dirga bersemangat mendengar Bianca datang.
Fadhil adalah sahabat Bianca Dan Dirga.
" Suruh mereka ke kamar.."
" Baik tuan..."
Bianca dan Fadhil masuk kamar Dirga. Bianca hampir muntah mencium aroma kamar. Sangat bau apalagi melihat penampilan Dirga yang kacau dan tak terurus.
"Sayang..Bianca..." Dirga mengulurkan kedua tangan mencoba mencari sosok Bianca.
Bianca secepatnya menghindar dengan wajah jijik
Dirga putus asa.
" Ada apa?" akhirnya dia menyerah mencoba menyentuh Bianca.
" Aku dan Fadhil akan menikah, aku butuh surat cerai.." Ucap Bianca tanpa basa basi.
" Apakah kau dan Fadhil...?" tanya Dirga, enggan melanjutkan kalimatnya.
" Apa yang kau pikirkan adalah benar Dirga.." sahut Fadhil.
Dirga merasa sangat marah, dan dia hanya memendam kemarahannya di hati. mencoba bersikap Normal.
Wajah Dirga berubah sedih
" Bian, kau serius ingin bercerai dariku? bukankah kau berjanji dulu..
kau Tak akan meninggalkan aku dalam keadaan apapun "
Bianca terkekeh.
" Kau bodoh sekali percaya padaku Ga..Dulu kau sangat berbeda, kau sempurna, kaya tampan, dan memiliki banyak uang tapii lihat dirimu sekarang, bahkan kau seperti gelandangan yang tak terurus dan bau..apa yang kuharapkan darimu..? aku sudah memiliki segalanya, uang karir yang bagus, cantik, aku dan Fadhil saling mencintai sejak lama. hanya saja aku butuh kau sebagai batu loncatan dalam hidupku."
Dirga tertegun
" selama ini kau tak mencintaiku Bian..?
" Aku cinta padamu,"
" Lalu mengapa kau juga mengakui mencintai Fadhil."
Dirga menajamkan pandangan berusaha menembus kegelapan untuk melihat mata Bianca.
" Sejujurnya aku dan Bianca sudah lama berselingkuh Ga" Sahut Fadhil sambil tertawa mengejek.
" Di hari kecelakaan, aku lah yang sudah memaksa Bianca pulang, karena jika tidak, aku akan menikahi gadis lain. Sesungguhnya aku tak menyangka Bianca memilih pulang bahkan disaat badai. aku sadar bertapa besar cintanya padaku." Ucap fadhil bangga sambil merangkul Bianca mesra.
" Kalian memang manusia busuk" Maki Dirga Emosi
" Keluar dari kamarku..!!" usir nya disertai amarah.
" ADAM!! ADAM!!" Dirga berteriak dengan suara menggelegar.
Adam bergegas naik kelantai dua menuju kamar Dirga.
" Bawa keluar dua manusia hina ini.." Pintanya dengan wajah jijik.
" Jangan khawatir Bianca, surat cerai yang kau minta akan segera aku kirimkan secepatnya." ucap Dirga dingin,.mengiringi kepergian Bianca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Sifrianus Jahamat
yg sabar
2024-05-02
0
Nona Cherry Jo
karma itu nyata.... fadill dan bianca akan menjemput karma mereka
2023-12-29
0
raysia Hasna malaika
skrg nikmati aja dl Bianca Fadil..
stelah lelah gantian giliran Dirga ya menikmatinya nanti yaaa..
2022-01-28
0