"Apaan sih Rell ... sakit tauk tangan gue." Fabian cemberut sambil mengusap pergelangan tangan kanannya dengan tangan kiri saat Farrel telah melepaskan cekalan tangannya dan mendudukkan diri mereka pada bangku yang terletak di pojok kantin.
"Najis gue liat muka lo manyun kek bencong kurang belaian gitu!" Farrel bergidik.
"Emang beneran sakit Rell ... sakit tangan gue juga ati gue." Fabian menepuk dadanya yang telah duduk pada bangku yang berhadapan dengan Farrel.
"Ceeh ... dasar muka tembok lo, gak punya malu, gak punya harga diri!!! Jelas - jelas lo udah ditolak sama Khey masih wae ngekor. Kek gak ada cewek laen aja!" Farrel sebal dengan tingkah Fabian yang menurutnya merusak harga diri kaum adam.
"Elo tu cowok ... di mana harga diri lo ...?! Lagian ya Muka lo tu cakep, gak jelek - jelek amat. Asal lo mau dikit wae merapikan penampilan lo yang berantakan itu, elo bisa dapetin cewek yang lebih segalanya dari Khey. Lo tu sebenernya lebih cakep daripada Doni bro ...."Farrel berucap dengan nada kesal.
"Hehehehe ... tau aja lo kalo gue emang cakep." Fabian menegakkan dagu dengan ibu hari serta telunjuk membentuk pistol di bawah wajahnya menghadap Farrel.
"Njiirr ... kumat narsisnya." Farrell mencebik semakin kesal.
"Rell bagi resep dong biar Khey mau sama gue!" Fabian menggoyangkan tangan Farrel memohon.
Membuat Farrel menatap tajam pada Fabian. "Elo itu begok ato gimana sih, bebal banget ye otak lo. Dibilangin suruh cari cewek lain jugak!!" Farrel benar benar merasa kepalanya mendidih sekarang.
"Elo bilang gue lebih cakep daripada Doni kaaan ... mangkenye gue berusaha gaet Khey biar mau sama gue dan ninggalin Doni Rell." Masih saja Fabian gak peduli dengan kemarahan Farrel. Padahal kalo saja terlihat, pastinya api sudah berkobar - kobar di pucuk kepala Farrel.
Pluk.
Farrel menimpuk kepala Fabian dengan topi yang tadi bertengger di kepalanya. "Dasar otak udang lo!"
"Auww ... sakit Rell!" Pekik Fabian memberengut sambil mengusap kepala yang ditimpuk topi oleh Farrel.
"Makane punya otak di asah biar begok lo ilang. Percuma punya otak eistein tapi begok soal cewek." Farrel berucap sarkas.
Lagi - lagi Fabian tersenyum cengegesan hingga memperlihatkan deretan giginya yang putih bersih.
"Gue laper neh ... mau pesen siomay, elo mau apa?" Farrel beranjak dari tempat duduknya.
"Samain wae ... sama teh anget ya Rell".
Sepeninggal Farrel, Fabian membuka ponselnya untuk mulai bermain games di ponselnya.
Beberapa saat setelahnya Farrel pun datang dengan kedua piring siomay di tangannya.
"Nih ... buruan makan." Farrel menyodorkan salah satu piring siomay ke hadapan Fabian.
"Tanks brother ...." Fabian meletakkan ponselnya kemudian meraih sendok pada piring siomaynya.
"Ini teh anget sama jeruk angetnya mas." ucap Pak Asep penjual siomay di kantin sekolah dengan tersenyum.
"Oh iya Pak, makasih." Fabian berucap sopan sambil menerima teh anget kemudian menggeser gelas jeruk anget ke depan Farrel dengan tak lupa memberikan senyum pada Pak Asep.
"Sama - sama Mas Bian." balas Pak Asep kemudian berlalu meninggalkan meja Fabian dan Farrel.
"Bian ...," Farrel memanggil nama teman yang masih menyelesaikan makannya.
"Hemmm"
"Elo beneran yakin cinta sama Khey??" tanya Farrel menyelidik.
Fabian mengangguk sambil menyuapkan potongan siomay yang terakhir pada mulutnya.
"Apa yang bikin elo suka sama Khayyara?"
"Semua lah ... dia itu cantik luar dalem Rell. Mata lo gak bisa liat apa??!!"
"Ceh ... pandangan mata orang jatuh cinta sama enggak itu beda, gak bisa disamain. Elo bilang cantik karena elo udah dibutakan sama yang namanya cinta. Beda sama pandangan mata gue, mata gue lebih realistis Yan ...." Farrel lagi - lagi berdecih mendengar jawaban dari sahabatnya itu.
"Mangkenye jatuh cinta lo ... biar mata lo buta kek gue hehehehe ...." Fabian terkekeh.
"Sialan lo ... ngarepin mata gue buta." Farrel menoyor pelan bahu Fabian.
"Khey emang cantik Yan ... wajah Khey dilihat dari sudut manapun tetep sempurna untuk ukuran cewek." Farrel berucap sambil memandang Khey sesaat yang masih asyik bercengkerama dengan kedua sahabatnya di kantin.
Pandangan mata Farrel pada Khey pun tertangkap oleh Fabian.
"Tu kan ... bener kan kata gue, Khey emang cantik. Semua cowok di sekolah juga pasti mengakui itu, termasuk gue sama elo. Tapi elo jangan nikung gue Rell ...." Fabian.
"Ck ... mengakui kecantikan bukan berarti jatuh cinta kek elo. Dan lagi gue gak bakalan nikung temen sendiri, meskipun di dunia ini hanya ada cewek satu - satunya milik elo ...." Farrel menyentil dahi Fabian.
"Shit ... perasaan elo KDRT mulu dari tadi ke gue." gerutu Fabian sambil mengusap dahinya.
"Elo seh nyebelin banget jadi cowok. Dibilangin susah, ditegur ngambek, dimarahin manyun. Udah kek anak perawan lagi PMS wae lo." Farrel sarkas.
"Hehehe ...." Fabian cengengesan.
"Elo kalo ngomong udah kek emak - emak komplek wae Rell."
"Biarin ... emak - emak maha bener ...." Farrel terkekeh.
"Tapi elo mengakui kan kalo Khey itu cantik Rell?!"
Farrel mengangguk. "Tapi gue gak cinta ya sama dia, inget itu!"
"Iye...iye...gue tau selera lo."
"Emang selera gue kek mana?" Farrel.
"Yang alus, pendiem gak cablak mulutnya. Kek putri Solo kan, syukur syukur berhijab. Iye kan ... kan ... gue bener kan ...?!!", Fabian menebak selera cewek Farrel.
"Cih sok teu lo!"
"Ya teu lah ... kita kan best friend." ucap Fabian yakin.
"Elo yang nganggep gue best friend, gue mah biasa wae. Hehehehe ...." lagi Farrel terkekeh.
"Sialan lo Rell ... cinta gue bertepuk sebelah tangan dong. Gak elo gak Khey sama sama bikin ati gue potek ... hiks" Fabian mendrama.
"Gak usah drama lo, gue gak mau ditangkep hansip buat tanggung jawab bikin anak perawan nangis." lagi Farrel menoyor bahu Fabian, kali ini lebih keras.
"Aduh ... gue laporin ke kak Seto lo!" ucap Fabian mengaduh sambil menegang bahunya.
"Salah kamar lo, yang bener lapor ke KUA pasal KaDeeRTe. Kak Seto mah perlindungan anak dodol."
"Komnas perlindungan perempuan juga di urusi sama kak Seto." Fabian ngeyel.
"Cih ... emang lo perempuan ...?! Ga jelas banget seh lo!!" Farrel berdecih.
Ngomong sama Fabian emang gak ada titiknya, ada wae kata yang diucapkan oleh cowok bermuka baby face yang tidak pernah menghilangkan senyum di bibirnya tersebut.
Fabian tertawa.
"Siomay Pak Asep emang top markotop ya Rell ...."
"Hemm ..." Farrel menyahut pendek lalu menyesap jeruk angetnya.
"Elo yakin beneran suka sama Khey ...? Bukan karena iseng doang ...?!" Farrel sedikit meragukan rasa suka Fabian pada gadis yang bernama Khayyara tersebut.
Fabian terdiam sesaat, memang teman sekaligus sahabat yang duduk di depannya ini sulit untuk dibohongi. Feellingnya terlalu kuat, namun Fabian belum bisa mengatakan kebenarannya.
"Iyalah ... Mosok ada rasa suka bohongan seh Rell." Fabian terpaksa berbohong, dirinya tersenyum geli melihat mimik muka Farrel yang mengerut dan memandangnya menyelidik.
Meski rasa suka Fabian pada Khayyara adalah hanya sebatas ingin melindungi gadis itu, namun Fabian belum bisa bicara jujur pada Farrel sahabatnya.
"Tapi kok gue gak percaya ya ...." Farrel menautkan kedua alis mata seolah berfikir.
"Tar kapan - kapan gue ceritain ke elo, sebuah rahasia ... kenapa gue kek gini sama Khey." Fabian berucap di sela suapan siomay ke dalam mulutnya.
😍😍😍😍
Readers senang author pun riang😉😉😉😉
My beloved readers, tengyu so much for :
Like 👍🏻
Vote 🔖
Rate ⭐⭐⭐⭐⭐
Komen 💋
Tambahkan favorit ❤
Salam halu dari author yang narsis abishh 💃🏻💃🏻💃🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Yusni Ali
Mungkin Fabian tahu rahasia nya Doni
2022-11-07
1
Sridarti Sridarti
hee.. seru ny...
2022-07-23
1
Heni Moel Yana
mulai menarik nih ,ada bikin penasaran..🤔🤔
2022-03-11
1