Terdengar suara motor yang berhenti di depan rumah Selomita. Kemudian Dido memarkir motornya di pinggiran pagar, yang terbuat dari bilahan bambu.
"Assalamu'alaikum," ucap Dido memberikan salam.
"Wa'alaikumsalam," jawab Mak Inah dan langsung membuka pintu rumahnya.
"Permisi, ada Selomita?" Tanya Dido
"Selomita sedang ke warung untuk ambil setoran keripik," kata Mak Inah. "Ada perlu apa?" Tanya Mak Inah.
"Saya hanya ingin memberikan ini untuk Selomita," kata Dido memberikan bungkusan berisi jeruk dua kilo.
"Kamu teman Selomita?" Tanya Mak Inah.
" Iya," jawab Dido seraya menganggukkan kepalanya.
"Teman sekolah?" Tanya lagi Mak Inah yang penasaran .
"Saya baru berkenalan kemarin," Kata Dido.
Mak inah bingung dengan perkataan Dido. "Selomita kenal kamu dimana?" Tanya Mak Inah menyelidiki kemudian Dido di persilakan masuk untuk duduk di kursi.
"Silakan duduk, Nak!" Kata Mak Inah.
"Baik, Bu!" Jawab Dido melanjutkan pembicaraan nya. "Kemarin Selomita mengantarkan saya pulang," kata Dido
"Mengantar kamu pulang!" Kaget Mak Inah.
"Maaf Bu, jangan salah paham. Selomita mengantarkan saya pulang karena saya kesasar," jelas Dido.
"Memang rumah mu dimana?" Tanya Mak Inah
"Di ujung desa ini, Bu!" jelas Dido.
Dido takut jika dia menyebutkan nama bapaknya, maka Ibu nya Selomita akan menyuruh nya pulang. Karena kemarin Selomita mengatakan, kalau bapaknya tidak suka dengan orang miskin.
Kemudian terlihat Selomita yang sudah di depan rumah.
"Kamu sedang apa disini?" Kaget Selomita melihat kehadiran Dido dirumahnya.
"Aku membawakan buah jeruk untuk mu," kata Dido
"Kau pikir aku sariawan!" Kata Selomita dengan nada suara ketus.
"Selo, kamu gak boleh kasar gitu!" kata Mak Inah.
Kemudian Selomita pun masuk ke dalam kamarnya. Dido sangat terlihat santai dengan sikap Selomita, apalagi dengan kejutekannya. Hal ini yang membuat Dido semakin penasaran ingin lebih dekat dengan Selomita.
Tiba-tiba dari arah depan pintu, melintas Rina yang sedang berjalan. Rina melihat ada motor matic keluaran terbaru yang terparkir di rumah Selomita. Dia menjadi penasaran, siapa tamu yang berkunjung, apakah rentenir yang akan menagih utang. Mata Rina terus menyelidik.
Betapa terkejutnya Rina melihat Dido, pemuda tampan yang dia taksir berada di rumah Selomita. Kemudian Rina membetulkan rambut dan bajunya, bermaksud untuk masuk menyapa Dido.
"Tok, tok, tok..." Rina mengetuk pintu rumah Selomita.
" Sel!" Rina memanggil Selomita dan berpura-pura tidak mengetahui keberadaan Dido.
Dido tak menghiraukan kedatangan Rina, yang mengetuk pintu.
"Eh, ada Mas Dido! Sejak kapan datangnya?" Tanya Rina yang memang tujuannya untuk mendekati Dido.
"Sudah dari tadi," jawab Dido acuh.
"Rina, ada apa?" Tanya Selomita yang baru saja keluar dari kamarnya.
"Aku, aku..." jawab Rina yang menjadi salah tingkah, lalu melirik ke kanan kirinya mencari alasan.
"Aku apa?" Tanya Selomita dengan nada ketus.
"Aku mencari Romi , apakah main sama Fatur?" tanya Rina.
" Fatur lagi ngaji dan belum pulang dari musholah." kata Selomita.
" Oh, ya sudah. Ada Mas Dido, kok dicuekin, Sel?" Tanya Rina.
"Dia hanya ingin membawakan aku jeruk, lalu langsung pulang," kata Selomita dengan nada suara terburu-buru. "Iya 'kan, Do?" Kata Selomita yang langsung menarik tangan Dido dan membawanya ke depan pintu.
"Eits, kasian Mas Dido jauh-jauh datang kesini kamu suruh pulang," Kata Rina yang menarik tangan Dido dan kembali mendudukkan di kursi.
" Ya sudah, kamu temani saja dia," Kata Selomita yang ingin masuk ke kamarnya.
Kemudian dengan sigap Dido memegang tangan Selomita. " Baiklah aku akan pulang." Kata Dido yang memang sudah risih dengan kehadiran Rina.
Kemudian Dido mengambil kunci motor nya, " Salam buat ibu mu." Kata Dido yang berjalan menghampiri motor nya yang terparkir di depan rumah Selomita.
Rina sangat kecewa dengan kepergian Rido yang berlalu begitu saja.
Kemudian Dido menyalakan mesin motor nya dan pergi meninggalkan rumah Selomita.
Aku tidak tahu, kamu tanya saja sendiri sama Dido." Kata Selomita yang langsung masuk kerumahnya.
Rina pun kembali kerumahnya dengan wajah yang kesal.
RUMAH DIDO
Dido pun sampai di rumahnya, wajah Selomita masih terus terbayang di ingatannya. Dido ingin bertanya kepada bapaknya soal pernyataan Selomita kemarin. Dia ingin meyakinkan kalau bapaknya tidak akan pilih-pilih dalam bermasyarakat.
Dido menghampiri bapaknya yang berada di bangku tempat biasa dia bersantai. Terlihat ada beberapa macam aneka gorengan dan secangkir kopi yang tersaji di atas meja.
" Pak. " Sapa Dido.
" Apakah kamu sudah mengecek semua ladang milik Bapak?" Tanya Pak Condro.
" Sudah, Pak." jawab Dido, " Pak, Dido ingin bertanya sesuatu" Kata Dido yang sudah duduk di samping kursi Pak Condro.
" Mau bertanya apa?" Kata Pak Condro.
Dido sedikit ragu untuk mengatakannya, " Apakah Bapak tidak suka bergaul dengan orang miskin?" Tanya Dido dengan nada suara terbata-bata.
" Siapa yang mengatakan itu kepada mu?" Tanya Pak Condro.
" Ti, tidak ada. Hanya saja aku harus tahu tentang sikap Bapak kepada orang di desa ini?" Jelas Dido.
" Sebaiknya kamu harus berperilaku sama terhadap semua orang." Kata Pak Condro." Apa ada yang mengusikmu?" Tanya Pak Condro.
" Tidak, Pak" jawab Dido." Aku masuk kamar dulu dan mau mandi "
" Hmm" jawab Pak Condro yang sedang membalikkan surat kabar yang di pegangnya.
Dido pun masuk kedalam kamarnya dan langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Dalam benaknya, dia semakin penasaran dengan perkataan Selomita.
RUMAH SELOMITA
" Mak, besok hari minggu. Apa mamak mau bikin keripik sekarang?" Tanya Selomita.
" Malam ini mamak mau istirahat, karena tadi mamak harus membantu nandur sawah Pak Yudi " jawab Mak Inah.
" Oh iya, Mak. Besok sore aja kita bikin keripiknya.' Kata Selomita.
" Kau tidak makan jeruk yang dibawa oleh temanmu?" Tanya Mak Inah.
" Mamak saja yang makan " jawab Selomita.
" Yang separuh sudah di makan oleh Fatur dan Sarina." Kata Mak Inah.
" Makan saja Mak, aku ingin tidur." Kata Selomita yang langsung menuju tempat tidur.
Malam begitu sunyi, udara sangat dingin. Burung hantu mulai bernyanyi diiringi suara kodok dan jangkrik saling bersahutan. Rumah Selomita memang di kelilingi dengan pepohonan.
*****
" Kukuruyuk,,, " suara ayam jantan sudah berkokok.
Suara azan terdengar sudah memanggil menandakan waktunya subuh.
Selomita pun bangun dan langsung melaksanakan solat subuh di rumahnya.
Pagi ini Selomita melakukan aktivitas berolahraga, dia sudah rapi mengenakan baju olahraga dan memakai sepatu. Dengan rambut hitam panjang yang sudah terikat dia mulai melangkahkan kaki menuju area persawahan. Karena di sekitar jalan area persawahan terlihat matahari pagi yang baik untuk kesehatan.
Kakinya terus berlari kecil mengitari daerah persawahan.
" Sel " Sapa salah seorang pemuda yang bernama Heri.
" Hey, Her " jawab Selomita sambil tersenyum.
Kemudian Heri pun mengikuti Selomita yang sedang berlari-lari. Heri adalah salah satu pemuda yang suka dengan Selomita. Cinta nya tidak terbalaskan oleh Selomita, karena Selomita bilang kepadanya untuk fokus dalam belajar. Tetapi Selomita tetap menganggapnya teman baik dan tidak menjauhi Heri.
Selomita adalah gadis yang ramah kepada semua orang, apalagi kepada para pemuda yang sudah menyatakan cinta kepadanya.
Selomita hanya ingin mencapai cita-citanya dan membahagiakan keluarganya.
Dari jauh terlihat Dido yang sedang berjalan dengan bapaknya. Bapaknya biasa berjalan pagi mengitari daerah persawahan miliknya.
" Selomita." Gumam Dido.
-
* Sekian dulu, cek episode berikutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments