Tuan Buta Dan Pelayannya
Dua sejoli berlarian dipantai, mereka sangat bahagia.layaknya pasangan yang baru menikah.Bermesraan tiap ada kesempatan.
" Sayang aku sangat mencintaimu.." bisik Dirga ditelinga Bianca, Wanita cantik yang beberapa Minggu lalu ia persunting jadi istri.
mereka berpelukan menikmati matahari terbenam.
" Aku juga cinta padamu..cintaku bahkan lebih besar. kau lihat laut itu, cintaku bahkan lebih luas darinya" sahut Bianca tak mau kalah.
" Apakah kau mau mendampingi aku saat susah dan sakit, bian?"
"Aku akan selalu ada untukmu"
bibir mereka saling bertaut menyatukan perasaan keduanya.
Mereka menikmati liburan, bulan madu romantis di negara tropis yaitu Hawai.
keesokan harinya Dirga menemani Bianca belanja mencari oleh-oleh untuk keluarga ditanah air.
Malam harinya mereka menikmati makan malam romantis ditemani musik khas Hawai dan lilin-lilin direstoran ternama
lalu mengakhiri malam dengan percintaan panas dihotel mewah.
Dirga dan Bianca sudah sepakat untuk tidak memiliki Anak dalam pernikahan mereka, hidup mereka sudah penuh dengan pesta dan rencana liburan setiap tahun, mereka adalah orang-orang bebas tak ingin terikat dengan kehadiran anak-anak.
Setelah seminggu menikmati bulan Madu, tiba saatnya kembali ketanah Air.
Tak perlu repot memesan tiket pesawat karena pria setajir Dirga cukup memakai pesawat pribadinya yang siap mengantarkannya kapan saja dan kemana pun dia ingin pergi.
Pesawat itu meninggalkan Hawai dengan sejuta kenangan yang telah Dirga dan Bianca torehkan Disana.
" Tuan, sepertinya Akan ada badai di kawasan Asia tenggara. Bagaiman jika kita singgah saja di thailand.." saran pilot pribadi Dirga.
" Terserah padamu Andrew.." sahut Dirga dia percaya pada pilot pribadinya yang handal dan berpengalaman.
" Sayang..tapi aku harus bekerja, tak mungkin menambah liburan..." sahut Bianca dengan wajah kecewa.
" Tapi nyonya jika diteruskan pesawat bisa jatuh.."
" Andrew, benar sayang...kita harus berhenti.." Sahut Dirga membujuk
Namun Bianca kukuh pada pendirian jika mereka harus segera tiba ditanah air hari itu juga.
" Kita terobos badai kapten.." Titah Dirga.
Pilot Tampak ragu-ragu namun apa daya dia tak bisa membantah atasan.
Akhirnya nekat juga menerobos hujan badai yang sangat lebat.
Petir dan kilat memyambar bergantian dilangit.
pesawat itu oleng ke kanan dan kiri.
Bianca tak henti memeluk Dirga, wajahnya pucat pasi. tapi kekeuh melanjutkan perjalanan.
Tiba-tiba petir menyambar badan pesawat, penghuni pesawat yang berjumlah enam orang termasuk Pramugari kaget bukan main.
" Tuan, pesawat kita terbakar.." kata pilot panik.
" kurasa kita akan jatuh..."
" Apa!? " kata Dirga terkejut.
" pakai parasut...!" teriak pilot
" cepat bantu tuan Dirga dan nyonya Bianca memakai parasutnya" perintah pilot pada pramugari.
pramugari dengan sigap membantu Dirga dan Bianca memakai parasut.
selesai dengan para majikan lalu mereka masing masing mengurus dirinya
Bianca mulai histeris.
Dia berteriak- teriak panik
" Dirga aku tak mau mati...aku tak mau mati!!!"
" Bianca tenanglah kita tak akan mati.." Dirga memeluk istrinya erat.
pilot kehabisan akal berjuang ditengah hujan badai yang sangat lebat diselingi kilat dan petir yang terus menyambar.
jalan satu-satunya adalah melompat
Pesawat itu terus meluncur dengan cepat kebawah.
Pilot benar benar menyerah
Jalan satu-satunya adalah melompat.
Dia meminta Dirga dan Bianca terjun lebih dahulu disusul dua pramugari wanita.
Mereka tenaga terlatih hingga tak kesulitan saat harus melompat
Justru Bianca yang menjadi beban.
Wanita itu tak jua mau melompat hingga lelah Dirga membujuk.
pesawat semakin cepat meluncur.
Dirga terpaksa mendorong Bianca.
mereka terjun bebas bersama diudara.
pasrah dengan situasi.
Boooommmm..
Pesawat itu terhempas ditanah, terdengar ledakan yang sangat dahsyat.
Dan percikan api membumbung tinggi.
Banyak serpihan berterbangan beberapa mengenai mereka
Sebuah serpihan kayu masuk kedalam mata Dirga
Dirga merasakan sakit yang luar biasa.
Mata nya mengeluarkan air mata darah.Dirga mengabaikan rasa sakit dan tetap meluncur sambil memeluk Bianca.
Keselamatan Bianca adalah yang utama.
Mereka semua mendarat dengan selamat tak jauh dari bangkai pesawat.
Dengan cekatan Dirga melepas parasut dan menjauhi badan pesawat khawatir terjadi ledakan susulan.
" Tuan anda berdarah!" Andrew terlihat panik mendekat.
" Mataku perih sekali."
Kata Dirga.
Bianca menangis dan terus mengomel
tak ada keinginannya menolong apalagi membuat Dirga nyaman
" Aku sudah bilang padamu untuk tidak berlibur ke Hawai namun kau tak mendengar lihat kan sekarang,.kita malah jatuh dan harus menginap dihutan. pekerjaan ku terbengkalai, kulit ku lecet semua, sangat menyebalkan!"
" Sayang.. sabar ya.. aku tak akan membiarkan kita lama - lama dihutan ini ucap Dirga menghibur.
" Aish...cepat lakukan sesuatu, lagipula matamu berdarah. aku tak ingin kau kenapa- Napa"
Kedua pramugari muda hanya mengumpat dalam hati melihat perangai Bianca yang menyebalkan.
Pilot pesawat berusaha mencari kotak hitam dan menghubungi markas pusat.
untunglah sambungan terjadi dengan mudah dan cepat. Hujan masih terus mengguyur bumi dengan deras.
semua orang mulai mengigil kedinginan
Dirga merasakan penglihatannya semakin buruk, Matanya menjadi rabun
" Sayang, sepertinya kau demam, badanmu panas sekali.." Bianca meraba kening Dirga.
" Mataku sakit sekali.." keluh Dirga
" Sial..lama sekali mereka datang. Aku sudah kedinginan, bagaiman jika ada binatang buas dihutan ini, kita pasti akan dicabik Cabik"
Ucap Bianca bergidik
Sama sekali tak menghiraukan Dirga yang kepayahan.
" Andrew, berapa lama lagi mereka sampai" Tanya nya pada pilot,pertanyaan yang sama setelah sekian kalinya.
Yang ditanyakan Bianca dengan tak sabaran.
Pilot itu sampai bosan menjawab.
" Bianca sabarlah!" bentak Dirga kesal.
Bianca hanya mendengus
" Bagaimana aku bisa sabar, aku sangat kesal Dirga..! kau membuat keadaan semakin sulit
tak pernah mau mendengarkan aku. seandainya kita tidak ke Hawai, harusnya kita ke Paris, tempat yang indah dan romantis."
Dirga Diam saja, hatinya sangat kesal melihat sikap bIanca yang menyebalkan.
Setelah menunggu selama hampir dua puluh empat jam. Bebarapa helikopter datang dan mengevakuasi mereka keluar dari hutan.
Mereka semua segera dilarikan kerumah sakit, terdekat yang saat ini entah berada dinegara mana. untuk mendapatkan perawatan terutama Dirga yang Terkena serpihan pada matanya.
setelah beberapa hari dirumah sakit asing Dirga dipulangkan ketanah air atas permintaannya.
Selama beberapa Minggu dia hidup dalam kegelapan karena matanya diperban.
" Tuan Adam,Bianca mana? mengapa dia jarang berkunjung?" Tanya Dirga pada kepala pelayan, yang setia menemani Dirga dirumah sakit.
" Nona Bianca sibuk bekerja tuan, dia harus menyelesaikan syuting film terbaru yang dibintanginya.
Namun dia sering menanyakan kabar tuan lewat SMS.
" Hanya mengirim pesan?" tanya Dirga kecewa.
" Apakah mataku baik- baik saja Adam? mengapa dokter tak bicara apa apa."
" Mereka menunggu hingga luka anda kering dan perban dibuka.." sahut Adam.
" Aku takut, Adam.."
" tuan muda baik- baik saja, berdoa saja.." sahut Adam menghibur.
Seminggu kemudian perban Dimata Dirga dibuka.
" Dokter! kenapa semua gelap, apakah mati lampu?" tanya Dirga ketakutan.
Dokter Kevin kaget sekali, Dia terlihat cemas, dia menatap Adam bingung.
Adam tak kalah terkejut.
" Dokter melambai didepan wajah Dirga.
Dirga sama sekali tak merespon.
Dokter Kevin mengeluarkan senter dan menyoroti mata Dirga.
responnya hanya mengernyitkan dahi karena mungkin sedikit silau.
" Maaf Ga..sepertinya ada berita buruk..."
Dirga semakin gelisah
" Berita apa kevin? cepat katakan jangan membuatku takut"
kata Dirga pada sahabatnya.
" Sepertinya....kau....kau.." Ragu ragu menyampaikan.
" Kau buta Dirga...."
Dirga hampir pingsan mendengar pernyataan Kevin, Dia meraba kosong di udara, Dan menggeleng geleng keras
"Tidak! tidak mungkin!?? kau pasti bercanda Vin, kau bercanda bukan!??" Dirga bertanya putus asa.
Kevin menggeleng lalu sadar Dirga tak bisa melihat gelenganya.
" Sementara ini menurut gejala yang kau tunjukan matamu memang bermasalah namun aku harus memeriksa lebih lanjut untuk memastikannya berdoa saja semua salah. Aku juga akan mencari tahu apa yang membuat kau menjadi seperti ini. Mungkin saja operasi menyembuhkannya.kita lihat saja nanti. kau jangan cemas, aku akan melakukan yang terbaik.." hibur Kevin.
Dirga mengusap rambut frustasi.
Dia marah, sedih dan kecewa
" Kenapa Adam, kenapa harus aku...?? Bianca, mana Bianca, mana istriku Adam..!" Dirga menangis seperti anak kecil dalam pelukan Adam yang berusia 45 tahun.
" Saya akan menelpon nyonya.." kata Adam sambil keluar ruangan untuk menghubungi phonsel Bianca.
" Ada apa Adam?" tanya Bianca ketus Suaranya terdengar serak karena lelah saat ini dia sedang istirahat di lokasi syuting.
"Tuan Dirga ingin anda segera kerymah sakit ada berita buruk nyonya.."
" Jangan membuatku takut, berita apa? Dirga baik-baik saja bukan?"
" Cepatlah datang nyonya. Tuan Dirga yang akan menjelaskan nanti, saya tak punya wewenang menjelaskannya."
Sahut Adam lalu menutup telpon segera.malas sekali bicara pada wanita itu.Sebenarnya Adam kesal dan tak.pernah suka pada Bianca, selama Dirga dirawat dirumah sakit tak sekalipun menyempatkan diri mendampingi majikannya
Adam tahu selama ini Dirga sudah banyak berkorban untuk Bianca.
Harta benda, karirnya di dunia artis bisa terwujud berkat campur tangan Dirga.
Bianca hanya gadis miskin yang memiliki cita-cita tinggi menjadi artis dengan menjadi simpanan pria-pria kaya beristri, Dirga sudah mengangkat derajatnya demikian rupa, tapi ia lupa berterimakasih.
Selang beberapa jam Bianca tiba dengan wajah kesal dia masuk kedalam ruangan Dirga
" Sayang...ada apa? tanya lembut seraya memeluk dan mengecup bibir Dirga sekilas.
Bianca heran melihat tatapan Dirga yang terlihat kosong.
" Bian..." panggil Dirga lirih.
meraih kosong kedepan
" Dirga ada apa? kau membuatku takut..."
" Air mata jatuh dipipi Dirga.
" Sayang Aku buta" jelas Dirga dengan suara parau.
Bianca kaget bukan kepalang dia sampai lupa menutup mulutnya yang terbuka lebar.
" Sayang kamu jangan bercanda..mana mungkin kau... Dirgaku yang tampan sempurna, harus buta.. itu tak benar, aku tak percaya." ucap Bianca pilu memeluk Dirga erat.
Mereka menangis bersama.
"Bian, kau tak akan meninggalkan aku bukan? kau akan tetap cinta padaku?" tanya Dirga penuh harap.
Bianca diam ragu-ragu.
Dia menatap Dirga dingin.
Hatinya merasa kasihan, tapi jika Dirga buta, dia akan menjadi beban, Bianca tak suka terikat dan dibebani dia wanita bebas.
" A- Aku..akau tidak tahu sayang..." sahutnya pelan
" Apa maksudnya kau tidak tahu!?" tuntut Dirga
" kukira aku tak akan sanggup mengurusmu. Aku tengah dipuncak karir, kau tak mau menghancurkan impianku Dirga." sahut Bianca tegas
" Bianca...!!" hardik Dirga marah.
" Kita bercerai saja.."
Lalu Bianca cepat-cepat keluar dari ruangan Dirga sambil menangis mengabaikan panggilan Dirga yang putus asa,Bianca tak menoleh sedikitpun
" Nyonya ..!" seru Adam saat Bianca keluar dari ruangan Dirga sambil menangis. Dia mengabaikan panggilan Adam langsung berlari cepat dilorong rumah sakit meninggalkan Adam yang termangu.
karena khawatir Cepat-cepat Adam masuk kedalam ruangan Dirga.
Benar saja Dirga terlihat sangat menyedihkan.
Pria itu menangis meraung sambil memukuli wajah dan matanya karena frustasi
Dirga terlihat sangat marah.
" Tu..tuan Anda baik-baik saja??"
" Aaaaa...!!" Dirga berteriak sejadi-jadinya melampiaskan amarah dan kekesalannya. dia ingin melemparkan apa pun yang ada dikamar itu sayangnya matanya tak bisa melihat
jadinya hanya bisa berteriak melampiaskan sakit hati yang ia rasakan.
" Bianca mengkhinatiku Adam.."
Adam merasa sedih dan kasihan tapi tak berdaya melakukan apa pun demi membuat Dirga lega dan bahagia.
Dia sama terpukulnya dengan Dirga.
" Dia meninggalkanku, padahal sudah berjanji akan tetap bersamaku dalam susah dan senang bahkan saat aku cacat. Tetapi Bianca berbohong semua yang diucapkannya hanya omong kosong.."
" Tuan muda, maafkan saya.." ucap Adam getir.
" Aku sudah banyak berkorban untuknya.
memberi segalanya.Rumah, Mobil, Apartemen, perhiasan, karir, bahkan sebuah perusahaan untuk Bianca. tega sekali Ia meninggalkan aku.. Aku benci buta! AKU BENCI BUTA, ADAM!!!!"
sambil memukuli matanya yang dipenuhi kegelapan.
Susah payah Adam meredakan emosi Dirga, Adam khawatir Histeris yang di alami dirga,justru memperparah keadaan nantinya.
" Tenanglah Tuan, semua pasti ada jalan keluarnya.." Nasehat Adam memeluk pria yang sedang butuh dukungan mental itu.
" Papa dan mama kapan pulang?" tanya Dirga tiba-tiba setelah kemarahannya reda dia menyeka air mata dengan kasar.
kepergian Orang tercinta ternyata jauh lebih menyakitkan daripada menjadi buta.
sudah lima tahun bersama
menjalin kasih.
tak percaya rasanya Bianca tega meninggalkan dirijya
" Mungkin tiga hari lagi tuan.."
" Baiklah.. Pergilah Adam aku ingin istirahat.." merebahkan diri diatas ranjang . Dirga merasa sangat lelah, semua bagaikan mimpi buruk yang datang silih berganti, berharap dengan tidur dia bisa melepaskan beban yang menghimpitnya saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Sifrianus Jahamat
cinta krn harta dan rupa gk akan pernah kekal
2024-05-02
0
Pujar Bee
lanjut
2024-04-05
0
#ayu.kurniaa_
.
2024-04-05
1