"Khey tar malem hangout yuk, kita udah lama enggak happy - happy bareng kan ...." Alya berkata sambil merangkul pundak sahabatnya saat berjalan dari lapangan sekolah menuju kelas mereka.
"Kemana??" tanya Khey malas.
"Ngemol atau nongki - nongki cantik aja gimana ... asyik kan Rhe ...?! Kan malem minggu, daripada gabut di rumah." Alya juga meminta pendapat pada Rhea yang juga berjalan di sisinya.
"Seterah ... gue mah ngikut aja." Rhea.
"Gue gak tau, nunggu Doni ngajakin malem mingguan enggak ke gue." Khey terlihat manyun.
"Ck ... palingan Doni gak ada waktu buat lo. Bentar lagi kan ada banyak kegiatan pelepasan kelas dua belas, pasti dianya sibuk buat bikin persiapan banyak acara." gerutuan Alya sontak membuat Khey mendesah.
"Al ...." Rhea menyenggol bahu Alya karena gadis itu tanpa sengaja mengucapkan kata - kata yang membuat Khey terlihat kesal.
Hehehehe ... Alya cecengiran.
"Tapi emang bener kan Rhe ... Doni pasti sibuk banget sekarang. Gak ada acara aja dia sibuknya ngalahin presiden yang mesti mengatur para menterinya, apalagi sekarang ... Gak bakalan ada waktu buat ngajakin elo malem mingguan, iya kan Khey?!" Alya benar - benar tidak peka dengan kondisi.
Khey mendengus. "Tauk."
"Hai cantik ...!" seruan Fabian terdengar menyapa ramah pada ketiga gadis yang berjalan beriringan tersebut.
Eh bukan pada mereka bertiga sih, melainkan pasti pada si cantik Khey yang sebenarnya sudah teken.
Tidak ada sahutan dari ketiga gadis yang bersahabat tersebut, akan tetapi sapaan ramah Fabian itu malah membuat mood Khey semakin memburuk. Karena bisa dilihat jika wajah Khey saat ini tertekuk kesal.
Namun memang dasarnya Fabian yang tidak peka atau memang sengaja tidak memekakan diri, dirinya tetap memberikan senyuman yang mengembang pada bibirnya.
"Cantik - cantik kok gak bisa ngomong sih, gak bisa apa jawab sapaan cowok ganteng kek gue ini ...?!" ucap Fabian dengan wajah memelas yang dibuat - buat.
"Ck ... ganteng dari hongkong ... cowok burik kek elo mah kagak level sama kita - kita!" Rhea berucap sarkas pada Fabian.
Sedangkan Alya dan Khey mencebik menatap Fabian sekilas lalu memberikan jempol pada Rhea yang berkata dengan nada mengejek pada Fabian.
"Yee ... cakep kek oppa korea kek gini dibilang burik." ucap Fabian memang dasarnya pedenya kebangetan tidak terima.
Tapi memang sebenarnya Fabian itu cakep, murid perempuan di SMU Gama sebenarnya juga banyak yang suka sama dirinya. Namun Fabian tetap lah Fabian yang hanya selalu tertarik pada Khey, dan dirinya tidak pernah peduli dengan para murid di sekolah yang memujanya.
"Cihh ... oppa korea lo bilang!! Oppa korea mah necis gak slengekan kek elo, baju kumel gak pernah disetrika gitu wae bangga. Jauh - jauh dari gue lo!!!" Khey berdecih dengan kesal sembari bersidekap dada.
"Gue kan orangnya gak sombong, gak suka pamer kegantengan gue ... makanya gue dandan kek gini, biar gue gak dideketin sama cewek - cewek yang cuma demen tampang sama uang. Tar kalau gue dandan necis terus banyak cewek deketin gue, yang ada elo bakal makan ati karna cemburu Khey." Fabian masih saja pede.
Khey, Alya dan Rhea membelalakkan mata lebar setelah mendengar ucapan Fabian, kemudian ketiganya saling bertukar pandangan. Dan setelahnya mereka bertiga tertawa terbahak - bahak akan ucapan Fabian barusan.
"Kok pada ketawa sih ... ada yang lucu emang?!" Fabian cengo.
Ketiga sahabat cewek itu menghentikan tertawanya, kemudian memandang Fabian. "Elo yang lucu ... ogeb!!" Khey, Alya, dan Rhea berucap hampir bersamaan kemudian tertawa terpingkal hampir bersamaan.
Fabian menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, "Gue lucu ya ... emang sih wajah gue itu imut bin menggemaskan. Jadi wajar aja kalau kalian bilang lucu hehehehe ...." Fabian tersenyum dibuat semanis mungkin.
Hoekk ...
Khey dan kedua sahabatnya seolah ingin muntah mendengar ucapan narsis Fabian.
Rhea benar - benar tidak mengerti jalan pikiran cowok tengil di depannya. Bagaimana bisa cowok itu tetep saja kepedean dan tidak punya rasa sakit hati sama sekali, padahal sudah berkali - kali mendapatkan ejekan dari mereka.
"Fab ... hati lo terbuat dari apa sih, elo gak marah gitu sama kita??" heran Rhea.
"Hati gue mah terbuat dari baja ... tahan pukul, apalagi kalau cuma pukulan lembut neng cantik Khey ... gue mah mampu bertahan, gak perlu pinjem perisai kapten amerika." ucapan Fabian disertai kekehan kecil.
Khey dan Alya memutar bola mata mereka malas, sedangkan Rhea menaikkan kedua alisnya tercengang lalu menggelengkan kepalanya berulang.
"Pede banget elo ya Fab ... gak nyangka gue ..." Rhea masih saja heran melihat reaksi cowok tengil di depannya.
Fabian menarik kerah leher seragam sekolahnya.
"Cowok ganteng mah selalu pede ..." Fabian menaikturunkan sebelah alis matanya sembari memandang ke arah Khayyara.
Lagi Khey memberikan reaksi seolah ingin muntah setelah mendengar ucapan narsis Fabian.
"Hei Fab ... elo kan ganteng ya kan ...?!" Alya menoel lengan si Fabian tengil.
Fabian pun dengan narsis memberikan senyuman manis pada Alya dan menarik kerah leher seragamnya ke atas sembari berucap kata. "Iya dong ... gue emang ganteng dari orok Al ...."
"So ... karena elo udah ganteng dari orok, gak usah deh gangguin Khey yang udah teken. Cari sono cewek lain, tinggal tunjuk pasti juga bakalan mau sama elo yang ganteng ini. Dan lagi elo gak perlu ada saingan ... iya gak girls ...?!" Alya menatap kedua temannya bergantian untuk meminta persetujuan.
Khey dan Rhea menganggukkan kepala tanda setuju.
"Bener tu kata Alya Fab, jadi elo gak bakal repot - repot menyingkirkan pesaing." Rhea berucap dengan masih manggut - manggut membenarkan ucapan sahabatnya yang sedikit lemot itu ternyata dapat memberikan petuah cemerlang juga.
Fabian mengibaskan telapak tangannya berdecak, "Ck ... kalian salah. Justru gue lebih memilih nyepik neng Khey yang cantik ini meskipun dia udah teken, daripada cewek - cewek jomblo di luar sana."
"Loh kok gitu sih Fab ... masih banyak lo cewek - cewek jones cakep yang pasti mau sama lo yang ganteng kek oppa - oppa korea ini. Trus elo bisa dengan mudah ngedapetin salah satu dari mereka tanpa harus repot - repot cari musuh." Alya heran dengan keukeuhnya Fabian.
"Gue kasih tau ya ... kalau gue ngedeketin cewek - cewek bebas di luar sana, saingan gue banyak gak bisa kehitung. Gue bakalan membutuhkan tenaga ekstra buat ngedapetin mereka." Fabian.
"Ngaco lo Fab ... ya enggaklah, elo gak bakalan punya saingan orang mereka cewek bebas kok. Kalau lo masih ngeyil buat ngedapetin Khey, justru elo harus bersaing sama si ketos Doni. Berat men ...." Rhea semakin heran dengan jalan pikiran si tengil Fabian.
Khey hanya memandang malas perdebatan antara Fabian dan kedua sahabatnya dengan bersidekap dada.
"Gue gak ngaco, dengerin ya ... Kalau gue nyepik cewek di luar sana saingan gue banyak karena pasti banyak yang suka sama cewek itu. Tapi kalau gue nyepik si cantik Khey ...," Fabian menjeda ucapannya sembari mengedipkan sebelah matanya pada Khey.
Khey pun mencebik dengan menggedikkan bahunya seolah tidak suka dengan sikap Fabian yang menurutnya amat sangat menyebalkan.
"Gue hanya ada satu pesaing ... yaitu; si ketos sombong gak punya hati itu ...."
Sontak ucapan Fabian tersebut membuat ketiga cewek di depan Fabian melongo dengan jalan pikirannya yang aneh menurut mereka.
Bahkan Khey membulatkan kedua bola matanya seakan tidak terima jika si ketos tampan kekasihnya tersebut disebut sombong dan gak punya hati oleh Fabian yang selalu saja menganggunya tersebut.
😍😍😍😍
My beloved readers, tengyu so much for :
Like 👍🏻
Vote 🔖
Rate ⭐⭐⭐⭐⭐
Komen 💋
Tambahkan favorit ❤
Salam halu dari author yang narsis abishh 💃🏻💃🏻💃🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Yusni Ali
Apakah benar Fabian suka sama Khey atau dia punya tujuan lain .
2022-11-08
2
༄༅⃟𝐐•ωαƒєяqυєєη❤💜
hrsnya Khey selidiki Doni itu beneran sibuk krn mjd ketos atau sibuk krn hal lain...🙄🙄
2022-02-10
1
Elizabeth Zulfa
apa si Doni macaron khey cuma boongn kali ya mangkanya g se agresif kyak dia sblm pacaran ma khey.. bhkan liat khey digodain fabian aja dia msih acuh + cuek aja loooch..
2021-08-25
2