Bab 3

" Kamu temannya, Selomita?" Rina menyapa Dido sambil tersenyum.

" Iya," jawab singkat Dido

" Seperti nya aku baru melihat mu, apa kamu bukan orang desa ini?" tanya Rina sambil memperhatikan Dido dari ujung kaki hingga kepala.

" Aku orang desa ini, tetapi lama di kota," jawab Dido.

" Oh, kamu orang kota." Rina mulai antusias mendekati Dido

" Nama orang tua mu siapa? Aku kan kenal semua penduduk desa ini," kata Rina.

Dido sedikit risih melihat perilaku Rina, yang sangat agresif.

" Maaf, tolong jangan dekat-dekat, " kata Dido yang mundur selangkah.

Kemudian Dido melihat Selomita, yang berjalan ke arah rumah nya.

" Selomita." Dido memanggil Selomita

" Hey, kamu belum pulang?" Selomita terlihat sinis melihat ke arah Dido. Dia takut jika mamaknya mengetahui jika Dido adalah anak dari pak Condro.

" Apa kamu mengusirku?" Dido sedikit tersinggung dengan ucapan Selomita.

" Untuk apa kau berlama-lama di rumahku?" Selomita bertanya dengan nada ketus.

Kemudian Rina menyela pembicaraan mereka." Sel, temanmu tinggal dimana?" 

" Kamu tanya saja sama orang nya! " kata Selomita.

"Dia tidak menjawab pertanyaan ku dari tadi," cetus Rina

" Dia anak, pak Condro." Selomita menjawab dengan suara yang pelan.

" Hey, kenapa kau memberitahukan dia. " Dido terlihat kesal lalu dia langsung menyalakan mesin motornya kemudian pergi meninggalkan rumah Selomita.

"Kenapa dia marah, Sel?" tanya Rina.

"Aku tidak tahu, Rin. Sebaiknya kau tanyakan saja sama dia," kata Selomita yang langsung masuk ke dalam rumahnya.

" Wajahnya tampan sekali, aku harus memiliki nya," batin Rina

****

Malam pun tiba, Selomita masih sibuk menggoreng singkong untuk dijadikan keripik. Mak Inah pun menghaluskan bumbu untuk membuat sambal balado. Keripik singkong yang sudah digoreng dipisahkan menjadi dua baskom. Baskom yang satu dengan bumbu asin yang hanya di taburi garam, sedang kan baskom yang satu di beri bumbu sambal balado pedas manis. Setelah dimasukkan kedalam kantong kecil, Selomita merapatkan nya dengan api dari lilin yang kemudian direkatkan dengan tangannya.

Malam sudah sangat larut, terdengar suara jangkrik dan nyanyian kodok kemudian menyusul suara tokek. Begitu banyak suara hewan pada saat malam hari di desa tempat Selomita tinggal. Rumah yang terbuat dari bedeng bambu membuat udara angin malam pun masuk. Bila malam keluarga mereka tidak perlu menyalakan AC, karena memang udara sudah sangatlah dingin. 

Suara kentongan dari hansip yang ronda malam sudah terdengar melewati rumah Selomita. Waktu menunjukkan pukul dua belas malam. Selesai sudah empat kantong keripik dengan bungkusan besar dan terdapat sejumlah bungkusan kecil didalamnya.

"Mak, Selomita tidur dulu ya," ucap Selomita yang langsung bergegas menuju kamarnya.

"Ya, besok kamu harus berangkat pagi. Biar Mamak yang merapikan." Mak Inah merapikan peralatan bekas memasak.

Selomita melihat kedua adiknya sudah tertidur, kakaknya tidak tinggal di rumah. Fania kakaknya Selomita, memilih tinggal di rumah kost yang berada di luar kota untuk kuliah dan bekerja. Setiap bulan kakaknya selalu mengirimkan uang untuk tambahan belanja Mak Inah.

" Kukuruyuk..."

Terdengar suara ayam jantan berkokok, saling bersahut-sahutan.

Udara pagi di desa tempat Selomita sangat lah dingin, rasanya seperti air es. Selomita pun memasak air untuk mandi, selesai mandi Selomita langsung melaksanakan solat subuh. 

Selomita pun kembali ke aktivitas nya yang harus berangkat sekolah lebih pagi agar tidak terlambat sampai sekolah. Derap langkah kakinya begitu semangat dengan membawa ransel di pundaknya dan dua kantong kresek berisi keripik singkong seukuran besar yang melingkar di tangannya. 

Berat, memang berat bagi anak gadis yang manja. Tetapi bagi Selomita itu hal biasa karena dia menyadari kondisi keuangan kedua orang tua nya. Kakak nya memang selalu mengirimkan uang saat pergantian bulan, tetapi hanya cukup untuk membeli kebutuhan selama beberapa hari saja.

" Hey, Sel!" sapa laki-laki yang mengendarai motor matic keluaran terbaru.

" Hey, Do!" jawab Selomita sambil melihat pemuda yang sudah berada di sebelahnya.

" Kamu mau, sekolah?" Dido bertanya pada Selomita.

" Iya," jawab Selomita seraya mengulas senyum.

" Sepagi ini?" Dido heran melihat Selomita yang berangkat sekolah sangat pagi sekali.

" Iya," jawab singkat Selomita.

" Mau, aku antar?" Dido menawarkan tumpangan kepada Selomita.

"Tidak usah, aku sudah biasa berjalan kaki."  Selomita menolak tawaran dari Dido kemudian dia melangkahkan kakinya, meninggalkan Dido.

"Tetapi barang bawaan mu cukup banyak, apa tidak keberatan?" Dido menahan tangan Selomita. Dia melihat di kedua tangan Selomita, terdapat dua kantong plastik berwarna hitam yang melingkar.

"Sudah hampir siang, nanti aku akan terlambat," kata Selomita yang langsung mempercepat langkah kakinya.

"Hey, ayo aku antar!" Dido memaksa. "Pakai helm ini, akan aku antar sampai ke sekolah mu."

"Jangan terlalu akrab dengan ku," ucap Selomita dengan nada ketus.

" Memangnya, kenapa?" Dido terlihat mengerutkan keningnya.

" Bapakmu, tidak suka dengan orang miskin seperti aku," jawab Selomita.

" Ah, masa?" kata Dido yang meragukan perkataan Selomita.

" Tolonglah, aku tak ingin berurusan dengan orang kaya seperti mu," kata Selomita yang langsung mempercepat langkahnya.

" Aku kan hanya ingin berteman," pinta Dido penuh harap.

" Sudah lupakan, cari yang lain saja. Aku banyak urusan." Selomita langsung berjalan cepat dan meninggalkan Dido yang diam terpaku di atas motor nya.

Sikap Selomita yang acuh terhadap nya, membuat Dido semakin penasaran dan ingin mendekati nya.

Kemudian Dido melajukan motornya, ke arah ladang yang akan di panen. Bapaknya yaitu Pak Condro, menyuruhnya mengawasi ladang tersebut.

Dido masih penasaran, dengan apa yang dikatakan oleh Selomita tentang bapaknya. Apakah benar, bapaknya tidak suka jika dia berhubungan dengan orang miskin? Pertanyaan itu masih bergelayut manja di pikiran nya.

Gadis-gadis yang berada di ladang, langsung menghampiri Dido. Tanpa malu-malu, mereka memperkenalkan diri masing-masing.

" Kamu anaknya, Tuan Condro?" Salah seorang gadis bernama Yuniar memperkenalkan diri. Dia merupakan anak salah satu dari pekerja, yang berkerja di ladang milik Pak Condro

" Iya, " jawab Dido dengan sikap acuhnya.

" Kenalkan aku Yuniar, " Kata Yuniar yang kemudian disela oleh salah seorang temannya lagi.

" Aku Niken," sela gadis yang bernama Niken sambil mengulurkan tangannya.

" Maaf, saya lagi kerja. Tolong jangan ganggu dulu." Dido berucap dengan nada angkuh.

Gadis-gadis yang mau berkenalan dengan Dido, merupakan teman Selomita yang kini sudah putus sekolah. Mereka lebih memilih bekerja, untuk membiayai kebutuhan nya. 

Biasanya gadis-gadis di kampung tempat Selomita tinggal, tidak semua mau sekolah. Bagi mereka kalau sudah bisa mencari uang, untuk apa sekolah. Dalam benak mereka, anak gadis kerjaannya pasti ke arah dapur juga.  

Lain hal dengan Selomita, yang ingin bersekolah dan ingin mengejar cita-cita nya. Bagi nya pendidikan yang utama, karena dia ingin membahagiakan kedua orang tuanya, agar bisa menjadi anak yang sukses.

Matahari sudah mulai tenggelam, Dido sudah menyelesaikan tugas nya mengawasi para pekerja. Kemudian dia pun melaju kan motor nya. Saat di pertengahan jalan Dido melihat ada tukang jeruk, yang menjajakan jualannya. Kemudian Dido membeli, dua kilo buah jeruk . Dia ingin mampir ke rumah Selomita dan memberikan buah jeruk kepadanya.

Sekian dulu ceritanya, ikuti episode berikutnya.

Dukung terus Author ya para reader, Like, vote dan komentarnya membuat author menjadi semangat dalam mencari inspirasi.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8: Istri Pak Condro
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70 ️
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121 (Ekstra part)
122 Bab 122 ( Extra part)
123 Bab 123 ( Extra part)
124 Bab 124 ( Extra part)
125 Bab 125 (Extra part)
126 Bab 126 (Extra part)
127 Bab 127 (Extra part)
128 Bab 128 (Extra part)
129 Bab 129 ( Extra part)
130 Bab 130 (Extra part)
131 Bab 131 (Extra part)
132 Bab 132 (Extra part)
133 Bab 133 (Extra part)
134 Bab 134 (Extra part)
135 Bab 135
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8: Istri Pak Condro
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70 ️
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121 (Ekstra part)
122
Bab 122 ( Extra part)
123
Bab 123 ( Extra part)
124
Bab 124 ( Extra part)
125
Bab 125 (Extra part)
126
Bab 126 (Extra part)
127
Bab 127 (Extra part)
128
Bab 128 (Extra part)
129
Bab 129 ( Extra part)
130
Bab 130 (Extra part)
131
Bab 131 (Extra part)
132
Bab 132 (Extra part)
133
Bab 133 (Extra part)
134
Bab 134 (Extra part)
135
Bab 135

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!